Sabtu, 16 Oktober 2010

Menikmati Sego Pecel + Tumpang di Lesehan Dhoho Kediri

Jika anda berjalan-jalan ke Kota Kediri pada malam hari, belum lengkap jika tidak berkunjung di Jalan Dhoho. Jalan Dhoho ini layaknya Jalan Marlboro di Yogyakarta, namun versi Kediri. Berbagai pertokoan berjajar sepanjang Jalan Dhoho. Ada toko pakaian, aneka kerajinan dan swalayan. Tidak lupa berbagai makanan khas Kediri juga terpampang sepanjang jalan ini.

pecel tumpang

Termasuk di antaranya adalah pecel tumpang. Nah, setelah anda puas berbelanja, anda bisa istirahat santai di pinggir Jalan Dhoho sembari memesan nasi pecel tumpang pincuk. Sembari makan pecel tumpang kita bisa menikmati lalu lalang kendaraan yang berjalan lambat di sepanjang Jalan Dhoho.
Pecel tumpang Jalan Dhoho biasanya mulai digelar pukul 15.00 WIB hingga tengah malam. Jangan anggap bahwa pecel tumpang di sini disajikan di dalam ruangan lengkap dengan tempat duduk seperti apa yang kita bayangkan. Pembeli hanya disediakan tikar plastik atau karpet dan bebas memilih tempat duduk lesehan. Boleh di depan pertokoan yang tutup, trotoar maupun di manapun di sepanjang Jalan Dhoho, asal tidak di tengah jalan.

Para penjual pecel tumpang pun tidak memiliki bedak. Mereka menggelar dagangannya di depan pertokoan dengan bermodalkan pikulan dan tempat seadanya. Walaupun tempat pedagang antara satu dengan lainnya saling berdekatan, namun mereka sama sama laku dan memiliki penggemar fanatik. Para penikmat pecel tumpang fanatik itu seringkali datang hanya untuk bersantai dan menikmati makanan khas Kediri ini.

Menu yang disajikan pun beragam, sesuai dengan selera pembeli. Ada yang suka dengan nasi pecel, nasi tumpang maupun nasi campur (campuran antara tumpang dan pecel). Cara penyajian sambal tumpang tak jauh beda dengan cara penyajian sambal pecel, yaitu dengan nasi yang di atasnya di beri aneka lalapan atau sayur – mayur yang telah direbus terlebih dahulu lalu disiram dengan sambal tumpang dan diberi peyek sebagai pelengkap, bisa peyek kacang atau peyek teri. Pecel tumpang ini disajikan disajikan di atas pincuk yang terbuat dari daun pisang. Anda bisa menggunakan sendok yang disediakan atau muluk pakai tangan. Jika anda muluk anda tinggal minta kobokan untuk cuci tangan.

Tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk menikmati makanannya hanya mengeluarkan Rp. 5000,- anda sudah mendapatkan satu pincuk pecel tumpang, 1 gelas teh anget ato es teh dan sisanya bisa buat parkir. tidak mahal bukan?

Pecel Tumpang Pincuk

Sambal tumpang terbuat dari tempe yang telah busuk (bosok). Tempe yang sudah membusuk ini dimasak di campur dengan aneka bumbu seperti lombok atau cabe, bawang, garam dan bumbu dapur lainnya. Sambal tumpang memang terbuat dari tempe bosok, namun jangan keburu jijik cobalah dulu rasanya jika telah matang, pasti akan membuat anda ketagihan. Saya sudah mulai ketagihan nich.

Di Kota Malang tempat saya tinggal sekarang setahu saya pecel tumpang yang rasanya nendang di lidah hanya ada di samping Rumah Saikit Islam Dinoyo. Namun warung itu hanya buka dari jam 06.30 sampai jam 12.00 WIB. Itu pun saya harus mengantri panjang untuk mendapatkannya. Untuk para pembaca yang hoby makan pecel tumpang bisa merekomendasikan di mana tempat-tempat yang paling nikmat untuk makan pecel tumpang menurut anda. Pasti akan menjadi refrensi para pembaca yang lain penikmat Pecel tumpang.

Sumber: jelajahbudaya.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar