Selasa, 13 September 2011

Pondok Es Snow White




Berkunjung ke Semarang yang panas, enaknya minum yang segar-segar untuk membasahi tenggorokan. Untuk mengobati itu, salah satu alternatifnya mencicipi es di Pondok Es Snow White yang berlokasi di Jalan Wotgandul Dalam no 117A, Semarang.

Di pondok ini, disajikan beragam es dengan tampilan menawan. Disebut es snow white, menurut Budi Harsono Winarto, 62, pemiliknya, karena saat pertama kali dibuka, hanya menyuguhkan es isinya berwarna putih. “Isi es andalan kami semula adalah siwalan, agar-agar, kopyor, susu putih dan jeli,” ungkap Budi.

Namun, dengan banyaknya permintaan dari para pelanggan, maka inovasi pun dilakukan. “Akhirnya saya coba-coba sendiri, meramu berbagai macam bahan es. Dan jadilah beberapa macam es ini,” terangnya.

Es yang disajikan itu antara lain snow brown, yaitu es serut yang dilengkapi susu coklat, meses dan jeli, es snow black dengan cincau hitam. Sedangkan es shanghai diisi berbagai macam buah, meses, kelapa muda, kolang-kaling, nata de coco manisan nanas, susu. Ada juga es teler, es kopyor, es durian, es sarang burung dan masih banyak lainnya,” katanya.

Harga semangkuk es mulai dari Rp 7 ribu hingga Rp 15 ribu. Selain mengandalkan cita rasa lezat, Pondok Snow White juga menawarkan layanan dan suasana tempat yang nyaman. Hal ini terlihat dari penataan tempatnya. Siapa saja yang singgah betah berlama-lama.

Selain terjaga kebersihannya, dekorasi interiornya menarik. Dengan warna dinding cerah merah muda dan hiasan dinding Putri Salju bersama 7 kurcaci.

Warung es tersebut mampu menampung sekitar 50 orang. Ditambahkan Budi, dirinya memulai membuka warung es, saat usaha percetakannya bangkrut sekitar 1980-an.

Dirinya berpikir usaha apa yang dapat bertahan di saat krisis. Pilihan Budi jatuh pada kuliner. Awalnya, ia menjual nasi pindang serta soto pada pagi hari, sedangkan malamnya berdagang es snow white.

“Es snow white saya jual sore hingga malam karena di sebelah ada yang jualan bakmi jowo. Tapi pada perkembangannya, es snow white justru berkembang pesat. Akhirnya kami fokus berjualan es saja,” terangnya.

Hingga saat ini, pondok esnya buka pukul 11.00 sampai 22.00. Pelanggannya mulai dari anak-anak hingga kakek-kakek. “Saya rasa yang suka dengan es, tidak hanya anak-anak tapi semua umur dan semua kalangan,” ungkapnya.

 Sumber: http://kulinerkhassemarang.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar