Selasa, 13 September 2011

Sate Pak Kempleng




Bagi pecinta daging sapi, belum lengkap, jika tak mencicipi sate khas Pak Kempleng yang namanya cukup melegenda. Daging sate nan empuk dengan ukuran besar ditambah rasa bumbu kacang kental, menjadi keistimewaan sate Pak Kempleng. Tak heran jika para pelanggan sate Pak Kempleng, ingin datang kembali, untuk menyantap satenya. Warung sate Pak Kempleng terdapat sejumlah cabang, salah satunya di Jalan Perintis Kemerdekaan no 58 Banyumanik.

Nama Pak Kempleng yang digunakan sebagai nama warung, merupakan pendiri warung sate ini. Menurut Hj Sofiatun, 47, salah satu cucu Pak Kempleng, usaha warung sate ini, berdiri sejak tahun 1950 lalu. Dirintis oleh Sakimen atau yang lebih akrab disapa Pak Kempleng. “Dulu kakek saya Pak Kempleng, pertama kali berjualan sate sapi dengan cara keliling kampung,” kenang Sofiatun.

Usaha yang dirintis Pak Kempleng diteruskan oleh kedua anaknya. “Dari 2 orang anak itu, kini Pak Kempleng memiliki 20 cucu. Beberapa dari cucunya, hingga kini meneruskan usaha Pak Kempleng,” tambahnya.

Cabang Sate Pak Kempleng tersebar di sejumlah tempat. Di Ungaran sendiri ada 7 tempat. Selain itu terdapat di Jalan Diponegoro Semarang, Jalan Perintis Kemerdekaan no 58 Banyumanik, Jalan Pahlawan (kaki lima setiap sore dekat air mancur Undip) Semarang, Weleri Kendal, Gringsing Alas Roban, dan Jakarta.

Khusus sate Pak Kempleng cabang Jalan Perintis Kemerdekaan yang dikelola Sofiatun bersama suaminya Soetrisno, setiap hari buka dari jam 9.00 hingga 21.00. “Paling ramai biasanya saat jam makan siang dan makan malam,” kata ibu 4 anak ini.

Rata-rata dalam sehari, warung sate ini bisa menghabiskan sekitar 10 kilogram daging sapi, yang dibeli dari pasar di kawasan Ungaran. Khusus di hari Sabtu dan Minggu, warungnya bisa menghabiskan 13 hingga 14 kilogram daging sapi.

“Kami membeli daging setiap hari, agar terjaga kesegarannya. Selain itu, kami bisa memilih daging yang empuk,” terangnya. Harga yang ditawarkan untuk seporsi sate sapi, berjumlah 10 tusuk sekitar Rp 23 ribu.
Pelanggan warung sate Pak Kempleng banyak pula dari luar kota. Apalagi, warung sate ini, lokasinya cukup strategis di pinggir jalan raya. Dan memiliki area parkir yang luas.

Meski tergolong ramai, warung sate Pak Kempleng tidak menggunakan tenaga karyawan. “Selama ini kalau punya karyawan, setelah kami ajari dan pintar membuat sate kemudian keluar dan membuka usaha sendiri,”akunya.

Menyikapi, maraknya kemunculan warung sate sapi baru yang ada di Kota Semarang. Sofiatun mengaku, dirinya menyiasati dengan terus menjaga kualitas rasa dan meningkatkan pelayanan.

Sumber: http://kulinerkhassemarang.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar