Sabtu, 23 Oktober 2010

Aneh, DPR Belajar Kemiskinan di Negeri Kaya

Meskipun standar kemiskinan Indonesia dan Amerika berbeda, DPR mengaku perlu belajar kemiskinan pada Amerika .
 Belajarlah kemiskinan pada orang miskin, bukan pada orang kaya. Demikian pemahaman banyak orang. Tapi kejadian di Indonesia justru sebaliknya. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kita belajar kemiskinan pada Negara makmur.
Komisi VIII DPR baru baru ini melakukan studi banding ke Amerika Serikat. Salah satunya menyoroti soal kemiskinan. Meskipun standar kemiskinan Indonesia dan Amerika ini berbeda tapi tampaknya Komisi VIII DPR mengaku ada problem yang sama dan juga patut dicermati jalan keluar yang ditempuh di Amerika Serikat.
Kemiskinan masih menjadi isu penting bagi negara berkembang seperti Indonesia. Wajahnya masih nyata terlihat di sudut-sudut Jakarta. Kemiskinan tetap menjadi masalah kronis. Meski setiap tahun berbagai program pengentasan dicanangkan pemerintah dan wakil rakyat, tetapi kemiskinan tetap menjadi wajah utama penduduk Indonesia. Dan legislator Indonesia melihat ada benang merah antara AS dan Indonesia.
Anggota Komisi VIII DPR Raditio berharap studi banding ini dapat meningkatkan kerjasama di bidang sosial dengan Amerika.
Di Amerika sendiri pascakrisis finansial jumlah warga miskin meningkat 14,3 % dari populasi penduduk atau mencapai 44 juta jiwa. Ini adalah merupakan jumlah terbesar sepanjang 5 tahun terakhir.
Tingkat pengangguran di Amerika mencapai 9,6 %. Jika kebijakan pemerintah Obama tak mampu menekan angka ini, dipastikan tingkat kemiskinan di Amerika akan terus meningkat.


Negara Makmur
Amerika memang dikenal sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Dengan total PDB US$14 triliun, belum ada satu negara pun yang menandingi keperkasaan ekonomi AS.
Ratusan perusahaan dari AS juga masuk dalam jajaran top perusahaan multinasional dunia, sebut saja di antaranya Google, Yahoo, Facebook, Microsoft, Exxon, Cevron, Wal Mart, Citigroup, JP Morgan Chase, dan seterusnya.
Dengan ratusan perusahaan kelas dunia, meski memiliki populasi 308 juta jiwa, penduduk Amerika rata-rata masuk deretan warga paling makmur dunia. Total PDB per kapita AS adalah US$47,7 ribu atau Rp429 juta per tahun.
Majalah bisnis ternama AS, Global Finance, baru saja merilis peringkat 182 negara di dunia berdasarkan tingkat produk domestik bruto (PDB) per kapita. Dari negara yang paling miskin hingga negara yang paling kaya sejagat.
Berdasarkan data ranking 182 negara tersebut, Indonesia berada di urutan ke 122 dengan PDB per kapita US$4.380 atau Rp39,4 juta per tahun. Nah, apa yang akan diperoleh jika berlajar kemiskinan di negara makmur? 

[cha/in/hidayatullah.com]
www. surya.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar