Selasa, 13 September 2011

Nasi Koyor RM Abadi Semarang




Karena usaha jualan baju terimbas krisis moneter,  Sri Lestari, 54, atau akrab disapa Bu Cicik banting setir ke bisnis makanan. Dengan memanfaatkan hobi memasaknya, ia memberanikan diri membuka rumah makan bernama Abadi di Jalan Perintis Kemerdekaan 227A, Semarang.

Sepuluh tahun lalu, Sri membuka warung kecil-kecilan. Pelanggan pertamanya para sopir truk pasir jurusan Semarang-Muntilan. Lambat laun, usahanya semakin berkembang. Dari para sopir truk pasir, para bos, pejabat, dan pecinta masakan khas Jawa kini menjadi pelanggan tetapnya. “Dulu awal buka habis 6,5 kilogram beras. Saya juga heran waktu itu,” ujarnya

Menu andalanya dari awal buka hingga sekarang adalah nasi koyor, garang asem, sup dan empal gepuk. Dirinya tiap harinya menyediakan 55-58 jenis masakan. Untuk harga sangat terjangkau, mulai Rp 5 ribu hingga Rp 12 ribu. Selain itu juga ada bermacam-macam pepes yang rasanya pedas nikmat  “Promosi hanya mengandalkan mulut ke mulut. Dari dulu rumah makan kami ya seperti ini, tidak berubah, menunya masakan Jawa,” katanya.

Rumah Makan Abadi buka mulai pukul 06.00-20.00, namun jika ada pelanggan yang ingin datang sebelum jam itu, dirinya mempersilakan.  “Pernah ada, pelanggan rombongan yang telepon bilang akan datang pukul 21.00,  ya warung tidak jadi kami tutup dulu. Atau pagi-pagi pukul 05.00 datang, ya kami bukakan pintu untuk sekedar beristirahat,”ujarnya.

Usaha yang kini, ditangani bersama anak bungsunya Dyah Budiliatri, 26, ini biasa melayani pesanan nasi bungkus dengan harga yang terjangkau. Pernah ada pemesan yang hanya membayar pesanan nasi bungkus dengan harga Rp 3.500.

“Kami tidak mematok harga untuk bungkusan yang penting pelanggan bisa merasakan masakan kami,” ungkapnya.

Sumber: http://kulinerkhassemarang.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar