Senin, 01 November 2010

Gunung Gamalama & Danau Tolire di Halmahera

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEC4mPIYyFZRwgtOBlVeBp26lXxtVpPxfNBUw2VAUepebf__JL-F1Nq4fuTfYxcgu1bA9yB73HQIsrZxRTmLdY0qwRkR_8svPaHq-IX7tuArjQG6W_hL382zNt9_Bppb9fikIlX-BlRTD8/s400/Map+of+Ternate.jpg

Gunung Gamalama

Gunung Gamalama merupakan salah satu gunung api yang ada di Provinsi Maluku Utara. Selain gunung ini, masih ada Gunung Gamkonora di Kabupaten Halmahera Barat, Gunung Ibu dan Gunung Dakona yang berada di Kabupaten Halmahera Utara, dan Gunung Kiebesi di Halmahera Selatan. Gunung Gamalama sendiri terletak di Pulau Ternate dan memiliki ketinggian sekitar 1.715 m dpl (di atas permukaan laut).

Gunung Gamalama, yang juga kerap disebut sebagai puncak Ternate, merupakan sebuah stratovolkano, yakni gunung berapi yang tinggi dan mengerucut, yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. Gunung yang berdiameter 11 km ini, memiliki danau kawah dan kawah ganda. Gunung Gamalama, juga merupakan salah satu gunung api di Indonesia yang masih aktif.
Sejak tahun 1538 M hingga saat ini, Gunung Gamalama telah menyemburkan laharnya lebih dari 70 kali. Enam di antaranya, menyebabkan bencana alam, yakni pada tahun 1771—1772 yang menewaskan sekitar 30 orang, sekitar 1.300 orang yang tewas akibat gelombang badai yang disebabkan letusan di tahun 1775, dan letusan di tahun 1962 memakan korban sekitar lima orang. Terakhir kali, gunung ini memuntahkan isi perutnya pada tahun 2003 namun tidak memakan korban.
Di dalam masyarakat Ternate sendiri, terdapat sebuah ritual mengelilingi Gunung Gamalama. Dalam ritual bernama Kololi Kie ini, masyarakat mengelilingi Gunung Gamalama, seraya memanjatkan doa untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan rakyat Ternate. Selain itu, Kololi Kie juga merupakan upacara penghormatan terhadap para leluhur Ternate. Kololi Kie sendiri, diadakan sekali dalam setahun, setiap bulan April.
Oleh masyarakat setempat, Gunung Gamalama dipercaya memiliki banyak nilai-nilai keramat. Tak heran jika banyak mitos yang beredar, dan semakin memperkuat kekeramatan gunung ini. Semisal, masyarakat setempat selalu menyarankan pada sebuah tim yang berencana mendaki Gunung Gamalama agar memiliki jumlah anggota yang genap. Sebelum mendaki pun, sebisa mungkin untuk berdoa, agar tidak mengalami halangan dalam perjalanan.

















Meski terkesan berbahaya, namun Gunung Gamalama menyimpan pesona kecantikan yang luar biasa. Maka, tak heran jika banyak para penjelajah alam yang sangat tertarik untuk mendaki gunung ini. Hamparan kebun cengkeh dan pala, akan menemani para pendaki selama perjalanan menuju puncak. Begitu sampai di puncak gunung, para pendaki dapat melihat landscape Pulau Ternate. Tak hanya itu, beberapa pulau lainnya, seperti Pulau Tidore, Pulau Halmahera, dan Pulau Maitara, dapat terlihat dari sini.

Selain pemandangan yang mempesona, para pendaki juga akan menemui tempat-tempat unik di gunung tersebut. Di antaranya adalah mata air dalam lekukan batu seluas loyang besar, yang oleh masyarakat setempat disebut dengan mata air Abdas. Konon, mata air ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Maka, tak heran jika masyarakat Ternate begitu mengkeramatkan mata air ini. Sehingga, ada aturan tertentu untuk mengambil air dari mata air Abdas, yakni tidak boleh berebutan, dan tiap-tiap orang hanya diperbolehkan mengambil satu botol.

Selain mata air Abdas, tempat menarik lainnya adalah kuburan leluhur masyarakat Ternate, yang sudah berumur ratusan tahun. Belum diketahui, kenapa kuburan tersebut bisa ada di puncak Gunung Gamalama. Namun yang pasti, masyarakat Ternate sangat mengeramatkan kuburan tersebut. Banyak masyarakat Ternate yang mendaki Gunung Gamalama untuk berziarah di makam leluhur ini.

Gunung Gamalama terletak di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Jika ingin melakukan pendakian, jalur pendakian dapat diakses dari beberapa desa di sekitarnya, seperti Desa Moya, Desa Malikurubu, dan Desa Akehuda. Namun, dari ketiga desa ini, jika ingin jalur pendakian termudah dapat melalui Desa Mayo.

















Kota Ternate dapat dicapai dengan menggunakan pesawat maupun kapal laut. Jika ingin menggunakan pesawat, beberapa maskapai ada yang memiliki rute Jakarta—Manado—Ternate, dan Jakarta—Makassar—Ternate. Jika ingin menggunakan kapal laut, PT. Pelni memiliki rute yang menghampiri Ternate sekali dalam seminggu. Dari pusat Kota Ternate, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan ke desa Moya dengan menggunakan angkutan umum. Perjalanan ini, memakan waktu sekitar 30 menit.

Dalam rute pendakian menuju puncak Gunung Gamalama, para pendaki akan menjupai tiga pos yang kerap digunakan sebagai tempat beristirahat. Di Desa Moya, hanya ada satu warung kecil. Oleh karena itu, disarankan kepada para pendaki untuk melengkapi perbekalan secukupnya. Selain itu, apabila memerlukan penginapan sebelum atau sesudah pendakian, wisatawan dapat dengan mudah memperolehnya di pusat Kota Ternate.


Danau Tolire

Danau Tolire merupakan wisata danau yang berada di bawah kaki Gunung Gamalama. Danau ini menyimpan sebuah kisah sedih. Menurut legenda, Danau Tolire terbagi menjadi dua bagian, yakni Tolire besar dan Tolire kecil. Terbaginya danau tersebut dikarenakan kekhilafan seorang ayah kepada anak gadisnya. "Sang ayah memerkosa anak gadisnya". Namun, terjadilah longsor dan danau meluap sehingga desa Takome tenggelam.

 




















Setelah danau surut, danau yang terbagi dua itu diperkirakan sebagai wujud sang ayahdan anak. Danau Tolire besar diperkirakan dari sang Ayah, dan danau Tolire kecil adalah wujud sang anak. Jarak kedua danau tersebut, hanya 200 meter.



















Danau Tolire besar lebih banyak dikujungi para wisatawan luar dan warga setempat untuk memilih sebagai tempat wisata daripada Danau Tolire kecil. Keindahan Danau Tolire besar terlihat pada kawahnya yang menyerupai loyang raksasa, dengan luas sekitar 5ha dan kedalaman 50 meter. Dan yang lebih unik lagi yaitu pada airnya yang berwana hijau saat musim panas dan coklat pada waktu hujan.


















Namun, Danau Tolire besar juga memiliki kekuatan gaib. Karena di danau ini kata masyarakat setempat terdapat buaya siluman yang melindungi danau. Selain itu, di dasar Danau Tolire besar juga dikatakan warga setempat adalah tempat penyimpanan harta Sultan Ternate agar aman dari incaran Portugis pada abad ke-15.


Sumber: www.griyawisata.com

1 komentar:

  1. Tulisan yang sangat menarik. Saya banyak belajar dan gembira dapat membacanya. Terima kasih berkongsi ilmu dan tulisanmu. Saya bercadang ke Ternate November ini ;-) Nadge Ariffin

    BalasHapus