Jumat, 18 Mei 2012

Sedapnya Kupang Sate Kerang



Sedapnya Kupang Sate Kerang Khas Jatim

Jika Anda mengunjungi Jawa Timur, tepatnya kota Surabaya dan Sidoarjo, jangan lupa untuk menikmati kuliner unik khas pesisir "Kupang Lontong". 
Sebenarnya Kupang Lontong bisa anda temukan di banyak kota di Jawa Timur seperti Malang, Lamongan, Tuban, Pasuruan, Gresik, dsb namun yang rasanya paling ‘nendang’ hanya ada di Surabaya dan Sidorajo.

Karena memang sebenarnya kupang tidak tahan lama kesegarannya, jadi akan lebih nikmat jika dinikmati di daerah yang dekat dengan daerah penangkapannya. Kuliner ini merupakan hidangan sepinggan yang terdiri atas lontong, kuah petis, sate kerang dan kupang.

Ada juga tambahan irisan ‘Lento’, sejenis gorengan campuran antara singkong serut, taoge dan kacang tolo. Rasanya benar-benar unik dan nikmat perpaduan petis, bawang goreng dan kupang dengan kuah asam pedas manis yang segar, sangat cocok untuk dinikmati pada saat cuaca sedang panas. 



Tentu saja yang membuat unik hidangan ini adalah kupang-nya, sejenis binatang laut kecil-kecil seperti tiram yang banyak dibudidayakan di daerah pesisir timur Jatim. Berwarna coklat pucat dengan kepala berwarna hitam. Dipastikan Anda  akan kesulitan menemukan hidangan ini di luar Jatim.



Kupang adalah makanan sejenis kerang yang dimasak dengan campuran bumbu bawang putih, untuk menghidangkan biasanya dicampur dengan petis kupang, jeruk nipis , lontong dan irisan lento, bila suka bisa ditambahkan cabe rawit, lebih maknyus dimakan dengan Sate Kerang.

Untuk minumannya bisa Es Degan Hijau atau kelapa muda, disamping segar es degan bisa meminimalisir alergi kupang & kerang.  

http://www.wartanews.com

Mangut Kepala Manyung




Mengasap ikan sudah lazim dilakukan oleh para juru masak tradisional di pesisir Jawa untuk menghasilkan aroma sedap pada masakan. Nah… di Semarang Jawa Tengah pengasapan ikan ini disebut dengan mangut yang juga menjadi masakan khas warga Semarang. Dengan kombinasi bumbu rempah dan pedasnya cabe, Mangut Ikan menjadi buruan para penggemar kuliner di kota Semarang dan sekitarnya.

Banyaknya Mangut Manyung di Semarang tapi yang paling ramai dikunjungi oleh pemanja lidah adalah Warung Mangut Bu Fat di jalan Ariloka Semarang Barat menurut Bu Bekti Mulyani sang pemilik warung yang menjadi penerus Bu Fat mengatakan, untuk menciptakan rasa mangut manyung yang khas enak dan nendang harus diupayakan tidak berbau amis serta  bumbu rempah-rempah dan cabe yang banyak ditambah santan yg kental.

Harga hidangan mangut manyung di Warung Mangut Bu Fat cukup bersahabat. Seporsi ikan manyung asap plus nasi & minuman cukup Rp. 10 ribu rupiah saja. Kalau anda memesan kepala manyung yang super besar harganya Rp. 35 ribu rupiah yang bisa disantap bertiga. Wuihhh bener-bener marem. Maka gak heran kalau setiap jam makan siang warung ini ramai dipadati pembeli. Oh..iya pembeli tidak hanya dari kota Semarang saja namun juga luar kota. Bahkan karena saking swedep dan wenaknya, mantan menteri keuangan Sri Mulyani menjadi pelanggan tetap mangut manyung bu Fat. Sementara untuk hari biasa menurut bu bekti bisa laku 20-30 kepala manyung sedang untuk hari libur atau kalau pas ramai bisa sampai 40-50 kepala manyung.

Falsafah atau ungkapan gajah mati meninggalkan gading dipegang oleh keluarga ini. Hal ini terbukti Resep mangut manyung dari tangan bu Fat mengalir di tangan anak-anaknya. Uniknya lagi, di Warung Mangut Bu Fat ini semuanya, mulai dari yg memasak masih satu keluarga.
Yang membedakan Warung Mangut Bu Fat berbeda dengan mangut lainya adalah sedap dan tidak berbau amis juga ditambah harganya yg terjangkau.
Tak kenal makanya tak sayang…suka pedes dan swedep….serta pelayanan yg memuaskan silahkan mencoba Warung Mangut Bu Fat.

http://www.rasikafm.co.id

Nasi Gandul Pati


Nasi Gandul 

Foto: Bondan W



Pati
 - Nasi gandul adalah sajian khas Pati, Jawa Tengah. Dilihat sepintas, ia sangat mirip dengan nasi pindang dari Kudus, tetapi tanpa daun so (daun melinjo muda). Kalau nasi pindang kudus adalah hasil persilangan antara soto dan rawon, maka nasi gandul pati adalah persilangan antara soto dan gule. Nasi gandul memang lebih nendang dan mlekoh rasanya bila dibanding dengan nasi pindang.

Sajian ini merupakan kombinasi dari dua masakan yang masing-masing dimasak dengan bumbu sangat kaya. Elemen pertama adalah empal daging sapi (juga termasuk jeroan) yang dimasak dalam bumbu-bumbu harum, kemudian digoreng sebentar. Empalnya sudah gurih bila dimakan begitu saja.

Elemen kedua adalah kuah santan yang juga sangat gurih. Rasa jintan dan ketumbar mencuatkan citarasa gulai atau kari India. Sedangkan lengkuas dan bawang putih mewakili unsur-unsur soto yang populer di Jawa. Diperkaya dengan bumbu-bumbu lain, diikat dengan santan yang membuatnya sungguh mak nyuss.

Tidak semua penjual nasi gandul – baik di Pati, maupun di kota-kota lain – menyajikannya dengan cara yang sama. Tetapi, yang pasti, hampir semua penjual nasi gandul memakai alas piring dari daun pisang. Tampaknya ini merupakan ciri penting yang tidak boleh tidak. Sebagian penjual memakai gunting untuk memotong-motong daging maupun jeroan. Cara menggunting ini juga populer dilakukan di Kudus, misalnya ketika menyajikan nasi pindang. Para penjual nasi kari ayam di Medan pun menggunakan gunting untuk memotong-motong daging ayam. 

Ada penjual nasi gandul yang menuang kuah di atas nasi, kemudian menggunting-gunting empal di atasnya. Tetapi, ada pula yang menggunting empalnya dan menaburkannya di atas nasi, baru kemudian dituangi kuah. Di atasnya ditaburi bawang merah goreng yang renyah.

Mengapa disebut nasi gandul? Pertanyaan sederhana ini ternyata sulit menemukan jawabnya. Hampir tidak ada jawaban memuaskan, termasuk dari mereka yang berdagang nasi gandul. Satu-satunya jawaban yang agak masuk akal adalah karena nasi dan kuahnya "gemandul" (bergantung) di atas piring yang terlebih dulu dialasi daun pisang.

Lauk wajib untuk nasi gandul adalah tempe goreng. Seperti terlihat di foto, tempenya adalah jenis yang dibungkus individual. Tipis, padat, dan kering. Teksturnya yang garing itu sangat padan dengan tendangan kuah nasi gandul yang mantap. Tentu saja, lauk-pauk gorengan lainnya juga cocok untuk mendampingi nasi gandul. 

Kalau sedang di Pati, makanan berkuah nan gurih ini paling cocok disantap dengan didampingi es sirup kawista yang aromanya sangat harum.

http://food.detik.com

Mangut Pe Juwana





Juwana - Deskripsi paling singkat tentang mangut adalah gulai pedas bernuansa Jawa. Tingkat kepedasannya adalah: dari pedas hingga pedas sekali. Sajian ini mewakili makanan rakyat yang sederhana dan merupakan hidangan sehari-hari.

Di sekitar Semarang, kebanyakan mangut dibuat dari ikan pari asap. Kadang-kadang juga ditambah tahu goreng untuk membuatnya lebih berisi. Di kalangan peranakan Tionghoa, bisa juga ditambah dengan rebung. Tergantung kualitas ikan pari asap yang dipakai, kadang-kadang aroma mangut kurang disukai karena berbau pesing (seperti amonia). Tetapi, bila kualitas ikan parinya istimewa, sajian pedas ini akan membuat banyak orang terpana.

Penggunaan santan dan kunyit dalam kepekatan berbeda – sesuai selera masing – juga membuat mangut berbeda-beda penampilannnya. Ada yang sangat kuning dengan kuah kental, ada pula yang encer dan warnanya kecoklatan. Begitu juga tingkat kepedasannya dapat disesuaikan sesuai selera. Di daerah-daerah Pantai Utara Jawa, mangut hampir selalu disajikan secara sangat pedas. Bumbu-bumbunya pun harus mencitrakan kesan garang. Mungkin itu semua sengaja dilakukan untuk mengimbangi aroma ikan asap sebagai bahan utama. Cadas!

Sepengetahuan saya, ada dua jenis mangut, yaitu gagrak Pantai Utara Jawa (populer di lintasan Semarang – Tuban), dan gagrak Pantai Selatan Jawa (populer di sekitar Yogyakarta). Gagrak Pantai Selatan Jawa ini lebih "jinak" karena kurang pedas, lebih bersantan dan lebih gurih, dengan tendangan trasi yang cukup terasa. Di sekitar Yogyakarta, banyak warung yang menyediakan mangut dari ikan lele asap atau ikan lele goreng.

Di Juwana, Jawa Tengah, ada sebuah warung kecil dengan kualitas mangut yang saya anggap juara Indonesia. Rekor ini belum terpatahkan hingga sekarang, sekalipun saya sudah berkunjung ke berbagai warung lain yang menyediakan mangut.

Awalnya, sekitar sepuluh tahun yang lalu, keberadaan warung ini saya ketahui dari Kwik Kian Gie, mantan Menko Kesra, yang memang berasal dari kota kecil ini. Ternyata, warung ini menempel di sebelah pabrik rokok cap Tapal Kuda yang dimiliki Nyoman, adik Kwik. Mangutnya pedas pol! Hingga 15 menit sesudah makan, keringat masih terus bercucuran.

Di sini ada mangut kepala ikan manyung asap dan mangut ikan pari asap. Ada juga mrico – mirip sayur asam dari bahan ikan laut – hidangan khas daerah Pati-Rembang, juga tersedia di sini. Bila kepedasan, warung ini menyediakan penawarnya: pisang, kuweni, es tape ketan hijau, dan lain-lain.


http://kulinerseputarpati.blogspot.com