Rabu, 30 November 2011

Daftar Situs Edit Foto Online




Situs Edit Foto Online, setelah keliling-keliling cari tambahan Postingan di blog menemukan Situs Edit Foto Online yakni tempat temen-temen Bisa Edit Foto Online secara gratisan tentunya (maunya yang gratisan aja) dan anda juga bisa menggunakan Adobe Photoshop Portable ya kalo pengen di sandingkan ama Steven William atau Justin Bieber bisa kok bisa diatur :)


Di sini Media Online akan beberkan beberapa daftar situs yang menyediakan mungkin bagi temen-temen yang pingin gaya berbeda dan pingin keliatan keren meski rada' Sedikit narsis (hhohoh) inilah daftarnya disimak ya.

1. Situs Edit Foto Online Pizap (http://www.pizap.com/
Pada Situs ini kita diberikan banyak Pilihan frame yang disediakan.Di situs ini kita bisa edit dan menambah effect, pernak pernik, teks bahkan menambahkan ekspresi wajah seperti di bawah ini contohnya.
 
2. Situs Edit Foto Online Picnik (http://www.picnik.com/).
di Picnik menyediakan dua versi yaitu yang gratisan dan yang premium untuk Premiumnya bayar ($24.95/ tahun), Untuk yang versi gratis kita bisa memanfaatkan fitur-fitur seperti tools efek, shapes, fonts, frames dan touch up. Pokoknya di Picnik untuk premiumnya di jamin puas deh tapi kita kan cari yang gretongan jadi nikmatin aja yang freenya gpp kan.

3. Situs Edit Photo Online Festisite (http://www.festisite.com)
Dengan menggunakan jasa situs ini kita bisa menaruh wajah kita pada mata uang dari berbagai negara. bagi yang pecinta Dollar monggo mata uangnya di ganti ama wajah temen-temen.

4. Situs Edit Foto Online Heritage (http://celebrity.myheritage.com/face-recognition),
 Heritage untuk mencari kemiripan foto kita dengan selebriti-selebriti, waduh bagi yang merasa mirip banget kek artis perlu nih di coba siapa tahu kek artis Steven William ato Si justin bieber.

5. Situs Edit Foto Online Magnigraph (http://www.magnigraph.com/),
 dengan bantuan situs ini kita dapat merubah warna photo kita menjadi Black and white gitu deh, jadi terkesan gimana gitu. keknya kalo foto kita berwarna hitam putih nutupin banyak kekurangan di Face kita ya ...??? (kek Jerawat)

6. Situs Edit Photo Online Buat Bayi (http://www.makemebabies.com), 
ini situ cocok banget bagi kalian yang dah kebelet punya anak jadi nih situs memadukan dua Photo Milik kita yang kita upload kemudian si situs memprediksi hasil yang keluar dari gabungan Face kita jadi deh Foto bayi kita.

7. Situs Edit Photo Online Photofunia (www.photofunia.com/)
Temen-temen pasti dah pada liat kan Foto di FB yang kita berada di papan reklame di gedung dan di Frame-frame lainnya ntu Foto ternyata di Edit paling banyak di Situs ini karena kelengkapan fitur yang mempermudah User ngedit suka-suka gitu deh.
 
 

8. Situs Edit Foto Online Fakemagazinecover (www.fakemagazinecover.com)
hampir sama kek heritage cuman disini kita tampil kek artisnya karena disini templatenya seperti template cover magazine gitu deh, jadi ngerasa kek artis beneran aja wkwkwkwkw

9.Situs Edit Foto Online Hairmixer (http://hairmixer.com/)
nih cocok banget bagi kalian yang sering gonta-ganti model rambut perlu nih situs kalian coba coz nih situs mencocokkan berbagai model rambut yang kiranya cocok bagi kalian jadi sebelum potong rambut ato mo ganti gaya rambut di coba dulu deh.

10. Situs Edit Photo Online Pixenate (pixenate.com)
situs ini memiliki fitur zooming, enhancing dan cropping, resizing, whitening, red eye, sepia, fun effect keren dah nih situs di cobain deh.

11. Situs Foto Online Free Online Foto Editor (freeonlinephotoeditor.com/)
situs yang langsung sobat pakai untuk memerbaiki foto sobat disitu sobat harus mengpload terlebih dahulu file yang ingin sobat edit(akan di sesuaikan ukurannya menjadi 800x600) dan langsung ada beberapa opsi disana bisa memberikan glitter text dan lain-lain

12. Situs Edit Foto di Foto Flexer (fotoflexer.com)
hampir sama dengan situs edit foto dan sobat bisa langsung memakainya memang kekurangannnya agak sedikit lambat pada saat loading awal saja.

13. Situs Edit Foto Online Phixr (phixr.com)
disitus ini sobat bisa mengambil berbagai foto yang ada di akun facebook, flick,  myspace, photobucket, smugg, webshots, dan lalu sobat edit disana

14. Situs Edit Online LunaPic (lunapic.com)
di lunapic kita bisa membuat gambar yang seolah-olah bergerak dengan dimensi yang berbeda sesuai dengan keinginan kita dan tentu saja ini gratisss

15. Situs Edit Online Editor photo (editor.pho.to)
sesuai dengan namanya disitus ini sobat bisa ngedit secara online dan kemampuan editnya cukup bagus dengan fitur tambahan seperti halnya photoshop(menyerupai)

Akhirnya selesai juga mereview beberapa Daftar Situs Edit Foto Online moga dengan Situs Edit Foto Online menjadikan Foto kita lebih Stylish lagi dan tentunya lebih keren gitu. 
 

Sumber: http://www.witular.com

Marinir AS di Australia dan 70 Pasukan AS di Papua, Sebuah Ulasan

13226192871188315558



Sebuah berita yang menggigit disampaikan oleh Ali Kastela, anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Hanura, yang menyatakan bahwa ia menemukan adanya 70 tentara aktif AS yang ditempatkan di Freeport Papua. “Saat kunjungan kerja ada 70 personel militer Amerika aktif yang bekerja di Freeport,” ujar Ali saat rapat tim monitoring Papua dan Papua Barat dengan pemerintah di DPR Senayan, 25 November lalu.

Pernyataan terus bergulir menjadi berita yang efeknya kurang baik bagi pemerintah karena dianggap kedaulatan negara diinjak-injak oleh negara asing khususnya Amerika Serikat. Informasi adanya militer AS di Freeport yang sensitif  menjadi menarik karena secara psikologis para elit politik mengkaitkan dengan rencana penggelaran Marinir AS di Darwin.  Seperti kita ketahui, sebelum mengikuti KTT Asia Timur di Bali pada 17 November lalu, Presiden Barrack Obama sempat singgah di Canberra dan menyatakan akan menempatkan secara bertahap 2500 Marinirnya di  Darwin.

Banyak pihak kemudian membahas dan menyimpulkan bahwa penempatan Marinir itu erat sekali hubungannya dengan memanasnya situasi Papua beberapa bulan terakhir. Penulis pernah menuliskan masalah serta latar belakang penggelaran pasukan tersebut di Darwin dengan judul “Perseteruan AS dan China di Laut China Selatan,” http://ramalanintelijen.net/?p=4336 (Ditayangkan di Harian Seputar Indonesia (22/11/2011).

Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Indonesia Scot Marciel  menjelaskan bahwa penempatan pasukan AS di wilayah Asia tidak bertujuan untuk mengganggu negara lain dan AS menghormati kedaulatan setiap negara. Selanjutnya lebih ditegaskan lagi oleh Dubes AS untuk ASEAN David Carden, di Kedutaan Besar AS Jakarta, Selasa (22/11/2011), “Ini adalah perjanjian dan bentuk aliansi dari AS dan Australia yang sudah terjalin sejak dulu. Kami berada di wilayah itu untuk memelihara perdamaian.” Mungkin pernyataan Carden berkait dengan kasus perebutan kepulauan Spratly, dimana AS diminta oleh negara Filipina dan Vietnam yang merasa terancam dan ditekan oleh China. Penempatan pasukannya di Darwin adalah sebagai simbol pancangan kaki AS di kawasan Asia Tenggara.

Secara logika, penempatan marinir sekitar empat batalyon (setara dengan satu Brigade) serta dukungan satuan udara tempur di Australia Utara agaknya terlalu berlebihan apabila dikaitkan langsung dengan kondisi Papua. Secara psikologis mungkin saja bisa diartikan demikian. Entah siapa yang akan di perangi oleh Marinir tersebut. Apabila dikaitkan dengan gangguan keamanan, penembakan sporadis oleh kelompok OPM hanyalah serangan teror dengan skala kecil. Dalam hal ini AS yakin bahwa pemerintah Indonesia masih mampu mengontrol situasi.

Atau, apakah AS akan berperang dengan Indonesia? Nampaknya juga tidak. Indonesia kini jelas dinilai bukan ancaman  bagi AS. Bahkan ancaman teroris terhadap kepentingan AS di Indonesia mampu dinetralisir. Sebanyak  700  lebih teroris ditangkap atau ditembak mati di Indonesia sejak 2002. Pemerintah AS akan melakukan perang terhadap sebuah negara apabila negara tersebut menjadi ancaman langsung atau juga melindungi kelompok yang merupakan ancaman langsung terhadap negara AS (Contoh studi kasus pemerintah Taliban di Afghanistan yang melindungi Al-Qaeda diserbu dan dijatuhkan pasukan AS).

Selain itu AS akan ikut campur di sebuah negara apabila terjadi tindak kekerasan, kesewenang-wenangan sebuah pemerintahan terhadap rakyatnya, berupa pelanggaran keras HAM. Dalam hal ini AS umumnya akan bergabung dengan NATO, dan secara resmi melakukan serangan. Keduanya berlindung dan terlindung dibawah keputusan/maklumat PBB (Contoh studi kasus Libya).

Negara AS disebelah Barat berbatasan dengan Samudera Pasifik, karena itu kekuatan militer AS di Pasifik Selatan sangat besar. Apabila dibutuhkan, pengerahan militer Amerika di Pasifik Selatan dapat dilakukan dengan cepat oleh Pacific Air Forces (PACAF) yang bermarkas di Hickam Air Force Base, Hawai. Dislokasi kekuatan tempur udaranya berada di Yokota Air Base Jepang, Osan Air Base, Korea Selatan, Elmendorf Air Base Alaska dan Thirteenth Air Force (AFPAC), Hickam AFB, Hawaii.

PACAF adalah komponen udara dari Komando Pasifik Amerika. Organisasi perang ini adalah  komponen udara dari Komando Pasifik Amerika dan merupakan salah satu dari dua Komando Utama Angkatan Udara AS diluar benua Amerika. Komando satunya adalah United States Air Forces in Europe (USAFE). Komando ini memiliki sekitar sekitar 45.000 personil militer dan sipil, dilengkapi dengan 300 pesawat tempur  penyerang. Pacific Air Forces yang dipimpin oleh seorang Jenderal berbintang empat, pernah terlibat dan mempunyai pengalaman dalam perang dunia kedua, perang Korea, perang Vietnam dan Operasi Desert Storm 1991.

Untuk keterangan lebih lanjut, penulis saat masih aktif bertugas di TNI  pernah mendampingi pimpinan (Kasau) melakukan peninjauan ke PACAF, tertuang dalam artikel “Meninjau Pacific Air Forces,” http://ramalanintelijen.net/?p=1582.

Nah, kini bergulirnya berita adanya 70 militer AS di Papua, langsung dibantah oleh Duta Besar AS di Jakarta. Pemerintah AS juga melalui Dubesnya menegaskan keberadaan militer AS itu juga tak ada kaitannya dengan masalah Papua. “Keberadaan militer AS tidak berkaitan dengan Papua, kami mendukung kedaulatan Indonesia,” tegas Dubes Marciel. Disini berarti tidak ada pasukan yang melanggar kedaulatan negara Indonesia, begitu kira-kira. Asisten Menteri Luar Negeri AS Kurt M Campbell pada bulan lalu juga menyatakan prihatin dengan kasus Papua. Mereka menyadari isu ini merupakan isu sensitif yang di alami Indonesia. Campbell tetap menyarankan agar diadakannya dialog antara pihak PT Freeport, Pemerintah Indonesia dan masyarakat Papua.

Bagaimana penjelasan pemerintah terhadap berita sensitif tersebut? Menko Polhukkam Djoko Suyanto membantah adanya isu penempatan 70 tentara Amerika Serikat di PT Freeport Indonesia, Papua.  Dari  hasil klarifikasi menunjukkan beberapa orang konsultan keamanan diambil dari perusahaan pengamanan seperti banyak digunakan  negara lain. Pihak perusahaan mengakui memang ada beberapa pensiunan militer yang bekerja di Freeport.

Kepala BIN  Marciano menyatakan, BIN sedang menyelidiki dan mempertajam isu adanya tentara aktif yang bekerja di PT Freeport. BIN  hanya menemukan purnawirawan AS yang bekerja Freeport. “Di Freeport kita tidak menemukan ada tentara aktif di sana. Apalagi dengan perlengkapannya. Tidak ada. Kalau mungkin, mereka sudah purnawirawan dan bekerja. Itu mungkin saja, tapi tentara aktif tidak ada,” tegas Marciano.

Memang penjelasan para pejabat tadi sudah mempunyai kekuatan hukum dan politis sendiri dalam menjelaskan masalah. Sesuai dengan Keppres No.63/2004 tentang pengamanan obyek vital, pengelola PT  Freeport harus bertanggung jawab atas pengamanan obyek vitalnya berdasarkan prinsip pengamanan internal, dan Polri berkewajiban memberi bantuan pengamanan. Apabila dibutuhkan, maka Polri dapat meminta bantuan kepada TNI berdasarkan dengan UU yang berlaku. Itulah aturan yang selama ini diterapkan.

Dalam melakukan pengamanan internal terhadap obyek vital yang sangat penting tersebut, dapat dipastikan Freeport menggunakan tenaga sekuriti profesional bertaraf internasional, umumnya menyewa  mantan  pasukan khusus. Mengingat luasnya wilayah operasi AS di dunia dan besarnya kebutuhan personil intelijen serta akses ke wilayah negara lain, CIA-pun sebagai Badan Intelijen utamanya juga menyewa tenaga profesional setempat yang disebut sebagai kontraktor. Seperti yang umumnya terjadi di semua Kedutaan Besar di negara manapun, wajar saja apabila beberapa personilnya adalah petugas dari Badan Intelijen dengan “cover” yang ketat. Demikian sistem yang diterapkan.

Entah bagaimana kita  bisa menyelidiki para personil Freeport tersebut yang hanya diketahui oleh PT Freeport itu sendiri. Pemerintah AS pasti akan sangat berhati-hati dalam menjaga Freeport, karena tambang tersebut adalah salah satu harta kekayaan mereka di luar negeri yang akan mereka pertahankan mati-matian.

Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )
Sumebr: http://hankam.kompasiana.com

Naturalisasi Jangan Gengsi

13225426081499045227



Naturalisasi memberikan efek positif bagi permainan timnas, namun kini malah diharamkan.
Pernyataan Penanggung Jawab Timnas, Bernhard Limbong yang mengharamkan naturalisasi membuat saya terheran-heran. Apakah benar PSSI ingin lebih memberikan kesempatan kepada pemain-pemain asli Indonesia, atau ini hanya perkara gengsi?

Seperti yang kita ketahui, naturalisasi sudah menjadi barang basi di dunia sepakbola. Banyak negara-negara kuat sepakbola di dunia sudah menerapkan metode ini. Sebut saja tim nasional Jerman. Kalau diperhatikan, di tiap lini Der Panzer kecuali kiper, ada pemain dari negara lain.

Lalu timnas Italia. Ketika mereka memenangi Piala Dunia 2006, ada nama Camoranessi yang memiliki darah Argentina. Yang terbaru, nama seperti Osvaldo dan Balloteli menambah deretan naturalisasi Gli Azzuri.

Memang Naturalisasi banyak dipandang sebagai solusi jalan pintas. Ada pula negara yang gengsi dan tidak melakukan naturalisasi. Misalnya Inggris. Namun, prestasi menjadi bukti. Tim nasional Inggris baru meraih 1 titel Piala Dunia. Itupun di Piala Dunia 1966, ketika di selenggarakan di tempat mereka sendiri. Jumlah yang jelas kalah dari Jerman dan Italia yang sudah mengoleksi 2 dan 4 trophy. Di pentas turnamen antar Eropa pun, Inggris hanya mentok di peringkat 3, berbeda dengan Jerman dan Italia yang pernah dinobatkan sebagai raja Eropa.

Kini timnas Garuda telah mendapat efek positif dari naturalisasi. Pada turnamen AFF Cup tahun lalu, tambahan tenaga dari Christian Gonzales dan Irfan Bachdim mampu membuat timnas bermain lebih atraktif. Terakhir, ketika SEA Games kemarin, kehadiran pemain berdarah Indonesia-Belanda, Diego Michels mampu memperkokoh pertahanan Garuda Muda dengan hanya kebobolan 3 gol sepanjang turnamen.
Oleh karena itu, asalkan memenuhi persyaratan kewarganegaraan, memiliki skill mumpuni, bisa “nyetel” dengan para pemain lokal, dan yang terpenting mencintai tanah air, tak ada salahnya jika solusi ini diteruskan. 

Sebab, sepakbola bukan hanya gengsi. Toh gengsi sebuah tim akan naik sendiri jika tim tersebut berprestasi. Terbanglah Garudaku!

Gading Pasoepati
Sumber: http://olahraga.kompasiana.com

Selasa, 29 November 2011

Puisi Pegawai Negeri

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw8ktKpnbNRKNA01y2nxvBWoRdGdbb5CBxOLG1w1wgDnexgVuwXcNYvvc0Hg4qbVfRzxriJCnr0RNGwZ9uNbSOYk5ZpmydjykpbfVzkAPZfawHWaaE2YPV34xbsEv7Gei3N8sAc5p-e0E-/s1600/KORPRI+STARS.jpg


Pegawai Negeri

Setiap kami menyaksikan berbagai penghargaan diberikan
Di istana negara, dalam macam-macam upacara
Satu saja yang tak tampak di layar kaca
Penyerahan medali dan selempang warni-warna pada



Pegawai Negeri
Paling Jujur
Tahun Ini


Wakil dari mereka yang tak pernah kecukupan dalam rezeki
Wakil dari mereka yang sudah luluh dalam keluh
Anak-anak berlahiran juga, nafkah selalu payah
Dalam pemilihan umum selalu diancam macam-macam
Tak pandai ngobyek, tak disertakan dalam proyek
Dalam kalkulasi hidup mana pernah bisa cukup
Tapi ajaib tak sampai terdengar bergeletakan kelaparan
Ada saja jalan keluar yang meringankan beban
Anak-anak pun tahu diri orang tua pegawai negeri
Susah payah sekolah dan kuliah, dan kok ya jadi
Insinyur, dokter, pengacara, S-dua dan Pi-Eic-Di
Lumayanlah, walau tak sangat banyak barangkali
Apabila di dunia ada tujuh macam keajaiban
Maka fenomena pegawai negeri sini mesti yang ke delapan
Menurut teori mutakhir administrasi dan metoda renumerasi
Mestinya di awal karier dulu dari dunia sudah permisi
Memang ada yang terlibat proyek dan bersiram komisi
Tapi itu ‘kan jumlahnya terbatas sekali, yakni
Mereka yang berkerumun di sekitar keran pembangunan

Selebihnya hidup rutin ya begitu itu
Dan pastilah ada juga yang jujur secara sejati
Yang membuat lentur tegang-kakunya prosedur
Bukan mempersukar-sukar, justru memudahkan urusan
Yang betul-betul melayani rakyat, bukan budak kekuasaan
Yang susah payah istikomah di dalam kehalalan rezeki
Yang menahankan pedihnya susah nafkah
Yang masih saja bisa bertahan dilanda arus materi
Mereka tak tampak oleh mata kami
Mereka bukan tipe mengeluh-mengadu ke sana ke mari
Mungkin karena maqamnya sudah mirip orang sufi
Siapa tahu mereka lah sebenar penyangga struktur ini
Yang begitu lapuk rayap dan roboh sudah mesti
Tapi sampai sekarang masih juga berdiri
Mereka sungguh kami hormati
Terutama para guru yang begitu sabar menyebar ilmu
Dan semua yang berdedikasi sejati di struktur birokrasi
Masih tetap bertahan diterjang gelombang hidup serba materi
Kalian tidak nampak, karena memang merundukkan diri.

1998
Taufik Ismail

Pieces of another life








"PASAL 34 UUD 1945 : FAKIR MISKIN DAN ANAK-ANAK TERLANTAR DIPELIHARA OLEH NEGARA"

http://chikianwar.blogspot.com

Lunpia Semarang dan Aroma Tiongkok

http://www.lenteratimur.com/wp-content/uploads/2009/10/lunpia-basah2.jpg
Lunpia basah.

Jika berkunjung ke kota Semarang, Jawa Tengah, besar kemungkinan yang terbersit dibenak Anda adalah jajanan khas. Sebut saja bandeng duri lunak ataupun wingko babat. Jajanan seperti ini banyak terlihat di sepanjang jalan Pandanaran, baik melalui pedagang kaki lima atau toko oleh-oleh khas Semarang. Namun ada satu jajanan khas terkenal lain yang dapat Anda jadikan alternatif untuk oleh-oleh, yakni lunpia Semarang.

Dari sekian banyak lunpia Semarang, salah satu yang sangat tersohor adalah Lunpia Gang Lombok. Lunpia ini merupakan bisnis turun temurun yang sekarang dipegang oleh generasi ketiga dari penjual Lunpia Gang Lombok, Siem Swie Kiem. Dan hingga kini, jumlah peminatnya cukup besar, baik oleh pelanggan tetap maupun wisatawan dalam dan luar negeri yang ingin sekedar menikmati lunpia yang terkenal ini.

Lunpia merupakan jajanan yang berasal dari tradisi turun temurun keluarga keturunan Tiongkok. Makanan ini pertamakali dibawa masuk ke kota Semarang pada 1930 oleh seorang pemuda Tiongkok bernama Jwa Dayu. Dengan keahlian dalam meracik dan membuat lunpia, Jwa Dayu mencoba peruntungannya dengan cara berdagang keliling. Dan Jwa Dayu memang beruntung. Lunpia buatannya, yang berisi tumisan rebung muda, telur, dan udang, ini diminati oleh banyak orang.

http://www.lenteratimur.com/wp-content/uploads/2009/10/lunpia-kering.jpg
Lunpia kering.

Pada 1940, usaha keluarga ini diteruskan oleh anaknya, Siem Gwan Sing. Siem Gwan Sing lantas membuka kios tetap untuk berjualan lunpia di Gang Lombok nomor 11, Kawasan Pecinan, Semarang. Dan pada 1956, warisan usaha ini kemudian diturunkan lagi secara estafet kepada anak Siem Gwan Sing, Siem Swie Kim.

Ditangan Siem Swie Kim inilah usaha lunpianya dipatenkan pada 1996 dengan nama Lunpia Semarang Gang Lombok. Praktek mempatenkan dagangan ini dilakukannya mengingat mulai maraknya pedagang yang menjual jajanan serupa.

Ada dua jenis lunpia yang dimiliki Siem, yakni lunpia basah dan lunpia kering (sudah digoreng terlebih dahulu). Jajanan yang ditawarkan dengan harga Rp 10 ribu ini disajikan dengan saus kental yang ditaburi cacahan bawang putih, cabe rawit, dan bawang muda. Taburan ini akan menambah citarasa lezatnya lunpia.

http://www.lenteratimur.com/wp-content/uploads/2009/10/lunpia-gang-lombok-semarang.jpg
Lunpia Gang Lombok Semarang.

Warung Siem buka dari pukul 08.00 sampai 17.00 WIB. Letaknya bersebelahan dengan Klenteng Tay Kak Sie. Jadi, tak afdol rasanya jika Anda ke Semarang namun belum mencicipi lunpia di Lunpia Semarang Gang Lombok.

Sumber: http://www.lenteratimur.com

KISAH ORANG KAYA DAN ORANG MISKIN - Apa yang anda pelajari?















Suatu hari

Seorang ayah dari keluarga yang kaya mengajak anak lelakinya pergi ke suatu daerah untuk memberi pengalaman kepada anak lelakinya tentang bagaimana kehidupan masyarakat miskin. Mereka menghabiskan beberapa hari dan malam diperkampungan untuk merasakan kehidupan keluarga miskin.

Dalam perjalanan pulang, si ayah bertanya pada anak lelakinya, "Bagaimana pengalamannya?"
Anaknya menjawab, "Ini menyenangkan, Ayah."

"Apakah kamu biasa melihat kehidupan orang miskin?" tanya si Ayah.
"Oh Ya," jawab anak lelaki.
"Jadi, katakan padaku, apa yang kamu pelajari dari pengalaman ini?" tanya si Ayah

Jawab si anak:
"Aku melihat bahawa kita punya 1 ekor anjing dan mereka punya 4 ekor anjing.
Kita punya kolam renang yang menjangkau taman kita dan mereka punya teluk yang tak berujung. Kita punya lampu taman buatan luar negeri dan mereka punya bintang dilangit malam. Teras belakang kita menjangkau pekarangan dan mereka punya seluruh alam semesta. Kita punya sejengkal tanah untuk hidup dan mereka punya ladang luas untuk hidup selamanya. Kita ada banyak pembantu yang melayani kita, tapi mereka saling melayani. Kita selalu membeli makanan, tapi mereka menyediakannya sendiri.
Kita punya dinding-dinding untuk melindungi harta benda kita, mereka punya teman untuk melindungi mereka."

Si Ayah hanya terdiam terpaku
Lalu si anak menambahkan, "Terima kasih Ayah karena menunjukkan betapa miskinnya kita!"

(Apa yang anda pelajari dari cerita ini?)

Sumber: http://coachfauzi.blogspot.com

Sate Kere yang Kaya Rasa

http://www.lenteratimur.com/wp-content/uploads/2009/09/sate-kere11.jpg
Sate kere. Foto-foto: Dewi Suspaningrum.

Jangan berprasangka dulu dengan makanan satu ini. Kere memang salah satu kata dalam bahasa Jawa yang berarti miskin. Tapi bukan berarti sate kere ini miskin rasa atau hanya diperuntukkan bagi orang miskin. Anda salah besar. Sate kere justru merupakan satu sate yang kaya rasa. Orang Jawa menyebutnya sugih rasa.

Jika berdomisili atau sedang mampir ke Solo, Anda bisa menemui sejumlah depot makanan yang menawarkan menu sate kere. Salah satunya di Pasar Legi, Kauman, Solo. Di depan gang II pasar tersebut, ada sebuah gerobak milik pak Atien yang sudah menjajakan sate kere sejak 10 tahun lalu.

Pak Atien, yang membuka gerobaknya sejak pukul 12.00 WIB sampai sore hari, tampak begitu menguasai mengenai seluk beluk sate kere. Maklum, ia sudah berdagang selama 10 tahun. Terlebih usahanya merupakan terusan dari mertuanya yang sudah lebih 20 tahun berdagang di tempat itu.

 http://www.lenteratimur.com/wp-content/uploads/2009/09/pak-atien-dan-ragam-sate-yang-siap-dibakar.jpg
Pak Atien dan ragam sate yang siap dibakar.

Sate kere yang ditawarkan Pak Atien adalah sate daging tetelan, babat, hingga kulit sapi atau kikil. Meski demikian, yang paling khas di sini adalah tempe kedelai dan tempe gembus. Ini adalah tempe yang terbuat dari ampas kedelai sisa pembuatan tahu.

Semua bahan sate kere ini dipotong terlebih dahulu dengan ukuran memanjang 5 x 10 sentimeter dan ditusuk dengan tusukan kayu. Sebelum ditusuk untuk dipanggang, bahan sate kere direbus sekitar dua jam bersama bumbu bacem agar meresap, terutama buat kulit sapi, kikil dan babat sehingga terasa empuk saat digigit. Bahan yang direbus bumbu ini kemudian diangkat dan direndam kembali dengan bumbu baru. Saat kita pesan, bahan baru dibakar selayaknya sate, dan dihidangkan dalam pincuk daun pisang.

Bumbunya sendiri mirip dengan bumbu pecel. Hanya saja, bumbu sate kere lebih terasa kencur dan cabe rawitnya, serta lebih encer. Wangi jeruk purut juga menambah selera saat kita mengunyah potongan-potongan sate.

http://www.lenteratimur.com/wp-content/uploads/2009/09/sate-kere-tempe.jpg
Sate kere tempe.

Harga yang ditawarkan Pak Atien cukup beragam. Untuk sate daging tetelan, Atien memberi harga Rp 1.000 pertusuk. Sementara untuk kikil dan babat hanya Rp 750 dan untuk tempe gembus serta tempe kedelai dipatok Rp 500 pertusuk. Sebagai peneman sate lontong yang berfungsi sebagai asupan karbohidratnya, ia menjualnya seharga Rp 1000 berbungkus.

Kini tidak alasan buat Anda untuk tidak mencicipi sate kere yang sugih rasa ini toh.

Sumber: http://www.lenteratimur.com

Senin, 28 November 2011

Masjid Rahmatan Lil ’Alamin Monumen Milenium Ketiga

Masjid Rahmatan Lil ’Alamin


Ma’had Al-Zaytun (MAZ) benar-benar merubah paradigma berpikir khalayak ramai dari anggapan bahwa pesantren itu kumuh menjadi pesantren itu bersih, megah, gagah dan modern. Segagah sejarah pesantren yang mampu bertahan melintasi berbagai tantangan dari sejak beberapa abad lalu hingga kini.

Semua bangunan gedung di ma’had modern komprehensif ini bukan hanya bersih, megah dan gagah untuk sesaat, melainkan dibangun berdaya tahan lebih lima ratusan tahun bahkan bisa puluhan abad, setara bangunan-bangunan monumental di dunia, yang sudah mengukir sejarah pada zamannya. Terutama bangunan Masjid Rahmatan Lil ‘Alamin yang merupakan induk dari semua karya besar yang menumental di ma’had ini, yang kelak diyakini akan diukir sejarah sebagai simbol kebesaran dan kebangkitan bangsa ini.

Gaya arsitekturnya pun merupakan perpaduan menyeluruh dari semua gaya arsitektur yang ada di dunia ini. Gaya arsitektur bernilai estetika universal, yang di ma’had ini disebut sebagai gaya arsitektur rahmatan Lil ‘alamin.

Pendek kata, MAZ yang semua bangunan dan kegiatannya berpusat pada Masjid Rahmatan Lil ‘Alamin, dibangun sebagai sebuah kawasan pendidikan terpadu yang monumental dalam abad 21 ini. Hingga kelak, sampai  berabad-abad ke depan, MAZ akan dicatat sejarah menjadi sebuah monumen fenomenal milenium ketiga.

Diyakini, kelak, bagi generasi berikutnya, monumen ini akan bernilai sejarah setara dengan bangunan-bangunan monumental dunia yang sudah tercatat dalam sejarah zamannya masing-masing. Seperti, bangunan monumental Islam kompleks Masjid Cordoba, Istana Al-Hamra dan Medinat az-Zahra di Spanyol. Juga bangunan-bangunan monumental Romawi, Mesir, Dinasti Cina klasik, kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha yang bersejarah dan mampu bertahan ratusan sampai ribuan tahun.

Setiap bangunan yang didirikan di MAZ, diprogram harus memenuhi persyaratan pokok yakni berdaya tahan lama, aman untuk difungsikan sesuai hajat ma’had. Setiap bangunan itu harus cukup kuat dan berkemampuan memikul pembebanan yang terjadi baik pembebanan vertikal maupun horizontal dalam jangka waktu lama. Kekuatan itu dirancang dengan penggunaan kekuatan elemen-elemen (material) konstruksi berkualitas dan proses pengerjaan yang telaten dan cerdas.

Dalam hal sistem kontrol mutu bangunan dilakukan dengan sistem pengendalian sumber daya yang disebut BMW, singkatan dari biaya, mutu dan waktu. Semua dikontrol sejak awal, baik mutu manusia, mutu bahan bangunan maupun mutu peralatan bangunannya.

Salah satu hal yang amat menarik dalam proses dan sistem pembangunan di Ma’had Al-Zaytun, semua dilakukan oleh tenaga profesional ma’had sendiri yang teruji handal dan memegang prinsip ibadah, akhlak dan amanah. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pemeliharaan berada dalam satu manajemen internal yang terpadu dan terkendali tanpa batas waktu, 24 jam setiap harinya.

Dengan manajemen pembangunan seperti ini, bukan saja kualitas bangunannya yang bisa dijamin, juga soal pembiayaannya yang jauh lebih rendah, 1 : 3. Artinya, pembiayaannya hanya 1/3 dari biaya jika dikerjakan secara konvensional. Maklum, di MAZ ini selain tidak ada birokrasi yang panjang dan berbelit, juga dijamin tidak ada korupsi.

Sistem manajemen dan proses pembangunan di MAZ ini tidaklah asal ada dan asal jadi. Sejak awal Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) telah merencanakannya sedemikian matang. Kemudian dibentuk tim pelaksana pembangunan pada pertengahan Mei 1995. Tim pembangunan itu menerima amanah untuk bertugas dan bertanggung jawab mewujudkan bangunan-bangunan yang dihajatkan sebagaimana telah direncanakan dalam bentuk master plan Ma’had Al-Zaytun. Master plan itu ditetapkan bersama di bawah pimpinan Syaykh al-Ma’had AS Panji Gumilang, selaku grand architect-nya.

Kemudian, dalam perkembangan berikutnya, untuk memperkuat perencanaan, termasuk bidang arsitektur, Tim Ma’had Al-Zaytun yang langsung dipimpin oleh Syaykh al-Ma’had AS Panji Gumilang, dengan anggota tim M Natsir Abdul Qadir, M Yusuf Rasyidi dan Ir Bambang Abdul Syukur, melakukan studi banding ke Eropa, khususnya ke Andalusia. Studi banding ini, selain menyangkut hal yang berkaitan dengan masalah pendidikan pada umumnya, juga secara khusus menelusuri lengkung-lengkung arsitektur dunia yang mengundang kekaguman umat manusia sampai ratusan tahun.

DOME: Bangunan dome (kubah) masjid (dari dalam) yang akan dilapisi  bahan seperti emas, bermakna agar bangsa Indonesia berkualitas emas.

Kunjungan itu telah pula memperluas wawasan dan memompakan spirit yang lebih besar serta meresapkan sentuhan-sentuhan keindahan karya-karya besar arsitektur klasik dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan ma’had ini. Semua masukan itu memberi kekayaan ide arsitektur bernilai karsa dan estetika tinggi dan universal dalam rancang bangun gedung-gedung di Ma’had Al-Zaytun, terutama rancang bangun Masjid Rahmatan Lil ‘Alamin.

Maka jika mengamati seluruh konstruksi dan arsitektur bangunan di ma’had ini, terutama rancang bangun dan arsitektur Masjid Rahmatan Lil ’Alamin, tak berlebihan bila perencana dan arsitek di MAZ ini dapat disejajarkan dengan arsitek Abbasiyah yang membangun kompleks Masjid Cordoba, Istana Al-Hamra dan Medinat az-Zahra di Spanyol. Atau Salman al-Farisi yang merancang pembuatan khandaq (parit) yang mengelilingi kota Madinah.

Sebagaimana karya arsitek Abbasiyah dan Salman al-Farisi yang dicatat dalam sejarah zamannya masing-masing, begitu pula karya tim perancang pembangunan MAZ ini kelak pantas dicatat sejarah zamannya yang membangun bangunan-bangunan monumental yang kelak menjadi bukti sejarah kebangkitan Islam dan kebangkitan bangsa ini.


Masjid Rahmatan Lil ’Alamin

Masjid adalah inti dan pusat kegiatan seluruh penghuni Ma’had Al-Zaytun (MAZ). Di kampus ini santri dilatih dan dibiasakan hidup beribadah, melaksanakan salat baik itu Isya, Subuh, Zuhur, Asar dan Magrib secara berjamaah, sekaligus berdisiplin dalam tradisi kepesantrenan, namun hidup dalam suasana dan manajemen modern.
 
MAKET: Masjid Rahmatan Lil ‘Alamin dalam gambar maket.

Untuk itu pertama kali dibangun Masjid Al-Hayat, sebagai masjid persiapan I’dadi, di atas tanah seluas 5.000 m2 berlantai tiga berdaya tampung kurang lebih 7.000 jamaah. Peletakan batu pertamanya dilakukan pada 1 Januari 1999 dan pengerjaannya selesai dalam kurun waktu 3 bulan. Kemudian, sehubungan pesatnya pertambahan jumlah santri dan penghuni MAZ menyebabkan Masjid Al-Hayat sudah tidak mampu lagi menampung jamaah, baik pada hari-hari biasa maupun Jumat.

Sehingga MAZ harus secepatnya membangun sebuah masjid besar yang diberi nama Masjid Rahmatan Lil ’Alamin. Masjid ini berdiri di atas tanah 6,5 hektar, berukuran seluas 99 x 99 m berlantai 6 (enam), yang dapat menampung 150.000 jamaah. Sebuah masjid terbesar di dunia. Masjid yang tengah dibangun ini memerlukan biaya kurang lebih 14 juta dollar Amerika atau sekitar Rp 135 milyar. Setelah Masjid Rahmatan Lil ’Alamin digunakan, bangunan Al-Hayat akan difungsikan menjadi perpustakaan MAZ.

Peletakan batu asas masjid Rahmatan Lil ’Alamin  dilakukan pada tahun baru Hijriah 1 Muharam 1421 H oleh R Nuriana, Gubernur Jawa Barat saat itu. Pembangunan masjid ini boleh dibilang merupakan satu tonggak sejarah pembangunan sebuah simbol dan monumen kebesaran umat Islam di negeri ini. Di samping memiliki areal yang luas dengan daya tampung yang besar, Masjid Rahmatan Lil ’Alamin, juga mempunyai seni artistik yang tinggi, ditambah dengan dom (kubah) yang besar yang dilapisi bahan seperti emas yang maknanya agar Indonesia dapat tampil berkualitas emas.

Suasana saat berlangsungnya pelaksanaan acara peletakan batu asas tersebut begitu meriah. Selain Gubernur Jawa Barat turut hadir pula seluruh Kepala Daerah Tingkat dua yang ada di Jawa Barat, juga kelompok-kelompok pengajian yang datang dari berbagai penjuru Indonesia dan para undangan dari dalam negeri serta dari negeri jiran Singapura dan Malaysia, ditambah ribuan masyarakat yang ingin berpartisipasi bersodaqoh untuk pembangunan masjid Rahmatan Lil ’Alamin.

Kemudian, peletakan batu pertama masjid Rahmatan Lil ’Alamin ini dilangsungkan setelah masa 100 hari sejak dimulainya perletakan batu asas. Bermakna bahwa selama 100 hari setiap tamu yang berkunjung ke MAZ diperkenankan untuk ikut andil meletakan batu asasnya.

MONUMENTAL: Pasukan kuning tengah mengecor kubah Masjid Rahmatan  Lil ‘Alamin. Bangunan masjid monumental di atas tanah 6, 5 hektar,  berkonstruksi baja dengan ukuran luas 99 x 99 meter berlantai enam.  Masjid terbesar di dunia dengan kapasitas 150.000 jamaah. Masjid ini  adalah induk dari semua karya besar monumental di MAZ, yang diyakini  akan diukir sejarah sebagai simbol kebesaran dan kebangkitan bangsa  Indonesia, sebagai bangsa berpenduduk muslim terbesar di dunia.


Sebagai simbol keberadaan umat Islam, sudah barang tentu apabila pembangunan sebuah masjid menggambarkan nilai-nilai keimanan dan ajaran-ajaran Islam itu sendiri, sebagaimana diuraikan oleh Syaykh al-Ma’had Dr Abdussalam Panji Gumilang dalam penjelasannya mengenai filosofi pembangunan masjid Rahmatan Lil ’Alamin.
Luas bangunan 99 x 99 m merupakan filosofi dari sifat-sifat Allah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99. Bila diputar ke arah mana saja, angka ini tidak akan pernah berubah, bermakna selalu punya nilai yang sama yaitu 99. Sedangkan, filosofi enam lantai masjid adalah Arkanul Iman, rukun iman yang berjumlah enam. Keenam lantai tersebut secara keseluruhan mempunyai ketinggian 33 m yang mempunyai filosofi jumlah tasbih, tahmid dan takbir setelah salat. Tinggi tiang masing-masing lantai lima meter, ini mempunyai filosofi Arkanul Islam, rukun Islam yang berjumlah lima.
Selain memiliki kubah yang besar masjid Rahmatan Lil ’Alamin juga dilengkapi dengan kubah yang kecil sebanyak empat buah. Filosofinya sebagai perwujudan bahwa Indonesia mengenal berbagai madzhab. Juga mempunyai menara yang tingginya 68 m, dengan luas lantainya 24x 24 m, ini filosofinya adalah Al-Khulafa al-Rasyidun.

Pada kesempatan peletakan asas itu juga bagi seluruh undangan baik itu kelompok ataupun perorangan yang ingin bersodaqoh, diminta tampil ke atas panggung dengan menyebutkan berapa banyak jumlah yang ingin disodaqohkan baik itu berupa uang ataupun semen. Setelah itu, mereka semua ikut berpartisipasi dalam perletakan batu asas. Dari sodaqoh para undangan tersebut diperoleh dana yang besarnya puluhan milyar rupiah bahkan hampir mendekati jumlah dana yang dianggarkan yaitu sebesar 14 juta dolar AS (Rp 135 milyar).

Dimulai dari Jakarta yang menamakan kelompok pengajian Falatehan Jayakarta bersodaqoh 3.000 tiang, atau sebesar 30 milyar rupiah. Kemudian kelompok pengajian Parahiyangan Bandung bersodaqoh 1.000 tiang, atau sebesar 10 milyar rupiah. Kelompok Ronggo Warsito Jawa Tengah bersodaqoh sebesar 10 milyar rupiah. Kelompok pengajian Tombo Ati Jawa Timur bersodaqoh sebesar 10 milyar rupiah. Kelompok Pengajian Sunan Gunung Jati Cirebon bersodaqoh sebesar 2,5 milyar rupiah, Malaysia RM 12.000 atau sebesar 3,5 milyar.

Kemudian, kelompok pengajian Lancang Kuning Riau bersodaqoh sebesar 30 juta rupiah. Kelompok pengajian asal Lampung 50 juta rupiah, kelompok pengajian Bali 20 juta rupiah, dan kelompok pengajian Sumatera Barat 20 juta rupiah. Kelompok pengajian Sumatera Selatan 50 juta rupiah. Kelompok pengajian Kalimantan Timur 20 juta rupiah.

Kelompok pengajian Timor Lorosae 10 juta rupiah, dan kelompok pengajian NTB 30 juta rupiah. Kelompok Pengajian Jambi 20 juta rupiah. Wali santri asal Kalimantan Selatan 300 sak semen. Kelompok pengajian Bengkulu 26 juta rupiah. Kelompok pengajian Kalimantan Barat 20 juta rupiah. Eksponen yayasan 250 tiang atau sebesar 2,5 milyar. Keluarga Bapak Salim 120 juta, dan masih banyak lagi yang kesemuanya ini tentunya merupakan perwujudan kebesaran dan kesatuan umat Islam.


Arsitektur Dunia

Pelaksanaan pembangunan masjid ini dilakukan dengan telaten. Untuk sistem pondasi, misalnya, dibuat dengan sistem pondasi kapal. “Sebenarnya, nama resminya raft foundation atau pondasi rakit. Namun, kalau rakit maknanya kecil maka kami sempurnakan menjadi pondasi kapal,” jelas Ir Djamal M Abdat, Pimpinan Tanmiyah MAZ.

KUBAH KECIL: Mengelilingi kubah besar dibangun empat kubah lebih  kecil.


Sementara, untuk menyempurnakan desain Masjid Rahmatan Lil ’Alamin, Syaykh al-Ma’had, langsung memimpin tim beranggota M Natsir Abdul Qadir, M Yusuf Rasyidi dan Ir Bambang T Abdul Syukur, pada akhir Oktober melakukan perjalanan ke Spanyol untuk melihat secara langsung model arsitektur di Al-Hambra, Cordoba yang terkenal itu. Kemudian ke Mesir, untuk melihat model bangunan arsitektur masjid-masjid bersejarah yang punya nilai arsitektur yang tinggi.
Dalam aplikasi gaya arsitektur, semuanya dipertimbangkan secara matang. Gaya itu harus punya nilai estetika universal, tidak cenderung kepada suatu etnik lokal atau antipati terhadap nilai-nilai estetika tertentu. Syaykh al-Ma’had selalu berpesan, tidak ada dikotomi arsitektur Islam, gothic atau tradisional.

Arsitektur Masjid Rahmatan Lil ’Alamin dibuat dengan memadukan model arsitektur di seluruh dunia. Hal ini dilakukan karena Masjid Rahmatan Lil ’Alamin akan menjadi sebuah masjid monumental karya umat Islam di abad 21 ini akan menjadi rahmat bagi semua orang. Gaya arsitekturnya merupakan perpaduan menyeluruh dari semua gaya arsitektur yang ada di dunia ini.

Bahkan, rencananya masjid ini akan dilapisi oleh granit, mulai seluruh lantai dan dindingnya. “Untuk keperluan ini tak kurang dari 70.000 meter persegi granit yang dibutuhkan”, jelas Syaykh al-Ma’had. Dan sesuai dengan namanya Rahmatan Lil ’Alamin, masjid yang akan menebar rahmat, menebar kasih hingga akan tercipta hubungan silaturahmi yang tidak ada putus-putusnya.


Sepenggal Pengalaman Pekerja

Barangkali menarik dikisahkan sepenggal pengalaman para pekerja kontruksi yang terlibat dalam pembangunan Masjid Rahmatan Lil ’Alamin ini. Terutama mereka yang bekerja di ketinggian ketika merangkai kerangka lengkung struktur pembentuk kubah besar masjid ini. Bekerja di ketinggian bukan pekerjaan yang bisa dilakukan sembarang orang. Orang yang takut ketinggian jangan harap bisa melakukannya. Selain itu, mereka harus memiliki ketahanan mental dan fisik, sebab pada ketinggian 40 meter ke atas, angin berhembus lebih kencang daripada di daratan. “Di ketinggian 15 meter saja angin sudah kencang,” kata salah seorang karyawan MAZ sub unit erection.

GRANIT: Masjid Rahmatan Lil ‘Alamin telah berdiri kukuh. Memasuki  tahap pembangunan interior. Arsitekturnya merupakan perpaduan model  arsitektur dunia dan akan dilapisi granit tak kurang dari 70.000 meter  persegi.


Sekadar pembanding, memanjat sebuah tower transmisi listrik saja sudah memerlukan tenaga besar. Sampai di atas bukan tujuan akhir melainkan hanya sebuah langkah awal. Di ketinggian itu mereka mesti melakukan pekerjaan spesifik yang terkadang dilakukan sambil berdiri di atas sebatang besi kerangka. Begitu pula dalam proses ereksi kerangka bangunan yang di MAZ seluruhnya menggunakan baja WF. Terkadang seorang petugas mesti bergelayutan di rangka-rangka baja yang sedang dikerek tower crane.

Pemandangan menegangkan begitu terasa ketika para petugas sub unit erection tengah merangkai kerangka-kerangka lengkung struktur pembentuk kubah besar mesjid ini. Bayangkan mereka harus bergelayutan dan memanjat baja WF lengkung sepanjang 24 m di atas ketinggian 80 m untuk menyambung belalai-belalai WF pembentuk kubah besar itu. Atau ketika harus mengencangkan baut-baut perangkai dan kemudian mengelasnya.

Menurut A Daud yang sejak awal menjadi komandan unit pabrikasi, setiap pekerja di unitnya dituntut mampu mengelas, sebab semua rangkaian konstruksi baja, selain diikat dengan baut mesti diperkuat dengan sambungan las. Pada saat-saat seperti ini keseimbangan tubuh menjadi vital. Salah, tak seimbang atau grogi, nyawa menjadi taruhannya. Bagi orang yang takut ketinggian, jangankan untuk merangkai struktur baja yang beratnya berton-ton, berdiri di sebatang WF saja pasti sudah gemetar. Terlalu lama, keringat dingin bisa mengucur.

Tak salah jika para pekerja spesialis perangkai konstruksi baja merupakan para pekerja yang betul-betul sudah teruji. Sebagai contoh, di sub unit erection MAZ, seseorang yang diperkenankan bekerja di ketinggian telah melalui proses seleksi alam. Pertama sekali jika mampu bekerja merangkai baja hingga satu lantai, ditingkatkan hingga dua lantai. Begitu seterusnya. Menurut salah seorang karyawan unit ini, suatu ketika salah seorang rekan berkeringat dingin, padahal baru di ketinggian dua lantai.

Komandan unit yang bijaksana akhirnya memutuskan rekan tersebut tak lagi bertugas di ketinggian. Keputusan seperti itu menjadi bagian terpenting dalam proses pekerjaan konstruksi. Bagaimanapun, keselamatan kerja tak boleh terabaikan. Terkadang kelalaian kecil berakibat besar. Satu baut kendur, terkadang harus dibayar dengan kecelakaan kerja. Jelas, hal-hal seperti itu mesti diantisipasi dengan sebuah sistem. Maka, sebelum memulai pekerjaan setiap komandan sub unit tak boleh alpa mencek kesiapan personil dan peralatan kerja yang digunakan mengingat wilayah kerja unit ini berisiko tinggi.

Setelah melihat keanggunan dan keagungan masjid ini, meski belum rampung seluruhnya, hasil jerih payah para pekerja itu terasa menjadi suatu kebanggaan dan kehormatan yang nilainya lebih besar dari jerih payah dan segala risiko yang mereka hadapi itu.

Masjid ini adalah sebuah karya besar yang patut dicatat sebagai simbol kebangkitan bangsa ini. Bahkan lebih dari itu, sebagai simbol pengagungan dan ketaqwaan manusia kepada Allah.

Kini (Juni 2005), kendati belum rampung, masjid yang direncanakan mampu menampung 150 ribu jamaah itu telah digunakan dalam berbagai acara besar, seperti Idul Fitri, Idul Adha, peringatan 1 Muharram dan acara-acara besar lainnya.  Dalam acara-acara itu pulalah dilakukan penggalangan dana untuk pembangunan Masjid Rahmatan Lil ’Alamin dari jamaah yang hadir.


Master Plan dan Sistem Manajemen

Semua proses pembangunan prasarana dan sarana di Al-Zaytun bermula dan berpedoman pada master plan yang telah ditetapkan bersama di bawah pimpinan Syaykh al-Ma’had. Kebersamaan atau team work adalah hal yang menonjol dan mutlak di ma’had ini. Team work yang taat pada suatu sistem dengan segala pranatanya mulai dari yang tertinggi sampai terendah.

Mewujudkan bangunan-bangunan yang dihajatkan sebagaimana telah  direncanakan dalam bentuk master plan Ma’had Al-Zaytun.


Semua eksponen, termasuk karyawan pembangunan, sangat menyadari dan memahami bahwa keberadaannya dalam suatu tim kerja adalah untuk ibadah kepada Allah, dan sepatutnya berakhlakul karimah baik kepada pimpinan, sahabat, bawahan maupun juga terhadap material dan peralatan pembangunan serta terhadap waktu. Di bawah pimpinan Syaykh al-Ma’had, yang bijak dan kebapakan, setiap eksponen memahami fungsi dirinya masing-masing dalam tugas dan tanggung jawabnya terhadap amanah yang diberikan kepadanya.

Sistem manajemen yang diterapkan di MAZ ini tidak sekadar sistem manajemen modern yang sudah teruji ampuh di tempat lain, melainkan lebih daripada itu, sistem manajemen yang dinaungi dan dibekali kedalaman iman dan taqwa. Sistem nanajemen yang berpegang pada ibadah, akhlak dan amanah. Manajemen Ilahiyah yang bermakna manajemen tauhid atau manajemen terpadu dalam satu kesatuan sistem. Tahapan-tahapan pembangunan proyek mulai dari perencanaan hingga pemeliharaan berada dalam satu manajemen terpadu dan terkendali.

Dalam sistem manajemen demikian itu, Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) sebagai induk organisasi Ma’had Al-Zaytun, pertama kali membentuk tim pelaksana pembangunan pada pertengahan Mei 1995. Tim inilah sebagai penerima amanah yang bertugas dan bertanggung jawab mewujudkan bangunan-bangunan yang direncanakan dalam master plan Ma’had Al-Zaytun yang telah ditetapkan bersama di bawah pimpinan Syaykh al-Ma’had.

Kemudian dibentuk Tim Pelaksana Pembangunan yang disebut sebagai Tim Tanmiyah. Tim Tanmiyah ini dipimpin oleh seorang ahli beranggotakan delapan tim pembangunan, terdiri dari arsitek, teknik sipil, mekanik dan kelistrikan serta dilengkapi beberapa penanggung jawab kepersonaliaan. Sementara untuk pelaksana di lapangan ditunjuk beberapa insinyur muda, mendukung tim inti yang juga turun ke lapangan sesuai keperluannya.

Tim Tanmiyah ini bekerja secara terpadu dan terkendali selama  24 jam setiap hari, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pemeliharaan. Dengan sistem manajemen terpadu 24 jam, maka setiap instruksi tertangani secara cepat dan tepat. Selama 24 jam para karyawan mencurahkan tenaga mereka untuk menyempurnakan azam umat: sesuai maklumat Ma’had Al-Zaytun membangun monumen umat Islam yang akan dihadiahkan untuk umat Islam sedunia.

Pertama kali, Ir Djamal M Abdat, ditetapkan sebagai Rois ‘am Tim Tanmiyah, Ir Djamal M Abdat sebagai pemimpin tim dan dianggotai oleh Ir Asrur Rifa, Ir Bambang A.Syukur,  Ir Abdurrahman, Ir A Hanif dan Ir Armand AR dilengkapi personalia terdiri dari Abbas Ali Nasution selaku koordinator bersama Usman Azhari dan Rahmat Ramadhan.

Tenaga-tenaga profesional yang tergabung dalam tim pembangunan ini mengerjakan sendiri semua pekerjaan. Sejak awal antara konsultan dan kontraktor dibuat menyatu. Tidak dikenal main contractor dan sub contractor. Dengan sistem manajemen pembangunan seperti itu, banyak mata rantai yang diputus, sehingga tidak perlu mengeluarkan uang yang tidak seharusnya dibelanjakan. Semuanya dikerjakan sendiri. Keperluan besi, misalnya, yang dibeli bahan baku, lalu dipabrikasi sendiri, di-erection sendiri.

KERANGKA: Santri berpose di bawah kerangka kubah Masjid Rahmatan  Lil ‘Alamin.


Sistem seperti ini terbukti mempunyai banyak keunggulan dan keuntungan dibandingkan dengan sistem proyek pembangunan yang lazim di luar MAZ. Selain untuk menghemat biaya juga menjaga mutu. Untuk setiap bangunan, biayanya hanya sepertiga dari biaya bangunan jika itu dikerjakan oleh kontraktor luar.
Juga unggul dari segi efisiensi waktu. Contohnya, ketika merencanakan Masjid Al-Hayat hanya membutuhkan waktu satu pekan, pelaksanaan pembangunannya pun hanya 100 hari. Bandingkan dengan kebiasaan di tempat lain, untuk perencanaan bangunan saja paling tidak membutuhkan waktu dua kali dari lama pelaksanaan pembangunan bangunan itu sendiri.

Dengan penghematan itu, dana bisa dipergunakan untuk membeli bahan-bahan material yang berkualitas. Dalam hal ini, tanmiyah sangat selektif memilih bahan material. Sebagaimana dijelaskan oleh Djamal M Abdat, Rois ‘am Tanmiyah, yang bertanggung jawab terhadap pembangunan fisik secara keseluruhan, bahwa pihaknya tidak mau menggunakan bahan yang tidak berkualitas.

Dalam hal pengadaan material pun selalu dibeli dalam partai besar, sehingga biaya yang harus dikeluarkan menjadi lebih murah. Biasanya, pembelian tidak hanya untuk kebutuhan satu proyek bangunan. Sebab pembangunan di ma’had ini terus berlanjut sampai kebutuhannya tercakup. Maka, tatkala membeli besi atau baja, atau material jenis lain, tidak pernah khawatir akan terbuang, pasti dimanfaatkan.

Selain itu, yang juga membuat murah, semua bahan-bahan dibeli dalam bentuk bahan baku. Bahan baku atau bahan mentah itu kemudian diolah kembali oleh karyawan-karyawan ma’had yang memang sudah berpengalaman. Besi dan baja dipabrikasi sendiri, lalu erection juga dilakukan sendiri. Begitu pula untuk bahan-bahan perkayuan. Semua komponen bangunan seperti daun pintu, kusen, furniture dan khususnya isi bangunan (meja, kursi, papan tulis dan partisi) dikerjakan sendiri.

Dengan sistem manajemen seperti itu, setiap bangunan yang didirikan di MAZ memenuhi persyaratan pokok berdaya tahan lama. Setiap bangunan itu harus cukup kuat dan berkemampuan memikul beban dalam jangka waktu lama. Kekuatan itu dirancang dengan penggunaan kekuatan elemen-elemen (material) konstruksi berkualitas dan proses pengerjaan yang telaten dan cerdas.

Dalam hal sumber daya manusia, pada waktu proyek dimulai, hanya sembilan orang. Kemudian sesuai dengan kebutuhan pembangunan kini telah mencapai lebih 2.500 orang. Terbagi dalam 28 unit karyawan, masing-masing fungsinya berbeda. Jumlah ini tidak statis tapi dinamis artinya bisa berubah sesuai kebutuhan. Bisa bertambah bisa berkurang. Jika pekerjaan di suatu unit sudah selesai maka karyawannya akan diperbantukan ke unit lain yang sedang mengejar target penyelesaian.

Seluruh karyawan tinggal di sekitar lokasi proyek. Setiap pagi mereka menerima amanah dari insinyur pelaksana. Malam hari, melakukan evaluasi tentang progres yang telah dicapai. Sehingga setiap saat, semua pekerjaan menjadi terkontrol. Hampir tidak ada mandor yang harus berada di lokasi proyek setiap saat. Artinya, walaupun pimpinan unit sedang tidak ada di lokasi proyek, seluruh program harian tetap berjalan semestinya. “Mandor mereka adalah Alquran, di tangan mereka alat kerja, di kantong mereka ada Alquran, minimal kitab Juz’ Amma”, kata Syaykh al-Ma’had. Mungkin saat ini, sistem ini satu-satunya di Indonesia atau bahkan di dunia.

Setiap pekerja mendapat kesempatan untuk bekerja di semua unit. Dengan demikian semua karyawan diharapkan punya keahlian yang bermacam-macam. Suatu saat mereka mengaduk semen, pada saat lain mereka juga harus bisa mengemudikan dozer atau membuat furniture. Besok bisa jadi tukang batu, lusa bisa di kantor memegang komputer. Jadi, harus di-rolling supaya hidup, tidak membosankan. Di sini setiap unit sama, tidak ada yang lebih tinggi atau rendah antara petugas yang mengecor, menyapu atau yang duduk di depan komputer. Semua nilainya sama, yang membedakan adalah ketaqwaan.


Pengadaan dan Pemanfaatan Material

Kualitas bangunan juga dimulai dari perencanaan material. Kekuatan bangunan bergantung kepada kekuatan elemen-elemen (material) konstruksi bangunannya. Untuk bangunan yang diprogram akan bertahan berabad-abad, bahan-bahan dasarnya harus berkualitas. Dan untuk lebih menjamin kualitas bahan-bahan material itu, sejak awal dilakukan kontrol mutu, mulai dari pengadaannya sampai pemanfaatannya.

Material konstruksi yang digunakan meliputi material baja profil, baja tulangan dan material beton yakni campuran material semen, pasir, kerikil dan air. Material arsitektur meliputi material untuk lantai dan tangga seperti keramik, untuk dinding berupa batu, cat, kayu, kusen, kayu pintu, jendela dan kaca. Adapula material untuk plafond seperti tripleks, gypsum serta material atap berupa genteng dan alumunium. Material plumbing meliputi instalasi pipa-pipa air bersih dan air kotor, pipa hidrant, kran wastafel, kloset, dan lainnya. Dan untuk material elektrikal meliputi instalasi kabel-kabel, pipa-pipa listrik, dan lampu-lampu.

Untuk baja konstruksi, digunakan baja tulangan dan baja profil yang masih harus didatangkan dari Korea, Jepang, Polandia dan Rusia. Soalnya, ketika pernah dicoba menggunakan baja WF lokal hasilnya sangat tidak memuaskan, belum apa-apa sudah melengkung. Baja tulangan yang digunakan berdiameter mulai 6 mm hingga 32 mm. Sedangkan untuk baja profil menggunakan bentuk-bentuk seperti wide flange (sayap lebar) berdimensi tinggi 200 mm hingga 450 mm, Canal Cnp berdimensi tinggi mulai 75 mm hingga 150 mm, siku berukuran 30 mm hingga 100 mm dan juga plat baja berukuran tebal mulai 2 mm hingga 15 mm.
Sedangkan untuk kekuatan lantai bangunan digunakan pelat lantai beton bertulang dengan kualitas betonnya 300 kg per cm persegi. Pelat lantai tersebut dipikul oleh balok lantai dengan menggunakan baja profil sayap lebar (wide flange) dengan kekuatan tegangannya bernilai 4.100 kg per cm persegi.

Suatu hal yang patut dicatat bahwa semua pengadaan material adalah bahan baku. Kemudian diolah sendiri menjadi bahan material jadi. Keperluan besi, misalnya, yang dibeli bahan baku, lalu dipabrikasi sendiri dan di-erection sendiri. Dalam pabrikasi baja baik pemotongan, pengelasan maupun pelubangan (pons) dan rolling plat baja seluruhnya menggunakan teknologi Ma’had sendiri. Teknologi pembesian memanfaatkan peralatan yang disebut bar cutter dan bar bending machine untuk memotong dan membengkokkan besi tulangan sesuai kebutuhan.

Semua itu dikerjakan sendiri oleh unit kerja pabrikasi yang bertanggung jawab mengenai konstruksi baja dan pembesian, dari mulai bahan baku sampai menadi bahan yang siap dipasang menjadi konstruksi bangunan di Ma’had Al-Zaytun. Untuk bisa memenuhi target yang diprogramkan oleh yayasan tepat waktu, sistem kerja yang diterapkan bagian pabrikasi berbeda dengan unit-unit yang lain yakni memberlakukan dua shift, bekerja 24 jam siang dan malam.

Di samping memberlakukan sistem kerja 24 jam, tenaga kerja unit pabrikasi pun mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya serta berpengalaman dalam pembesian sebelumnya.
Begitu pula dalam pemasangan konstruksi baja menggunakan alat power winch. Dalam pengeboran air menggunakan mesin bor sumur (drilling machine) pada submersible pump (pompa sumur dalam). Dalam pelaksanaan pondasi pun diterapkan teknologi modern yang dioperasikan tenaga sendiri.

Dimulai dengan penggalian tanah menggunakan excavator. Setelah itu tanah diangkut dengan dump truck ke suatu tempat. Selanjutnya tanah diratakan dengan dozer sebelum dilakukan pemadatan oleh vibrator hingga diperoleh daya dukung yang kuat. Pada saat pembetonan, tim memanfaatkan truck mixer untuk menuangkan beton siap pakai. Truk ini mengambil beton siap pakai tersebut dari batching plant (pembuatan beton masak) pembuat ready mix concrete yang juga dikerjakan sendiri di kompleks Ma’had.

Oleh Ch Robin Simanullang (Berita Indonesia 01)
http://cumulonimbuss.wordpress.com

Al-Zaytun: Tergolong Masjid Besar di Dunia




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ8VuYH5DvFmI71dL_XxcxKCggn7lBxYx-JkjG1n7QsiVc1MvH76AwUeIXq_wni1Kw91tXHcbaJ_cqFuvNRG00uXg4v6fyw-sIFa6RVRoJ85JaGZL4hRvLgaR6jHtUHSnPLrrtazg5OAE/s1600/99+%252842%2529.JPG


Pada bagian keenam kilas balik Sewindu Al-Zaytun, 27 Agustus 1999 – 27 Agustus 2007, kami sajikan tentang Masjid Rahmatan lil Alamin. Masjid ini akan menjadi salah satu masjid yang tergolong besar di dunia setelah Masjidil Haram di Makkah. Masjid Rahmatan lil Alamin merupakan karya monumental umat Islam Indonesia pada awal milenium ketiga ini. Masjid yang akan menjadi simbol kebangkitan Islam yang Rahmatan lil Alamin, sekaligus bermakna kebangkitan bangsa Indonesia.

 Masjid Rahmatan Lil Alamin sedang dalam proses finishingMasjid adalah inti dan pusat kegiatan seluruh penghuni Kampus Al-Zaytun dari sejak subuh sampai dengan Isya, sebagaimana lazimnya pondok pesantren. Di kampus ini santri dilatih dan dibiasakan hidup beribadah, melaksanakan shalat, baik itu Isya, Subuh, Zuhur, Asar maupun Magrib secara berjamaah, sekaligus berdisiplin dalam tradisi kepesantrenan, namun hidup dalam suasana modern.

Di tengah kawasan kampus seluas 1200 hektar ini dibangun sebuah masjid besar, anggun, dan kokoh yang berdiri di atas tanah seluas 6,5 hektar. Bangunan Masjid Rahmatan lil Alamin ini berukuran 99 x 99 meter berlantai 6 (enam). Dari kejauhan, masjid yang tengah dalam proses finishing ini sudah tampak gagah menonjol. Berdaya tampung 150.000 jamaah. Sebuah masjid terbesar (bangunan induknya berdaya tampung terbesar) di dunia. Setidaknya menjadi masjid terbesar di dunia setelah Masjidil Haram di Makkah, tempat paling suci dalam kepercayaan umat Islam.

Memang daya tampung Masjid Rahmatan lil Alamin, Al-Zaytun belum seberapa bila dibanding Masjidil Haram, yang juga kerap disebut Masjid al-Haram, di Kota Makkah Al Mukharamah. Tetapi kapasitas kedua masjid ini memang sulit dibandingkan, sesuai dengan karakter dan bentuk bangunannya. Masjid al-Haram dibangun dengan pelataran mengelilingi Kaabah (Qiblat umat Islam) berkapasitas lebih dari satu juta orang. Sementara Masjid Rahmatan lil Alamin di Kampus Al-Zaytun bangunan induknya saja berkapasitas 150.000 jamaah, namun pelatarannya jauh lebih kecil dari pelataran Masjidil Haram.

Tetapi jika dibandingkan dengan masjid-masjid terbesar lainnya di dunia, termasuk masjid-masjid terbesar di Asia Tenggara, Rahmatan lil Alamin, saat ini adalah yang terbesar. Masjid Istiqlal di Jakarta yang pernah dicatat merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara hanya berdaya tampung 20.000 jamaah. Masjid yang terletak di pusat ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta itu dibangun atas prakarsa Presiden Sukarno.

Pemancangan batu pertama masjid yang diarsiteki Frederich Silaban (seorang Kristiani) dilakukan oleh Ir Soekarno 24 Agustus 1961. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan kubahnya diameter 45 meter. Gambar Bulan dan Bintang dari baja anti karat bergaris tengah 3 m. Gedung pendahuluan dan emper penghubung seluas 36, 989 km2, teras raksasa dan emper keliling seluas 29.850 m2, menara setinggi 6.666 cm, lingkar 500 cm. Sementara MURI masih mencatat Masjid Istiqlal sebagai masjid terbesar di Indonesia dengan kapasitas tampung 50.000 orang di ruang utama 100 x 100 meter.

Setelah dibangunnya Masjid Al-Akbar Surabaya berdaya tampung 30.000 jemaah dan bisa meluber ke luar pelataran sampai lebih dari 60.000 orang, masjid ini kemudian dicatat sebagai masjid terbesar di Indonesia. Masjid Al-Akbar dibangun di atas lahan 11,2 hektar, ditambah hampir dua hektar lainnya yang dipergunakan untuk pembangunan jalan akses ke masjid. Bangunannya terdiri dari dua lantai dengan total luas 28.000 meter persegi. Lantai pertama untuk kegiatan ibadah. Lantai dua untuk ruang pertemuan dan kantor takmir. Sedang basement seluas 10.000 meter persegi untuk sekolah, dari play group, taman kanak-kanak, sampai sekolah dasar. Ditambah perpustakaan dan pelbagai sarana publik seperti warung internet.

Di Malaysia juga ada masjid yang diklaim sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah di Bandaraya Shah Alam, Malaysia berkapasitas 24. 000 jemaah. Masjid ini juga mempunyai menara tertinggi dan kubah rumah ibadat yang terbesar di dunia. Kubahnya mempunyai ketinggian 106.7 m pada puncaknya dan berdiameter 51.8m. Masjid ini selesai dibangun 11 Maret 1988.

Dibanding dengan masjid-masjid besar di Asia Tenggara tersebut di atas, serta sejumlah masjid besar lainnya di Indonesia seperti Masjid Agung Surabaya, Masjid Sunan Ampel Surabaya, Masjid Menara Kudus, Masjid Agung Demak, Masjid Raya Bandung, Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon, Masjid Jaka Tawa Cirebon, dan lain-lain, jelas Masjid Rahmatan lil Alamin adalah yang terbesar.


Kemahabesaran Allah
Ketika masuk ke dalam Masjid Rahmatan lil Alamin ini, berada persis di bawah kubah besarnya, terasa kekerdilan diri sebagai manusia dibandingkan keagungan dan kemahabesaran Allah yang dilambangkan masjid ini. Bangunan masjid seluas 99 x 99 m memang dimaksudkan menggambarkan filosofi dari sifat-sifat Allah (Asmaul Husna), yang jumlahnya 99. Bila diputar ke arah mana saja angka ini tidak akan pernah berubah, selalu bernilai 99.

Kubah Masjid Rahmatan lil Alamin setinggi 68 meter dan seluas 24 x 24 meterBegitu pula jumlah lantai masjid ini, 6 lantai, merupakan filosofi ‘Arkanul Iman’ rukun iman yang berjumlah enam. Sementara tinggi keenam lantai tersebut secara keseluruhan adalah 33 m yang mempunyai filosofi jumlah tasbih, tahmid, dan takbir setelah shalat. Tinggi tiang masing-masing lantai adalah 5 m, ini mempunyai filosofi ‘Arkanul Islam’, yang melambangkan lima rukun Islam.

Masjid Rahmatan lil Alamin memiliki kubah (dom) yang amat besar dan menara setinggi 175,06 m dan dilengkapi dengan 4 kubah kecil. Hal ini bermakna filosofis sebagai perwujudan bahwa Indonesia mengenal berbagai madzhab.

Suatu hal yang ‘ajaib’ dalam rancang bangun masjid yang mempunyai seni artistik tinggi ini adalah dari lantai mana pun dan dari sisi mana pun kita akan dapat memandang langsung ke mimbar yang sekaligus sebagai kiblat.

Semakin diamati, masjid ini semakin indah dan mengagumkan. Arsitekturnya begitu indah dengan perpaduan model arsitektur di seluruh dunia, arsitektur universal. Hal ini sesuai dengan makna namanya Rahmatan lil Alamin, masjid yang akan menebar rahmat, menebar kasih hingga akan tercipta hubungan silaturahmi yang tidak ada putus-putusnya.

Masjid Rahmatan lil Alamin ini merupakan karya monumental umat Islam pada awal milenium ketiga ini. Masjid yang akan menjadi simbol kebangkitan Islam yang Rahmatan lil Alamin, sekaligus bermakna kebangkitan bangsa Indonesia.


Berbiaya 14 Juta Dolar AS
Sebelum membangun Masjid Rahmatan lil Alamin, Al-Zaytun untuk pertama kali membangun Masjid Al-Hayat, sebagai masjid persiapan I’dadi. Masjid Al-Hayat dibangun di atas tanah seluas 5.000 m2 dengan dua lantai yang dapat menampung kurang lebih 7.000 jamaah. Peletakan batu pertamanya dilakukan pada 1 Januari 1999 dan pengerjaannya selesai dalam kurun waktu 3 bulan.

Santri foto bersama di samping kerangka kubah Masjid lil Alamin
Kemudian, sehubungan pesatnya pertambahan jumlah santri dan penghuni Al-Zaytun menyebabkan Masjid Al-Hayat sudah tidak mampu lagi menampung jamaah, baik pada hari-hari biasa maupun Jumat. Sehingga Al-Zaytun kemudian membangun masjid lebih besar yang diberi nama Masjid Rahmatan lil Alamin.

Masjid Rahmatan lil Alamin memerlukan biaya kurang lebih 14 juta dollar Amerika atau sekitar Rp 100 milyar lebih. Setelah Masjid Rahmatan lil Alamin digunakan, bangunan Al-Hayat akan difungsikan untuk perpustakaan Al-Zaytun.

Pembangunan Rahmatan lil Alamin boleh dibilang merupakan satu tonggak sejarah pembangunan sebuah simbol dan monumen kebesaran umat Islam dan kebesaran bangsa di negeri ini. Peletakan batu asas masjid ini merupakan sebuah catatan sejarah yang menarik. Diawali saat memasuki gerbang tahun baru Hijriah 1 Muharam 1421 H. Saat itu, puluhan ribu umat Islam dan sejumlah sahabat beriman lainnya berkumpul merayakan tahun baru 1 Muharam 1421 H di Al-Zaytun sekaligus bersatu hati untuk secara bersama melakukan peletakan batu asas masjid Rahmatan lil Alamin. Peletakan batu asas diawali dan dipimpin oleh Syaykh Abdussalam Panji Gumilang didampingi para eksponen dan segenap civitas Al-Zaytun yang sekaligus mewakili sejumlah umat Islam. Kemudian disusul sejumlah tokoh dan undangan lainnya, di antaranya R Nuriana, Gubernur Kepala Daerah Tingkat Satu Jawa Barat saat itu, dan sejumlah sahabat beriman lainnya.

Peletakan batu asas tidak berhenti hanya hari itu, tetapi terus dilanjutkan secara simultan oleh para umat Islam dan sahabat beriman selama tiga bulan.

Begitulah kisah peletakan batu asas pembangunan masjid yang menjadi induk dari semua karya besar yang menumental di Al-Zaytun, yang kelak diyakini akan diukir sejarah sebagai simbol kebesaran dan kebangkitan bangsa ini.

Di samping memiliki areal yang luas dengan daya tampung yang besar, Masjid Rahmatan lil Alamin juga mempunyai seni artistik yang tinggi, ditambah dengan dom (kubah) yang besar yang dilapisi bahan seperti emas yang maknanya agar Indonesia dapat tampil berkualitas emas.

Suasana saat berlangsungnya pelaksanaan acara peletakan batu asas tersebut begitu meriah. Selain Gubernur Daerah Tingkat Satu Jawa Barat turut hadir pula seluruh Kepala Daerah Tingkat dua yang ada di Jawa Barat, juga kelompok-kelompok pengajian yang datang dari seluruh Indonesia dan para undangan dalam negeri serta dari negeri jiran Singapura dan Malaysia, ditambah ribuan masyarakat yang ingin berpartisipasi bersodaqoh untuk pembangunan Masjid Rahmatan lil Alamin.

Kemudian, peletakan batu pertama Masjid Rahmatan lil Alamin ini dilangsungkan setelah masa 100 hari sejak dimulainya perletakan batu asas. Bermakna bahwa selama 100 hari setiap tamu yang berkunjung ke Al-Zaytun diperkenankan untuk ikut andil meletakan batu asasnya.

Sebagai simbol keberadaan umat Islam, sudah barang tentu apabila pembangunan sebuah masjid menggambarkan nilai-nilai keimanan dan ajaran-ajaran Islam itu sendiri, hal ini seperti diuraikan oleh Syaykh Al-Zaytun dalam sambutannya dengan menjelaskan filosofi yang terkandung dalam pembangunan Masjid Rahmatan lil Alamin tersebut.

Pada kesempatan peletakan batu asas itu, para koordinator/persatuan wali santri seluruh provinsi di Indonesia dan luar negeri, kelompok-kelompok pengajian, institusi pendidikan, perusahaan dan instansi-instansi pemerintah/swasta maupun keluarga atau perorangan yang hadir, turut serta menyumbang dengan ikhlas untuk membiayai pembangunan masjid ini. Mereka semua tentunya merupakan perwujudan kebesaran dan kesatuan umat Islam.

Gubernur Jawa Barat Nuriana dalam sambutannya ketika itu (Majalah Al-Zaytun, Edisi IV, April 2000) mengharapkan semoga dengan dibangunnya Masjid Rahmatan lil Alamin ini nantinya dapat menjawab tantangan zaman, mencerminkan nilai-nilai moral keadilan, sejalan dengan tanggung jawab sosial, adanya orientasi ilmu, serta adanya pendekatan yang tidak sesuai dengan perkembangan pembangunan segera dapat dirubah dengan menjiwai moralitas ajaran agama yang semata-mata sebagai sarana ibadah kepada Allah.

Nuriana mengatakan, di tengah dominasi iptek yang besar sekali pengaruhnya pada manusia dan arus globalisasi yang memengaruhi sistem etika, moral bahkan berpengaruh terhadap kedaulatan negara, untuk itu hendaklah masjid dapat dijadikan sebagai perwujudan situasi sosial masyarakat, tempat komunitas yang menjalankan berbagai aktivitas pengabdian kepada Allah, sekaligus dapat menciptakan iklim solidaritas dengan sesamanya, tempat bermusyawarah para jamaahnya untuk menyusun strategi kebijakan, dalam rangka membangun kualitas kehidupan yang lebih baik.
“Jadi bukan hanya dijadikan kebanggaan semata dan tempat ibadah ritual saja, hingga hanya menjadi sebuah bangunan yang dibatasi oleh dinding-dinding penyekat tertentu,” jelas Nuriana.


Telaten

Pelaksanaan pembangunan masjid ini dilakukan dengan telaten. Untuk sistem pondasi, misalnya, dibuat dengan sistem pondasi kapal. “Sebenarnya, nama resminya raft foundation atau pondasi rakit. Namun, kalau rakit kan maknanya kecil maka kami sempurnakan menjadi pondasi kapal,” jelas Ir Djamal M. Abdat, Pimpinan Tanmiyah Al-Zaytun.

Saat ini Masjid Rahmatan lil Alamin mulai dilapisi dengan granitSementara, untuk menyempurnakan desain Masjid Rahmatan lil Alamin, Syaykh Al-Zaytun Dr Abdussalam Panji Gumilang, langsung memimpin tim beranggota M Natsir Abdul Qadir, M Yusuf Rasyidi dan Ir Bambang T Abdul Syukur, pada akhir Oktober melakukan perjalanan ke Spanyol untuk melihat secara langsung model arsitektur di Al-Hambra, Cordoba yang terkenal itu. Kemudian ke Mesir, untuk melihat model bangunan arsitektur masjid-masjid bersejarah yang punya nilai arsitektur yang tinggi.

Arsitektur Masjid Rahmatan lil Alamin dibuat dengan memadukan model arsitektur di seluruh dunia. Hal ini dilakukan karena Masjid Rahmatan lil Alamin akan menjadi sebuah masjid monumental karya umat Islam di abad 21. Gaya arsitekturnya merupakan perpaduan menyeluruh dari semua gaya arsitektur yang ada di dunia ini.

Saat ini, masjid ini telah mulai dilapisi dengan granit yang diimpor dari RRC, mulai seluruh lantai dan dindingnya. Harga per keping granit ini sekitar Rp 400.000. “Untuk keperluan ini tak kurang dari 70.000 meter persegi granit yang dibutuhkan”, jelas Syaykh Panji Gumilang. Dan sesuai dengan namanya Rahmatan lil Alamin, masjid yang akan menebar rahmat, menebar kasih hingga akan tercipta hubungan silaturahmi yang tidak ada putus-putusnya.

Barangkali menarik dikisahkan sepenggal pengalaman para pekerja kontruksi yang terlibat dalam pembangunan Masjid Rahmatan lil Alamin ini. Terutama mereka yang bekerja di ketinggian ketika merangkai kerangka lengkung struktur pembentuk kubah besar masjid ini. Bekerja di ketinggian bukan pekerjaan yang bisa dilakukan sembarang orang. Orang yang takut ketinggian jangan harap bisa melakukannya. Selain itu, mereka harus memiliki ketahanan mental dan fisik, sebab pada ketinggian di atas 40 meter ke atas angin berhembus lebih kencang dari pada di daratan. “Di ketinggian 15 meter saja angin sudah kencang,” kata salah seorang karyawan Al-Zaytun sub unit erection.

Sekadar pembanding, memanjat sebuah tower transmisi listrik saja sudah memerlukan tenaga besar. Sampai di atas bukan tujuan akhir melainkan hanya sebuah langkah awal. Di ketinggian itu mereka mesti melakukan pekerjaan spesifik yang terkadang dilakukan sambil berdiri di atas sebatang besi kerangka. Begitu pula dalam proses ereksi kerangka bangunan yang di Al-Zaytun seluruhnya menggunakan baja WF. Terkadang seorang petugas mesti bergelayutan di rangka-rangka baja yang sedang dikerek tower crane.

Pemandangan menegangkan begitu terasa ketika para petugas sub unit erection tengah merangkai kerangka-kerangka lengkung struktur pembentuk kubah besar Masjid Rahmatan lil Alamin. Bayangkan, mereka harus bergelayutan dan memanjat baja WF lengkung sepanjang 24 m di atas ketinggian 80 m untuk menyambung belalai-belalai WF pembentuk kubah besar itu. Atau ketika harus mengencangkan baut-baut perangkai dan kemudian mengelasnya.

Menurut A Daud yang sejak awal menjadi komandan unit pabrikasi, setiap pekerja di unitnya dituntut mampu mengelas, sebab semua rangkaian konstruksi baja, selain diikat dengan baut mesti diperkuat dengan sambungan las. Pada saat-saat seperti ini, keseimbangan tubuh menjadi vital.

Salah fatal, tak seimbang, atau grogi, nyawa menjadi taruhannya. Bagi orang yang takut ketinggian, jangankan untuk merangkai struktur baja yang beratnya berton-ton, berdiri di sebatang WF saja pasti sudah gemetar. Terlalu lama, keringat dingin bisa mengucur.

Tak salah jika para pekerja spesialis perangkai konstruksi baja merupakan para pekerja yang betul-betul sudah teruji. Sebagai contoh, di sub unit erection Al-Zaytun, seseorang yang diperkenankan bekerja di ketinggian telah melalui proses seleksi alam. Pertama sekali jika mampu bekerja merangkai baja hingga satu lantai, ditingkatkan hingga dua lantai. Begitu seterusnya. Menurut salah seorang karyawan unit ini, suatu ketika salah seorang rekan berkeringat dingin, padahal baru di ketinggian dua lantai. Komandan unit yang bijaksana akhirnya memutuskan rekan tersebut tak lagi bertugas di ketinggian.

Keputusan seperti itu menjadi bagian terpenting dalam proses pekerjaan konstruksi. Bagaimanapun, keselamatan kerja tak boleh terabaikan. Terkadang kelalaian kecil berakibat besar. Satu baut kendur, terkadang harus dibayar dengan kecelakaan kerja.

Jelas, hal-hal seperti itu mesti diantisipasi dengan sebuah sistem. Maka sebelum memulai pekerjaan, setiap komandan subunit tak boleh alpa mencek kesiapan personil dan peralatan kerja yang digunakan mengingat wilayah kerja unit ini berisiko tinggi.

Setelah melihat keanggunan dan keagungan masjid ini, meski belum rampung seluruhnya, hasil jerih payah para pekerja itu terasa menjadi suatu kebanggaan dan kehormatan yang nilainya lebih besar dari jerih payah dan segala risiko yang mereka hadapi itu. Masjid ini adalah sebuah karya besar yang patut dicatat sebagai simbol kebangkitan bangsa ini. Bahkan lebih dari itu, sebagai simbol pengagungan dan ketakwaan manusia kepada Allah.

Namun lantaran di bawah lantai satu masjid ini ada basement, entah kenapa, sempat ada pihak-pihak yang mencurigai basement ini sebagai bunker. Konon, kecurigaan itu muncul, karena pada saat proses pengerjaan konstruksi masjid ini para pengunjung dianjurkan untuk tidak memasuki bangunan masjid ini. Padahal anjuran itu disampaikan adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Sebab satu batu kecil saja terjatuh dari atas akan bisa mengakibatkan kepala seseorang pecah atau bocor.

Namun saat pengerjaannya sudah dalam proses finishing, para pengunjung sudah diperkenankan memasuki bangunan ini, termasuk melihat dari dekat basement masjid ini. Kami dari tim Berita Indonesia juga memasuki basement ini. Tidak terlihat ada bunker di situ. Basement itu sedang ditata dengan membaginya terdiri dari beberapa ruangan yang kelak bisa digunakan untuk berbagai keperluan.

Kini, kendati belum rampung, masjid yang direncanakan mampu menampung 150 ribu jamaah ini telah digunakan dalam berbagai acara besar, seperti Idul Fitri, Idul Adha, peringatan 1 Muharram dan acara-acara besar lainnya. Dalam acara-acara itu pulalah dilakukan penggalangan dana untuk pembangunan Masjid Rahmatan lil Alamin dari jamaah yang hadir.

Setelah Masjid Rahmatan lil Alamin kelak difungsikan sepenuhnya, bangunan Al-Hayat akan digunakan untuk perpustakaan Al-Zaytun. Saat ini, Masjid Al-Hayat, masih merupakan pusat kegiatan seluruh penghuni Al-Zaytun dari subuh sampai dengan Isya’. Di masjid ini para pengunjung Al-Zaytun akan melihat kegiatan shalat berjamaah dan tadarus al-Quran yang dilakukan oleh seluruh penghuni Al-Zaytun.

Di masjid inilah setiap hari Jumat Syaykh AS Panji Gumilang memberikan pengarahan khasnya kepada para santri dan seluruh penghuni kampus, dan merupakan acara khusus yang sangat menarik dan selalu mendapatkan respons dari jamaah Shalat Jumat. Syaykh selalu memberikan tekanan agar kelak para santri mampu berkiprah dalam kemandirian, dan sanggup mewarnai kehidupan masyarakat sekelilingnya.


Fasilitas Lainnya

Selain fasilitas gedung pembelajaran, asrama dan dapur modern serta masjid terbesar di Asia Tenggara, kampus ini juga dilengkapi bangunan wisma tamu Al-Ishlah. Wisma ini ditempatkan di sebelah selatan Masjid Al-Hayat dengan luas lantai 7.600 m2, bangunan lima lantai, dengan 150 kamar tidur tamu dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti; coffee shop, meeting room, dan pendukung lainnya. Wisma ini mulai dibangun tanggal 1 Juli 1999, selesai 27 Oktober 2001. Selain itu, bangunan wisma tamu khusus akan ditempatkan di sebelah selatan entrance utama arena pendidikan.

Juga dilengkapi perkhidmatan kesehatan (hospital), bangunan administrasi pusat dan rektorat. Saat ini Perkhidmatan Kesihatan dengan masih mengambil tempat lantai dasar bangunan pembelajaran Umar Ibnu Khaththab, berfungsi memberikan pelayanan kesihatan kepada seluruh santri, para guru, dan civitas Al-Zaytun lainnya serta masyarakat sekitar. Khusus masyarakat di tiga desa yang telah berpartisipasi dalam pengadaan lahan wakaf, diberikan konsultasi kesihatan secara cuma-cuma.

Pembangunan gedung Perkhidmatan Kesihatan (hospital), direncanakan di sebelah selatan arena pendidikan dengan luas lantai 22.000 m2 yang pembangunannya dilakukan secara bertahap. Hospital ini direncanakan pula pada masa depan sebagai sarana pendukung untuk Fakultas Kedokteran Universitas Al-Zaytun Indonesia.

Dalam rangka pendukung sarana pendidikan dan berbagai sarana lainnya dalam kawasan Al-Zaytun juga dibangun jaringan komputer sentral yang menjangkau seluruh unit sarana pendidikan, jaringan sound system, jaringan telepon, dan jaringan listrik dari PLN dan dengan back up generator listrik (genset sebanyak 18 unit).

Semua aktivitas Al-Zaytun dilayani dari bangunan administrasi pusat dan bangunan rektorat yang berada di sebelah selatan Masjid Rahmatan lil Alamin.

Oleh: Drs Ch Robin Simanullang (Berita Indonesia 45)

Sumber: http://www.beritaindonesia.co.id

Upacara Sedekah Gunung Merapi

Photobucket


Gunung Merapi sebagai salah satu simbol spiritual Masyarakat Jawa, Khususnya Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung teraktif di Dunia ini setiap tahunnya selalu menjadi pusat ritual bagi penduduk yang ada di sekitarnya. Setahun selepas erupsi, maka tanggal 26 November 2011 di adakan Upacara Sedekah Gunung Merapi. Bertepatan dengan 1 muharam 1433 H dalam penanggalan Islam dan malam 1 Suro dalam penanggalan Jawa, di adakan seremoni labuhan dengan sesaji dan kepala kerbau.

Photobucket


Bertepat di Balai Pertemuan Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengan menjadi lokasi Upacara Sedekah Gunung. DIhadiri oleh pejabat setempat, dari Bupati Boyolali beserta jajarannya dan masyarakat setempat untuk bersama-sama menjalankan ritual tersebut. Seremoni yang setiap tahun di adakan ini menjadi agenda rutin setiap malam 1 Suro, sehingga menjadi sebuah potensi wisata spiritual.

Photobucket


Acara di awali dengan tarian Soreng dari Desa Lencoh. Mengambil sepenggal cerita dari Babad Tanah Jawa, yakni dengan mengambil tokoh Arya Penanggsang. Selain tarian Soreng juga di tampilkan tari Gambyong oleh pemudi-pemudi setempat. usai penampilan tari-tarian, maka ucara inti dimulai. Setelah sambutan dari pejabat-pejabat setempat, maka dibacakan tentang apa makna dari upacara Sedekah Gunung Merapi. Upcara ini dahulu di lakukan oleh Paku Buwono VI bersama Pangeran Diponegoro yang sering mendaki Puncak Merapi. Sesaji ini di peruntukan untuk Kyai Petruk yang bernama Asli Handoko Kusumo, yang tinggal di Merapi dan Kyai Sarif di Merbabu.

Photobucket


Sesaji dengan potonngan kepala kerbau, nasi tumpeng dari jagung, sayur-sayuran, daging sayam, kopi dan lain sebagainya di doakan bersama sebelum di larung di Puncak Merapi. Doa-doa di kumandangkan kepada Sang Khalik agar senantiasa mendapat berkah dan dijauhkan dari marabahaya Gunung Merapi. Usai di doakan, makan sesaji tersebut di angkut menuju Pos 1 Gunung Merapi dengan diiringi banyak orang. Di Pos 1 yang terletak di Gardu Pandang New Selo, sesaji kemudian di bawa oleh 2 orang untuk di antar menuju Puncak Merapi. Kepala kerbau di bawa oleh 1 orang, dan sesaji lainnya di bawa 1 orang lagi.

Bersama-sama penduduk setempat, dan penggiat alam bebas bersama-sama menghantarkan sesaji tersebut menuju Puncak Merapi. Ada kepercayaan, setiap yang memebawa sesaji akan mendapatkan kekuatan saat mendaki Gunung Merapi. Biasa orang mendaki menuju puncak membutuhkan waktu normal 4-6 jam, tetapi bisa di tempuh dalam waktu 2 jam. Sesaji ini akan diistirahatkan sebentar di Pasar Bubrah dan setelah itu akan segera di bawa menuju puncak. Lokasi untuk melarung atau menaruh sesaji terletak di sisi timur laut Puncak Gunung. Disana terdapat sebuah lokasi yang biasanya di gunakan untuk melarung sesaji.

Photobucket


Hampir ratusan pendaki Gunung ikut menyemarakan malam 1 suro. Malam yang di anggap sakral oleh masyarakat Jawa ini, digunakan untuk tirakatan. Tirakatan sebuah prosesi lelaku untuk mendekatkan diri dengan Sang Pencipta guna mendapat berkah dan rahmatnya. Lelaku dengan “lek-lekan” tidak tidur semalaman dan lelaku “mendaki gunung” menjadi agenda tersendiri, sehingga tidak heran banyak gunung di datangi penggiat alam bebas dan penduduk setempat saat malam 1 suro.

Photobucket


Malam 1 suro sebuah simbol religi bagi Masyarakt Jawa dan Merapi adalah satu lokasi yang dijadikan pusat ritual. Agenda tahunan yang sudah ada sejak lama dan menjadi tradsi. Sebuah potensi wisata religi dan petualangan di hadirkan. Sisi lain mendapatkan berkah dari prosesi Tirakatan juga mendapatkan pesona mistis dan keindahan puncak Merapi yang selalu di hormati dan di sakralkan. Sebuah atraksi wisata yang layak untuk dihadiri setiap setahun sekali dan tunggu malam 1 suro tahun depan.


Dhanang Dhave
Sumber: http://wisata.kompasiana.com