Minggu, 26 September 2010

Ideologi, Sikap dan Otak Ahmad Dhani

 Bagi orang-orang terdekatnya, Ahmad Dhani adalah muara dari beragam ide. Entah ide asli atau adaptasi. Otaknya tidak pernah berhenti untuk menghasilkan sesuatu. Di media sosoknya lekat sebagai pribadi arogan yang “asal” berbicara tentang apa saja. Di mata saya, Ahmad Dhani masih sama saat saya mengenalnya 7 tahun lampaui penuh logika, jujur, dan meledak-ledak saat memberi jawaban. Tipikal arek Suroboyo.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3Ml9Kcj9nzUWCANAc9wnPUU5igVZgdELK4Ag7QlmZpf1QbIeicznInwPjz7xlfhJhVOI2PjBhiTGfXwtLvauml3-hvr6aO1AX6vBPMJujwiv_ORZnLEWvwSWIkIxj-jdVvADP1G2G39s/s1600/86431_ahmad_dhani.jpg


Ada sebuah fakta menarik soal Ahmad Dhani. Membuat janji interview dengannya itu bisa susah, tapi bisa juga mudah. Janji untuk bertemu dengan Dhani sudah saya siapkan beberapa hari sebelumnya. Saat hari yang dijanjikan tiba saya datang ke rumahnya di kawasan Pondok Pinang, Pondok Indah, Jakarta, untuk foto dan interview akhir April lalu. Saya datang ke rumahnya tepat waktu, tapi ternyata di sana saya malah melihat banyak crew dari sebuah stasion TV, lengkap dengan peralatan tempur mereka. Ada sekitar 20 orang.

Sang pemilik rumah ternyata membuat janji ganda. “Sorry gue lupa hari ini ternyata sudah janji ada shooting,” kata Dhani sambil meminta saya masuk ke rumahnya. Tampak, salah satu putranya, Ahmad Al Ghazali, menemani sang ayah. Al memakai kaos Misfits. Ini pasti pilihan bapaknya. Saat itu Dhani seperti biasa menenteng tiga jenis handphone sambil sesekali menjawab sms atau menerima telepon, kemana dia pergi tiga handphone itu selalu dibawanya. Siang itu Dhani yang memakai kemeja bergaya army, bercelana 3/4 akan di-shooting untuk sebuah program di TV yang bercerita tentang keunikan rumahnya. Rumah itu memang unik, menggabungkan estetika semua budaya. Eropa, Jawa, dan Cina dalam paduan warna emas, hitam, serta merah yang dipadukan dengan gaya acak. Lebih mencengangkan lagi kolam renang berada di posisi paling atas rumah bertingkat empat itu.

Rumah yang menurut Dhani dia sendiri yang menjadi arsitek itu juga berisi banyak ragam hiasan, dari yang klasik sampai moderen. Dari lukisan-lukisan orang dengan gaya sapuan realis sampai beberapa buah instrumen gitar yang dipajang dalam sebuah kotak kaca. Semua digabung. “Rumah seperti saya ini pernah ada di daerah Cirebon tahun 1920-an. Rumah jutawan Cina kalau tidak salah. Saya pernah melihatnya di buku kuno di rumah bang Faiz,” ucapnya datar. Yang disebut bang Faiz oleh Dhani adalah “guru” spiritual atau “teman” diskusi Dhani yang namanya mulai muncul ke permukaan hidup Dhani saat Dewa19 merilis album Bintang Lima. Nama Faiz M kemudian selalu muncul di daftar thanks to paling awal atau bahkan di kredit untuk ide penulisan lirik dan cover album Dewa19.
Saya mulai mencari celah dengan memulai wawancara, tapi tuan rumah tampaknya sudah siap untuk di-shoot. Saya mengalah dan pulang. Interview batal. Ini fakta membuat janji dengan Dhani, itu susah.

Seminggu kemudian Dhani sms saya, “Aku Sabtu dan Minggu ini di Surabaya, mau interview di sana?” Sayang, kali ini giliran saya yang tidak bisa. Dua minggu kemudian dia berjanji untuk datang ke kantor Rolling Stone. Tapi, pagi hari saat waktu dijanjikan tiba, Dhani membatalkan diri, “Sorry gue sakit demam hari ini.” Interview kembali gagal. Saat itu Dhani memang hampir tiap saat waktunya dipenuhi oleh janji dengan puluhan infotaiment yang selalu mengorek tentang hubunganya dengan Maia, istri yang dulu kerap menjadi vokal latar di Dewa19, dan kemudian berubah menjadi mesin pencetak uang saat membentuk Ratu dan menjadi model banyak iklan. Dhani mungkin terlalu letih menghadapi serbuan dari banyak media. Sang arogan bisa sakit juga.

Tapi besoknya Dhani tiba-tiba datang ke kantor Rolling Stone, lengkap dengan beberapa kostum kebesaran yang biasa dia kenakan. Sesi interview pertama akhirnya terlaksana ditemani beberapa gelas kopi dan air putih di ruangan saya. Saya belum pernah melihat Dhani merokok. Entah kenapa, beberapa pertanyaan yang saya ajukan dijawab dengan berdiam diri cukup lama. Dhani tampak berubah. Melunak. Tapi itu cuma di beberapa pertanyaan saja. Selebihnya dia masih arek Suroboyo seperti biasa. Meledak-ledak. Ini bukti kedua, membuat janji dengan Dhani, itu mudah.

Ahmad Dhani selalu saja ada ide untuk meraup rupiah. Saat Ratu dilanda prahara dengan keluarnya Mulan yang disambung dengan tidak harmonisnya hubungan rumah tangga dengan Maia --dan sang tandem paling setia, Andra, sibuk dengan tur Andra & The Backbone-- dirinya menyibukkan diri dengan beberapa proyek: Republik Cinta Artist Management, The Rock, Dewi Dewi, serta The Rock Cafe.

Hanya satu usaha non profit yang juga menjadi propaganda bagi visi dan misi Ahmad Dhani, yaitu bergabung dalam LibForAll Foundation. Sebuah lembaga yang aktif menyuarakan toleransi dalam kehidupan beragama. Dalam yayasan ini juga tergabung Abdurrahman Wahid atau Gus Dur serta C. Holland Taylor, yang merangkap chairman dan chief executive dari LibForAll Foundation. Lewat yayasan ini pula Dhani kerap mendapat interview dari media-media luar seperti: Wall Street Journal, Jerusalem Post, Time Magazine, Agence France-Presse (AFP), Associated Press, Boston Globe, CNN, Denver Post, Los Angeles Times Sunday Magazine, The Globalist, Washington Post, serta Weekly Standard.

Republik Cinta Artist Management adalah rumah manajemen baru yang membawahi Dewa19, Andra & The Backbone, Dewi Dewi, serta Mulan Kwok. “Kok Ratu tidak masuk manajemen ini?” kata saya. “Gue ngurus orang yang bisa diurus saja,” jawab Dhani tegas. Jawaban yang bisa menafsirkan banyak hal berkaitan dengan hubungannya dengan sang istri yang juga pentolan Ratu, Maia Ahmad. Banyak spekulasi yang berkembang tentang hebohnya kasus yang menimpa Dhani dan Maia. Ada opini yang terbentuk jika itu adalah upaya manajemen gosip yang dikeluarkan Dhani dan Maia. Tetapi ada juga yang berpendapat memang sedang terjadi sesuatu dalam keluarga mereka.

Sayang, saya gagal bertemu dengan tiga personel The Rock yang dibawa Dhani dari Australia saat mereka sedang di studio merekam lagu-lagu mereka. Band ini menurut Dhani unik karena memamerkan paduan musik rock dan swing dalam satu album. Dhani bernyanyi dalam semua lagu di album perdana The Rock ini.

Sementara proyek Dewi Dewi adalah upaya mencari kelompok vokal wanita yang dibuat dengan membuat sebuah reality show di SCTV. Proyek ini akhirnya berhasil menemukan tiga bakat baru bernama Purie, Shinta, serta Carolina. Karena mereka akan tergabung dalam bendera Dewi Dewi maka di belakang nama mereka semuanya ada embel-embel Dewi. Jadilah Purie Dewi, Shinta Dewi, serta Carolina Dewi. Dewi Dewi sudah mulai dijajal kemampuan vokalnya saat Dewa 19 merilis album Kerajaan Cinta. Sebuah materi repacked dari album Republik Cinta. Saat saya terima kaset album Dewi Dewi dari Dhani saya sempat kaget. Kok cover albumnya seperti tidak asing. Begitu saya cek ternyata memang benar, kover album Dewi Dewi sama hampir 95% dengan cover album Gold Medal milik The Donnas. Judul album Recycle Dewi Dewi menjadi bermakna.

Saat saya tanyakan ke Dhani tentang kesamaan itu dia cuma menjawab, “Tahu saja....” Dhani kerap tidak ambil pusing dengan yang terjadi. Semua dilakukan menurutnya sebuah kewajaran. Termasuk dalam melakukan proses peniruan. Dalam sebuah interview dia sempat berkata, meniru sebuah karya yang sudah menjadi legenda itu wajar saja. Itulah Ahmad Dhani.

Belum juga saya mulai mengajukan pertanyaan tiba-tiba saja Dhani sudah membuka percakapan menarik siang itu dengan tema soal kreativitas dalam menulis lagu. Pembicaraan bermuara saat Dhani memberi komentar pada sosok Iwan Fals di majalah Rolling Stone edisi Mei 2007. Dan percakapan panjang tentang ideologi, sikap dan otak dari mesin pencetak ide bernama Ahmad Dhani Prasetyo ini dimulai.

Anda mengagumi Iwan Fals?
Gue kagum sama Iwan fals cuma dalam hal penulisan lirik. Juga dengan lirik yang ditulis Titiek Puspa. Karena lirik gue itu masih berkisar itu-itu saja. Tentang cinta dan ketuhanan. Cuma di situ-situ saja. Sementara Iwan Fals dan Titiek Puspa sudah bikin tema dengan macam-macam. Gue masih nggak bisa lari dari tema cinta dan Tuhan. Berkisar di situ saja. Cuma itu. Nggak tahu kenapa. Titiek Puspa itu luar biasa kalau menulis lirik. Misalnya “Bing” atau “Apanya Dong”…itu luar biasa. 

Kalau penulis lagu lain di Indonesia masih bisa dikalahkan oleh Ahmad Dhani?
Hahahaha. Kalau boleh gue bilang di dunia orang seperti gue itu jarang. Percaya nggak? Gue itu penulis lirik, sekaligus penyanyi, pemain band, produser. Cari di dunia ini, jarang lho. Apalagi kalau misalnya produser yang bisa rock, pop, jazz, R&B, swing juga bisa. Benar lho, jarang lho, you named it…

Ok, kalau Dewa19 sendiri kondisinya sebenarnya seperti apa saat ini?
Dewa19 itu sekarang masih kebingungan karena anak-anak belum mengambil keputusan tentang drummer-nya. Tyo sudah tidak bisa main rock melihat cidera kakinya. Kalau masih mau makai Tyo, ya konsekuensinya musik Dewa sudah tidak akan memainkan musik rock lagi. Kalau masih mau mainkan rock ya harus ganti drummer. Kandidat sekarang ya si Agung itu, kalau misalkan Tyo tidak sanggup lagi. Nggak mungkin juga kalau misalnya makai drummer additional terus. Nggak sreg saja.

Kalau Al (Purgatory) dulu kenapa tidak diteruskan
Al itu masih harus banyak dilatih dulu. 

Nggak mau kembali memakai Rere (Grass Rock). Tampaknya dia bisa kawin dengan musik Dewa19?
Nggak ahhh. Agung lebih tepat. Dia sudah mulai dicoba di album Dewa19 yang Kerajaan Cinta. Di Andra & The Backbone juga dia yang main. Di Dewi Dewi juga Agung. Dia kami uji terus. 

Dari semua proyek yang sedang dikerjakan, apa yang akan rilis dahulu?
Dewi Dewi. Itu proyek harus jadi. Tapi Alhamdulillah semua berjalan mulus, semua lancar saja. 

Kalau musik The Rock itu mau dibawa ke arah mana?
Pop dan rock. Album ini akan ada dua sisi. Sisi A, The Rock memainkan musik rock dan sisi B, The Swinger, memainkan musik swing.

Keduanya akan menjadi seperti split album ya? The Rock dan The Swinger?
Iya. Dan karena gue ingin segera merilis The Swinger-nya hehehe.

Makanya Anda saat ini sedang suka dengan Frank Sinatra?
Iya, beberapa tahun ini gue lagi suka sama Frank Sinatra.

The Rock bisa disebut sebagai perpanjangan ide dari Ahmad Band? Sisi maskulin dari Ahmad Dhani akan ditonjolkan di album ini?
Kalau konsep The Rock itu jangka panjang. Sebenarnya The Rock itu maunya nanti nyari vokalis yang asli bule, nanti mau audisi vokalis dari Australia. Tapi itu setelah proyek The Rock yang pertama dengan gue menjadi vokalis dan tiga personel dari Australia itu selesai. Tujuan utama adalah The Rock akan merilis album dengan bahasa Inggris. Kalau di Linkin Park yang Asia kan cuma Joe Hahn. Nanti di The Rock cuma gue yang dari ras Asia, lainnya dari bule. Ras Asia yang jadi leader.

Nanti dengan proyek ini bukannya malah mau menyingkirkan Dewa19?
Nggak lah. Gue akan tetap konsentrasi di Dewa19. Untuk album berikutnya kami akan lebih…

Me-Lignakan diri? (Ligna pernah dipakai Dhani untuk memberi julukan pada band-band pop tanah air yang cuma jualan album tanpa serius memikirkan nilai artistik sebuah karya. Yang penting laku keras. )
Iya….Tapi itu juga masih dalam pergolakan yang sangat kuat. Gue kalau dengar Silverchair kan gila tuh komposisinya. Menurut kata hati gue, jati diri gue itu ya seperti itu. Harus ada sopistikasi yang nggak boleh hilang.

Artinya akan makin kompromi dengan pasar?
Iya…

Ada tekanan dari label dengan kurang suksesnya album Republik Cinta?
Nggak lah. Penjualan album Republik Cinta itu dua kali lipat dari albumnya Ratu lho. Orang tidak mau survey saja.

Oya? Sekarang sudah laku berapa album Republik Cinta?
Sudah hampir 350 ribu. Jualan album sekarang itu susah banget lho. Mungkin kalau nanya Arnel (Managing Director EMI Music Indonesia) akan dijawab 400 ribu hehehe.

Ok, jadi rencana paling besar yang dilakukan Dewa19?
Setelah The Rock rilis album gue akan rilis album Dewa. Lagu-lagunya sudah ada. Bisa gue sebutin lagu hits-nya nanti judulnya “Bukan Cinta Manusia Biasa.” Ada lagu lain judulnya “Kamu Di dalam Aku.”

Sebentar. “Kamu Di Dalam Aku” itu bukan tentang wanita kan? Tapi Itu sequel lagu “Satu” (dari album Laskar Cinta) yang bercerita tentang menyatunya manusia dengan Tuhan? Betul tidak?
Iya. Ini bagian kedua.

Kalau lagu “Dewi” itu jawaban buat Maia? Ini pendapat orang-orang katanya?
Ahh nggak. Orang sering menganggap mereka tahu gue. Padahal nggak ada hubunganya. Gue selalu dengan cinta dan hati. Oya ada lagi lagu Dewa yang baru judulnya “Karena Lelaki Bukan pengecut.” Itu inspirasi dari salah satu musisi terkenal di Indonesia, saat itu dia nggak berani ngomong sama cewek itu. Dia takut karena cewek itu istri orang. Padahal kalau lelaki itu kalau suka ya ngomong, kalau mau ng*** ya ngomong ng***.

Wah, siapa artis yang menaksir dan ditaksir itu? Inisial saja. Ok, nggak akan dimasukan dalam artikel ini.
Hahahaha. Ada deh. (Dhani lantas menyebut pria dan wanita yang dimaksud. Keduanya musisi terkenal. Yang pria baru rilis album dan sudah memiliki istri juga. Yang wanita saat ini sedang hamil muda. Ini menurut Dhani). Keduanya sudah mau tuh. Pintu mobil temen gue sampai dipukul sampai bengkok pas dia mengaku bilang pengecut nggak jujur ngomong ke cewek itu.

Proyek dengan Ratu masih Anda pegang?
Ratu nggak lah…

Apakah benar semua lagu di Ratu itu Anda yang membuatnya?
Nggak lah. Gue cuma membuat konsepnya saja. Konsepnya Ratu itu kan gue. Konsepnya Ratu itu ada dua orang. Penyanyi, pemain keybord, dan produser. Seperti Hall & Oates. Roxette. Jadi konsepnya seperti itu.

Kalau aransemen di Ratu Anda yang membuatnya?
Yah, kalau aransemen memang dari gue. Yang mengerjakan lagu memang Maia. Tapi inspirasi dari mana lagi kalau tidak dari gue. Masak dari Katon…?

Nasib Ratu mau dibawa ke mana?
Nggak tahu. Sekarang gue kan nggak ngurus Ratu. Nggak mau diurus ya sudah. Mending gue ngurus yang bisa diurus saja.

Kalau Anda sangat suka militer itu dari mana asalnya?
Wah gue mikir dulu ya. Gue agak lupa juga. Oya ada cerita soal militer ini. Dulu pas jaman awal make celana model tentara ada wartawan musik yang bilang, ‘Dhan, lu ganti celana saja sekarang. Jangan pakai model army lagi.’ Lho kenapa? Trus dia bilang, ‘Jangan pakai, Piyu sudah pakai hahaha.’ Yang jelas sih ada darah di keluarga. Kakek gue kan tentara. Juga waktu itu pas gue pake atribut militer belum ada band di Indonesia yang memakai atribut militer.

Jadi Dewa19 menjadi pionir dengan memakai atribut militer?
Iya. Kalau sudah ada yang memakai atribut gue nggak bakalan makai lagi.

Jamrud juga memakai ya?
Iya hehehe. Tapi setelah gue. Gue juga suka John Lennon kan, makanya gue make gaya seperti John Lennon. Karena di beberapa foto John Lennon juga suka memakai kostum militer. Itu yang gue suka dan gue tiru..

Jadi tidak ada tujuan menyatukan imej militer dan sosok arogan seorang Dhani?
Hehehe. Ehm mungkin juga karena gue penggemar Soekarno. Soekarno kan bukan orang militer, tetapi atribut dia militer. Terus gue juga kagum dengan orang-orang militer dalam wacana mencetak orang-orang yang berkualitas dalam memimpin. Gue percaya banget. Negara kita belum siap dipimpin oleh sipil. Gue nggak cocok dengan mahasiswa. Mereka rata-rata demo tidak cocok dengan militer. Gue nggak. Gue setuju militer. 

Megawati dan Habibie gagal karena mereka bukan militer?
Iya. SBY gagal juga karena dia mungkin kurang militer.


Gus Dur?
Dia gagal juga kan? Paling sukses itu ya Pak Harto. Sampai sekarang saya masih percaya cuma militer yang bisa memimpin Indonesia. Gue pernah ditanya oleh wartawan Yogya. Katanya waktu itu, “Kenapa suka memakai atribut militer sementara mahasiswa tidak suka militer?’ Ya gue jawab saja kenapa gue mesti sama pendapatnya dengan mahasiswa?

Menurut Anda SBY gagal karena apa?
Kalau kata gue ya, kurang…kurang militer. Kurang militer itu bisa dijabarin yah.

Anda jarang sekali mengambil tema politik dalam lagu-lagu? Ada kesulitan?
Gue nggak bisa berbicara dalam lagu itu dengan tema politik. Kalau dalam tulisan bisa. Gue belum bisa menemukan titik temu antara artistik dan politik bisa menyatu indah. Gue bisa saja bikin lagu soal politik tapi nanti tidak bisa artistik. Hanya sekedar lagu. Gue tidak bisa membuat lagu begitu saja meninggalkan art-nya.

Kalau di Ahmad Band sudah pernah dicoba bukan?
Iya tapi itu susah banget. Susah sekali itu.

Kalau soal tema-tema ketuhanan itu mulai terlihat jelas di album Laskar Cinta ya?
Nggak. Sebelumnya sudah mulai. Tapi belum maksimal. Di Bintang Lima dan Cintailah Cinta sudah mulai.

Proses itu dipengaruhi oleh apa? Usia? Atau bertemu seseorang?
Usia mempengaruhi. Bertemu seseorang juga. Yang terjadi sehari-hari juga mempengaruhi. Seperti kejadian saat gua bermasalah dengan FPI waktu itu. Gara-gara peristiwa itu gua membuat lagu “Laskar Cinta.” Setelah itu memang karena cocok-cocokan itu. Gue memang lebih cocok dengan tema sufisme. Sufism.

Kalau masa kecil? Mempelajari kitab kuning seperti tradisi warga NU?
Oh nggak. Masa kecil gue malah sekolah di Muhamaadiyah. Kalau keluarga memang dari Islam garis keras. Islam radikal.

Bukan NU berarti?
Bukan. Keluarga gue anti NU malah.

Periode sufisme Anda berarti memang tidak dari kecil ya?
Bukan. Itu karena gue dengan sendirinya mempelajari sendiri.

(Ayah dari Dhani, Eddy Abdul Manaf adalah bekas kepala Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, sebuah kelompok Islam garis keras. Juga penganut Wahhabisme. Kakek dari Dhani adalah anggota Darul Islam, yang pernah melawan pemerintah Indonesia karena mereka memperjuangkan Islam sebagai landasan dan dasar Negara Indonesia setelah merdeka. Sementara itu jaringan Al Qaeda di Southeast Asian yaitu Jemaah Islamiyah – yang dianggap menjadi otak d ibalik bom di Jakarta, Bali dan kota lainnya – didirikan oleh mantan anggota Darul Islam.)

Dulu saya pernah membaca sebuah tulisan, Ada Al Hallaj dalam diri Ahmad Dhani? Anda merasa itu?
Yah bisa dibilang aliran tasawufku itu aliran Al Hallaj dan lain-lain. Syeh Siti Jenar.

(Syeh Siti Jenar, seorang wali dari abad 16 yang juga mengajarkan toleransi umat beragama di kalangan Islam militan di Jawa. Syeh Siti Jenar dihukum mati oleh para Sufi dan Wali yang lain karena dianggap mengajarkan ajaran sesat, “Manunggaling Kawula Gusti.” Menyatunya umat dengan Tuhan penciptanya. Setelah di eksekusi kabarnya darah milik Syeh Siti Jenar di pasir menuliskan kalimat "Hanya Allah yang tahu kebenarannya." Di lagu “Satu” di album Laskar Cinta. Dhani menuliskan ucapan “terimakasih” pada Syekh Lemah Abang yang yang tak lain adalah Syeh Siti Jenar).

Percaya dengan ideologi para sufi atau wali itu ya?
Percaya bahwa mereka benar, iya.

Termasuk pandangan bahwa “Menyatunya manusia dengan Tuhannya” itu adalah benar?
Iya. Tapi nggak gampang orang bisa sampai pada proses situ. Itu kan dibutuhkan pencarian yang cukup lama.

Pengaruh Faiz M seberapa besar?
Banyak. Banyak yang merubah setelah gue bertemu dia.

Yang paling krusial?
(Terdiam cukup lama). Yang paling krusial adalah pandangan umum gue terhadap banyaknya agama serta aliran-aliran dari sebuah agama.

Proses bertemu Faiz M seperti apa?
Dari awal Dewa19 tur ke daerah, gue suka mampir ke kyai-kyai di daerah-daerah. Itu dimulai sejak tahun 1994. Misalkan ada kyai yang terkenal di daerah tertentu gue sowan (datang). Sampai tahun 2000 gue bertemu dengan bang Faiz. Ya sudah akhirnya bertemu dengan dia.

Mengubah semua?Iya. Cocok akhirnya. Banyak hal yang sama.

Dia dari garis keturunan siapa ya?
Syeh Abdul Qodir Jaelani.

Waktu itu sempat ramai dengan Ridwan Saidi perihal logo-logo di cover Dewa yang dianggap menjadi simbol dari Yahudi? Apa proses yang kemudian terjadi?
Ridwan Saidi lupa kalau sekarang bukan jaman Orde Baru lagi. Dia lupa kalau sudah bukan jamannya lagi memasung pikiran orang. Atau bukan jamannya lagi merasa paling benar.

Soal ibadah, Anda rajin sholat dan puasa?
Kalau lagi mau sholat ya sholat. Kalau lagi mau puasa ya puasa. Untuk urusan ibadah gue tidak terlalu berprestasi.

Pernah naik Haji atau Umroh?
Belum. Ehm kalau mau make gambaran lewat lagu gue ini masih reffrain satu. Reffrain dua belum. Interlude, reffrain tiga, reffrain empat. Baru masuk Coda. Nah saat itu baru gue naik Haji.

Kalau terlanjur fade out bagaimana?
Nggak hahaha. Asal tidak hang saja lagunya. Masak gue masih reffrain satu sudah mau naik Haji. Belum waktunya.

Bagaimana pandangan Anda soal fashion? Karena Anda dan Dewa19 termasuk band yang sadar busana dan sangat peduli akan busana yang dipakai?Kalau fashion bagi saya masalah art. Masak kalau foto cuma kaos. Kurang saja. Kalau gue nggak akan mungkin make fashion ala Harajuku. Itu kan bukan art.

Lho, Ratu sempat memakai gaya Harajuku bukan?
Pasti itu bukan ide gue.

Kalau trend sekarang banyak band dengan predikat kelas Ligna. Mungkin seperti Kangen Band. Mudah diterima. Laku keras. Ada pendapat?
Kalau ini gue bilang lebih parah dari Ligna hehehe. Ligna masih bagusan.

Tapi lagu mereka laku? Terjadi degradasi selera di masyarakat kita?
Iya, degradasi itu pasti. Gue melihat itu pengaruh MTV. Dulu jaman MTV ngasih klip Soundgarden, Pearl Jam, Alice In Chains, Stone Temple Pilots itu kan keren. Makanya pengaruh itu masuk dan relevan di album Pandawa Lima. Atau sampai saat Padi merilis album pertama, influence itu masuk. Ada peninggalan selera-selera yang baik dari musik-musik barat sebelumnya. Pas masuk tahun 2000 sekarang makin gawat. Makin sedikit band yang memiliki selera. Tapi dengan ngetopnya Muse di Indonesia masih ada harapan akan muncul band–band baru. Dulu band seperti The Smashing Pumkins atau Garbage kan bagus. Kalau band sekarang kan meminjam istilah Tukul, banyak yang Katro.

sumber: www.dewa19.com

1 komentar:

Related Posts with Thumbnails