Senin, 12 September 2011

Yuk Rame-rame Lihat Bulan Purnama Tanggal 12 September 2011 untuk Membuktikan Kesalahan Penetapan 1 Syawal

13155723621719400908

Tulisan ini bukan untuk kembali mengajak kita bertengkar. Namun tulisan ini adalah untuk mengajak belajar mencari kebenaran kepada semua orang, dan harap ingat bahwa sebenarnya 1 Syawal dan 1 Ramadhan akan terus terjadi pada tahun mendatang, bukan hanya kemarin. Saya menamainya dengan “penghitungan mundur”


Menghitung Mundur?

Ya benar. Mungkin anda baru dengar?
Saya sendiri juga menemukan cara ini, karena saya pernah lama tinggal di pedalaman Klaten, Jawa Tengah. Di sana berkumpul orang-orang sepuh yang ahli menghitung secara tradisional, serta ahli membaca Primbon kuno.

Saya akan mengesampingkan cara-cara yang ditempuh oleh Muhammadiyah maupun Pemerintah dalam menentukan tanggal 1 Syawal maupun saat menentukan 1 Ramadhan. Cara yang mereka tempuh, memang terlihat sangat rumit bagi orang awam. Ada cara yang sangat mudah. Cara ini lebih tepat saya sebut sebagai Cara Kampung Menentukan 1 Syawal maupun menentukan 1 Ramadhan. Meskipun tanpa Hadits dan Ayat Qur’an, namun cara ini cukup akurat dan dapat anda buktikan sendiri tanpa serumit yang dilakukan Muhammadiyah maupun Pemerintah. Namun sebelum saya lanjutkan, anda harus membaca tulisan berikut ini.

A. Makna Bulan Purnama (Full Moon)
The full moon is born within 14 to 15 days after a new moon is conceived. Like its name implies the full name looks like a fully rounded disc. The moon’s brightest side faces our planet. Sunlight shines from the sun and is reflected upon the full moon optimally. (Bulan Purnama) itu terjadi 14 s.d 15 hari setelah terjadinya bulan baru. Seperti namanya, bentuknya bulat penuh. Sisi bulan yang paling terang, menghadap ke planet kita (bumi). Sinar yang berasal dari matahari, dipantulkan secara sempurna dan merata oleh bulan. (sumber: http://fullmooncalendar.net/).
Bulan purnama adalah salah satu fase bulan di mana bulan terletak di belakang bumi ditinjau dari matahari Karena satu siklus bulan lamanya 29.5 hari, maka bulan purnama biasanya terjadi di antara hari ke-14 dan 15 dalam kalender lunar. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bulan_purnama).
Oleh karena dalam Kalender Hijriyah menggunakan siklus bulan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin jumlah hari dalam Kalender Hijriyah melebihi 30 hari. Dengan kata lain, Bulan Purnama (Full Moon) TIDAK AKAN TERJADI lebih dari 15 hari setelah tanggal 1.
Mau lihat gambar Bulan Purnama? Klik saja di sini: http://farm3.static.flickr.com/2094/1761814870_03bae27b04.jpg

http://farm3.static.flickr.com/2094/1761814870_03bae27b04.jpg

B. Tentang Permulaan hari
Pada Kalender Hijriyah, sebuah hari dimulai ketika terbitnya bulan (petang hari). Sebaliknya pada Kalender Masehi, sebuah hari dimulai ketika matahari terbit (pagi hari). Dengan demikian, sebenarnya maka permulaan 1 Syawal 1432H tentu sudah dimulai pada sore hari, bukan pada pagi harinya.
Itulah sebabnya mengapa kita diperintahkan untuk mengawali setiap hari dalam bulan Ramadhan dengan shalat Tarawih pada malam harinya. Sedangkan untuk mengawali bulan Syawal, kita diperintahkan untuk melantunkan takbir pada malam hari hingga shalat Idul Fitri dilaksanakan pada pagi harinya. Dengan adanya lantunan takbir tersebut, maka berakhir pula Bulan Ramadhan pada tahun tersebut dan tidak ada lagi pelaksanan shalat tarawih karena sudah masuk tanggal 1 Syawal.

C. Mengapa (hampir) semua orang menganggap tanggal 1 Syawal itu adalah pada pagi hari?
Karena kita terbiasa dengan memulai hari berdasarkan Kalender Masehi. Padahal, tanggal 1 Syawal sebenarnya sudah dimulai sore hari sebelumnya.

D. Menggunakan Patokan Bulan Purnama (Full Moon)?
Benar. Karena, kita akan mudah memanfaatkan Bulan Purnama untuk menghitung secara akurat bagaimana tanggal 1 Syawal maupun 1 Ramadhan itu terjadi. Bulan Purnama (Full Moon), bahkan sudah DIPASTIKAN KAPAN tanggal dan jam, menit, serta detiknya oleh ahli astronomi seluruh dunia berdasarkan perhitungan mereka. Selama 6 tahun, saya mencoba mencocokkan perhitungan mereka, dan tidak pernah sekalipun meleset. Maka dari itu, saya mencoba memakainya untuk membantu menemukan solusi guna menentukan 1 Syawal dan 1 Ramadhan berdasarkan perhitungan mundur dari saat Bulan Purnama tiba.

E. Bagaimana Caranya?
Pertama, lihat dahulu jadwal Bulan Purnama (Full Moon) pada kalender yang bisa anda temukan melalui berbagai website dunia yang memang berkepentingan dalam hal astronomi. Misalnya saya ambil contoh di website: http://www.kwathabeng.co.za/travel/moon/full-moon-calendar.html?country=Indonesia. Di situ, anda bisa mencari kapan terjadinya Bulan Purnama, hingga kapan pun. Anda tinggal mengetik nama Negara/Kota dan juga tahun yang anda inginkan. Untuk itu, anda tentu harus juga mengisi “Full Moon” di dalam kotak search engine (kotak pencari) yang disediakan. Lalu, isi “create”. Semua akan keluar. Lengkap. Hasilnya adalah seperti ini:

1315572549837308064

Di situ sangat jelas tertulis bahwa Full Moon terjadi pada tanggal 12 September pukul 16.28 WIB. Itu sudah pasti WIB karena dalam kotak search engine, saya tulis JAKARTA. Akan tetapi, saya ingatkan, bahwa anda tidak akan melihat Bulan Purnama dengan mata telanjang pada pukul 16.28 WIB.

Mengapa?

Karena sesuai Kalender tersebut, pada saat yang sama matahari juga masih dalam posisi bersinar terang, dan baru akan tenggelam (terbenam) pada pukul 17.24 WIB. Setelah itu, anda bisa menikmati Bulan Purnama hingga menjelang Subuh. Sesuai kalender itu lagi, maka matahari kembali terbit pada pukul 05.18 WIB.

(Jika anda tidak puas, coba bandingkan dengan website-website lainnya. Misalnya http://moonphases.info/full_moon_calendar_dates.html. Di sana malah dijelaskan panjang lebar dan ditulis lengkap, jadwal Full Moon hingga puluhan tahun dan bisa ratusan tahun ke depan.) .


Kembali lagi, saya sudah menekankan bahwa Bulan Purnama (Full Moon) tercatat pada tanggal 12 September 2011. Dari penemuan Bulan Purnama ini, maka saya ajak anda menghitung mundur dengan cara kampung.

Begini.
Kita sudah tahu bahwa dalam satu bulan Kalender Hijriyah, tidak mungkin melebihi 30 hari. Dan, hari dalam Bulan kalender Hijriyah, dimulai pada petang hari, dan berakhir pada petang hari pada hari berikutnya. Itu sudah rumus. Kalender Hijriyah juga tidak mengenal bulan yang kurang dari 29 hari. Maka dari itu, apabila kita ingin secara mudah menghitung, anggap saja pada bulan Ramadhan kemarin, kita puasa 30 hari. Maka akan dapat kita hitung sebagai berikut.
Pertama, tunjuk tanggal 12 September 2011, lalu hitung mundur (count down) hingga 15 digit angka mundur, dan sesuaikan urutan angka tersebut dengan penanggalan Masehi yang diawali dari tanggal 12 September 2011. Kini mulailah:
12-11-10-9-8-7-6-5-4-3-2-1-31-30-29.

Dengan begitu, anda bisa menebak dengan mudah. Bahwa, jika berpatokan pada Bulan Purnama sesuai Kalender itu, maka tanggal 1 Syawal, dipastikan TEPAT pada tanggal 29 Agustus 2011.

Pertanyaannya adalah:
Mengapa seolah-olah 1 Syawal 1432H itu tanggal 30 Agustus 2011 dan bukan tanggal 29 Agustus 2011?

Jawabannya adalah:
Karena kita TERBIASA dengan Kalender Masehi dan Shalat Idul Fitri pelaksanaannya harus pada pagi hari. Yang perlu kita ketahui adalah, tanggal 29 Agustus 2011 itu sudah merupakan PERMULAAN TANGGAL 1 Syawal 1432H. Sedangkan Tanggal 30 Agustus 2011 itu adalah permulaan 1 Syawal 1432H di hari Kalender Masehi. Oleh karena itu, meskipun tanggal 29 Agustus 2011 sore sudah memasuki tanggal 1 Syawal 1432H, namun kesan yang kita dapatkan tetap saja bahwa tanggal 30 Agustus 2011 itulah tanggal 1 Syawal 1432H-nya.

Oleh karenanya, sekali lagi dengan perhitungan tersebut, sekarang saya dapat memastikan bahwa tanggal 1 Syawal 1432H yang benar, MEMANG yang tanggal 30 Agustus 2011.

Bagaimana dengan pihak yang menentukan 1 Syawal 1432H itu jatuhnya pada tanggal 31 Agustus 2011?

Jawabannya adalah:
Dengan hitungan mundur tadi di atas, terlihat sangat jelas bahwa tanggal 30 Agustus 2011 sore sudah merupakan tanggal 2 Syawal 1432H. Jadi saya menyimpulkan bahwa penentuan 1 Syawal 1432H tanggal 31 Agustus 2011 adalah SALAH BESAR.

Untuk memudahkan, saya membuat SIMULASI agar bisa dipraktekkan dengan mudah perhitungan tersebut. Bagi yang berada di depan PC/Laptop/Ipad/Tablet PC, anda bisa melihat gambar berikut ini: 

1315572780933608373



Lihat gambar BULAN PURNAMA pada Simulasi saya. Lihat garis warna hijau sebelah kanan yang menunjuk ke arah “12 FULL”. Itu dimaksudkan bahwa, antara pihak yang menentapkan 1 Syawal adalah 30 Agustus 2011 dan pihak yang menetapkan 1 Syawal adalah 31 Agustus 2011, sama-sama memiliki Jadwal Bulan Purnama yang sama. Dengan Bulan Purnama yang sama, tidak mungkin mereka memulai dengan waktu berbeda.

Karena sudah jelas, perhitungan terhadap peredaran matahari, bumi, bulan, sudah dihitung dengan cermat oleh para ahli untuk patokan kalender di seluruh dunia. Bukan hanya di negara Timur Tengah maupun Negara Indonesia.

Dengan simulasi itu, kita bisa menghitung bahwa:
Setelah dihitung mundur dari Bulan Purnama yang terjadi pada jam dan detik yang sama pada kedua belah pihak, maka ada kesimpulan begini:
Bagi yang menetapkan 1 Syawal adalah 31 Agustus 2011, maka sebetulnya itu sudah memasuki hari kedua Bulan Syawal. Maka dari itu, jika kita hitung maju mulai tanggal 31 Agustus, maka sebenarnya itu akan aneh hasilnya: yakni Bulan Purnama dipaksa berlangsung pada hari ke 16 Syawal…,hitung saja:
31-1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-13-14-15

Maka sudah pasti itu telah melewati Bulan Purnama.

Padahal, apapun yang terjadi, maka 15 hari setelah tanggal 1 Syawal, seharusmya BULAN PURNAMA..tak boleh lebih!


Kapan RAMADHAN 2012?
Jangan kaget, jika dengan cara itu pula, maka saya pun sekarang bisa menebak kapan Ramadhan tahun 2012 dimulai dan kapan 1 Syawalnya. Catat ini. Ramadhan Tahun 2012 akan dimulai Puasanya pada tanggal 20 Juli 2012 sedangkan menurut Kalender Hijriyah tanggal 1 Ramadhan 1433H itu sudah mulai masuk pada tanggal 19 Juli 2012. 

13155843231189191872

Jika di layar anda tidak terlihat, silahkan klik di sini:

Dengan begitu, maka Idul Fitri 2012 akan berlangsung pada 18 Agustus 2012. Catat!


Mustofa B. Nahrawardaya

www.kompasiana.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar