Rabu, 04 Januari 2012

Komparasi Esemka dengan SUV Sejenis

Muhammad Ikhsan - detikOto
img
 

Jakarta - Pasar mobil Sport Utility Vehicle (SUV) di Indonesia kedatangan tamu baru yakni Esemka bermodel SUV yang dinamai Rajawali. Kalau dibandingkan dengan mobil sejenis bagaimana ya?

Meski masih 'ingusan' dan belum setenar SUV di tanah air yang notabene buatan Jepang, namun mobil satu ini cukup memukau berkat hasil tangan para anak bangsa. Tak pelak, mobil yang dihasilkan dari bengkel rumahan di Solo itu mendapat perhatian masyarakat Indonesia.

Desainnya dari depan khususnya lampu mengingatkan kita dengan mobil Honda CR-V. Sementara bodinya seperti SUV Ford Everest. Dari sekian banyak masyarakat Indonesia hanya pejabat di Surakarta yakni Walikota Surakarta Joko Widodo dan Wakil Walikota Surakarta Hadi Rudyatmo yang mau menjadikan mobil SUV Esemka Rajawali sebagai kendaraan dinas sehari-hari.

Untuk mengetahui bagaimana performa Esemka Rajawali di Indonesia, kali ini detikOto ingin membandingkan 3 SUV di tanah air termasuk Esemka. 2 diantaranya sebagai SUV terlaris di RI Toyota Rush 1.500 cc S VVTI Manual, dan dengan SUV yang memiliki kelas lebih tinggi yakni Honda CR-V 2.000 cc. 



Daya tampung

Dari segi fungsi Esemka Rajawali tidak beda dari kedua SUV tersebut (Toyota Rush, Honda CR-V). Namun dari jumlah penumpang Esemka lebih banyak yakni bisa menampung 7 penumpang. Jadi Esemka sudah sangat memikirkan kebutuhan masyarakat Indonesia yang doyan pelesiran. Tak pelak dengan SUV Esemka Rajawali, bukan tidak mungkin keinginan masyarakat Indonesia terpenuhi.

Dari ukuran bodi Esemka Rajawali memiliki panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm,dan tinggi 1.630 mm. Honda CR-V lebih pendek dimensinya panjang 4.566 mm, lebar 1.820 mm, dan tinggi 1.680 mm.

Sementara Rush memiliki panjang 4.420 mm, lebar 1.745 mm, serta tinggi 1.740 mm.



Desain bodi

Secara kasat mata, bodi SUV Esemka memang masih terlihat kaku dan tidak seaerodinamis SUV Rush dan SUV Honda CR-V. Dan tidak dipungkiri beberapa bagian eksterior SUV Esemka masih banyak mencomot desain mobil yang beredar di tanah air. Namun jika berbicara ide, pemikiran anak SMK tersebut cukup menarik lewat SUV Esemka.

Hasilnya para anak SMK berhasil menciptakan sebuah mobil SUV yang diklaim mumpuni.



Mesin

Berbicara soal mesin, Esemka disokong dengan mesin 1.500 cc SOHC 4 silinder bensin dengan teknologi multi point injection yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 105 Hp pada putaran 5.500 RPM dengan torsi maksimum hingga 145 Nm di 4.100 RPM. Mesin tersebut menggerakkan roda belakang.

Sedangkan Honda CR-V 2.000cc diperkuat dengan mesin 1.997cc SOHC dengan asupan bensin PGM-Fi. Berbeda dengan Esemkan, CR-V berpenggerak roda depan. Mesin tersebut bisa mengasilkan tenaga 150 Hp pada 6.200 RPM dan torsi 190 Nm pada 4.200 RPM.

Dan untuk Toyota Rush diperkuat mesin 1.500cc bensin 5 speed manual penggerak roda belakang. Kolaborasi itu bisa menghasilkan tenaga 109 Hp pada 6.000 RPM serta torsi 141 Hp pada 4.400 RPM. SUV Rush sudah dilengkapi dengan Electronic Power Steering (EPS).

Jadi dari sisi tenaga sebenarnya Esemka tidak kalah jauh.



Fitur keselamatan dan hiburan

Dan tak kalah menarik Esemka Rajawali sudah tersemat fitur elektronik mirip SUV lainnya, misalnya power steering, central lock, power windows, AC dual zone, sensor parkir, dan CD player. Sayang Esemka Rajawali belum tersemat airbag, tidak seperti kedua SUV Rush dan Terios.



Harga ketiga SUV

 
Soalnya harga, SUV Esemka tak kalah menarik. Sebab dengan fitur segudang, SUV Esemka hanya dibanderol Rp 90 juta. Jelas jauh dengan kedua SUV Rush dan Honda CR-V. Toyota Rush 1.500 cc S dress up dibanderol Rp 208,3 juta sementara SUH Honda CR-V Rp 348 juta.

Namun untuk Esemka saat ini belum diproduksi massal dan masih menunggu izin dari Kementerian Perhubungan. Namun pecinta otomotif seperti anggota DPR Roy Suryo mengaku sudah inden mobil ini selama 4 bulan.



http://oto.detik.com

Deretan Mobil Nasional Indonesia

Syubhan Akib - detikOto
img


Jakarta - Saat ini Indonesia dikenal sebagai salah satu pasar mobil paling potensial di dunia. Berbagai merek asing berdatangan namun tidak ada satu pun merek mobil lokal yang melawan. Tapi siapa sangka, mimpi memiliki mobil nasional ternyata sudah terajut hampir 20 tahun lamanya.

Petualangan anak-anak bangsa untuk menciptakan mobil merek Indonesia diketahui dimulai pada masa 1993 silam dimana mobil-mobil seperti Maleo lahir. Keluarga Bakrie pun diketahui sempat ikut bermain di segmen ini meski akhirnya patah di tengah jalan.

Ada pula duet keluarga Cendana, Tommy dan Bambang, yang sempat melahirkan Bimantara dan Timor meski pada akhirnya tidak pula bisa bertahan.

Apa saja mobil Indonesia yang sudah direncanakan akan lahir atau sudah lahir? Berikut beberapa mobil nasional yang detikOto rangkum dari berbagai sumber untuk Otolovers.



Maleo
Mulai dikembangkan pada 1993, proyek Maleo dimulai ketika pemerintah harus memiliki mobil nasional yang khas nusantara. Saat itu IPTN pun ditunjuk untuk mewujudkannya.

Bekerjasama dengan Rover, Inggris dan Millard Design Australia IPTN, mobil yang dibidani oleh menristek BJ Habibie ini sukses membuat 11 rancangan mobil sampai tahun 1997. Namun sayangnya, proyek ini terbengkalai saat refermasi tiba.



Beta 97 MPV
Mobil ini adalah proyek yang dibuat pada tahun 1994 oleh Grup Bakrie melalui Bakrie Brothers. Bakrie ketika itu ingin menjadikan Beta 97 MPV sebagai mobil nasional. Untuk itu, Bakrie pun meminta bantuan rumah desain Shado asal Inggris untuk menciptakan desain awal mobil ini.

Pada bulan April 1995 desain Beta 97 MPV pun telah selesai dan mulai diperlihatkan ke manajemen Bakrie. Setelah itu, desain tersebut langsung dikembangkan sampai prototipe mobil ini selesai di tahun 1997.

Bakrie juga sudah mulai menyiapkan segala aspek pendukung mobil ini mulai dari perakitannya hingga ke persiapan anggaran produksi untuk memenuhi jadwal peluncuran mobil yang sesungguhnya disiapkan pada bulan Desember 1997. Tapi sayang, krisis ekonomi menenggelamkannya sebelum terbang.



Timor
Timor adalah merek mobil yang dijual Indonesia pada pertengahan tahun 1990 yang merupakan rebadged mobil dari Korea Selatan, Kia Sephia. Timor adalah kepanjangan dari 'Teknologi Industri Mobil Rakyat', dan nama lengkap perusahaannya adalah Timor Putra Nasional. Perusahaan ini dimiliki oleh Tommy Soeharto, anak dari mantan presiden Soeharto.

Mobil ini dimaksudkan sebagai mobil nasional Indonesia, seperti Proton di negara Malaysia. Karenanya, mobil merek Timor dibebaskan dari pajak-pajak dan bea lainnya yang biasa dikenakan pada mobil-mobil lain yang dijual di Indonesia. Setelah krisis ekonomi Asia yang menyebabkan Kia Motors pada tahun 1997 bangkrut (pada tahun 1998 dibeli oleh Hyundai), dan keruntuhan rezim Soeharto, maka proyek Timor juga ditutup.



Bimantara
Sama seperti Timor, Bimantara adalah sebuah proyek mobil nasional yang digalang oleh keluarga Cendana. Bila Timor disokong oleh Tommy, Bimantara dibangun oleh Bambang Trihatmojo.

Tapi bila Timor menggandeng KIA sebagai partner, Bimantara memilih untuk menggandeng Hyundai. Tapi karena krisis, Bimantara pun ikut tenggelam.



MR 90
Mobil ini merupakan proyek nasionalisasi Mazda 323 Hatchback oleh PT Indomobil, model terakhir dari upaya ini adalah Mazda Van tren pada tahun 1994.



Kalla Motor
Kalla Motor pernah menciptakan mobil kecil bermesin 500 cc sebagai calon mobil produksi Indonesia. Tidak diketahui kenapa tidak jadi diproduksi.



Texmaco Macan
Macan adalah Kendaraan berjenis minibus atau MPV dengan kapasitas mesin 1.800 cc dari PT. Texmaco. Dalam mengeluarkan mobil ini PT. Texmaco menggandeng Mercedes Benz, tercatat satu unit prototype sudah dipamerkan di arena pekan Raya Jakarta pada pertengahan tahun 2001, tapi belum sempat diproduksi masal PT. Texmaco bangkrut karena krisis moneter pada 1997-1998.



Gang Car
Gang Car adalah sebuah mobil mini berkapasitas 2 orang buatan PT. DI yang ditenagai mesin 125-200 cc. Mobil ini didesain berukuran cukup kecil sehingga bisa beroperasi di gang-gang sempit di daerah perkotaan (maka dari itu dinamakan Gang Car). Proyek ini tidak pernah terdengar lagi kabarnya sejak tahun 2003 setelah PT.DI dilanda kemelut dan merumahkan 9000-an karyawannya.



Marlip
Mobil ini adalah mobil listrik yang dikembangkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan dipasarkan PT. Marlip Indo Mandiri. Mobil ini digunakan untuk mobil golf, pasien, mobil keamanan. Marlip juga punya varian mobil empat penumpang dengan kecepatan mencapai 50 km/jam dengan jarak tempuh maksimal 120km. Harga Marlip berkisar antara Rp 60 sampai Rp 80 juta.



Kancil
Kancil (singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah) merupakan merek dagang terdaftar dari sebuah kendaraan angkutan bermotor roda empat yang didisain, diproduksi dan dipasarkan oleh PT. KANCIL (singkatan dari Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari).

Mobil yang disiapkan untuk menjadi pengganti Bajaj/bemo ini menggunakan mesin 250 cc yang mampu melaju hingga 70 km/jam.



GEA
GEA adalah proyek mobil nasional hasil riset PT. INKA (Industri Kereta Api) dengan mesin Rusnas (Riset Unggulan Strategis Nasional), yakni mesin berkapasitas 640 cc. Tujuan GEA adalah memberikan alternatif mobil kecil menghadapi krisis energi.

Dilepas dengan harga antara Rp 45 -50 juta, mobnas yang satu ini masuk kategori city car berdimensi 3.320×1.490×1.640 mm dengan wheelbase 1.965 mm. Mesinnya 650 cc dan mampu melaju hingga kecepatan 85 km/jam dengan mesin 650 cc yang sistem pembakarannya injeksi EFI dengan penggerak roda depan.



Tawon
Mobil Nasional AG-Tawon diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya yang lokasi industrinya di Rangkasbitung - Banten. Mobil ini mampu melahap berbagai jenis bahan bakar mulai dari bensin dan atau bahan bakar gas CNG dan sudah memenuhi standarisasi Euro3.

Kapasitas mesin Tawon sebesar 650 cc, 4 Percepatan transmisi manual yang dapat dipacu hingga kecepatan 100 km/jam. Mobil ini mulai dikembangkan sejak tahun 2007, dan diproduksi sejak tahun 2009, serta mengandung 90% Kandungan Lokal. Direncanakan mobil ini akan dirilis pada bulan ini.


 

FIN Komodo
Mobil ini adalah mobil offroad yang mampu melahap segala medan. Bobotnya sangat ringan sehingga power yang diperlukan untuk melaju relatif kecil, akibatnya konsumsi bahan bakar relatif irit.

Untuk medan hutan, biasanya jarak tempuh sepanjang 100 km dapat dilalui dalam 6 - 7 jam dengan konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter, sedangkan kapasitas tangki 20 liter, sehingga dapat survive di dalam hutan selama 7 x 4 jam atau 4 hari perjalanan siang hari.

Disamping untuk misi penjelajah atau survey atau pengawasan, maka FIN Komodo yang dirancang oleh salah satu desainer pesawat CN-250 Gatotkaca Ibnu Susilo juga dapat digunakan untuk mengangkut beban (barang bawaan) seberat 250 Kg, sehingga dapat juga berfungsi sebagai kendaraan utility.

 

Wakaba
Wakaba berasal dari singkatan Wahana Karya Anak Bangsa adalah mobil buatan Jawa Barat yang didukung oleh mesin berkapasitas 500 cc, 4 tak, 2 silinder, yang diklaim tetap bertenaga untuk digunakan pada medan seperti pedesaan yang penuh dengan bukit dan pegunungan.

Dengan dimensi panjang 3.300 mm, serta lebar 1.500 mm, dan tinggi 1.820 mm, Wakaba siap memenuhi kebutuhan transportasi pedesaan yang selama ini masih jarang tersentuh secara khusus sektor transportasinya.



Arina
Arina merupakan mobil mungil buatan Semarang. Mobil ini berawal Universitas Negeri Semarang yang didanai oleh Departemen Perindustrian. Mobil Arina ini menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150 cc, 200 cc, dan 250 cc.

Perancang mobil adalah seorang dosen jurusan Teknik Mesin Unnes bernama Widya Aryadi.

 

Nuri
Nuri merupakan saudara Tawon yang juga diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya. Mobil ini menggunakan mesin 800 cc. Mobil ini memiliki model hatchback yang mampu membuatnya lincah bermanuver.

 

Boneo
Mobil ini merupakan mobil buatan PT Boneo Daya Utama dan masih dalam tahap purwarupa. Modelnya ada dua yakni city car dan pikap dengan mesin V-Twin berkapasitas 653 cc yang mampu mengeluarkan tenaga 15,3 kW dan torsi 44,3 Nm.



Esemka
Mobil nasional berikutnya adalah Esemka. Esemka mengambil nama dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Mobil ini sebenarnya merupakan mobil rakitan karya siswa-siswi SMK.

Nama-nama merek Esemka berbeda-beda tergantung SMK mana yang membuatnya. Ada Didgaya, Rajawali, dan lainnya dengan model berbeda-beda mulai dari SUV, MPV dan pikap kabin ganda.

Esemka pertama kali muncul ke publik pada 2009 lalu saat sebuah event di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mesinnya menggunakan mesin 1.500 cc yang berawal dari mesin Timor, namun dimodifikasi sendiri oleh Esemka. Karena berbagai keterbatasan, beberapa parts kendaraan diambil dari mobil yang sudah beredar di Indonesia. Seperti lampu depan, dashboard, dan lampu belakang.

Mobil ini langsung menarik minat publik, karena desainnya sudah sangat bagus. Terakhir mobil ini juga menjadi sorotan di awal tahun 2012 menyusul keputusan Walikota Surakarta Joko Widodo yang menggunakan mobil ini sebagai mobil dinas.

( ddn / ddn )

Foto Lainnya

 img
 Esemka
 img
 Wakaba
img
Tawon
img
Arina
img
Gea
img
Komodo



http://oto.detik.com

H Sukiyat, Sosok di Balik Mobil Kiat Esemka

image
















MOBIL Kiat Esemka yang dipilih Walikota Surakarta Joko Widodo dan Wakil Walikota FX Hadi Rudyatmo sebagai mobil dinas sedang menjadi perbincangan. Mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV) itu pun menjadi topik pemberitaan hangat media cetak dan elektronik.

Siapa sangka bila sosok di balik sukses pembuatan mobil dalam negeri itu adalah putra asli Klaten H Sukiyat, warga Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, Klaten. Dia melibatkan siswa dari 15 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jateng, Jatim dan Jakarta dalam pembuatan komponen mobil.

Ide pembuatan mobil itu murni dari Sukiyat dan Kepala SMK Negeri 1 Trucuk Drs Wardani Sugiyanto MPd, pertengahan tahun 2008. Setahun kemudian, ide-ide itu mulai direalisasikan secara bertahap. Pertama dengan melibatkan guru-guru.

"Kami dituntut kalau bisa membuat 91 persen kompenen mobil di dalam negeri. Kami sedang berusaha, meski saat ini belum bisa. Ada beberapa komponen yang belum bisa dibuat oleh siswa-siswa SMK," kata Sukiyat, pria kelahiran Klaten, 22 April 1957 itu.

Proyek mobil Kiat Esemka itu melibatkan 15 SMK di Jateng, Jatim dan Jakarta. Antara lain: SMK Negeri 1 Trucuk, SMKN 2 Surakarta, SMK Warga Surakarta, SMKN 5 Surakarta, SMK Tengaran Salatiga, SMK Pati, SMK Kediri, SMK Madiun, SMK Ponorogo, SMK Wonogiri, SMK Salatiga, SMK Negeri 1 Jakarta dan lainnya.

Mobil fenomenal hasil karya anak negeri itu telah menarik perhatian berbagai kalangan, sampai-sampai Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menjanjikan kemudahan perijinan. Namun, sayangnya sampai jabatan Mendag diganti, janji itu belum terlaksana. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Dr M Syarifudin Hasan juga pernah mengunjungi Kiat Motor untuk melihat mobil itu, 27 Juli 2011 lalu.



Komponen Dalam Negeri


Sukiyat, didampingi guru teknik otomotif SMK N 1 Trucuk Weni Prasetya SPd, mengatakan, untuk menuju terwujudkan 91 persen komponen buatan dalam negeri memang masih sulit. Ada beberapa spare part yang masih menggunakan produk impor antara lain ring seker, metal jalan, metal duduk, gardan dan komponen kelistrikan.

"Lampu juga masih dicari yang ada di pasar, karena anak SMK belum bisa bikin, begitu juga spido meter. Untuk casis sudah bisa dibuat sendiri. Penggunaan komponen lokal akan terus ditingkatkan," tegas ayah dua putra itu.

Saat ini, sudah ada 10 mobil Kiat Esemka yang selesai dikerjakan, termasuk dua unit yang dipakai Joko Widodo dan Hadi Rudyatmo. Ada dua unit lagi yang masih dikerjakan di Bengkel Kiat Motor Jalan Klaten-Solo, Desa Ngaran, Kecamatan Ceper, Klaten.

Bodi mobil pertama, dikerjakan siswa SMKN 1 Trucuk Klaten dan SMK Warga, sedangkan komponen mesin dikerjakan siswa SMKN 1 Jakarta, SMK Muhammadiyah Borobudur Magelang dan lainnya. Para siswa SMK juga dilibatkan dalam perakitan mobil bercat hitam itu.

Mobil berkapasitas mesin 1.500 cc itu bisa diproduksi dengan biaya Rp 95 juta. Dapur pacu menggunakan blok mesin buatan pabrik cor di Batur, Kecamatan Ceper, Klaten. Mobil yang dirancang selama empat bulan itu pernah diujicoba hingga ke Klaten-Bali.

 http://suaramerdeka.com

'SBY Harusnya yang Pertama Pakai Esemka'

Dadan Kuswaraharja - detikOto
img


Jakarta - "Yang pertama pakai Esemka itu harusnya SBY," begitu kira-kira beberapa komentar pembaca detikOto atau Otolovers yang muncul ketika Walikota Surakarta Joko Widodo dan wakilnya memilih mobil dinas mobil lokal garapan siswa-siswi SMK yakni Kiat Esemka.

Bukannya tak tahu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebenarnya sudah mengetahui mobil lokal ini. Bahkan SBY sempat meminta pembuatan mobil yang masih prototipe waktu itu dilanjutkan.

Ketika menghadiri perayaan Hari Pendidikan Nasional di Bandung, 26 Mei 2009 lalu, SBY menyempatkan untuk datang, dan terkesima ketika melihat mobil buatan anak-anak SMK tersebut dipajang. SBY pun sempat membubuhkan sekalimat harapan dan tanda tangan di kap mesin mobil Esemka Digdaya 1.5i. Apa yang ditulis SBY?

"Karya yang sangat membanggakan, saya harap dilanjutkan," tulis SBY meniru jargonnya selama kampanye presiden 2009 lalu.

Meski sudah cinta dengan Esemka, karena masalah keamanan sebagai presiden, SBY pastinya harus lebih memilih mobil-mobil dengan fasilitas keamanan yang mumpuni yang bisa dipenuhi mobil-mobil Eropa. Mulai dari antipeluru dan sebagainya. Sesuatu yang belum bisa dipenuhi Esemka.

Tapi, di tahun baru ini setelah hampir 3 tahun Esemka dikembangkan, angin segar datang dari Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, mau mengganti mobil Toyota Camry miliknya menjadi Esemka.

Jokowi pun tercatat sebagai pejabat pemerintah pertama yang menggunakan Esemka. Dia berjanji akan menggunakan mobil dinas barunya itu untuk dinas ke luar kota.

"Intinya kita harus mulai menghargai produk dalam negeri. Itu hal yang terpenting. Jangan ngomong soal kualitas yang belum teruji atau apapun. Tapi setelah saya coba tadi, ternyata suspensinya juga empuk kok," tutur Joko.

Joko pun memuji-muji mobil dinas yang diserahkan SMKN2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta itu. "Catnya alus mulus, interiornya cantik, mesin suaranya halus, ac nya dingin, bensin irit krn 1500 cc, desain mobil bagus...apalagi ya?" tulis Jokowi di akun twitternya.

Ya minimal, meski Presiden SBY belum menggunakan, pejabat lain di daerah mau menerimanya ya. 


http://oto.detik.com

Jokowi Bangga Promosikan Mobil "Kiat Esemka"

 
“AC bagus, tape bagus, interior sangat halus dan kursi juga nyaman diduduki." Walikota Solo, Joko Widodo, punya mobil dinas baru. Bukan sedan nyaman buatan Jepang, atau mobil mentereng yang diimpor dari Eropa. Dia memilih mobil rakitan siswa-siswa sekolah setempat dengan kerjasama bengkel Kiat Klaten. Mobil itu diberi nama "Kiat Esemka".

Mobil bercat hitam itu langsung dipasangi plat nomor merah bertuliskan AD 1 A, menggantikan Toyota Camry yang sudah digunakan Jokowi selama 11 tahun. Mobil lama itu peninggalan walikota sebelumnya, Slamet Suryanto. Jokowi, demikian ia akrab dipanggil, siap mempromosikan mobil "Kiat SMK". “Saya bangga sekali. Meskipun mobil dinas sebelumnya Camry oke lah, tapi dengan mobil baru buatan SMK ini sangat bangga sekali. Ini kan mobil baru buatan lokal,” kata dia kepada VIVAnews.com, Senin, 2 Januari 2012.

Fasilitas mobil tersebut, disebutkan Jokowi cukup bagus seperti halnya AC, tape, interior dan kursi duduk. “AC bagus, tape bagus, interior sangat halus dan kursi duduknya juga comfort. Mau apalagi karena ini sudah bagus sekali,” ucapnya.



Saking bangganya dengan mobil barunya, Jokowi menyatakan siap mendukung dan mempromosikan mobil yang diberi merek Kiat Esemka tersebut. “Saya akan promosikan. Dengan memakai mobil SMK ini sebagai kendaraan dinas juga promosi kan?,” kata dia sambil tersenyum. Kemauan Jokowi untuk mempromosikan mobil lokal tersebut cukup beralasan.

Pasalnya, walikota tersebut cukup bangga dengan semua hasil produk lokal. “Dengan memakai mobil ini membuktikan kecintaan terhadap produk lokal yang terus saya gembar-gemborkan seperti halnnya pelestarian pasar tradisional dan PKL,” ujar dia.

Mobil baru Jokowi berharga sekitar Rp95 juta, dengan komposisi 80 persen menggunakan bahan baku loka. Kapasitas mesinnya 1800 CC. Dijelaskan, Jokowi mobil tersebut belum bisa diproduksi massif. Sebab, masih banyak hal yang perlu dikoreksi dan evaluasi. “Ya, perkiraan sebulan bisa memproduksi 9 unit mobil,” sebutnya. "Bentuk mobil ya diambil dari macam-macam desain, ya jadinya seperti itu. Desainnya diambil dari mobil Jepang, Korea dan Eropa. Campur-campurlah desainnya. Memang pintar desainernya," katanya.

Mobil baru kebanggaan Jokowi itu hasil karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta dengan bantuan bengkel Kiat Klaten.

Laporan: Fajar Sodiq| Solo
http://nasional.vivanews.com

Anggota Dewan Setuju Esemka Jadi Mobil Resmi DPR

Foto: Genta Wahyu/okezone
Foto: Genta Wahyu/okezone
JAKARTA - Mobil karya para siswa SMK 2 Surakarta, tak hanya mendapat angin segar dari Wali Kota Solo Joko Widodo. Di Jakarta, anggota DPR pun mengaku siap menyukseskan mobil yang diberi label Esemka Rajawali tersebut.

Hendrawan Supratikno, anggota Komisi VI DPR, mengaku selalu siap mendukung segala hal yang sifatnya nasional yang bertujuan meningkatkan kemampuan industri nasional.

“Tapi yang pasti harus dibuat dulu roadmap yang jelas, karena kalau tidak hanya sekadar begitu saja, hanya akan jadi impian. Untuk jadi produksi massal itu kan prosesnya panjang sekali, itu pekerjaan rumah yang maha dahsyat. Harus ada skala ekonomi yang memadai agar bisa dipertahankan menjadi produksi massal,” ungkap Hendrawan saat berbincang dengan okezone, Rabu (4/1/2012).

Hendrawan pribadi mengaku siap memborong Esemka untuk konsumsi pribadi, bahkan untuk partai tempatnya bernaung.

“Saya bisa dibeli untuk partai atau anak cabang. Kalau itu saya siap untuk 58 kecamatan, dapil saya,” ujar kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.

“Intinya, kalau sudah dinyatakan aman dan bisa diproduksi, saya mendukung jadi mobil resmi anggota dewan,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mencanangkan mobil Esemka menjadi produk nasional.

Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud Joko Sutrisno mengatakan, izin konstruksi mobil sudah dipegang oleh Kemendikbud. Memang masih diperlukan uji emisi namun tidak menjadi syarat penting karena pada tahap awal ini mobil SMK itu masih terus didistribusikan ke kabupaten kota yang tidak mementingkan izin uji emisi.

Sambil menunggu izin emisi tersebut, ujarnya, pihaknya sudah mendistribusikan mobil yang dinamakan Esemka Rajawali itu ke berbagai pemerintah daerah. Seperti ke Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten dan Bandung. Pihaknya juga sedang menjajaki pihak terkait untuk menjadikan mobil SMK ini menjadi kendaraan dinas bagi para pejabat lainnya.

Joko menjelaskan, pihaknya memang tidak bekerja dengan industry nasional dalam proses produksinya karena kendala biaya produksi yang masih tinggi. Dengan bekerjasama dengan industri manufaktur di Ceper, Tulungagung, Pasuruan dan Banten maka harga on the road mobil itu dapat ditekan menjadi Rp105 juta sedangkan ongkos produksinya per mobil hanya Rp95 juta saja.

Kerjasama dengan industri kecil itu memang menjadi target Kemendikbud. Karena siswa masih dilibatkan dalam pembuatan mesin dan konstruksinya. Pada tahun ini, ujarnya, ditargetkan sebanyak 200 unit mobil baru segera diluncurkan kepada para pemesan.

Kemendikbud sudah menggandeng kementerian lain, seperti Kemenkokesra untuk terus menggali potensi-potensi seperti ini. Pasalnya, dengan industri ini sangat membuat peluang lapangan kerja di daerah dan bisa membantu permasalahan pengangguran.

Guru Teknik Otomotif SMKN 1 Klaten Weni Prasetyo menyatakan, bekerjasama dengan tujuh SMK di Klaten yakni SMKN 2 Surakarta, SMKN 2 Salatiga, SMK Tunas Harapan Pati, SMKN 2 Wonogiri, SMK Jenangan 1 Ponorogo dan SMKN 1 Kediri pihaknya membuat mobil Sport Utility Vehicle (SUV) bermesin 1.500 cc dengan nama Kiat Esemka.

Katanya, mobil ini terbilang unik karena bagian belakang lampu mirip dengan mobil Isuzu Panther namun di bagian depan mirip dengan Honda CR-V. Para siswa ini membuat mobil itu bersama-sama di bengkel mobil milik perusahaan Kiat Motor yang merupakan industri mobil besar di Klaten.

Untuk tahap produksi awal, jelasnya, mobil dibuat dengan iuran masing-masing SMK dengan total Rp385 juta. Selanjutnya pihak Kiat menyediakan dua Pembina agar siswa SMK mampu merakit mobil dengan baik.

http://news.okezone.com