Senin, 04 Oktober 2010

Pamor Keris



Pamor merupakan hiasan atau motif atau ornamen yang terdapat pada bilah tosan aji (Keris, Tombak, Pedang atau Wedung dan lain lainnya). Hiasan ini dibentuk bukan karena diukir atau diserasah (Inlay) atau dilapis tetapi karena teknik tempaan yang menyatukan beberapa unsure logam yang berlainan.
Teknik tempa ini sampai saat ini hanya dikuasai oleh para Empu dari wilayah Nusantara dan sekitarnya saja (Malaysia, Brunei, Philipina dan Thailand) walau ada yang berpendapat asal teknik ini dari Tibet  atau Nepal, tetapi pendapat tersebut tidak beralasan sama sekali.

Diluar wilayah Nusantara dan sekitarnya biasanya hanya dikenal teknik Inlay saja seperti pedang dari Iran atau negara Eropa lainnya sehingga walau secara seni (art) tampak indah tetapi kesan “Wingit” nya tidak ada sama sekali.
Ada kalanya Pedang buatan Empu diluar wilayah Nusantara terdapat juga Pamor, tetapi biasanya karena tanpa sengaja sewaktu dibuat pedang tersebut tercampur beberapa logam lainnya yang mengakibatkan timbulnya pamor tersebut, kadangkala munculnya pamor tersebut setelah pedang tersebut berumur ratusan tahun.
Ini pula yang mungkin menjadi dasar Empu diwilayah Nusantara (Khususnya Jawa) yang mengolah cara pencampuran berbagai logam sehingga terbentu pamor yang indah dan bernilai seni tinggi.
Bahan pamor ini oleh kebanyakan penulis dari barat dikatakan dari bahan Nikel, padahal ini salah sama sekali karena berdasarkan penelitian oleh Bapak. Haryono Aroembinang MSc (alm) dan beberapa ahli di BATAN Jogjakarta didapat bukti bahwa bahan itu adalah Titanium, suatu bahan yang baru pada abad 20 digunakan sebagai bahan pelapis kendaraan angkasa luar, padahal empu kita sudah menggunakannya dari dulu. Ini diterangkan sebagai berikut, ketika meteor masuk ke atmosfir bumi maka sebagian besar bahan tembaga, besi, nikel, timbel, kuningan terbakar hancur dan hanya titanium yang bertahan sampai bumi. Bahan baku pamor dahulu dibuat dari meteor yang terdapat dibumi sehingga keris jaman dulu banyak mengandung Titanium dan beratnya juga ringan.
Terkenal dulu bahan pamor dari Luwu, Sulawesi Selatan yang dibawa oleh pedagang dari Bugis.
Bahan Pamor yang paling terkenal adalah Pamor Prambanan, saat ini ada di Kraton Surakarta diberi nama Kanjeng Kyai Pamor dan ukurannya sekarang tinggal sekitar 60x60x80 Cm sebesar meja kecil karena sudah banyak digunakan empu membuat karis pesanan dari Kraton.
Setelah bahan meteorit susah didapat, barulah bahan Nikel digunakan, sehingga keris saat ini bobot nya biasanya lebih berat dari keris kuno. 

PAMOR MLUMAH, PAMOR MIRING
Dilihat dari cara pembuatannya sebetulnya hanya dua cara pembuatan Pamor yang baik yaitu Mlumah dan Miring. Pamor mlumah adalah lapisan-lapisan pamornya mendatar sejajar dengan permukaan tosan aji sedangkan pamor miring lapisan pamornya tegak lurus permukaan bilah.
Ada juga tosan aji yang dibuat dengan kombinasi pamor mlumah dan miring hanya saja pembuatannya sangat sulit, lebih sulit dari pembuatan pamor miring.
Pamor Mlumah biasanya bermotif Beras Wutah, Ngulit Semangka, Satria Pinayungan, Udan Mas, Wulan-wulan dan sebagainya, sedangkan Pamor Miring umumnya motif Adeg, Batu Lapak, Sodo Saeler, Tumpuk dll. Kesan Pamor Miring agak kasar bila diraba bilahnya dan nyekrak dibanding pamor mlumah.
 
Apabila lipatannya banyak, baik di pamor mlumah atau miring, maka hasilnya kemungkinan akan menjadi pamor luluhan, praktis pamor dan besi sudah “menyatu” walau tidak terlalu homogen, ini akan terlihat dengan menggunakan kaca pembesar.
Pamor luluhan yang gampang terlihat antara lain di keris buatan Empu Pitrang dijaman Blambangan, diantara pamor Adeg pada beberapa bagian bilah tampak pamor luluan yang sepintas seperti pamor Nggajih.
Kalau lipatannya lebih banyak lagi seperti buatan Empu Pangeran Sedayu maka pamor luluhan ini tidak tampak dengan mata telanjang dan sangat kecil atau tiad mungkin kena karat karena menyatunya bahan pamor dengan bahan besinya.
 
Cara lainnya
Ada cara lain membuat pamor selain Mlumah dan Miring yaitu dengan cara mengoleskan bahan pamor ke bilah, biasanya bukan dari batu meteorit tetapi logam yang titik leburnya lebih rendah dari besi, caranya dengan menuangkan bahan tersebut yang cair kebilah besi yang membara kemudian dioleskan dengan ujung mancung (kelopak bunga) kelapa sebelum bahan cair tersebut mengeras dan dibuat pamor yang dikehendaki si Empu. Hasilnya umumnya kasar bila diraba dan pamor ini disebut Ngintip (dari Intip/Kerak nasi).
 
Cara ini hanya digunakan Empu luar keraton, empu Desa atau disebut juga empu Njawi.Ada lagi cara membuat pamor dengan menyiramkan bahan pamor cair ke bilah membara dari pangkal keris keujungnya, pamornya dinamakan Nggajih karena menyerupai lemak.

 

PAMOR REKAN dan PAMOR TIBAN
Sewaktu membuat keris, Sang Empu berpasrah diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan saja bagaimana bentuk pamor yang terjadi maka biasanya pamor yang timbul disebut pamor Tiban, sedangkan bila selama pembuatan direka oleh sang Empu maka pamor yang terjadi disebut pamor rekan.
Pamor rekan sering juga gagal dalam pembuatannya, misal sang empu ingin membuat pamor Ron Genduru tetapi jadinya malah Ganggeng Kanyut.
Sebenarnya agak sulit membedakan mana pamor rekan atau tiban karena bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda.
 

 

PAMOR MUNGGUL


Banyak yang menganggap pamor ini pamor titipan, selain itu banyak yang menganggap ini sebagai pamor tiban karena tidak bisa dibuat secara sengaja.
Pamor ini seperti bisul menonjol sekitar 1 mm diatas permukaan bilah umumnya berbentuk lingkaran, baik bulat atau lonjong tetapi ada yang berbentuk gambar membujur lancip panjang. Letaknya bisa dibagian sor-soran, tengah ataupun pucuk. Bisa ditepi atau tengah bilah dan termasuk pamor yang baik serta dicari banyak orang.
Bagaiman pamor ini timbul tidak bisa diterangkan secara pasti, tetapi diduga saat “masuh” atau membersihkan bahan keris dari kotoran, ada unsur logam lain yang menyelip dan lebih keras dari unsur logam besi, tetapi ini baru dugaan saja.

 
PAMOR AKHODIYAT
Namanya kadang Akordiyat, Kodiyat atau Akadiyat. Wujudnya menyerupai lelehan dari tepi bentuk pamor dengan warna putih cemerlang keperakan dan lebih cemerlang dibanding keputihan pamor pada umumnya.
Ada yang menganggap sebagai pamor titipan atau “sifat” dari pamor tersebut, ternyata semua salah.
Sebetulnya ini terjadi karena penempaan pamor tersebut dilakukan pada suhu yang tepat yang berbeda setiap bahannya, jadi susah diduga berapa suhu yang tepat itu, sehingga banyak yang sepakat bahwa pamor ini dikategorikan ke pamor tiban.
Di Madura biasa disebut pamor “dheling”, kalau tersebar dipermukaan bilah disebut “dheling setong” dan dianggap mempunyai tuah baik.
Pamor dheling yang terbaik terdapat di pucuk bilah dan disebut “dheling pucuk” dan atau dibagian peksi yang disebut “dheling peksi”.
 

PAMOR TITIPAN.
 
Pamor ini berbentuk rangkaian kecil yang merupakan perlambang atau tuah tertentu dan pamor ini jarang berdiri sendiri, umumnya tergabung dengan pamor lain yang lebih dominan, antara lain Beras Wutah, Pulo Tirto atau Pendaringan Kebak.
Pamor ini ada yang merupakan pamor tiban, tidak sengaja dibuat seperti Pamor Rahala, Dikiling, Inkal, Putri Kinurung, Gedong Mingkem, Jung Isi Dunya, Telaga Membleng dll.
Pamor titipan yang merupakan pamor rekan antara lain yang terkenal adalah Kuto Mesir, Kul Buntet, Udan Mas, Watu Lapak dll.
Pamor Titipan yang merupakan pamor tiban dibuat bersama dengan pamor lainnya sedangkan yang rekan biasanya dibuat setelah pamor dominan jadi, merupakan pamur yang disusulkan.



Sinarasah, Kinatah dan Etsa
 
Tidak semua lukisan atau gambar yang ada dibilah keris dikategorikan sebagai pamor, yang digolongkan sebagai pamor adalah gambar atau lukisan yang terjadi karena percampuran antara dua atau lebih bahan logam pembuat keris. Selain pamor juga sering kita temui yang disebut Kinatah, Serasah atau Sinarasah dan Etsa atau Kamalan.


KINATAH
Gambaran atau lukisan pada logam yang disebabkan oleh kinatah atau ditatah/diukir logamnya dan menghasilkan gambar atau lukisan yang menonjol, bisa berupa tulisan, rajah, lukisan, motif bunga, daun, binatang dan lainnya. Diatas tonjolan itu biasanya dilapisi perak atau emas atau logam lain.
Kinatah pada keris biasanya berupa ukiran Gajah Singa dibagian ganja keris yang menghadap ke ukiran/deder. Kinatah lain bisa juga untuk menghias seperti keris dapur Naga Sastra, Naga Keras, Singo Barong serta hiasan berupa lung-lungan, pari sawuli, kembang setaman dll.
Kinatah yang menggunakan dua logam (missal emas dan perak) biasa disebut “Silih Asih”, umpamanya Kembang Setaman pada bagian daun dilapis emas dan bunganya dilapis perak. Kinatah yang menghiasi hampir seluruh permukaan bilah keris disebut “Kamarogan”.
 
SINARASAH.
Hiasan Sinarasah atau Serasah ialah dengan membuat parit parit dipermukaan bilah berupa tulisan atau yang lain kemudian dituangkan cairan logam seperti emas atau perak baru dihaluskan. Teknik ini biasa disebut “Inlay”. Senjata yang terkenal dalam pembuatan inlay ini berupa pedang dari Iran (Persia).
 
ETSA atau KAMALAN.
Cara menghias dengan cara kimiawi, Cara tradisional dengan menggunakan bahan pelican sedang cara modernmenggunakan kimia. Banyak penipuan yang dilakukan dengan menggunakan cara ini.
Pada dasarnya teknik ini dengan meluluhkan sebagian permukaan bilah secara kimiauntuk membuat lukisan atau tulisan tertentu dipermukaan bilah, yang paling sering diberi lukisan gambar wayang atau beberapa tulisan arab.
Cara etsa ini bagi yang tahu sangat mudah mengerjakannya sehingga bila tertipu maka ibaratnya pisau dapur pun bisa dibuat hiasan dan terlihat “bertuah”.
Dari ketiga cara diatas, yang paling baik adalah Cara Kinatah. 



Pamor Pada Bagian Ganja

 Pamor kadang menghias bagian ganja juga, biasanya mempunyai warna sendiri yang berbeda dengan nama pamor bilah walau variasinya lebih sedikit. Ada yang mengatakan pamor di ganja ini juga mempunyai tuah.

PAMOR WINIH.
 
Mirip pamor Udan Mas tetapi setiap sisinya hanya ada satu atau dua  bulatan, kadang hanya satu sisi  dan satu bulatan saja. Kata Winih berasal dari “benih”. Seperti namanya , pamor ini dipercaya mempunyai daya untuk “menumbuhkan” suatu harapan. Juga dianggap baik bagi mereka untuk berdagang atau wiraswasta karena baik untuk pengembangan modal. 
 
PAMOR SUMBER.
Seperti Pamor Winih, hanya bulatannya paling sedikit ada tiga (gambar diatas), tuahnya sama dengan pamor Udan Mas.
 
PAMOR MAS KEMAMBANG.
 
Mirip kue lapis, ada yang hanya dua lapis tetapi ada yang berlapis-lapis. Baik untuk yang banyak berhubungan dengan orang karena memperlancar pergaulan. 

PAMOR TUNDUNG MUNGSUH.

 Ganja dengan pamor seperti ini jarang sekali terdapat dan biasanya hanya pada keris “TOP” saja, dilihat dari susunan besi dan bahan pamornya maka pamor ini mirip dengan pamor Ujung Gunung pada bilah keris dengan posisi yang melintang. Tuahnya menolak mara bahaya dan membuat lawan takut.

WULUNG.
 
Ganja Wulung yaitu ganja tanpa pamor, hitam kelam saja. Khasiatnya untuk memperkuat dan memperbesar daya tuah keris. Ganja wulung dianggap juga sebagai kamuflase terhadap jenis pamor pada wilahnya.



Penamaan Pamor
 
Pada umumnya penamaan pamor seperti gambar pamor tersebut, misalnya Pamor Pari Sawuli (Padi Seuntai) mirip dengan padi yang seuntai, begitu juga Bawang Sebungkul, Ron Pakis dan sebagainya.
Tetapi ada juga penamaannya bukan dengan membandingkan kemiripan dengan benda tertentu seperti pamor Raja Abala Raja atau Pandita Bala Pandita, apalagi yang termasuk pamor titipan seperti Makrip, Tamsul, Dikiling yang bentuknya menyerupai lambing namun seolah mempunyai maksud tertentu.

Ada dua pendapat mengenai penamaan pamor:
 
Pertama, bila si Empu ingin membuat Ron Genduru tetapi gagal dan jadinya Ganggeng Kanyut maka namanya harus tetap Ron Genduru tetapi Ron Genduru yang gagal dan bukan Ganggeng Kanyut.
 
Kedua, dilihat dari bentuk jadinya, sehingga pamor tersebut dinamakan Ganggeng Kanyut.
Mana dari kedua pendapat tadi yang benar terserah pada penilaian kita masing-masing.
 
PENAMAAN SECARA UMUM.
Banyak tosan aji mempunyai gabungan atau kombinasi dari beberapa pamor, ada pamor dibagian pangkalnya lain dengan bagian ujungnya dan ada yang sisi bilah satu lain dengan sisi bilah lainnya. Ada lagi dalam satu pamor terselip pamor lainnya, lalu bagaiman cara penamaannya ?.
Jika pamor itu merupakan kombinasi satu sama lainnya terpisah menjadi dua atau tiga kesatuan pamor maka umumnya dinamakan sederhana pamor Dwi Warna atau Tri Warna.

 
 
Gambar Atas : Pamor Dwi Warna  (Wos wutah dan Adeg)
Gambar Bawah : Pamor Triwarna  (Tunggak Semi, Tambal, Adeg)
Kalau pamor yang satu menyelip kedalam pamor yang lain maka pamor yang satu dianggap pamor titipan dan nama pamor tetap menggunakan nama pamor yang lebih dominan.
 
PAMOR YANG MENYATU ANTARA BILAH DAN GANJA.
 
Ada lagi bentuk pamor yang merupakan kesatuan antara bilah dan ganjanya, jadi pamornya sebagian ada pada bilah dan sebagian lainnya pada ganja. 


PAMOR ASIHAN.
Bentuknya sama dengan Ngulit Semangka hanya pamornya menyambung antara bilah dan ganjanya, karena tuahnya memperlancar pergaulan termasuk antar jenis, maka pamor ini disebut Asihan. Secara lengkap disebut Pamor Ngulit Semangka Asihan. Ada juga Wos Wutah Asihan tetapi jarang sekali. Kedua pamor Ngulit Semangka dan Wos Wutah ini tidak pemilih tetapi pada pamor Asihan keris itu menjadi pemilih dan tidak setiap orang cocok.


PANCURAN MAS.
 Pamor ini juga ornamennya dari bilah menyebrang ke Ganja. Pada bilahnya pamor ini sama betul dengan sada Saeler tetapi pada bagian ganja berbentuk cabang seperti lidah ular.
Tuahnya dianggap sama dengan Udan Mas dan tergolong tidak pemilih, cocok untuk semua orang.


ADEG IRAS.
Pamor Adeg yang menyebrang langsung ke Ganja, tetap bukan ditambahi Asihan melainkan dengan tambahan Iras menjadi Adeg Iras dan tuahnya sama



Pamor yang Hampir Sama

 
Ada beberapa jenis pamor yang bentuknya hampir sama dan sering dikacaukan orang penamaannya. Yang paling sering dikacaukan adalah pamor Wos Wutah, Pulo Tirto dan Pendaringan Kebak.

Pamor Pulo Tirto memang mirip sekali dengan Wos Wutah, bedanya pada Pulo Tirto motif gumpalannya terpisah satu sama lainnya dalam jarak cukup jauh sekitar 2 samai 3 cm. Sedangkan pamor Wos Wutah, gumpalannya cukup rapat, seandainya terpisahpun jaraknya cukup dekat sekitar 1 cm saja.

Pamor Raja Abala Raja dan Pandito Bolo Pandito
 
Pamor Pendaringan Kebak juga mirip Wos Wutah, tetapi Pendaringan Kebak lebih penuh dan rapat serta nyaris memenuhi seluruh permukaan bilah. Dari bawah sampai ujung bilah dan dari tepi satu ketepi yang lainnya.
 
Kemudian pamor Adeg, Mrambut dan Ilining Warih. Adeg berupa garis-garis yang tidak terputus dari bagian sor-soran sampai ujung. Sedang Mrambut serupa benar dengan Adeg, tetapi garisnya terputus-putus. Pamor Ilining Warih sama dengan pamor Adeg hanya saja garisnya bercabang dibeberapa tempat. Jadi bedanya kalau garis itu tidak terputus disebut pamor Adeg, kalau terputus disebut Mrambut dan kalau bercabang namanya Ilining Warih.
Dengan demikian bila ada yang mengatakan pamor Adeg Mrambut sebetulnya tidak tepat, karena pamor Adeg ada sendiri dan Mrambut ada sendiri. 

 
Jenis lain yang hampir sama adalah Ujung Gunung, Junjung Drajat, Raja Abala Raja dan Pandito Bolo Pandito. Secara umum keempat pamor itu berupa garis yang menyudut. Bedanya kalau Ujung Gunung, kaki garis sudut itu menerjang bilah. Pada pamor Raja Abala Raja, mirip Ujung Gunung, tetapi garis yang membentuk sudut menyebar diberbagai tempat, dibagian sor-soran, bilah dan ujungnya. Kalau pamor Junjung Drajat, serupa dengan Rojo Abolo Rojo, hanya keseluruhan gambar itu berhenti dibagian tengah bilah dan diatasnya ada pamor lain.
Keempat pamor ini sering sekali dikacaukan orang. 

Selain itu, pamor Udan Mas, Segara Wedhi, Sisik Sewu dan Tetesing Warih juga banyak dikacaukan orang, karena pamor Udan Mas lebih popular maka sering pamor Segara Wedi, Sisik Sewu atau Tetesing Warih dinamakan juga Udan Mas.

 
Agar lebih jelas, perincian Pamor Udan Mas seharusnya : Jumlah lingkaran pusarannya minimal tiga lingkaran, tetapi umumnya ada lima lingkaran, bahkan yang baik (bila dilihat kaca pembesar) ada 8 lingkaran dengan diameter sekitar 5 milimeter, penempatan pamornya bisa teratur seperti kartu domino dan bisa juga tersebar tak beraturan disela sela pamor Wos Wutah. 

 
Pamor Segara Wedhi penampang lingkarannya lebih kecil lagi, sekitar tiga millimeter saja letaknya cenderung mengumpul ditepi bilah dan ditengah bilah umumnya ada pamor Wos Wutah, Pulo Tirto atau Ngulit Semangka atau pamor lainnya.
Kalau Sisik Sewu sedikit lebih kecil dari Segara Wedhi, banyak jumlahnya dan rapat satu sama lainnya diseluruh permukaan bilah. Begitu rapatnya sehingga sering tumpang tindih satu sama lainnya.
Pamor Tetesing Warih, mirip Udan Mas, tetapi jumlah lingkarannya atau pusarnya hanya tiga atau kurang dan kadang bercampur disela pamor Wos Wutah atau Pendaringan Kebak.
 
SALAH KAPRAH DALAM PENAMAAN PAMOR

Kesalahan dalam penamaan pamor sering dijumpai diantara pecinta keris, celakanya kesalahan ini sering keterusan dan dianggap sesuatu yang betul sehingga nama asli dari pamor tersebut malah kurang dikenal.
Yang paling sering dikelirukan adalah pamor Adeg, dikenal sebagai pamor Singkir, padahal Singkir seharusnya nama empu, hanya kebetulan saja empu ini banyak membuat pamor Adeg.

Salah kaprah seperti ini banyak terjadi di Jawa Tengah.

Ron Pakis                                    Mayang Mekar                                  Ron Genduru
 

Kesalahan yang mirip dengan itu adalah penamaan pamor dengan sebutan “bulu ayam”. Pamor seperti Ron Genduru, Ron Pakis, Mayang Mekar, Sekar Tebu, Pari Sawuli dan yang mirip itu, semuanya dianggap sama dan disebut pamor “bulu ayam”. Salah kaprah seperti ini banyak terjadi di Jawa Timur.
 
Salah kaprah lainnya pamor Sedayu, ini salah, karena  Sedayu adalah daerah yang banyak membuat keris pada jaman Majapahit dengan empunya yang terkenal Empu Pangeran Sendang Sedayu. Buatannya hanya berpamor sedikit saja dan terkadang tanpa pamor, akibatnya semua yang tanpa pamor atau sedkit sekali pamornya disebut pamor Sedayu.
Keris yang tanpa pamor ini, yang besinya hitam mulus, disebut “tanpa pamor” saja atau “Kelengan”.

 BUNGKALAN

 
 
Ini bukan nama pamor tetapi bentuk pamor pada ujung bilah keris atau tombak, pamor apapun apabila pada dekat ujung bilah bercabang dua dan kedua cabang itu menerjang tepi bilah dinamakan pamor Bungkalan. Sepintas seperti lidah ular.


Nama dan Istilah yang Berkaitan dengan Pamor dan Bentuk Keris
 
PAMENGKANG JAGAD. 
Ada celah memanjang ditengah bilah yang disebabkan retak, paling banyak terjadi dikeris dengan pamor miring. Ini terjadi saat membuat saton sewaktu penempaan suhunya kurang tinggi sehingga ada bagian tertentu yang penempelan besi dan bahan pamornya atau dengan lapisan besi lainnya kurang sempurna.  
Tetapi ini baru diketahui setelah keris jadi, terutama waktu nyepuhi tiba tiba keris itu retak. Jadi dari segi teknik pembuatan keris ini tergolong mis-product. Karena itu pulalah maka keris yang Pamengkang Jagad umumnya bukan keris yang mempunyai garap baik. Kalangan kraton juga menganggap keris ini tergolong tidak baik.
Yang mengherankan kalangan luar keraton banyak yang menganggap ini keris baik, malah amat baik, ini juga disukai di Malaysia, Serawak, Brunei. Diduga ini dikarenakan keris dengan teknik lapis itu dibuat oleh empu keraton sehingga biasanya selalu baik dan mis-product juga tetap dianggap baik mutunya.
Dari segi esoteri keris Pamengkang Jagad termasuk pemilih, tidak semua orang bisa cocok, tuahnya bisa dirasakan juga oleh orang sekelilingnya, dianggap cocok untuk orang yang mempunyai kekuasaan diwilayah tertentu seperti Bupati, Komandan Kodim dsb.

PEGAT WAJA.
Keris ini juga keris retak, Cuma retaknya bukan antara besi dengan besi atau besi dengan pamor melainkan antara saton dan lapisan bajanya. Oleh karena itu keris Pegat Waja hanya akan terjadi pada keris-keris yang dilapisi baja saja.
Keratakan ini terjadinya bukan vertical permukaan bilah, melainkan horizontal. Mirip dengan keretakan pada kayu Plywood yang tertimpa hujan (nglokop), keris ini sebaiknya dibuang atau dilarung saja karena kurang baik.

REJANG LANDEP.
 
Ini bukan nama salah satu pamor tetapi alur pamor tidak mengarah kealur ditengah melainkan ada bagian (ujungnya) keluar dari bilah (lihat gambar). Apapun pamornya, keris ini tuahnya buruk dan biasanya membawa suasana sengketa serta salah pengertian. Tetapi ada juga yang menyimpan dengan maksud tuah keris ini bisa membantu bila yang punya melakukan suatu kesalahan dan bisa terhindar dari hukuman.
Keris yang telah auspun pamornya bisa berubah menjadi Rejang Landep.
    
Sumber: heritageofjava.com

 

Keris Mpu Gandring dan Ken Arok

Keris Mpu Gandring
 

http://cybersalemba.co.cc/wp-content/uploads/2010/04/keris-empu-gandring.jpg

Keris Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, ken Arok.

Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang menurut seorang brahmana bernama Lohgawe adalah titisan Wisnu. Ken Arok memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para “mpu” (gelar bagi seorang pandai logam yang sangat sakti) pada masa itu. Namun Mpu Gandring menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi “ditransfer” kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan kesaktian keris tersebut.

Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris tersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan haris diambil. Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebut ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji (karena sarung keris itu belum selesai dibuat) selebihnya bahkan dikatakan untuk menguji kemampuan keris tersebut melawan kekuatan supranatural si pembuat keris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya).

Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari yakni :


Terbunuhnya Tunggul Ametung
 
Tunggul Ametung, kepala daerah Tumapel (cikal bakal Singhasari) yang saat itu adalah bawahan dari Kerajaan Kadiri yang saat itu diperintah oleh Kertajaya yang bergelar “Dandang Gendis” (raja terakhir kerajaan ini). Tumapel sendiri adalah pecahan dari sebuah kerajaan besar yang dulunya adalah Kerajaan Jenggala yang dihancurkan Kadiri, dimana kedua-duanya awalnya adalah satu wilayah yang dipimpin oleh Airlangga.

Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk mendapatkan istrinya yang cantik, Ken Dedes. Ken Arok sendiri saat itu adalah pegawai kepercayaan dari Tunggul Ametung yang sangat dipercaya. Latar belakang pembunuhan ini adalah karena Ken Arok mendengar dari Brahmana Lohgawe bahwa “barang siapa yang memperistri Ken Dedes akan menjadi Raja Dunia”.
Sebelum Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, keris ini dipinjamkan kepada rekan kerjanya, yang bernama Kebo Ijo yang tertarik dengan keris itu dan selalu dibawa-bawanya kemana mana untuk menarik perhatian umum. Bagi Ken Arok sendiri, peminjaman keris itu adalah sebagai siasat agar nanti yang dituduh oleh publik Tumapel adalah Kebo Ijo dalam kasus pembunuhan yang dirancang sendiri oleh Ken Arok. Siasatnya berhasil dan hampir seluruh publik Tumapel termasuk beberapa pejabat percaya bahwa Kebo Ijo adalah tersangka pembunuhan Tunggul Ametung. Ken Arok yang saat itu adalah orang kepercayaan Tunggul Ametung langsung membunuh Kebo Ijo yang konon, dengan keris pusaka itu.


Terbunuhnya Ken Arok
 
ken arok Keris Mpu GandringSetelah membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok mengambil jabatannya, memperistri Ken Dedes yang saat itu sedang mengandung dan memperluas pengaruh Tumapel sehingga akhirnya mampu menghancurkan Kerajaan Kediri. Ken Arok sendiri akhirnya mendirikan kerajaan Singhasari.
Rupanya kasus pembunuhan ini tercium oleh Anusapati, anak Ken Dedes dengan ayah Tunggul Ametung. Anusapati, yang diangkat anak oleh Ken Arok mengetahui semua kejadian itu dari ibunya, Ken Dedes dan bertekat untuk menuntut balas. Anusapati akhirnya merancang pembalasan pembunuhan itu dengan menyuruh seorang pendekar sakti kepercayaannya, Ki Pengalasan.

Pada saat menyendiri di kamar pusaka kerajaan, Ken Arok mengamati pusaka kerajaan yang dimilikinya. Salah satu pusaka yang dimilikinya adalah keris tanpa sarung buatan Mpu Gandring yang dikenal sebagai Keris Mpu Gandring. Melihat ceceran darah pada keris tersebut, ia merasa ketakutan terlebih lebih terdengar suara ghaib dari dalam keris tersebut yang meminta tumbal. Ia ingat kutukan Mpu Gandring yang dibunuhnya, dan serta merta mebantingnya ke tanah sampai hancur berkeping-keping. Ia bermaksud memusnahkannya. Namun ternyata keris tersebut melayang dan menghilang. Sementara Anusapati dan Ki Pengalasan merancang pembunuhan tersebut, tiba-tiba keris tersebut berada di tangan Anusapati. Anusapati menyerahkan keris kepada Ki Pengalasan yang menurut bahasa sekarang, bertugas sebagai “eksekutor” terhadap Ken Arok. Tugas itu dilaksanakannya, dan untuk menghilangkan jejak, Anusapati membunuh Ki Pengalasan dengan keris itu.


Terbunuhnya Anusapati
 
Anusapati mengambil alih pemerintahan Ken Arok, namun tidak lama. Karena Tohjaya, Putra Ken Arok dari Ken Umang akhirnya mengetahui kasus pembunuhan itu. Dan Tohjaya pun menuntut balas.
Tohjaya mengadakan acara Sabung Ayam kerajaan yang sangat digemari Anusapati. Ketika Anusapati lengah, Tohjaya mengambil keris Mpu Gandring tersebut dan langsung membunuhnya di tempat. Tohjaya membunuhnya berdasarkan hukuman dimana Anusapati diyakini membunuh Ken Arok. Setelah membunuh Anusapati, Tohjaya mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Anusapati.
Tohjaya sendiri tidak lama memerintah. Muncul berbagai ketidak puasan baik dikalangan rakyat dan bahkan kalangan elit istana yang merupakan keluarganya dan saudaranya sendiri, diantaranya Mahisa Campaka dan Dyah Lembu Tal. Ketidakpuasan dan intrik istana ini akhirnya berkobar menjadi peperangan yang menyebabkan tewasnya Tohjaya. Setelah keadaan berhasil dikuasai, tahta kerajaan akhirnya dilanjutkan oleh Ranggawuni yang memerintah cukup lama dan dikatakan adalah masa damai kerajaan Singashari. Sejak terbunuhnya Tohjaya, Keris Mpu Gandring hilang tidak diketahui rimbanya.


KISAH LAIN NYA
 
Kisah tentang keris Empu Gandring bisa ditemui di kitab Pararaton. Kisah ini tak bisa dilepaskan dari sosok wanita cantik, Ken Dedes, yang konon menjadi ihwal munculnya kutukan sang empu. Berkaitan dengan asmara yang membara.

Banyak kita tahu kisah-kisah tentang keris yang memiliki tuah atau daya linuwih. Masing-masing kisah menceritakan bagaimana sebuah keris yang memiliki kekuatan daya supranatural mampu membantu mengubah nasib sang pemiliknya yang terkadang dengan cara yang sulit di nalar manusia. Tetapi, dari berbagai tentang kisah keris bertuah, tidak ada yang lebih menarik dan legendaris dari kisah keris Empu Gandring milik Ken Arok dari tumapel yaitu masa sebelum kerajaan Singosari.

Alkisah dalam serat Pararaton disebutkan, Ken Arok berniat membunuh Tunggul ametung, seorang akuwu (penguasa) di Tumapel. Niat ini muncul setelah secara tidak sengaja Ken Arok yang waktu itu menjadi abdi di Tumapel, melihat betis mulus Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, ketika Ken Dedes turun dari kereta.
Bukan itu saja, “barang rahasia” milik Ken Dedes pun terlihat oleh Ken Arok. Dari “barang rahasia” sang dewi nampak adanya sinar yang menyala. Ken Arok terkejut dan seketika itu tertarik menatap sang dewi. Benar-benar wanita cantik yang tiada taranya di dunia ini, pikir Ken Arok.

Kemudian Ken Arok menceritakan pengalamannya tersebut kepada Dhang Hyang Lohgawe, seorang brahmana yang waskita. Menurut sang brahmana, wanita dengan tanda seperti itu disebut Nareswari. Ia adalah wanita utama, ratu dari semua wanita. Meskipun seorang pria papa dan hina dina, jika beristri wanita semacam ini maka pria tersebut tentu akan bisa menjadi raja atau orang yang tinggi jabatnnya.
Mendengar penjelasan sang brahmana seperti ini Ken Arok semakin bilat tekadnya untuk dapat memperistri Ken Dedes walau apapun risikonya, termasuk dengan cara membunuh Tunggul Ametung. Maka berangkatlah Ken Arok menuju tempat tinggal Empu gandring, seorang empu pembuat keris yang sangat termasyur. Dengan keris buatan empu gandring ini Ken Arok bermaksud membunuh Tunggul Ametung.
“Ki Empu, tolong bikinkanlah saya sebuah keris yang ampuh. Saya harapkan bisa selesai dalam waktu lima bulan. Harap diperhatikan, Ki, agar keris itu dapat selesai.”
Empu Gandring menjawab,”Kalau kamu menghendaki yang baik, seharusnya dalam satu tahun. Kalau dalam lima bulan belumlah cukup.”
Ken Arok berkata lagi,”Pengukiran keris itu terserah saja bagaimana bentuk serta coraknya. Saya tidak peduli masalah janji, pkoknya dalam lima bulan harus selesai.”
Setelah lima bulan, maka Ken Arok pun teringat akan janjinya, yakni akan pesana keris tersebut kepada Empu Gandring. Empu gandring pada waktu itu sedang mengukir keris. Ken Arok perlahan bicara,”Ki, sudah selesaikah keris pesanan saya itu?” Empu gandring pun menjawab pula dengan halus,” duh kaki. Kerismu itu justru yang sedang kukikir ini.” Ketika mendengar jawaban tersebut, Ken Arok menjadi tak senang hati dan bersikap kurang sopan.

Ken Arok melihat kerisnya yang sedang di kikir (diperhalus). Keris diberikan oleh Empu gandring, diterima oleh Ken Arok dan diamat-amati. Serentak sadar bahwa kerisnya belum selesai, maka Ken Arok marah. “ini keris belum rampung!Bukanlah saya sudah berkali-kali berpesan. Tak ada gunanya saya berkata kalu begini kenyataannya, Ki. Terlalu sekali kau ini, Ki. Masakan mengikir pun sampai lima bulan masih juga belum selesai. Benar-benar mengacuhkan pesanku, kau Empu Gandring!” Ken Arok pun mengamuk membabi buta.
Epu Gandring di tusuknya dengan keris bikinan sang empu itu sendiri. Segera sang empu gandring pingsan. KenArok keterlanjuran menurutkan api amarah. Keris disabetkan di lumpang tempat kikiran besi.
Lumpang yang terbuat dari batu itu terbelah jadi dua. Setelah itu keris disabetkan kearah paron (alas untuk menempa besi). Paron pun pecah berkepingan. Setelah itu terdengarlah suara Empu Gandring yang menyumpah serapahi,”Ken Arok, besok kau sendiri pun akan mati oleh keris itu juga. Anak dan cucu-cucumu, tujuh orang raja akan meninggal pula dengan senjata yang sama.”
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, mak Empu gandring segera meninggal. Ken Arok sangat menyesal dengan kematian Empu gandring. Tuah keris empu gandring ternyata terbukti sakti. Buktinya, keris ini berhasil membunuh Tunggul ametung, Ken arok sendiri, dan keturunannya. Sehingga tepat seperti sumpah Empu gandring bahwa kerisnya membunuh tujuh orang raja.
Percaya atau tidak?
Yang pasti, kisah ini terdapat dalam serat Pararaton Ken Arok, kitab sastra jawa yang diakui kesahihannya oleh para ahli sejarah.


Keris Mpu Gandring: Hipotesis 

GANDRING dikenal sebagai pengrajin logam yang tersohor di kerajaan Tumapel (cikal bakal Singosari). Ia juga dikenal sakti. Karena “profesional” dan sakti itu ia kemudian diberi gelar “Mpu”. Ken Arok, seseorang yang dipercaya sebagai titisan Wisnu, memesan keris kepadanya. “Satu hari”, begitu Ken Arok memberikan tenggat waktu bagi Gandring. Satu hari berlalu dan Gandring telah menyelesaikan kerisnya. Namun sarung keris belum tuntas. Karena tak sabar, Ken Arok mengambilnya, lalu membunuh Gandring. Gandring sempat menyumpahi Ken Arok dan keturunannya: tujuh turunan bakal mati tertikam keris itu.
Jaman itu, teknologi pengolahan logam atau metalurgi masih sangat tradisional: besi dipanaskan dan ditempa; atau dalam istilah metalurgi, diberi perlakuan panas (heat treatment) dan dibentuk (forging). Kemudian, ilmu metafisika masuk, dan besi yang telah terbentuk (misal: pedang, keris dll), diberi doa-doa, dan menjadi sakti. Begitukah? Entahlah.

Bagaimana Mpu Gandring membuat kerisnya jadi ampuh? Mpu Gandring memilih bahan yang kuat tapi ringan. Jaman itu, proses pemaduan logam dengan logam lain barangkali tak menghasilkan paduan yang memuaskan. Jadi, bahan monolitik adalah pilihan. Mpu Gandring memilih batu meteor sebagai bahan kerisnya. Hal ini juga perlu diteliti lebih jauh apakah batu meteornya bisa diberi perlakuan panas dan dibentuk. Batu meteor ini bisa dilihat dan disentuh di Museum Geologi – Bandung. Tapi, apakah bahan itu yang digunakan Mpu Gandring atau bukan, ini masih pertanyaan.

Setelah, keris terbentuk, Mpu Gandring mencelupkan keris (yang masih panas) tersebut ke dalam bisa ular. Ada proses difusi dari racun ular ke dalam keris yang masih membara itu. Bisa ular sebagian menempel hanya di permukaan, dan sebagian lain berdifusi ke dalam keris. Setelah mendingin, keris dimasukkan ke dalam sarungnya, dan disimpan. Bisa dibayangkan jika keris itu disentuh atau ditancapkan ke tubuh: bisa ular segera menempel dan masuk ke dalam darah, lalu bagian tubuh akan lumpuh dan manusia bisa mati. Pada jaman itu, hanya sedikit orang yang mengetahui proses pembuatan keris secara “ilmiah”; salah satunya adalah Mpu Gandring. Karena pengetahuan dan pengalaman yang cukup advanced dalam pembuatan keris, mungkin Mpu Gandring juga dikenal sebagai mahaguru pada jaman itu. Apakah dia bisa disebut profesor di jaman ini?
Sumber: dadigareng.wordpress.com



KEN AROK


Dalam kitab PARARATON karangan yang berbentuk gancaran, disusun dalam akhir abad ke-15. Di dalamnya dirangkum cerita-cerita dan kronik kejadian-kejadian sejarah yang penting.  "Pararaton" sama seperti Bustan as-Salatin, artinya kitab tentang para raja. Tokoh utama dalam kitab Pararaton ialah Ken Angrok, yang juga pendiri dinasti raja-raja Singasari dan Majapahit,  kisah tentang kehidupannya dituturkan sejak lembar pertama kitab tsb. Hampir separoh isinya bercerita tentang Ken Angrok, yang merupakan campuran antara khayal dan kenyataan. Dari sudut sejarah semua sejarawan menyebut, bahwa mutu kesejarahan Negarakertagama (syair Prapanca, 1365) lebih andal ketimbang kidung Pararaton. 
 Ken Angrok. adalah anak Ken Endok, petani desa ditepi Brantas di kawasan Tumapel, di utara kota Malang sekarang. Karena kemiskinan, tapi sangat mungkin juga karena lahir tak berbapa, sejak selagi masih bayi ia dibuang ibunya.Dengan harapan agar bayi itu ditemu seseorang, dan akan diasuh serta dibesarkannya. Harapan itu memang terjadi. Ia ditemu oleh seseorang pencuri. Sehingga "Bocah Tiban" ini pun tumbuh dan menjadi besar dalam lingkungan  sebagai pencuri dan penyamun. Tapi, sekalipun pencuri, Bocah ini memang cerdik dan panjang akal.
Diceritakan Kerajaan Tumapel yang  ketika itu di bawah kekuasaan seorang adipati,Tunggul Ametung, yang tunduk di bawah kekuasaan Raja Kertajayadi Kediri (1191-1222). mendapat berita tentang kejahatan pencurian yang  tersebar  di wilayah Kediri. Maka segera diperintahnya Tunggul Ametung agar menangkap pencuri itu.Suatu ketika Ken Arok sebagai pencuri terlihat dan dikejar orang Tumapel beramai-ramai hendak ditangkap,namun tiba di pinggir kali perbatasan ia terpaksa berhenti,kemudian  ia mendapat akal: Di pinggir kali itu ada sebatang pohon siwalan. Ia segera memanjat pohon itu sampai ke ujung. Duduk di salah satu pelepah daun.  
Ketika orang-orang tiba di situ, segera mereka mengepung pohon, sambil berseru-seru menyuruh si Brandal turun. Salah seorang dari mereka segera memanjat pohon itu dengan tangkas. Sementara itu si Brandal tampak mengepit dua pelepah daun siwalan  di kedua belah tangannya. Selagi orang masih sibuk bertanya-tanya di hati masing-masing tentang apa yang akan terjadi, si Brandal dengan bersayap daun tal telah melayang terbang ke daratan seberang sana sungai. Orang-orang itu gagal menangkap si Pencuri. Dengan hati kesal tapi juga rasa kagum mereka kembali ke desa. Tanah seberang sungai itu wilayah kerajaan lain, yang tak mungkin mereka masuki beramai-ramai. Lagi pula arus kali itu pun tidak bersahabat. Lolos dari pengejaran, si Brandal bersembunyi beberapa lama.

Sementara itu dewa-dewa di Suralaya berunding, mencari jalan bagaimana bisa menyelamatkan si Brandal. Di persidangan para dewa ini ternyata Brandal ini justru menjadi rebutan ketiga-tiga dewa Trimurti. Semuanya mengaku sebagai yang berhak atas pemuda brandal yang berani dan panjang akal itu.Dewa Brahma dan Dewa Syiwa saling mengaku sebagai ayahnya.Sedangkan Dewa Wisnu mengaku, bahwa pada tubuh Brandal itulah ia menemukan tempat awatara atau titisannya yang terbaru.Namun begitu kelak, jika si Brandal sudah tampil sebagai raja.


Ken Angrok pembangun dinasti raja-raja Singasari, ternyata ia sendiri lebih cenderung pada Syiwa. Sehingga oleh karena itu untuk nama dinasti atau wangsa yang dibangunnya pun, Angrok memilih nama Girindrawangsaja - "keluarga yang lahir dari Girindra". Girindra ialah nama lain dari Syiwa.Entah sejak kapan sebutan Angrok diberikan pada tokoh ini. Barangkali sejak para dewa selesai bersidang untuk menyelamatkan Angrok dari pengejaran itu. Keputusannya, bahwa Wisnu ditugasi agar mengirim seorang Brahmana bernama Lohgawe untuk pergi ke Tanah Jawa. Adapun tugas Lohgawe agar memerintahkan Angrok berhenti menyamun, dan mengantarnya menghamba pada Tunggul Ametung. 


Ketika Angrok sudah dibawanya menghadap, Sang Adipati tidak mengenal, bahwa dia inilah tokoh penyamun dan pemerkosa yang menjadi pergunjingan Tumapel dan Kediri itu. Singkat cerita Ken Angrok diterima sebagai hamba prajurit kawal. Tugasnya sehari-hari menjadi penjaga pintu gerbang istana kadipaten. Setiap kali, jika Tunggul Ametung bersama permaisurinya, Ken Dedes, liwat keluar-masuk gerbang istana, Ken Angrok mencuri pandang pada wajah sang putri. Ia mengagumi kecantikannya, dan diam-diam jatuh cinta kepadanya.Suatu hari, seperti hari-hari sediakala, ia sedang duduk berjaga di pintu gerbang. Ketika Ken Dedes turun dari kereta, kaki sebelah sudah di atas injakan kereta dan kaki yang lain masih di lantai kereta, tersingkaplah sedikit kain yang dipakainya. Barang satu jurus saja. Tapi cukup bagi mata si Angrok, mata Pencuri, untuk menangkap suatu pemandangan yang aneh. Di balik kain itu, dan bersumber pada pangkal selangkang, mata Angrok menangkap nyala yang sangat menyilaukan! Malam itu ia kembali ke Lohgawe. Menceritakan apa yang dilihatnya, dan menanyakan apa takbir maknanya. Didengarnya keterangan sang Brahmana, bapak angkatnya yang arif itu, dan dicernanya di dalam pikirannya. Katanya, nyala itu ialah sinarnya sakti. Dan yang dinamakan sakti, yaitu kekuatan atau kekuasaan di atas kodrat, yang merupakan sumber pancaran kejayaan dan keagungan ... (Kajian ilmiah tentang daya adikodrati yang memancar dari aurat perempuan itu, antara lain, pernah dibuat oleh Prof.Dr. Prijono).Angrok kembali ke istana dengan tekad bulat: Merebut Ken Dedes dari Tunggul Ametung, dan menyingkirkan Adipati ini dari tahtanya. 

Pergilah Angrok pada salah seorang pandai besi terkenal,yang tinggal di desa Gandring. Pandai besi ini disuruhnya membikin sebilah keris, dan harus selesai secepat-cepatnya.Akhirnya waktu lima bulan disepakati kedua belah pihak.(Ensiklopedi Indonesia, Ichtiar Baru - Van Hoeve 1981,menyebut Gandring berasal dari desa Lulumbang Jawa Timur.Walaupun begitu belum berarti bahwa Gandring adalah nama pandai besi itu. Bisa juga baik Gandring maupun Lulumbang kedua-duanya nama desa).Sesudah lima bulan, sesuai dengan kesepakatan bersama, Angrok datang untuk mengambil keris pesanannya itu. Tapi ketika ia datang, keris ternyata belum selesai benar dan belum berhulu. Angrok menjadi marah, dan ditikamnya Empu Gandring dengan keris bikinannya sendiri. Sebelum nafas terakhir putus diembuskan, Empu itu masih sempat mengucapkan kutuk ramalannya: Bahwa tujuh orang raja berturut-turut akan mati di ujung kerisnya bikinannya itu! Angrok, si mantan pencuri besar, sungguh seorang ahli siasat yang licin tapi juga licik. Untuk meraih cita-citanya  menyingkirkan Tunggul Ametung, keris Gandring dipinjamkannya kepada sesama kawan prajurit kawal. Kebo Ijo, namanya. Beberapa lamanya keris bagus itu sengaja dibiarkannya menjadi hiasan pinggang Kebo Ijo. Sehingga setiap prajurit Tumapel tahu, dan menganggap keris Gandring itu milik Kebo Ijo.Sesudah pendapat umum terbentuk demikian, pada suatu malam Angrok mencuri keris itu, dan segera dipakainya untuk membunuh Tunggul Ametung. Keris tetap ditinggalkan tertancap di jantung Sang Adipati yang malang. 

Tapi lebih malang lagi Kebo Ijo. Ia segera ditangkap dan dijatuhi hukuman kisas.   Sedangkan sang aktor intelektualis perbuatan makar ini, bukan saja bebas dari getah kejadian! Ia bahkan satu-satunya yang berhasil merebut segala nikmat daripadanya. Bahwa Angrok adalah sang aktor intelektualis. Tapi Ken Dedes sendiri pun - permaisurinya - baru pada tahun 1207 tahu dengan tepat, siapa sebenarnya dalang di balik drama berdarah itu. Ken Angrok berhasil merebut nikmat. Kekuasaan Tumapel jatuh di tangannya, dan Ken Dedes jatuh dalam pelukannya.Ketika itu permaisuri Tumapel ini sudah sembilan bulan. Bayi buah harapan Tunggul Ametung, sebagai penerus pemegang tahtaTumapel. Ken Angrok segera bekerja cepat. 
Daerah kerajaan Janggala, di timur Gunung Kawi, diserbu dan direbutnya. Janggala ialah separoh bagian dari wilayah kerajaan Airlangga dahulu, di samping Panjalu, yang meliputi kawasan sepanjang pesisir utara dari Surabaya ke Pasuruan. Juga daerah-daerah di sebelah timur kawasan Janggala menjadi sasaran ekspansi Angrok ke timur. Ketika itu ketidakpuasan terhadap Kediri memang sedang merajalela di Janggala. Para brahmana sedang bertentangan tajam dengan raja Kediri, Kertajaya. Angrok yang tahu keadaan ini, dengan cerdik memanfaatkannya. Maka banyak para brahmana yang melarikan diri dari Kediri, mencari suaka ke Tumapel. Pertentangan Ken Angrok dengan Kertajaya semakin meruncing, sehingga perang Tumapel - Kediri tak terhindarkan.

Pada pertempuran di Ganter (1222) Kertajaya dikalahkan. Ken Angrok lalu menggantikan Kertajaya, raja terakhir dari keturunan Airlangga, dan menobatkan diri sebagai raja Sri Rangga(h) Rajasa. Ia lalu membangun kratonnya di Kutaraja, yang kemudian terkenal sebagai Singasari.

Kharisma Sebuah Keris


















KERIS adalah salah satu karya bangsa yang adhiluhung, yang sudah diakui sebagai kelompok heritage terbaik karya umat manusia 

Oleh : Suryanto Moekayat


Keris adalah Alat buah karya Budaya Manusia Generasi Masa Lampau, untuk memenuhi tuntutan keadaan, agar Sejahtera menjalani kehidupan dan tantangan Masa itu. Keris menjadi Sifat Kandel, memberikan Konfidensial Level bagi pemiliknya bahkan pernah juga dianggap Andel2
Suatu Negara, yang memberikan Phsychological Power Bagi Para Prajurit dan Rakyatnya dalam menghadapiAncaman baik yang Kasat mata dan Tidak Kasat Mata. Tetapi tetap kembali Berpulang kepada Manusia yang berada disekelilingnya dalam upaya nyata menghadapi ancaman2 itu dengan menyandarkan The Ending Result Kepada Sang Maha Pencipta.


Kalau kita menerawang kemasa lalu, keadaan di tiga ratus tahun Lalu, ditempat ini diBilangan Dago, andai kita bisa berada disana, dan hendak ke Alun2 Bandung saja kira2 dengan jarak kurang dari 10 km apa saja yang kita jumpai ? Ada Hutan yang masih lebat dengan segala macam isinya Macan loreng,macan tutul, macan kumbang,Ular,Buaya,Beruang, Serangga berbisa, Tumbuhan Ri Bebondotan dan sungai2 tanpa jembatan, jungur curam, belum lagi Bangsa nya yang kejem2 Begal Kecu dan jangan lupa kalau sudah dirembang petang gelap nya lalu munculnya yang bisa serem2 Bangsa Lelembut seperti Ilu2, Banaspati, Wewe, Gandarwo, Peri ,Wedon ,Dedemit,Glundung pringis, Engklek2 Balung Atanggak dan yang serba Tidak Wajar,membayangkan saja Pasti sudah menguras Nyali. Lalu ndak jadi pergi ? Pada hal sangat perlu sesuai kontek keperluan saat itu misal perlu ”Prusi”. 
Pendek nya harus berangkat, Pakai Arit? Pakai Pedang? Pakai Tombak? Bawa Obor? Mungkin Hiya, tetapi tetap saja belum dirasa mencukupi. Apa lagi Bawa Dompet dengan lembaran 2 Ratusan Ribu dan Kredit dan ATM Card bagaimana? Tidak laku!  Kita baru akan punya rasa percaya diri jika sudah nyengkelit Sebilah Keris/Kujang Andalanya apa Kyai Jalak, apa Kyai Pulanggeni,apa Kyai Kebo Lajer, apa Kyai Sengkelat, Kyai Kolo Misani!
Kalau hal seperti itu kemudian dipandang ke jaman sekarang lalu kurang sesuai lagi.
Mau ke alun-alun Bandung harus Bawa Dompet dengan lembaran 2 Ratusan atau Credit Crad.
Credit Card biasa bisa disetarakan Keris Pusaka biasa, Makin ke Platinum ya ibarat Ngagem Kanjeng Kyai (Keris Pusaka kelas Atas) makin PD begitu.


Asal Usul

Keris, seperti halnya Karya Manusia lain nya tentu melalui phase awal hingga ketataran yang lebih baik dan lebih baik lagi. Jadi sekiranya hendak didiskusikan asal usul keris tentu nya lalu ada banyak versi. Seperti hal nya Polemik Asal usul Manusia. Apa hanya dari satu sumber Eyang Adham dan Eyang Siti Khowo atau kah hasil Evolusi Theory Darwin dari Primata menjadi Homosapiens ??? Jadi menurut Penulis tidak perlu diperdebatkan untuk mencari Kebenaran yang Ter.
Yang jelas Kita masih bisa mendapatkan Pemberitahuan Gaya Nenek Moyang berupa Cerita Run Temurun ,Gambar2 Candhi, Prasasti, Suluk2 dan Sanggit serta Ilmu Kacurigan dan Metaphisika untuk menggali informasi2 itu, lalu syukur2 bisa dijadikan Manuscript dijadikan Mata pelajaran Pilihan agar Karya Adhiluhung itu bisa dilestarikan apalagi bisa dikembangkan lebih actual dengan Kekinian Zaman kita.

Dari Ilmu Kacurigan, kita diberitahu tentang Gotro Keris Lurus dan Luk dengan Ricikan2 nya yang bisa menjelaskan Jenis/Golongan /Dapur dari Keris itu. Dari Pamor/Motif yang tergambar dibilah nya bisa mengetahui Tangguh/Zaman/Daerah Sang Empu (Pembuat Keris). Demikian pula ilmu Kacurigan memberitahukan Jenis2 Wesi Aji bahan Keris yang memiliki ciri2 dan sifat2 serta manfaat kegunaan. Tentunya juga ada tata cara Pembuatan Keris Zaman itu sebelum ada Batu Bara atau Pemanas lainnya mencapai suhu diatas 1000C kecuali Arang Kayu dan panas Bumi. Terakhir bagaimana merawat agar tetap memiliki Performance sebagaimana digagaskannya.
Di Candi Borobudur yang dibangun Arsitek Candi Sang Gunadharma tahun840 an, saat dipugar ditemukan dibawah Kubah nya ada sebilah keris ”MOJOPAHIT” lengkap denganWarongko utuh ??? Sekarang Keris itu disimpan di Leiden. Memastikan itu adalah Keris Mojopahit Buatan tahun 1400, adalah kurang tepat.
Itu satu kenyataan yang diingkari Bahwa zaman Pembangunan Borobudur, Keris sudah menjadi suatu bagian Penting dari kehidupan Masyarakat saat itu. Moga2 keris itu bisa diminta kembali untukditempatkan di Moseum Borobudur, sebagai gantinya bisa dibuatkan duplikatnya !!!
Banyak penelitian mendapatkan kesimpulan bahwa keris mulai terungkap sekitar abad ke X. Namun sejarah versi Tradisionil,Kitab Jitabsoro dll menuliskan bahwa mPu Ramadi tadinya Pertapa/Wiku di gn Merapi diajari tentang semua jenis Tosan/wesi oleh Penembahan Karang yang bernama Kyai Mudik Betoro. Lalu bersama Puteranya mPu Hanggajali dan Cucu2 nya mPu Radya, mPu Cokaryo,mPu Sandi,mPu Sakya dan mPu Isaka mulai membuat pusaka2 yang indikasikan pada tahun Bulan 152 atau juga tahun Masehi . Karena tahun Matahari berbeda 3 hari tiap seratus tahun.
Karya pertama mbabar Sang Larngatap berupa Keris Lurus dengan ricikan dua sogokan sampai puncak,tidakada grenengan dan kembang kacang. Nah itu adalah informasi tentang Keris yang dibuat dengan dasar pengetahuan tentang Tosan Aji yang diikuti para mPu hingga sekarang. Benar atau tidak tergantung Masing2 saja. Percaya monggo ndakpercaya monggo toh ini suatu Wacana.


Ricikan Sebilah Keris

Keris ada keris Lurus dan ada keris luk, dengan ricikan yang diberikannya menjadi kanya terindentifikasi sebagai Dapur (tiruan Keris Pusaka Aslinya).
Keris terdiri dari Pesi yang ditancapkan ke Pegangan/ukiran, Gonjo dan Wilah.
Nama ricikan utama :
  1. Pesi mekipun bagian lain utuh,namun jika pesinya rusak, keris itu cacat
  2. Sirah cecak
  3. Jangga
  4. Waduk
  5. Buntut
  6. Ganja ,ada ganja iras yang menyatu dan ganja susulan yang pisah dengan wilah
Ada ganjasirah cecak,buntuturang ,gulu melet,gendok dansabit ron. Selain itu ada ganja Kinatah dihiasi mas,ganja sekar dihiasi pamor,ganja mas kumambang pamornya diatas saja dan ganja wulung polos. Selain itu ada juga istilah Ganja sebit rotan, Ganja cecak,ganja tekek,ganja Uceng mati,ganja Cangkem Kodok,ganja Dungkil,ganja Wilud,ganja KelapLintah dan ganja Sepang.

  1. Lambe gajah
  1. Lambe Gajah
  2. Wadidang
  3. Bungkul
  4. Pejetan ,kalau dirasa seperti hasil pejetan tangan
  5. Gandik
  6. Kembang kacang
  7. Jalen
  8. Tikel Alis
  9. Sogokan ngarep
  10. Sogokan buri
  11. Sor soran
  12. Gulomilir
  13. Kruwingan
  14. Gusen ngarep
  15. Gusenburi
  16. Hada hada
  17. Kudup
  18. Pudak sategal
  19. Sraweyan
  20. Eri Pandan
  21. Thingil
  22. Jenggot 


Bahan Keris dan Pamor

Para leluhur kita sangat menghargai bahasa sanepan sehingga perlu pengertian yang sangat cukup memahami maksud nya. Namun mulai ditelitinya beberapa keris tangguh kuno (maklum mesti merusak) bahwa Besi2 Aji bahan Keris menurut Babon Kitab Kuno dikenal Logam bahan dasar diantara nya :
BesiKarangKijang,Pulosani/purosani,Mangangkang,Walulin,Katub,Kamboja,Ambal,Winduadi,Tumpang,Werani,Welangi,Terate,MaleloRuyun,MaleloKendogo,Kenur,Tumbuk,Balitung.
Setelah menjadi sebilah keris/tumbak, Merupakan paduan Besi(Fe) dengan unsur2 logam lain tergantung Tangguh nya (pak Haryono Arumbinang) :
  1. Keris Tangguh Pajajaran Fe , As dan Ti
  2. Keris Tangguh Sedayu Fe,As,Ti,Cr,Sn,Sb,Ag dan Cu
  3. Keris Tangguh Mataram Fe,As,Ti,Ni,Sn dan Sb
  4. Pedang dapur Sabet Fe, As,Ti,Cu dan Sn
  5. Tumbak Luk 11 Fe,Ti,Ad,Sn,Ag dan Ca
Jadi tidak lah benar bahwa anggapan keris2kuno selalu menggunakan banyak unsur Ni
Yang dikenal Pamor Luwuk,.ternyata justru menggunakan titanium yang banyakdigunakan untuk memperkuat logam dan ringan ( catatan Umum nya Material Air Craft Engine danAerospace component diberi paduan Titanium).Dan agar diketahui pula Pasir besi dipantai selatan P Jawa rata2 mengandung TiO2 yang tinggi.Coba diteliti, saat eksploitasi Pasir besi Cilacap dengan Ti hingga 17% ke USA, dengan pengembangan pesawat SR 71 atau Ulang Alik yang body nya dilengkapi lapisan Titanium tahan suhu tinggi. Jadi kalau Keris sudah memakai bahan besi berkadar Ti tidak mustahil. Lalu ,Siapa lagi yang mau susah payah mengadakan penelitian ?



Pamor Keris

Bagian yang membuat keris memiliki penampilan logam yang berbeda dengan sesama senjata Karya Bangsa lain adalah karena Ber Pamor.
Besi pamor sendiri ada 3 jenis :
  1. Meteorit (mengandung besi dan nikel)
  2. Siderit (mengandung besi saja)
  3. Aerolit (berupa batu keras disebut batu Pamor)
Kyai Pamor , di Kasunanan Surakarta adalah Meteorit yang jatuh diPrambanan. Oleh Sri Paku Buwono III tahun 1784 diambil dibawa ke Surakarta. Meteorid yang berat nya 40Ton juga pernah diambil dari Prambanan oleh Sri PakuBuwono IV tahun 1797 !!!
Dijadikan Kyai Pamor yang digunakan mbabar keris2 Pusaka ageman Kraton.
Menurut Pak Pirngadi 1930, bahwa kebanyakan besi Pamor yang diperdagangkan masa itu disebut Pamor Bugis yang sebenarnya batu Nikel berasal dari pegunungan Torungku dan Ussu di Luwu – Banggai.

Ada beberapa jenis Pamor menurut Udowadono ( keadaan menetapnya Pamor) dan Jwalono pamor yang  terbentuk sendiri . pamor Anukarto terbentuk dengan disengaja oleh mPu pmbuatnya.
Menetapnya Pamor pada Wilah bisa Mlumah sejajar permukaan Wilah, Miring artinya berdiri miring atau tegak lurusdengan permukaan Wilah. Pamor ngambang, seolah menempel saja. Sedang sifat pamor bisa Ngawat, Ngrambut, Nungkak, Netep, Pandhes, Sap sapan.
Penamplan bisa Mubyar, Kelem,  Keras dan Welu (pucat)
Pamor Titipan atau Akhadiat sangat dihargai.
Pamor munggul seperti bisul dipercetakan seperti huruf timbul, juga sangat dihargai.
Pamor jenar kekuning kuningan (bukan besi kuning godo R Setyaki/Menakjinggo)

Pamor wirasat bentuk nya aneka macam seperti Kul Buntet, Batu Lapak, Pancuran Mas diantara 90 jenis pamor wirasat yaitu : Kuthomesir,Rojo Gundala, Ujung Gunung, Tumpuk, Tlagamembeng, Purnomodhadari, Udan Mas, Kancingkulino, Satriyo Pinayungan, Sodo Saler, Alur,Dewoto,  Adeg 3, Adeg2, Rojo bolo Rojo, Tunggak semi, Singkir/Adeg 1, Tangkis, Slewah,Simbang kurung, Simbang Patawe, Simbang rojo, Buntel Mayit,Kudhung mayit, Nerjang, Pegat wojo, Pedhot dan Belah pucuk.

Pamor Rekan atau Anukarto : Pamor Dwiwarna, Triwarna,Moncowarno, Mas Kumambang, Tambal, Simbar, Slewah,Tangkis, TejoKinurung/Wengkon/Tepen,Beras wutah, Blarak sinered,  Ron Dhuru, Ganggeng Kanyut, Walang Sinunduk, Kupu tarung, Udan Mas, Sekar Pakis, Naga Rangsang, Korowelang.  



mPu Pembuat Keris

Hingga Saat ini kita bisa berbesar hati dengan masih aktifnya mPu - mPu zaman kini yang bisa meneruskan Naluri Budaya mBabar Keris, bahkan juga muncul mPu muda yang bersemangat untuk berkarya. Marilah kita angkat Topi Salute kepada Beliau2 itu mPu Jeno.
Barangkali akan ada mPu lulusan ITB ? Takut tidak bisa hidup mewah, tidak bisa ngopeni istri cantik, nyekolahkan anak-anak? 

mPu Leluhur dengan Karya2 nya :
1.mPu Ramadi thn 152 mbabar Sang Larngatap,Sang Pasopati,Sang Tjundrik Arum
2.mPu Isakadi thn 216 jaman Medang Siwandoto, mbabar Sang Jalak Dinding
3.mPu Sukmakadi thn 230 jaman Tulyanto, mbabar Sang Kolomisani.
4.mPu Bromogedali thn 261 jaman Medang Kamulan, mbabar Sang Tilam Upih, Sang Balebang
5.mPu Saptogati thn 265 jaman Giling Wesi mbabar Sang JokoSerang, Sang Sempaner, Sang Jontro
6.mPu Pudjogati thn 418 jaman Purwocarito mbabar Sang Sempono, Sang Bangodolog
7.mPu Songgogati thn 522 mbabar Sang Setan kobar, Sang Karagan
8.mpu Dewoyoso thn 522 jaman Wirotho mbabar Sang Ron Bakung, ,Sang Yuyurumpung,Sang Dadap ngerak
9.mPu Dewoyoso II jaman Purwocarito ke3.mababar Sang Carubuk (Pusaka Ageman Kanjeng Sunan Kali Jogo),sang Kebolajer dan Sang Kabor
10.mPu Sarpodewo thn 1062 mbabar Sang Tjarito, Sang Tjengkrong,Sang Urubing Dillah,Sang Paniwen
11.mPu Ramajadi thn 827 mbabar San Pandowo, sang KarnoTandhing, Sang Bimo Kurdo
12.mPu Gondowiseso thn 941 mabar sang Megantoro,Sang Rarasjiwo
13.mPu Wareng thn 1103 jaman Pengging Witaradyo mbabar Sang Lunggadung.,SangPendowoLare,Sang Supono
14.mPu Gondowijoyo thn 1125 jaman Pengging Witaradya mbabar Sang Mengeng,Sang Carubuk II,SangBuntolo, Patrem Nyi Carang Buntolo,NyiPulut Bendo, Nyi Puthut
15.mPu Windhudibyo dan mPu Djonggo thn 1119 mbabar Sang Panji sekar, Sang Tjarang Soko,sang Panjisinom.
16.mPu Kanaka thn 1130 jaman Pajajaran Makukuhan mbabar Sang Kalut,Sang Bangwetan
17.mPuWelang thn 1150 jaman Pajajaran Makukuhan mbabar Sang Kukuhan
18.mPu Bayuaji thn 1150 jaman Cirebon, mbabar Kyai Setan Kober (pusaka Aryo Penangsang/simbul Kodam Diponegoro)
19.mpu Damarjati Cirebon,mbabar Kyai Sabuk Klonthang, Kyai Lamakgodong
20.mPu Windhusarpo thn 1170 mbabar sang Brojol,Sang Betok,Sang Larbango
21.mPu Andoyosangkolo thn 1186 mbabar Sang Tilam Sari,Sang Parung Sari
22.mPu Khadjatsari thn 1228 mabar Sang Sinom Worawari
23.mPu Anjani thn 1248 jaman Pajajaran sigaluh ,mbabar Sang Djalak Ngore,sang Tjarita Lentang,Sang Blarak Ijo,Sang Blabak.
24.mPu Martjukundo thn 1248 jaman Sunda Nyakrawati,mbabar Sang Djangkung , sang Pandowo tjarito
25.mPu Kuwung ,mPu Kelengan tidak menghasilkan keris ternama (gagal).
26.mPu Hanggorekso thn 1303 Tapan Pajajaran mbabar San Jalak Sangutumpeng, sang Sumelang Gandring, Sang Mangkurat, sang Magkunegoro
27.mPu Domas thn 1381 mbabar banyak sekali keris Sang Panimbal,sang Djaruman,Sang Sepokal,Sang Sabuk Inten,Sang Mundarang,Sang Buto Ijo dan Sang Anoman
mPu tergolong tangguh Sepuh jaman
Jenggolo,Majapahit,Tuban,Maduro dan Blambangan.
28.mPu Sutopasana mbabar Kyai Tapadriyo
29.mPu Demang mbabar Kyai Gliyeng
30.mPu Deworogo jaman Sri Aji Joyo Boyo ndak kesebut karyanya
31.mPu Pujodewo jaman Majapahit mbabar kyaiGagak Ngore dan Kyai Gandawiso
32.mPu Supodriyo jaman Majapahit mbabar KyaiGanawiso
33.mPu Supongrani jamanMajapahit mbabar KyaiTohjiwo dan KyiWungkul
34.mPu Supohadi jaman Majapahit mabar kyai Blawong dan Kyai Buntu.
35.mPu Puthut Galuh jaman Tuban mbabar Kyai Bango Mampang
36.mPu Demangan dan mPu Dewarasajati mbabar KyaiBandar
37mPu Kuwung mbabar Kyai TedakSungging
38.mPu Salahito mbabar kyai Ulosabet
39.mPu Bekeljati dan mPuSiratiman mabar Kyai Rowangga
40.mPu Sriloja jaman Maduro mbabar Kyai Bodig
41.mpu Kaloka mbabar kyaiKuwung Kuwung
42.mPu Kisa dan mpu Akasa mbabar Kyai Gagak Banyu
43.mPu Kakap jaman Blambangan kurang jelaskarya2 nya.
44.mPu Bramakedali mbabar Kyai Hargakedali
45.mPu Luwuk mbabar kyaiLawung dan Kyai Gantar
46.mpu Lunglungan mbabar Kyai Maduraja
47.mPu Kebolungan mbabar Kyai Kocak
48.mPu Pitranggeni mbabar kyai Jalak anggon
49.mPu Jokosuro mbabar keris Kyai Ulowadon dan Patrem Nyi Pucuk
50.mPu Humyang jaman Pajang mbabar KyaiOmbak Banyu
51.mPu Lobang mbabar Kyai Bangonoleh
52.mPu Canthoka mbabar Kyai Kluwak mas
53.mPu Loo Ning mbabar Kyai Sanggo
54.mpu Japan mbabar Kyai BlarakSempal
55.mPu Tepas mbabar Kyai Udanangin
56.mPu Tunggulmulyo jaman Mataram mbabar KyaiJabar
57.mPu Manisjiwo tidak tercatat karya nya
58.mPu Loo Ning (dariPajang) mabar Kyai Laksa
59.mPu Tepasana mpu termasyur mbabar Kyai Pandengan ,Kyai Panurun,Kyai Bardan
60.mPu Sendang mbabar Kyai Babarlayar
61.mPu Setrobanyu mbabar Kyai Rogoulah dan Kyai Semarmesem
62.mpu Kithing mbabarKyai Kandhangdewo
63.mpu Luyung jaman Kartosuro mbabar KyaiWadaspolah,KyaiJamurdipo, Kyai Bawuk
64.mpu Kasub mbabar Kyai Padang dan Kyai Brojokeso
mPu yang belum disebut yang tidak kurang hebat nya adalah mPuBanyakwide dariPajajaran dan juga
65.mPu Gandring dariKediri yang terkenal mbabar Keris Pamengkang Jagad,yang minta darah 7 orang Petinggi Singosari/
66.mPu Supo yang mbabar Kyai Sangkelat , Kyai Nogososro
67.mPu Kumolo dari Sedayu.
mPu jaman Surokarto
68.mPu Brajokaryo,
69.mpu Brojoguno (yang keris2 nya bisa nembus uang logam),
70.mpu Tirtodongso,
71.mpu Sutowongso,
72. mpu Japan I dan mpu
73.Japan II
74.mpuSingowijoyo,
75.mpu Japamantra,
76.mpuJayasukatgo,
77.mPu Mantrawijoyo,
78.mpuKaryosukatgo,
79.mpuWirosukatgo,
80&81.mpuKaryosukatgoII dan III,
82.mpu Japan III dan
83mpu Projodahono.
84mpu Jeno
85mpu Pausan
86mpu Subandi
87mpu Daliman
88mpu Suyanto
89mpu Sukamdi
90mpu Sukoyo
91mpu Rudy Hartono
dll

Jadi sebenarnya dari dulu hingga sekarang Negeri ini tidak putus-putus nya memiliki mpu maupun para ahli Metalurgy. Hebat bukan.



Dapur Keris

Merupakan tiruan keris pusaka babaran para mPu Kuno yang disebut diatas, yang bisa ditabelkan dengan unsur2 Ricikan yang ada 27 an jenis Kesamping, sedang kebawah terdiri Macam2 Dapur Keris 124 jenis seperti dibawah ini :

Keris Lurus
1. Dapur Panjianom 2. Dapur Jokotuwo 3. Dapur Betok 4. Dapur Karnothinanding 5. Dapur Semar Betak 6. Dapur Regol 7. Dapur Kebo Teki 8. Dapur Jalak Nguwuh 9. Dapur Sempaner 10. Dapur Jamang Murup 11. Dapur Tumenggung 12. Dapur Pasopati 13. Dapur Tilam Upih 14., Dapur Condong Campur 15. Dapur Jalak Dinding 16. Dapur Jalak ngore 17. Dapur Jalak Sangutumpeng 18. Dapur Mendarang 19. Dapur Mesem 20. Dapur Semar Tinandu 21. Dapur Ron Teki 22. Dapur Sujen Empel 23. Dapur Kelap Lintah 24. Dapr Dungkul 25. Dapur Yuyu Rumpung 26. Dapur Brojol 27. Dapur Laler Mengeng 28. Dapr Puthut 29 Dapur Jalak Sumelang Gandring 30. Dapur Mangkurat 31. Dapur Mayit Miring 32. Dapur Kala Munyeng 33. Dapur Pinarak 34. Dapur Marak 35. Dapur Jalak Tilam Sari 36 Dapur Tilam Sari 37. Dapur Jokolola 38. Dapur Wora wari 39. Dapur Kala Misani.40. Dapur Tundung Madiun.

Keris Luk Tiga
1. Dapur Jangkung Pacar 2. Dapur Mahesosuko 3. Dapur Maheso Nempuh 3. Dapur Wuwung 4. Dapur Mayat 5. Dapur Jangkung 6. Dapur Tebusauyung 7. dapur Bangodolog 8. Dapur Larmotho 9. Dapur Campur Bawur 10. Dapur Segoro Winotan.

Keris Luk Lima
1. Dapur Sinarasah, 2. Dapur Pudak Setegal, 3. Dapur Pulanggeni (Kanjeng Kyai Pulanggeni pusaka R Herdjuno), 4. Dapur Pandowo 5. Dapur Anoman 6. Dapur Kebodengen 7. Dapur Kala Nadah (KK Kala Nadah Pusaka R Abimanyu) 8. dapur Pandowo Lare 9. Dapur Urap Urap 10. Dapur Nagasariro 11.Dapur Kebo Dendeng, 12. Dapur Pandowo Cinarito.

Keris Luk Tujuh
1. Dapur Kidang Mas 2. Dapur Balebang 3. Dapur Carubuk 4. Dapur Juranguyung
5. Dapur Nagakeras 6. Dapur Sempono punjul 7. Dapur Sempono bungkem 8. Dapur CaritoKasabdo 9. Dapur Angen angen.

Keris Luk Sembilan
1. Dapur Sabuktampar 2. Dapur Carito Kanowo 3. Dapur Butoijo 4. Dapur Sempono Klenthang 5. Dapur Kidang Mas Masan 6. Dapur Sempono 7. Dapur Jurudeh 8. Dapur
Panimbal 9. Dapur Carang Soka 10. Dapur Kidang Soka 11. Dapur Paniwen 12. Dapur Jaruman 13. Dapur PanjiSekar 14 Dapur Pandengan 15Dapur Tundung Mungsuh 16. Dapur Ganjur.

Keris Luk Sebelas
1. Daur Carito Bungkem 2. Dapur Waluring 3. Dapur Joko Wuru 4. Dapur Sabuk Tali
5.DapurCaritoGandu 6. Dapur Carito Prasojo 7. Dapur Carito Keprabon 8.Dapur Carito Daleman 9. Dapur CaritoGrenengan 10. Dapur Sabuk Inten 11. Dapur Naga Kikik 12. Dapur Naga Ngikik.

Keris Luk Tiga belas
1. Dapur Kantar 2. Dapur Parung Sari 3. Dapur Johan ManganKolo 4. Dapur Caluring
5. DapurLunggadung 6. Dapur Sepokal 7. Dapur Korowelang 8. Dapur Bhimokurdo
9.Dapr Naga Seluman 10 Dapur Sangkelat 11. Dapur Naga Sosro.

Keris Luk Limabelas
1.Dapur Sedet 2. Dapur Raga Pasung 3. Dapur Carito Buntolo 4. Dapur Raga Wilah 5. Dapur Mahiso Nabrang.

Keris Luk Tujuhbelas
1. Dapur Ngamperbuto 2. Dapur Kancingan

Keris Luk Sembilan Belas
Dapur Trimurda

Keris Luk Dua Puluh Satu
  1. Dapur Kala Tinantang 2. Dapur Indrajid 3. Dapur Trisirah
Keris Luk Dua Puluh Lima
Dapur Bhimo Kurdo

Keris Luk Dua Puluh Tujuh 
Dapur Anggowirun

Keris Luk Dua Puluh Smbilan 
Dapur Kolo Bendu

Jadi Dapur merupakan Pakem Gotro Keris sejak Keris Pusaka yang Asli Pertama kali di babar, ditiru dan digunakan hingga sekarang. Mengenai nama-nama yang mudah kita cerna sebagaimana bahasa Jawa sekarang apa merefleksikan hal itutidak banyak berubah sejak awal nya? Jadi apa hal ini lalu bisa diterima begitu saja? Sekali lagi mari kita terima dengan positip thinking. Toh jika digunakan Namanya juga Gagah , Cantik dan Berwibawa.
Guna menambah keindahan ,kewibawaan sebilah keris adakalanya diberi lapisan Emas (Sinarasah Emas), diberi Berlian dan batu permata lain yang bernilai.



Mitos Tentang Keris dan Pusaka

Pada jaman Rasional seperti sekarang ini, mitos tentang Doyo Linuwih dipandang bermacam macam. Yang ekstreem percaya bahwa Doyo sebuah Pusaka dianggap Menduakan ALLAH SWT alias Musrik Berat, juga Doyo itu dianggap berasal dari kekuatan Supranatural yang cenderung di anggap Ilmu Hitam. Akibatnya lalu Keris dicap sebagai bagian dari Berhala yang harus dijauhi. Soal ini dalam kontek Budaya lalu ada Pro dan Kontra.Simbol2 sebagai bagian Masa Lalu yang dianggap memiliki Daya Mistis harus ditinggalkan Pendapat sebagian penerima faham Ke Esa An Tuhan Yang Maha Kuasa utama nya Kaum Pemeluk Agama Islam.
Akibat dari itu, Keris dan Pusaka Peninggalan Masa lalu menjadi Salah ditangan Pewaris nya, sehingga menjadi Koleksi Para Kolektor yang Banyak diantaranya Warga Keturunan Tiong Hwa yang telah berhasil memiliki Kemampuan Financial, yang kecenderungan bisa dijadikan Bisniss yang tidak boleh dianggap remeh. Contoh lain Batu Permata/Akik/Aji.

Menyikapi hal tersebut sifat nya menjadi sangat Individue, terkait Kebebasan tanpa merugikan Individue lain berdasarkan alasan yang bisa berbeda beda.
Sebagai Contoh :
Para Wali, hampir semua nya digambarkan memakai Ageman sebilah Keris. Alasannya ? Sangat pas dengan masa itu.Dijaman sekarang misal USTADZ Aa Gym kemana memakai ageman Keris, kan jadi aneh.
Para Raja dan Negara memiliki Gedong Pusaka dengan tradisi yang dilestarikan meskipun ada modifikasi disesuaikan dengan keadaan masa kini Utamanya di Surakarta , Yogyakarta , Cirebon Kasepuhan.
Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto memiliki Pusaka2 yang dianggap Masyarakat dikaruniai Doyo Linuwih.
Juga Pak Suharto, tentu memiliki keris-keris Tayuhan dan Ageman yang di jadikan koleksi Museum di Taman Mini itu.

Ada beberapa cerita yang pernah Kami dengar dari beberapa kerabat antara lain sbb:
Kakek Somadihardjo yang merupakan Saudara Tertua Nenek penulis punya dua Pusaka berupa Keris dan Tombak yang namanya tombak Konang. Ciri khas tombak ini panjang wilahnyanya se Kilanan tangan si Empunya atau yang Jodoh dengan nya. Kisah yang terjadi mungkn secara kebetulan, saat Banjir besar JamanJepang di kota Tulungagung setinggi 2,5 meter di desa Botoran. Bajir yang tidak surut2 mebuat susah semua nya.. Sudah larut malam ndak bisa memejamkan mata, mendadak mengingatkan Kakek Soma dengan Tumbak Konang. Setengah Emosi Kakek Soma menarik sarung dan menghunjamkan nya Ke dalam air banjir yang menggenangi dalam rumah nya,sambil setengah menghardik Ikut saya sudah begitu lama, kok terima2 nya/senang kebanjiran seperti ini. Guna apa !!
Pagi hari saat bangun pagi, benar2 sulit dipercaya bahwa Banjir mulai surut.Jendela dan pintu2 yang tadinya terendam sudah tampak dan dengan berjalannya waktu sejak itu Bajir besar Jaman Jepang 1944 lalu surut. Allah Maha Besar Kuasa membuat segala sesuatu,hanya cara nya pasti ada alat yang dipakai Baik melalui response Alam semesta dan Lingkungan , dan bukan tidak mungkin secara kebetulan yang dilakukan Kakek terhadap tombak Konang. Subhanallah ....
Hal yang lain terjadi, kejadian adanya ular Weling (sangat berbisa) yang tiba2 ada dan berada dikamar Kakek Soma pada hari Kamis malam.Datang dan perginya tidak pernah diketahui, biasa muncul kalau Kakek Soma Lupa untuk membelikan bunga Telon . ua Pusaka itu lenyap tak tentu rimbanya saat Kakek Soma wafat, kedua pusaka itu tidak bisa ditemukan oleh Puteranya bersama Saudara2 yang memeriksa Kamar Almarhum.
Percaya atau tidak Sebilah Tombak sekarang ada dirumahku, dari Peberian seseorang (Ibu Brigjend Bambang Supangat) yang meminta ku Merawatnya. Tombak Konangkah itu, mana ku tahu? Ternyata panjang wilahnya nya sekilan tangan ku !!!
Di Kota Tulungagung, ada gedong Pusaka yang dibuat sebagai Musium Budaya yang khusus untuk menyimpan Pusaka2 Kabupaten Sepuh utama nya sebilah Tombak yang dikenal Ked
Kanjeng Kyai Baru Klinting. Tombak ini konon dibuat dari penciptaan salah satu potongan lidah Joko Baru Klinting ,Ular Raksasa yang diminta Empu Ramadi melingkari Pucak Gn Merapi ternyata kurang sedikit lalu disambung dengan menjulurkan lidah nya guna membuktikan bahwa dia sebenarnya Putra Sang Pertapa. Mengetahui hal itu lalu dipotonglah lidah bercabang itu dan dicipta menjadi dua bilah Tombak. Pusaka Kanjeng Kyai Baru Klinting dan yang lain adalah Kanjeng Kyai Upas yang dimiliki Kraton Mataram Yogyakarta Hadiningrat. Percaya atau tidak, Pernah Kanjeng Kyai Baru Klinting maujud ular raksasa di Pohon beringin desa Ringin Pitu di Tulungagung, yang lenyap sendiri tanpa diketahui sebegitu siang malam dijaga puluhan polisi bersiaga penuh. Beberapa sesepuh Tulungagung begitu percaya akan hal itu. ALLAH SWT Mengaruniai Kota Tulungagung sebuah Tombak Pusaka yang dirawat dengan baik hingga sekarang.
Pengalaman Pribadi, bahwa keluarga Bapak menurut Nenek Nyi Jepun Ibunda Bapak Ku
Secara Run Tumurun ada darah bakat Empu dan Dalang.Hanya hingga generasi saya muncul, Keluarga sudah bercerai berai saat Penjajahan Jepang (Romusha). Menurut Nenek Karya Pusaka Eyang2 Empu adalah Keris2 Umyang dan Eyang Dalang adalah Ngruwat Kota Lodoyo tambar dari pengaruh Goro2 yang acap kali terjadi pada masa2 sebelum nya. Kota Ldoyo terkenal dengan sebuah Gong Kuno mBah Kyai Pradah.
Sebelum kejadian ini, perhatian dan naluri Ku terhadap Keris praktis tidak ada. Sampai suatu ketika diMudik Lebaran di Tulungagung, saat kami berhenti mencari Minuman ada seorang Bapak2 membawa bungkusan dan memberikan kepada Ku jika mau menerima. Ternyata bungkusan tersebut sebilah keris sederhana tetapi kesanku Kuno. Semenjak itu
Saya akui perhatian dan naluri Ku terhadap Pusaka Keris mulai tumbuh. Waktu keris tersebut saya bawa dan tunjukan pak Hardjono Alm (Ayahanda mbak Ratih Setpri Presiden Gus Dur) , beliau lalu mengatakan bahwa keris tersebut Dapur Umyang,juga sering disebut Buto Ijo ??!! Karena ada ukiran berupa sosok Manusia /Raksasa, khususnya keris tadi gandig dan jalen nya kedua sisi berukir Dua Orang Wiku (Priya) yang sedang berdoa. Beberapa bulan kemudian Saya mendapat kan sebilah Keris dari Om Supriyono Alm dari Trenggalek, yang katanya sesuai pesan Kakek Ki Hardjonoto Alm, Jika saat nya tepat.
Ternyata setelah menyerahkan Keris tersebut Beliau Om Supriyono Meninggal!!??

Ternyata Keris tersebut juga Keris dengan Dapur Umyang,hanya menurutku Keris untuk Wanita yang juga disebut Patrem dengan gandig dan jalen nya kiri dan kanan Pertapa Wanita berdoa. Dengan demikian saya memiliki dua bilah Keris dapur Umyang Laki danPerempuan. Karena ukiran Keris yang satu dua orang Wiku (laki2) dan keris yang lain Dua Wiku Putri, yang kedua nya sedang berdoa. Apakah ituberarti tanpa kusadari Pusaka Karya Leluhurku kembali ke Pemilik yang masih darah daging nya, Waah ... tidak bisa saya jelaskan.
Kakek Ku sendiri bernama Ki Atmoredjo, asalnya dari Desa Wajak Tulungagung. Beliau ini sangat gemar Prihatin,sampai2 bertapa Ngluweng didalam Tanah. Dikalangan Saudara2 nya paling bisa Nayuh Keris, Burung Perkutut. Salah satu Keris Umyang sebenarnya Pusaka beliau yang kemudian diurus adik nya Ki Hardjonoto yang lalu memesankan agar keris tersebut diturunkan kepada Ku.

Dan setelah saya ketempatan kedua bilah keris itu, saya memang lalu kebanjiran Keris Ada Dapur Tilam Sari, Jalak, Semar Betak ,Pudak sategal, Sangkelat, Tejokinurung dan Kyai Jatayu dan Dapur Tilam Upih dengan Pamor Dwi warna, sebilah tombak Lele Sinunduk dan Tombak Kyai Konang (barang kali). Satu Tombak Kuno yang dipercaya Ageman nya Bupati Banyak Wide (Bupati Madura jaman Singosari) membuat Ibu nya anak-anak nyaris ....,sehingga terpaksa saya sapih ke Bapak Moro Sepuh, lalu dibawa Adiku tanpa memberitahu Ku , membuat Keluarga nya berantakan. Sekarang dibawa seorang Kawan Istri Adiku itu.... semoga bisa saya ingatkan ada sesuatu yang bisa terjadi diluar kuasa kita.
Kisah Tombak berpamor Kul Buntet. Pak Royo seorang Purnawirawan TNI-AU punya kisah Unik dengan tombak Kul Buntet ini. Yang mengalami pertama Waktu Romo dan Ibunya melewati bulak ( jalan melalui sawah), yang sering ada Begal nya. Mengethui hal itu yang tidak mungkin dilawan, dengan Mohon kepada Yang Maha Kuasa agar dengan Tombak itu bisa selamat, lalu ada wisik agar Tombak diodot (ditarik sedikit dari sarung). Romo dan Biyung Pak Royo terus berjalan meskipun dengan was2. Mereka berjalan sambil siaga kalau dicegat. Apa yang terjadi seperti nya para Begal ndak mengetahui kehadiran Romo danIbu nya yang berjalan dengan tegang melewati mereka (di Tlatah Loano Purworedjo). Selamat lah berkat Pertolngan ALLAH melalui sifat Konfidence dengan membawa Tombak Kol Buntet itu. Jauh setelah masa itu , Dalam kagungan pak Royo Tombak Kol buntet itu Hilang entah bagaimana cara nya.Lama setelah itu ada sesorang dari Jakarta mencari Pak Royo dan mengembalikan Tumbak itu. Bagaimana ini? Pak Royo pun sangat keheranan. Rupanya si Tombak belum mau lepas dari pak Royo, lalu mempengaruhi Pembeli itu untuk mengembalikan kepada Sipemilik, yang akhirnya ditemukan diYogya yaitu pakRoyo.
Kasus Pak PAUL, Certifiying Agent Assembly GE-CT7 ENGINE CN235
Menjelang kepulangannya Ke USA,Kawan2 berencana memberikan tanda mata.Akhirnyauju berupa sebilah Keris Dapur Nogososro senerasah Srikuning.Pagi itu seminggu sebelum kepulangannya Kami memeriksa keris tersebut, sementara sejam lalu Pak Paul pamit akan memeriksa Komputernya ke Kota.Saat semua kawan2 kumpul keris Kyai Nogososro pada di lihat kawan2, setelash saya lukar dari Warongko,satu persatu pada memeriksa detil Ketis tersebut. Pada giliran dik Imam Sedjati tiba2 secara berkelakar Keris di acungkan keatas sambil berseru Hei Paul Kamu dimana? Setengah jaman setelah acara itu dan kami masih berembug,geger disekretariat Direksi.Ada kabar Pak Paul Meninggal serangan jantung !!!???
Semua pada saling melihat dan mremperhatikan keris tersebut..
Akhir nya tanda mata Keris Nogososro tetap kami serahkan keluarga yang datang hendak membawa Jenasah pak Paul dalam acara ramah tamah perpisahan dengan Pengundang Pak Paul yang sudah Almarhum yang jasadnya di Ruang Mayat RS Boromeous....OPOTUMON?
Apa yang saya uraikan didepan Moga2 tidak salah menyikapi, bahwa semua itu sebagai Anugerah yang dijodohkan ALLAH SWT khusus nya kepada penulis, sebagaimana yang diLahirkan sebagai Bangsa Indonesia Suku Jawa. Tentunya saya merasa tetap perlu memiliki Naluri Jawa Ku, disamping sebagai Bangsa Indonesia yang Asiatik dan sebagai Muslim yang telah memperoleh Pendidikan Baik Formal dan informal serta mengenal Teknology Kini dalam bidang Metalurgy dan Mechanikal System Perawatan Turbine Engine.



Warongko

Kurang tuntas jika bahasan belum juga menyentuh Warongko, yang tidak kalah menarik nya bila dipandang darisudut Seni dan Estetika sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan yaitu Curigo Manjing Warongko sebagai perpaduan Dwitunggal nya sesosok Manusia.
Ada beberapa bentuk warongko keris, Ladrangan , Gayaman dan Sandang Walikat. Baik Ladrangan dan Gayaman ada Corak Metaraman (Ngayogyan) dan Surakartan. Selain yang dibuat secara Polos tergantung Kayu bahan nya , belakangan ini Warongko banyak di ukir diberi gambar yang indah sekali dengan bahan2 bersepuh emas. Hal ini umum nya untuk Keris2 Ageman yang dipakai acara ceremonial, yang membuat sangat bagus bagi Pemakainya. Pendok adalah Hiasan bagian pangkal keris dan pegangan. Pendok ada yang dibuat dengan teretes Berlian dan Batu 2 mulia seperti Red/Blue Zaphire, Zamrut.
Tanpa diukir atau disungging, Warongko terbuat dari beberapa Jenis Kayu juga tidak kalah indahnya.
Kayu Timoho , selain berserat halus sering kali memiliki Noktah hitam mewarnai Kayu nya. Ada yang boleng, ada yang Plenok2 bahkan ada yang bisa dibuat melintang seperti Sabuk indah sekali yang dinamai Timoho Kendit.
Kayu, Trambalo juga merupakan kayu sangat bagus untuk Warongko.
Kayu Awar2 yang uratnya seperti di batik atau seperti Porselin sejuta retakan., sangat menarik.
Kayu Tayuman yang sudah amatlangka dan tidak banyak lagi yang mengenali pohon nya.
Kayu Naga sari yang berumur ratusan tahun memberi serat yang Luar biasa.
Kayu Cendana wangi juga sering dipakai sebagai warongko Keris.
Kayu Setigi yang Konon termasuk Kayu Wingit juga ada digunakan sebagai Bahan Warongko. Ada cerita Mas Permadi sampai-samapai harus ke Pulau Nusa Barung untuk mendapatkan Kayu Setigi tersebut.
Kayu-kayu tersebut sudah sangat langka, jika tidak ada upaya pembudidayaan dalam kurun waktu yang tidak lama akan punah.Karena tiap pihak hanya mau memanen mengandalkan sumber alam saja.
Pernah ada kisah Warga Ciranjang- Cianjur, bahwa mereka sebenarnya masih keturunan Mataram, yang atas persetujuan Prabu Siliwangi boleh mengelola wilayah disekitar itu, yang konon banyak terdapat pohon2 untuk warongko,landean tombak dan batu besi bahan Senjata seperti Keris dan Tombak.
Keterangan2 masih ingin ditambah terus dengan materi terkait dan untuk memperkaya wawasan, semua ini bisa dikoreksi di sempurnakan, bersama Buku/tulisan tentang Perkerisan lain nya untuk bisa saling melengkapi, agar menjadi informasi yang semakin berguna lengkap dan mudah dicari menjadi Rujukan , termasuk dari kitab-kitab Kuno Para Leluhur jaman Dahulu yang tidak mudah ditemukan.

Perlunya Keris di Jadikan Mata Pelajaran Pilihan
Agar supaya Budaya keris tidak Punah justru bisa berkembang, harus ada diajarkan dalam pelajaranPengetahuan Umum terkait Warisan Nenek Moyang yang sekarang sudah diakui sebagai Warisan Bangsa di Dunia mendampingi Gamelan dan Wayang Purwo.
Dalam kontek tersebut belum ada satupun sekolahan bahkan Perguruan Tinggi yang secara resmi Memiliki Mata Pelajaran Pilihan yang bisa diakses oleh Mahasiswa yang berminat. Akhirnya semua Warisan Nenek Moyang justru dihargai dan diakui milik Bangsa Lain yang lebih tajam dalam melihat visi Kedepan.
Pendekatan kepada ITB telah diupayakan, menunggu response Pihak ITB rupanya lalu mandeg,karena kesibukan rutine yang menelan segala keinginan untuk hal-hal yang tidak mendesak selain keperluan jangka Pendek.
Oleh karena nya diperlukan Volenteer barang kali seperti Bpk Basuki Wiwoho yang bisa memperkuat upaya ini,sehingga bisa terealisir Keris menjadi Mata Pelajaran Pilihan yang tentunya bisa digalakan melalui Rangsangan2 yang bisa memberikan motivasi para yang berminat.
Sudah dibuktikan oleh mpu Sukoyo Yang memilih jadi mpu katimbang Bangkir dan mpu Rudy Hartono lulusan PETRA yanbg dimuat dimajalah KERIS bahwa karya2 keris baru yang tak kalah indah nya `bisa laku puluhan juta.Pada hal dalam sebulan bisa mbabar berkarya lebih dari 5 bilah keris, bisa menghidupi kebutuhan hidup.Jadi jangan kecil hati asal benar2 bertekad,karya2 berupa kerispun tidak kalah bergengsi nya. Begitu statement nya.

*Diungkap juga dari berbagai sumber yang Kami Hormati
Eyang Ronggo;Pak Kusni;Ki Djojodiahardjo,Ki Hudoyo Doyodipuro,Occ; Eyang Djoko Lawe;Bpk. Moro Sepuh Prawoko Yoedhorahardjo, Bpk,. Suroyo Bambang; Mas Djon alm (MASTRIP);Bpk Basuki Wiwoho,Bpk Darmawan Wiroreno, Mas Priyo Brodjonegoro,Bpk. B Sidartanto B; M Ng Wirosoekadgo; Ki Lumintu;Bpk Harinuksmo;Bpk. P.Guritno,Dr.Ir. Mardjono ,Majalah Keris dll nya.