Sabtu, 16 Oktober 2010

Lontong Tuyuhan, Kuliner Khas Rembang























SIANG yang panas dan terik. Di sebuah sudut jalan desa Tuyuhan, ada sebuah warung makanan yang khas di Rembang, yakni Lontong Tyuhan.

Marni (49), salah seeorang penjual lontong tuyuhan "Citra Rasa" menuturkan, Desa Tuyuhan yang terletak di jalur Lasem-Pamotan, semenjak tahun 80-an memang cukup terkenal dengan lontongnya. Mulai pukul 10.00-16.00, sepanjang jalan yang membelah perkebunan dan persawahan yang luas itu, puluhan warga mendirikan warung untuk berdagang lontong.

Awalnya, kata dia, lontong tersebut hanya dijajakan untuk para petani yang sedang menggarap sawah. Namun lambat-laun, karena semakin ramainya orang melintas jalur Lasem-Pamotan, akhirnya terkenalah lontong tersebut.

Lontong tuyuhan memang sangat khas. Berbeda dari lontong opor di daerah lain, lontong tuyuhan memiliki kekuatan pada kuah opornya yang benar-benar gurih dan daging yang empuk. Selain itu, lontong yang dibungkus daun pisang berbentuk segitiga tersebut juga dibikin dengan resep khusus, sehingga rasa dagingnya empuk dan lembut di mulut.

"Untuk membuat lontong ini, memerlukan keahlian khusus," ujar Marni. Lontong tuyuhan selalu diimbuhi dengan sedikit pandan, sehingga menimbulkan aroma nasi yang khas.

"Pandannya juga tidak boleh terlalu banyak. Agar rasa nasinya juga tetap terasa di lontong ini," tuturnya.

Selain lontong, opor ayam yang disajikan juga memiliki cara pemasakan yang khusus. Daging yang digunakan harus ayam kampung yang masih muda. Hal itu dimaksudkan agar daging yang dihasilkan lebih lembut. Selain itu, saat perebusan juga ditambahkan dengan bumbu-bumbu yang membuat daging terasa gurih.


Air Kendi

Selain hidangan lontong, pengunjung juga bisa menikmati segarnya air kendi selepas makan. Semua warung di sana memang masih mempertahankan air kendi sebagai minuman utama. "Namun beberapa di antaranya sudah menambah sajian air teh botol dan sebagainya," tuturnya.

Pemandangan daerah sekitar Desa Tuyuhan dengan kebun tebu ataupun sawah di musim penghujan, membuatnya seperti makan di tengah-tengah sawah.
Sumber : Suara Merdeka

1 komentar:

  1. Mantab..... menu yang gak boleh dilewatkan, saat pulkam.....hemmmm.....

    BalasHapus