Minggu, 31 Oktober 2010

Gunung Anak Krakatau



gunung krakatau-6














Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana yang, karena letusan pada tanggal 26-27 Agustus 1883, kemudian sirna. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II. 


Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat. 

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.


Sekilas Sejarah Gunung Krakatau

Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Rakata yang terbuat dari batuan basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau.

Letusan Gunung Krakatau

Satu-satunya kesaksian tentang kedahsyatan dan dampak dari letusan Gunung Krakatau ditulis dengan Judul Syair Lampung Karam. Tetapi pada edisi-edisi berikutnya terdapat variasi pada judul tersebut. Dan syair itu ditulis oleh seorang pribumi dengan nama Mohammad Saleh.


Musim Kemarau, adalah saat yang tepat untuk menikmatinya

Krakatau menempati jajaran Tujuh Keajaiban dari Banten (Seven Wonders of Banten), bersama dengan Ujung Kulon, Sunset di Selat Sunda, P. Sanghyang, P. Sebesi, Suku Baduy, dan Situs Arkeologi Banten Lama. Menuju Gunung Krakatau sangat tepat jika memilih musim kemarau untuk menikmati keindahan gunung dan pesonanya.

Memilih bulan antara Mei hingga September, saat matahari jauh dari awan mendung, cuaca bersih cemerlang dan yang lebih penting lagi gelombang serta arus laut tidak begitu bergelora. Situasi gelombang menjadi perhitungan utama karena menuju lokasi ini harus menyewa kapal, sehingga sebaiknya anda juga bisa berenang. Kemampuan berenang bukan saja untuk menghadapi situasi darurat tapi juga memungkinkan untuk melakukan aktifitas dan berbagai kegiatan rekreasi alam lainnya. Selam, renang, snorkling bisa dilakukan sambil menikmati matahari terbenam.

krakatau

Petualangan di Gunung Berapi ini bisa Anda mulai dengan mendirikan tenda di kaki gunung Anak Krakatau atau biasa pula dikenal dan disebut pulau Rakata. Dari titik ini Anda bisa mulai dengan beraktifitas dengan Air Laut seperti berenang, menyelam atau snorkeling. Sedangkan untuk aktifitas kering (darat), Anda bisa melakukan tracking mengelilingi pulau Rakata, atau juga jika menyempatkan untuk repot membawa sepeda gunung, aktifitas darat anda akan lebih ceria dengan keringat.

berenang dekat vulcano berangkat dengan perahu

Untuk aktifitas tracking, sebaiknya tidak dilakukan sampai melewati matahari terbenam. Ini semata untuk menghindari air pasang sehingga Anda tidak terjebak di suatu tempat dan tidak bisa kembali ke tempat Anda mendirikan tenda. Karena sangat berbahaya, bila Anda memilih acara pendakian menuju puncak Krakatau, Anda perlu mengantongi Ijin Khusus dari Dirjen Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA), Departemen Kehutanan, supaya bisa mendapatkan pendamping (guide) dan penunjuk jalan yang bisa diandalkan dan mengenal medan.


Menuju Gunung Krakatau

Secara administratif, pulau bergunung api di Selat Sunda ini sebenarnya masuk dalam wilayah Provinsi Lampung. Sekarang, Anak Krakatau telah mencapai ketinggian 200 meter di atas permukaan laut dengan diameter 2 km. Untuk mengunjunginya Anda bisa berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priuk dengan naik Jet-Foil atau Kapal Phinisi Nusantara. Jalur kedua adalah dari Pelabuhan Labuan, Banten. Dari sini Anda dapat menyewa kapal motor atau kapal nelayan yang berkapasitas antara 5 sampai 20 orang.

gunung krakatau

Jalur ketiga bisa ditempuh melalui Pelabuhan Canti, Kalianda-Lampung. Di pelabuhan ini Anda juga dapat menyewa kapal motor atau kapal nelayan yang akan menempuh Krakatau melalui P. Sebuku dan P. Sebesi. Pada bulan Juli saat Pemda Provinsi Lampung menggelar Festival Krakatau, Anda bahkan bisa ikut menyeberang ke pulau itu.
Sedang dari kawasan Anyer dan Carita, sejumlah hotel juga punya paket mengunjungi Krakatau. Silakan pilih cara sesuai kemampuan.

gunung krakatau-1 gunung krakatau-2 gunung krakatau-3gunung krakatau-4gunung krakatau-5
gunung krakatau-6
gunung krakatau-7gunung krakatau-8

sumber : zonapencarian.blogspot.com
wikipedia dan dailymail

Tidak ada komentar:

Posting Komentar