Sabtu, 26 Maret 2011

Perang adalah Kejahatan Kemanusiaan

Apakah kita memang membutuhkan perang ? Peperangan apa yang bernilai positif di dalam sejarah umat manusia ? Rupa-rupanya peperangan positif itu adalah perang melawan ketidakadilan, perang terhadap kemiskinan, perang melawan korupsi dan masih banyak lagi perang yang positif lainnya. Termasuk perang terhadap perang!

Saat ini yang ingin saya soroti adalah perang yang notabene adalah musuh kemanusiaan. Perang dengan menggunakan aksi militer, membunuh, mencabut nyawa dan merampas hak paling hakiki dari manusia. Hak untuk hidup.


1301099011525690949


Perang yang seharusnya menjadi jalan paling akhir - terakhir, dan sebisa bisanya ditiadakan, ketika suatu bangsa diperhadapkan dengan masalah, juga dalam hal mengambil keputusan, malah sering manjadi tujuan utama. Di Indonesia sendiri memang keputusan untuk mengijinkan untuk mengadakan perang, kalau kita baca UUD kita, dalam kondisi tertentu,dibolehkan, dimana seorang presiden bisa menyatakan perang.

Untuk sekedar sebagai gambaran, betapa perang benar-benar mengerikan dan sudah menjadi musuh utama peradaban dan kemanusiaan, mari kita simak kisah-kisah dahsyatnya akibat yang diolehkarenakan peperangan tersebut.
*) Pertarungan perang sipil “The Great Peace Rebellion” tahun 1851 hingga 1864 telah mengakibatkan 20-30 juta orang meninggal. Pemberontakan pasukan dari pemerintahan Manchu melawan para simpatisan Dynasty Ming dari bagian Selatan, dipimpin Hung Hsiu yang pada akhirnya memenangkan pertarungan itu. Banyak jiwa terkorbankan sebagai taruhannya.

*) Selama perang dunia ke 2, World War II, diperkirakan 55 juta orang kehilangan nyawanya. Hampir setengah dari jumlah tersebut, dikatakan adalah dari Soviet Union.


Bahkan ada banyak hal-hal sepele yang berakibatkan justru perang yang sangat dahsyat;
*) Perang selama 12 tahun di Italy pada tahun 1325 terpicu hanya gara-gara pasukan dari regim Modena menginvasi Bologna untuk sekedar mencuri sebuah brankas. Selama penyerangan pasukan Modena membunuh ratusan orang Bologna, yang kemudian diadakan serangan balasan oleh orang-orang Bologna.

*) Pada tahun 1704 seorang wanita Inggris, Mrs. Mashaur, menumpahkan segelas wine (anggur) ke pakaian yang dikenakan seorang lelaki parlente dari Perancis, Marquis de Torey. Marquis menganggap perempuan tersebut menumpahkan wine itu dengan sengaja. Laki-laki ini kemudian merencanakan dan menyatakan untuk perang! Ia tidak main-main dengan “The war of the Spanish Succession”. Itulah awal mula peperangan yang menjalar ke hampir seluruh Eropa hingga tahun 1709, ketika ‘Peace of Ultrecht’ ditandatangani.

*) Di tahun 1152, ketika King Louis VII dari Perancis pulang dari perjalanan jauhnya, istrinya Lady Eleanor terkejut melihat suaminya, sang raja telah mencukur jambang atau jenggotnya sampai botak. Sang ratu meminta suaminya untuk menumbuhkan kembali jenggotnya, tapi apa daya, sang suami menolak. Akhirnya sang ratu menceraikan King Louis VII dan menikah dengan King of England. Ratu juga berusaha “mengambil” 2 propinsi di Perancis untuk diberikan kepada suaminya yang baru. Akibatnya sangat fatal, “War of the Whiskers” terjadi hingga tahun 1453. Selama lebih dari 300 tahun! (Seperti di ceritakan dalam buku The Worst Wars and Weapons).


13010991281555994881
www.worldwarsfatalities


Belum lagi peperangan-peperangan yang memakan korban sipil dalam jumlah besar, sebut saja;
- Dalam 3 bulan saja, disuatu musim panas tahun 1994, kelompok Tutsis Rwanda menghabisi 1 juta tetangga mereka dari kelompok Hutu.

- Di China pada masa kepemimpinan Mao terjadi Cultural Revolution, tahun 1966-1976 menewaskan sekitar 20 juta orang.

- Di Rusia, terror sangat mengerikan dari seorang pemimpin bernama Stalin juga menghabiskan sekitar 20 juta orang di tahun 1936-1953.

- Holocaust di Eropa tahun 1933-1945, 11 juta orang menjadi korban.

- Pakistan, perlawanan melawan Bengalis tahun 1971 yang jadi korban sekitar 3 juta orang.

- Di Kamboja, Pasukan Khmer membunuh sekitar 1.6 juta orang (1975-1979). (Sumber : Wikipedia dan The Best of The World’s Worst Book.)


1301099327140706350
www.worldwarsfatalities

Menilik data-data sejarah kejahatan perang, yang tentu saja belum termasuk peperangan lainnya di sejumlah Negara Afrika dan Timur Tengah, membuat kita harusnya membenci perang. Perang itu merampas hak hidup, apapun alasannya. Akibat kekerasan perang bisa dirasakan turun temurun, sampai ke anak-cucu.

Agressi militer Amerika dan sekutunya, pambantaian tentara Libya terhadap warga sipil, perang di Afganistan, di Yaman, Rwanda, Jordania adalah bukti betapa masih banyak yang lebih memilih jalan kekerasan daripada jalan damai. Lebih memilih perang daripada damai. Jangankan perang antar bangsa, perang saudarapun bisa dengan mudah tersuluti dan dengan gampangnya terwujud. Indonesia adalah satu diantara banyak saksi atas perang saudara itu. Perang yang seharusnya tidak terjadi kalau kita lebih bijaksana, lebih menggunakan otak daripada emosi perasaan, lebih mengutamakan dialog daripada ego pribadi, kelompok dan golongan.

Sesungguhnya perang tidak akan pernah membawa kemaslahatan dan keuntungan bagi umat manusia. Perang itu keji. Perang itu kejam. Tapi apa mungkin ada benarnya apa kata sebagian orang ? Bahwa, tanpa perang dunia terasa hambar, tanpa perang berita-berita TV kurang greget, tanpa perang banyak perusahaan senjata akan brangkut, tanpa perang perusahaan-perusahaan pembuat obat akan down, tanpa perang ekonomi negara penghasil senjata akan hancur ? Ah, masak sih ? Masak iya sih dengan alasan-alasan diatas kemudian perang dibenarkan. Kalau saya sih tetap anti perang. Apapun alasannya, perang lebih banyak memunculkan kepedihan dan kehancuran daripada kesenangan dan kemakmuran. Perang itu memiskinkan. Perang itu merusak.

Saya pernah mendapatkan kesempatan langka, bertemu dengan seorang mantan Congressman asal Jersey, Scott Snyder. Atau lebih tepat dipertemukan. Saya dipertemukan dengan beliau pada suatu acara, dan yang memperkenalkan saya kepada beliau adalah seorang pengacara, dimana pengacara inilah (Raymond Fasano,Esq) juga yang membantu saya dalam keterlibatan kita mendirikan organisasi kemasyarakatan Kerukunan Keluarga Nusantara secara legal di USA.

Pada saat itu saya sempat ngobrol dengan si Om Scott yang tinggi tegap itu. Akhirnya obrolan kita sempat menyinggung kebijakan LN AS, yang saya bilang sangat “senang” menggunakan senjata. Perang menghasilkan duit bukan ? Om Scott bilang, anda salah, kita tidak harus demikian dalam memaknai perang…dst. Intinya, missi militer Amerika adalah sejalan dengan United Nations. Kalau jalan negosiasi damai tidak bisa ditempuh, jalan perangpun harus diambil. Saya hanya diam. Bukan berarti saya setuju. Tapi saya hanya wong cilik yang Cuma bisa senyum, legowo dan hanya bisa berharap dan berdoa. Karena toh, pada akhirnya mereka-mereka sang penguasa negaralah yang menentukan jalan.

Tapi sebelum pulang, saya sempat nyinggung dikit ke Om Scott. Saya katakana, Om Scott, bukankah Markas Besar PBB (United Nations) yang megah berdiri di antara jajaran gedung pencakar langit di NY itu adalah juga gedung perdamaian ? Mereka harusnya lebih mengambil jalan damai bukan perang bukan ? Dan saya pernah main ketempat itu sekedar foto-foto, sambil iseng ngintipin kali-kali aja ada orang Indonesia nongol dari dalam, kan bisa kenalan. Nah, di depan Markas Besar PBB itu ada prasasti yang bertuliskan demikian : “They will hammer their swords into plowshares and their spears into pruning hooks; Nation will no longer fight against nation, nor train for war anymore”. Atau “mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; Bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang”.

Intinya, kelihatannya PBB berkeinginan keras, dan berkeyakinan untuk supaya tidak akan ada lagi peperangan. Harusnya sejata-sejata perang yang mengakibatkan kekerasaan itu diubah menjadi mata bajak demi kemaslahatan umat manusia. PBB harusnya juga membenci perang. Dan dalam tataran tersebut, menolak perang, bukan sebaliknya!

Eh, mana si Om Scott…? Malah ngeloyor pergi!

1301099456687067129 
 
Michael Sendow
 
Sumber: kompasiana.com
 

Belut Bu Hadi



Kalau di artikel resto sebelumnya, dibahas tentang belut tepung. Sekarang juga akan diangkat lagi kuliner tentang belut, namun kali ini namanya belut ‘Bu Hadi’. Ya brand belut ini menawarkan beberapa pilihan menu belut : ada belut elek, belut goreng kering, ataupun belut crispy.

Awalnya saya hendak memesan belut hitam, kering yang disebut : belut elek. Namun belum rejeki, sudah kehabisan. Jadilah beralih ke belut kering. Seporsinya lumayan mahal sih untuk ukuran belut Rp.17.000 dengan nasi tanpa minum. Ya tak apalah penasaran, dicoba saja.

Belut datang, belut goreng itu memang nampak kering sekali, begitu digigit kriuk kriuk seperti keripik belut, rasanya original, gurih sepertinya hanya dibumbu garam dan bawang. Enak dan ringan. Walau seporsi cobek kecil dan berisi hanya terisi 10 potong belut kecil, saya cukup puas. Enak sih,  walau porsinya agak terlalu mini dibanding harganya heheheh. Tapi terhapus sedikit kecewa itu dengan rasa gurih belut dan sambal matengnya yang nonjok. Pas pedasnya (bisa direquest kok).

Rasanya belut  ini bisa dijadikan referansi jujugan kuliner bagi Anda yang kebetulan melewati Bengkel Foodcourt, Jl. Ahmad Yani Surabaya. Buka dari jam 10 pagi hingga 10 malam, hmm rasanya bisa dicoba yah.

Sumber: surabaya-metropolis.com

Empal Penyet di Kedai Sambel Mantep

Empal Penyet Sambel Mantep




Mal di Surabaya ini jumlahanya kurang lebih ada 14 buah. Banyak sekali. Arena food court hampir pasti ada di setiap mal itu. Bahkan area itu merupakan salah satu area perputaran uang terbanyak di sebuah mal. Mungkin karena mayoritas orang Surabaya doyan makan yah. Liputan resto kali ini, akan mampir di area food court sebuah mal jalan Ahmad Yani : Royal Plasa.

Berbeda dengan cita rasa masakan Jawa Tengah yang cenderung manis, ataupun Jawa Barat yang cenderung asin. Maka menu Jawa Timur mayoritas pedas. Bagi Anda yang gandrung makan pedas maka menu kuliner di kedai Sambel Mantep, Royal Plasa ini, memang pas. Kedai yang berdiri di area food court ini semua menunya serba penyetan, ada bakwan penyet, ikan pe penyet, lele penyet, bebek penyet dan ayam penyet.

Namun menu andalannya : empal penyet. Disajikan di atas cobek tanah liat kecil, empal akan disuwir diatas sambal uleg matengan alias sambal bajak. Dengan lalap terong, timun, kacang panjang, kemangi dan pastinya kubis. Mantap. Paket penyetan ini dilengkapi satu piring nasi putih hangat dan segelas es teh. Komplit yah, jadi tak perlu keluar duit lagi untuk beli minuman.

Aneka penyetan ini sudah bisa dinikmati sejak jam buka mal, jam 10 pagi hingga jam 10 malam. Nggak perlu kawatir basi, karena setiap sajian akan dihidangkan sesuai pesanan. Jadi langsung dimasak begitu pesan, dijamin hangat. Untuk menikmatinya, cukup sediakan 13 ribu rupiah saja. Kenyang.

Sumber: surabaya-metropolis.com

Kikil Sapi Waru Jaya


Kikil sapi. Hmm mendengar namanya saja langsung kebayang enaknya, sajian kulner berbahan dasar kikil alias kaki sapi ini. Apalagi jika membayangkan kuahnya yang gurih penuh lemak, hmm yummy.

Kikil sapi memang sudah jadi sajian yang awam bagi warga Surabaya. Buktinya banyak pedagang kikil sapi yang bertebaran di jalan-jalan Surabaya dan sekitarnya. Salah satunya yang ada di pinggir jalan raya waru : Kikil Sapi Waru Jaya.

Terletak di pinggir jalan dan bersebelahan dengan sarana publik, Rumah Sakit Mitra Keluarga, membuat kedai ini mudah dijumpai. Mulai buka dari pukul 5 sore, membuat kedai ini kerap jadi pilihan sajian makan malam nan nikmat.

Satu porsi kikil seharga Rp.11.000, sudah termasuk sepiring lontong. Hmm ya ni sayangnya nggak ada nasi, jadi bagi Anda yang doyan makan mungkin kurang kenyang jadi bisa menambah porsi lontongnya.

Yang membuat kikil sapi waru jaya ini berbeda, yakni daging kikilnya yang empuk jadi gigi kita nggak perlu bekerja ekstra dan kuahnya yang tidak mengendal, nggak terlalu kental, kaldu sapinya pun kuat mengikat. Segar.  Yah referensi rasa diatas mungkin bisa dijanjikan pertimbangan, karena beberapa sajian kikil itu biasanya kuahnya mengendal dan kental hingga terkesan eneg. Kalau yang ini tidak, buktikan sendiri deh.

Sumber: surabaya-metropolis.com

Pangsit Mi Mapan



Saya yakin kalau kuliner satu ini banyak peminatnya. Terbukti, penjaja kuliner ini bertebaran di banyak tempat  di Surabaya. tidak hanya di area public, namun di dalam perumahan pun ada ! dialah Pangsit mi.
Salah satu kedai pangsit mi yang banyak penggemarnya di kota pahlawan ini ada di daerah Rungkut (belakang Giant), yakni Mi Mapan Rungkut. Awalnya kedai ini hanya menjual pangsit, namun sekarang sudah berembang jadi banyak menu seperti : pempek, bakwan hingga penyetan dan beragam minuman semisal  sari kedelai, mega mendung, kacang hijau hingga sinom dan beras kencur. Komplit.

Walau begitu, tetap saja yang dikenal sebagai primadona dan ciri khas kedai ini adalah mi pangsitnya. Untuk seporsi mi ayam tanpa tambahan bakwan dihargai Rp.10.000. porsi minya semangkuk penuh, mi nya yang kenyal terasa mengenyangkan, kripik pangsitnya yang gurih menambah ramai dengan kerenyahannya…kriuk kriuk, sedangkan daging ayam cincangnya membuat pangsit mi ini terasa kuat kaldunya, apalagi di bagian kuahnya : segar ! biar tambah maknyus jangan lupa pesan gorengan bakwannya yang gendut dan padat empuk isiannya.

Tempatnya yang terbuka karena terletak di teras rumah, membuat kita nyaman jia ingin mapan berlama-lama di mi mapan. Deretan kursi panjangnya, mampu menampung beberapa teman atau keluarga yang ingin menikmati kelezatan mi pangsit mapan ini.

Walau jam buka kedai yang terletak di depan masjid sekaligus gereja rungkut ini cukup lama, dari jam 10 pagi sampai malam, tapi pengunjungnya selalu ramai. Nggak heran deh kalau parkiran depan kedai ini selalu meng-ular dengan deretan mobil dan sepeda motor.  Jadi jangan sampai kehabisan yah.

 Sumber: surabaya-metropolis.com

Soto Ayam Ambengan Pak Sadi

http://ayulaktama.files.wordpress.com/2010/09/soto.jpg

Inilah soto legendaris yang berlokasi di Jl. Ambengan 3A. Buka mulai pukul 06.30-21.30. Rasa soto ayamnya khas banget. Apalagi dengan taburan koya gurih, membuat Soto Ayam P. Sadi terasa lengkap kelezatannya di lidah.

Dengan harga Rp10.000 per porsi Anda dijamin puas. Letaknya 500 meter arah timur dari pertigaan jalan (Undaan Wetan-Ambengan). Bersebelahan dengan Agung Bilyard Ambengan Surabaya.


13010266
Alamat :Jl. Ambengan No. 3A Surabaya Timur/Tegalsari
Telepon : 031 5323998

 

kisah soto ayam ambengan pak sadi

Dengan Soto, Kebiasaan Merokok Hilang 


KETIKA Sadi harus mengisi selembar angket kepuasan
pelanggan di sebuah hipermarket, Sadi menolak
mengisinya. Sebenarnya Sadi bersedia, asalkan petugas hipermarket
tersebut yang menuliskannya. "Bukan saya tidak mau, tetapi saya tidak
bisa menulis. Petugas itu tidak percaya karena saya baru saja melakukan
transaksi dengan kartu kredit. Masak punya kartu kredit tidak bisa
menulis, begitu katanya. Saya hanya bersekolah sampai kelas V SD. Kalau
kartu kredit kan hanya tanda tangan, tidak perlu nulis," kata Sadi (61),
pemilik Soto Ayam Ambengan Pak Sadi (Asli).

Perjalanan hidup Sadi dari hanya kuli pikul angkring
soto hingga memiliki restoran sendiri, agaknya yang
membuat Sadi bersikap apa adanya. "Orang hidup tidak
perlu sombong. Ingat saja dari mana dulu kita berasal.
Kalau itu dipegang terus, apa yang kita capai saat ini
rasanya nikmat sekali," kata Sadi yang telah memiliki
tujuh anak ini.
 
 
http://pojokniaga.files.wordpress.com/2009/08/logo-soto-ambengan1.jpg?w=250&h=69 
 

Tahun 1960, Sadi yang masih remaja harus datang ke
Surabaya. Di kampung halamannya di Lamongan, ia tidak
memiliki apa-apa untuk hidup. "Ibu saya meninggal
ketika saya berusia 7 tahun, dan ayah hanya buruh
sawah atau kerja serabutan saja. Kata orang kalau mau
sukses harus mencoba hidup di kota, jangan di desa,"
kisah Sadi.

Pekerjaan pertama yang ia dapatkan adalah membantu
pamannya berjualan soto. Tugasnya, memikul pikulan
soto keliling kampung. Dua tahun Sadi menekuni
pekerjaan itu, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk
berjualan sendiri.

"Saya ingin jualan sendiri. Waktu itu saya jualan tahu
tektek. Jualan hari pertama hanya laku 12 piring.
Harganya murah sekali, Rp 5 seporsi. Saya masih ingat
semua," kata Sadi.

Tidak laku berjualan tahu tektek, Sadi kembali
berjualan soto. Tetapi dewi keberuntungan masih belum
berpihak padanya. Sadi terpaksa harus kembali menjadi
kuli pikul lagi.

"HINGGA pada suatu hari pada tahun 1971, saya
ditawarkan oleh seseorang untuk membuka warung soto di
depan asrama Brimob di Jalan Ambengan. Saya terima
tawaran itu," kata Sadi. Ia berjualan dengan
menggunakan gerobak, yang diparkir di halaman sebuah
rumah di Jalan Ambengan, Surabaya.
 
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvDd7XPQEUlU4GHJ6G5JibB4MqSXz_37GhiKVoGg5heq7kZna4BU3yWYEVrk6grOLqKLl_gLSqO-dhGQP-6RrCygKKHUzvR2GrUlFZJm7SAlaatUXen_-_yB2EHdhfe22dPtBoJCP6_hA/s320/soto+ambengan_2.JPG
 

Dalam berjualan, ia dibantu istrinya, Ny Djaijah, yang
saat itu masih menyusui anak mereka yang pertama. Jika
Sadi melayani tamu, istrinya membersihkan
piring-piring bekas makan tamu. Sementara anaknya
ditidurkan di kolong gerobak soto.

"Setiap kali mengingat kejadian itu, saya pasti
mengeluarkan air mata. Kasihan, anak itu seharusnya
tidur di rumah, di tempat tidur. Bukan di kolong
gerobak," kenangnya.

Pertama kali berjualan, Sadi memakai nama warung
sotonya itu "Soto Ayam Cita Rasa". Pembeli pertamanya
adalah penghuni asrama Brimob itu. Lama kelamaan
warung sotonya makin dikenal orang. Namanya bukan lagi
Soto Ayam Cita Rasa, tetapi Soto Ayam Ambengan, sesuai
dengan nama jalannya.

Pembelinya tidak lagi sebatas penghuni asrama, tetapi
meluas hingga karyawan kantor, pegawai Kotamadya
Surabaya hingga orang-orang yang kebetulan melintas.
Sadi jadi semakin repot.

"Begitu repotnya, sampai merokok saja tidak sempat.
Akhirnya saya berhenti merokok gara-gara jualan soto.
Sampai sekarang," tukas Sadi.

Walau repot, Sadi akhirnya bisa merasakan hasil dari
kerja kerasnya. Dia bisa membeli sebuah rumah di Jalan
Ambengan 3A, dan mendirikan sebuah warung soto yang
lebih permanen di sana. "Soto saya sudah dikenal orang Surabaya. Setiap
kali ada tamu dari luar Surabaya, mereka selalu membawanya ke sini.
Katanya kalau datang ke Surabaya belum makan soto Ambengan, belum
mantap," katanya sambil mengklaim 70 persen orang Surabaya mengenal
sotonya.

Menurut Sadi, soto ayamnya tidak berbeda dengan soto
ayam yang banyak beredar di Surabaya, dengan kuah yang
berwarna kuning kental. Isinya hanya soun putih,
potongan daging dan kulit ayam, seiris telur, dan
poya. Poya adalah kerupuk udang dan bawang putih yang
digiling menjadi bubuk.

"Kuncinya di poya karena poya yang membuat soto
menjadi gurih. Sayangnya pedagang soto lain tidak
begitu memperhatikan poya. Mereka membuat poya dengan perbandingan 5:1,
lima kilogram kerupuk udang dicampur satu kilogram bawang putih.
Sedangkan saya perbandingannya 5:5. Mungkin ini yang membuat soto saya
digemari orang," ungkap Sadi.

TAHUN 1989, Sadi membuka cabang di Jakarta, berkat
tawaran kerja sama dari pemilik sebuah rumah di Jalan Woltermonginsidi,
Kebayoran Baru.

Ketika sampai di Jakarta, Sadi sempat heran karena
ternyata di Jakarta banyak rumah makan soto ayam
cabang Ambengan, padahal dialah satu-satunya pemilik
soto ayam Ambengan. "Di jalan Ambengan sendiri cuma
ada satu soto, yakni soto saya. Yang ada di Jakarta
ini soto Ambengan yang mana?" tanyanya.
 
 
http://i16.photobucket.com/albums/b50/qiqi_anne/wisata/DSC00213.jpg
 

Sadi mengaku sempat marah. Namun dia tahu bahwa nama
jalan tidak bisa dipatenkan sebagai nama rumah makan.
Akhirnya dia hanya menambahkan namanya di belakang
tulisan soto Ambengan, menjadi Soto Ayam Ambengan Pak
Sadi (Asli).

"Pemalsuan ini juga membuktikan bahwa soto saya juga
dikenal oleh orang Jakarta. Ketika saya mengiklankan
akan membuka rumah makan di Jakarta, puluhan telepon
berdering menanyakan kapan tepatnya akan dibuka. Di
hari-hari pembukaan, soto saya selalu habis pukul
12.00 siang," tutur Sadi.

Kerja sama dengan orang Jakarta tersebut ternyata
hanya bisa dipertahankan selama satu tahun. Rekan
bisnis tersebut akhirnya tertarik untuk membuka rumah
makan sendiri. "Ya sudah, saya pindah. Saya sempat
kontrak beberapa tahun sampai akhirnya saya membeli
tanah dan menjadikannya rumah makan, juga di jalan Woltermonginsidi,"
kata Sadi.

Sekarang rumah makan Soto Ayam Ambengan Pak Sadi
(Asli) baik di Surabaya maupun di Jakarta tidak lagi
berbentuk warung. Di Jakarta bahkan berupa gedung baru bertingkat tiga.
Semua karyawan diperbolehkan tinggal di lantai 2 dan lantai 3 rumah
makan. "Yang sudah berkeluarga di lantai 2, yang belum di lantai 3.
Gratis. Selain itu mereka masing-masing juga mendapat makan, odol, sabun
mandi dua batang sebulan, dan detergen. Mereka juga saya beri seragam.
Jadi gaji mereka utuh hanya untuk ditabung atau mengirim keluarga di
kampung," kata Sadi yang banyak mengambil karyawan dari pedesaan di
Jatim dan Jateng.

Sadi sendiri saat ini tidak lagi memiliki pekerjaan.
Dia nyaris tidak turun ke dapur untuk memasak, atau
menjadi kasir menerima uang pelanggan. "Kegiatan saya
hanya mengontrol kualitas masakan. Kalau ada tawaran
untuk membuka cabang, baru saya datang bernegosiasi.
Setelah itu, ya menikmati hidup. Walau begitu, saya
tetap tidak doyan merokok lagi. Soto benar-benar
membuat saya melupakan rokok," katanya. 
 

Warung Sedap Malam = Warung Kalkulator

3

Sering kali kita merasakan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang lambat dari pihak restoran atau warung makan didalam menyajikan makanan dan minuman yang kita pesan. Apalagi saat itu perut kita dalam keadaan keroncongan berat. Nah, bila anda benar – benar merasakan lapar dan kebetulan melintas dijalan Darmo tepatnya dikawasan Taman Bungkul Surabaya…hmmm, gak ada salahnya deh bila anda mampir dulu untuk menikmati hidangan yang tersedia tanpa harus merasa kesal dan bete.

Namanya Warung sedap malam, namun masyarakat sekitar taman bungkul sering menyebutnya warung kalkulator. Padahal menu yang disajikan sama sekali tidak ada yang berbau – bau kalkulator loh…Menunya hanya dua yaitu soto daging dan rawon..harga keduanya cukup murah kita hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 7000,-/porsinya. Namun variasi lauk yang disajikan dimeja lumayan lengkap loh..ada perkedel dengan ukuran yang lumayan gede dan ngeyangin perut, paru, kerupuk udang…dan rata – rata harganya Rp 2000,-/potong.

Saat anda masuk kedalam warung maka anda akan disambut dengan kata – kata “mau pesan apa pak / bu…soto atau rawon???? Dan minumnya apa pak/bu…es jeruk, teh botol dingin atau teh hangat???...Bagi yang sudah sering berkunjung ke Warung ini pasti tidak akan merasa kaget lagi namun bagi yang baru pertama kali akan sedikt bingung hi..hi..( wong belum duduk kok sudah disamber dengan pertanyaan yang seabrek..he..he). Nah, saat anda duduk maka makanan dan minuman yang sesuai dengan pesanan-pun langsung sudah ada didepan kita…Cepat ya???..tapi simpan dulu rasa kekaguman anda atas pelayanan ini..karena begitu anda selesai menyantap hidangan tersebut dan akan membayar maka dengan cepat karyawannya nyerocos menghitung jumlah nominal yang akan dibayarkan dan tepat loh…tentu saja tanpa alat Bantu hitung seperti kalkulator…

Warung sedap malam yang awalnya hanya buka dimalam hari kini mulai buka antara jam 10 pagi hingga jam 2 pagi loh…wele..wele…gak heran deh karena warung ini dikelola oleh anak – anak muda dimana pelayanan yang cepat dan cara menghitungnya yang cepat dan tepat layaknya kalkulator inilah yang menjadi ciri khas dari warung sedap malam taman bungkul Surabaya…

Warung Sedap Malam atau lebih populer dengan sebutan Rawon Kalkulator terletak di area Taman Bungkul Surabaya dan buka sejak pukul 10.00 WIB hingga tengah malam. Nama ‘Kalkulator’ sendiri diberikan karena para pegawainya mampu menghitung dengan cepat (dan tepat) total biaya makan yang harus kita bayar tanpa perlu menggunakan kalkulator. Untuk pilihan hidangan sebenarnya tidak banyak, hanya dua, yaitu Nasi Rawon dan Nasi Soto Ayam. Rasanya, walau enak, juga tidak bisa dikatakan terlalu istimewa. Namun yang membedakan dan membuat tempat kuliner ini selalu ramai dan sering dikunjungi artis adalah adanya lauk tambahan yang beraneka ragam. Mulai dari telur, perkedel, tempe, hingga babat dan paru. Dari kesemuanya itu, yang kami rasa cukup lezat adalah babatnya.

Berikut penampakan kedua makanan yang ditawarkan di warung Kalkulator:

Nasi Rawon Kalculator
Nasi Rawon Kalculator


Nasi Soto Ayam Sedap Malam
Nasi Soto Ayam Sedap Malam

Untuk harga per porsi dipukul rata, yaitu Rp 10.000,-, sedang untuk lauk tambahan harganya bervariasi, antara Rp 3.000,- hingga Rp 6.000,- per potong. Yah, lumayan terjangkau lah untuk kantong arek-arek Surabaya.

Bagaimana anda tertarik ingin mencicipinya…???

Bebek Mercon Kayun



Kuliner di Surabaya, rasanya kurang lengkap tanpa mencicipi bebek Mercon kayun. Apa itu bebek mercon? Bebek mercon adalah sebuah makanan, yang dibuat sangat pedas dengan sedikit kuah yang sangat kental. Karena itulah disebut dengan bebek mercon. Mungkin rasanya yang sangat pedas tadi.

Dengan harga yang relatife terjangkau, yakni sekitar Rp 12.000,_ warung ini tidak pernah sepi pengunjung. Terletak di Jalan Kayun nomor 10 A Surabaya, warung ini selalu dipadati oleh pembeli. Terlebih lagi saat siang yakni waktunya orang makan siang, atau malam hari saat anak-anak muda ingin mencari makan.

Rasanya yang luar biasa pedas, bisa membuat bibir kita terasa terbakar. Tapi disitulah letak nikmatnya, ditambah dengan bumbunya yang terasa sangat enak, hmmm....jadi kepingin lagi nie rasanya. Jika anda tidak suka yang pedas-pedas, warung ini juga menyediakan makanan bebek biasa seperti warung bebek-bebek yang lain, dan rasanyapun juga tak kalah enak. Gimana, mau nyoba???


Bagi pecinta kuliner bebek, Bebek Mercon yang cabangnya sudah tersebar di berbagai wilayah kota Surabaya ini menawarkan menu yang berbeda dengan biasanya — Oseng-Oseng Bebek Mercon.
Dagingnya empuk, dengan bumbu seperti krengsengan, plus ditambah bonus jeroan / ati bebek pula.



Bebek Mercon Bikin Mulut Meledak


Mercon memang sangat berbahaya, apalagi kalau meledak dimulut kita. Tapi di Surabaya, orang malah beramai-ramai ingin meledakkan mulutnya dengan mercon, tapi bukan mercon yang terbuat dari sumbu dan serbuk mesiu tentunya melainkan mercon yang terbuat dari daging bebek goreng.

Bebek mercon, begitu orang biasa menyebut depot nasi bebek di Jalan Kayon Surabaya itu. Berlokasi tak jauh dari sinagoga (tempat bersembahyangnya orang yahudi di Surabaya), lokasi bebek mercon milik Pak Doni ini memang luar biasa larisnya.


Menurut Doni, kata mercon sengaja dilekatkan untuk menggambarkan betapa dasyatnya rasa pedas pada bebek goreng asli Surabaya ini. Karenanya, jika anda suka tantangan, silahkan mampir ke warung ini, dijamin mulut anda akan meledak, mata menangis, dan badan berkeringat.

Disajikan dalam bentuk daging yang dibumbu pedas, bebek mercon ini ditambah berbagai bumbu dan lalapan kemangi serta mentimun. Ada dua menu utama bebek yaitu bebek mercon goreng dan bebek mercon oseng-oseng dengan harga sama yaitu Rp 8 ribu perporsi.

Berbahan dasar daging bebek yang direbus dulu sebelum digoreng, cara membuat bebek mercon tak ubahnya dengan bebek-bebek lainnya. Hanya seluruh bumbu baik saat perebusan, penggorengan maupun saat penyajian seluruhnya berbahan dasar air cabai merah yang dilengkapi beberapa bumbu rahasia.

Setelah disajikan, rasa sengar langsung terlihat dari dua mangkuk bumbu yang menyertai bebek dan semuanya berupa sambal. "Sangking pedasnya, ada yang bilang kita makan sambal lauk bebek," kata Doni.

Yudi Pudji (23 tahun) pengunjung asal Gubeng airlangga Surabaya mengatakan, bebek mercon sangat pas untuk menu berbuka maupun sahur. "Kalau buka puasa, jangan langsung makan bebek mercon, minum dan nyamil dulu supaya perut tak kaget," kata Yudi memberikan tips.
www.tempointeraktif.com