Jumat, 05 November 2010

DEBU, Musiknya Bernuansa Islami


Debu adalah kelompok musik yang anggotanya berasal dari berbagai negara. Sebagian besar anggota Debu berasal dari Amerika Serikat, tetapi ada juga anggota yang berasal dari Swedia, Inggris, dan terakhir, bergabung juga anggota dari Indonesia. Musik yang dimainkan Debu kaya nuansa. Berbagai alat musik dari berbagai negara turut melengkapi keragaman musik mereka, seperti Santur dari Iran, yaili tambur dari Turki, gendok-gendok dari Sulawesi Selatan digabungkan dengan harmonis bersama harpa, biola, bass dan berbagai jenis perkusi. Sedangkan lirik-lirik lagunya sufistik, mistis, lahir dari kalbu yang mabuk cinta dan kerinduan pada Tuhan.


Mustafa, lead vokal

Kelompok musik ini lahir di Amerika Serikat di bawah bimbingan Syekh Fattaah. Saat di Amerika, nama kelompok mereka adalah Dust on the Road. Personel Dust on the Road adalah orang tua sebagian besar personel Debu yang sekarang. Debu hijrah ke Indonesia pada tahun 1999. Setelah di Indonesia mereka mengubah nama mereka menjadi Debu dengan formasi yang berubah.

Album pertama Debu adalah Mabuk Cinta (2003) dalam dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Album perdana ini berisi 10 lagu termasuk single pertama, "Cinta Saja". Setahun kemudian mereka merilis album kedua bertajuk Makin Mabuk (2004) dalam dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Album ini berisi 13 lagu, antara lain "Pesta Asyik", "Angin Sepoi-sepoi", "Astagfirullah", "Ayolah Jiwa yang Tenang", "Biduan IstanaNya", "Gerbang Tol", "Mabuk-Mabuk", "Salawat Buat Ahmad", serta "Ucapkanlah Bersama".




Pada tahun 2006, Debu kembali merilis album ketiga bertajuk Nyawa dan Cinta (2006). Tak seperti dua album sebelumnya, album ini hanya berisi lagu dalam bahasa Indonesia saja. Sepuluh lagu dalam album ini yaitu "Agama", "Babun Nikmat", "Dendang Sufi", "Harta Dalam Puing", "Jangan Duduk", "Kami Tak Keluar", "Kemerdekaan", "Tobat Berkali-kali", "Sallallahu Sallallahu", serta lagu "Nyawa dan Cinta". Setahun kemudian Debu kembali merilis album bertajuk Gubahan Pecinta (2007) yang yang berisi 13 lagu dalam bahasa Indonesia, Turki, Arab, Inggris, Cina, dan Italia. Pada tahun yang sama, Debu juga merilis album yang menjadi album dalam bahasa Turki pertama mereka. Album ini bertajuk Hep Beraber (Ucapkanlah Bersama).


Latar belakang
Lahir Flag of the United States.svg Amerika Serikat
Tahun aktif 2001 - sekarang
Situs resmi http://www.musikdebu.com/

Debu.jpg 
Anggota :
Daood Abdullah (drum)
Fatimah Husniah (baglama (saz), violin)
Layla Wafiyah (harpa, kanoon, tambourine & vokalis)
Ali Mujahid Abdullah (bass & backing vokal)
Kumayl Mustafa Daood (lead vokal, oud, violin, komposer & arranger)
Naimah Mahmoud (Mandolin, perkusi, oud)
Shakur Binhassan Ali (Perkusi dan viola)
Najmah Hakimah (santoor & violin, vocal instructor, composer)
Naseem Nahid DeVoe (perkusi, peman riq)
Muhammad Saleem (Flutes, percussion, singer)
Syakura Yasirah (violinist, saz)
Abdul Wahab (perkusi)


Para Personil Berharap Menjadi WNI




Keinginan kelompok musik Debu menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) tak dapat lagi dibendung. Sepuluh tahun sudah mereka menetap di Indonesia, dan kini sedang menunggu proses menjadi WNI.
Kelompok musik Muslim asal Amerika ini merupakan anak-anak dari Syech Fatah yang sangat terkenal di dunia.

“Kami menetap di Indonesia karena ilham dari Allah SWT,” kata Moestafa Daoed. “Kami sudah tinggal di Turki, Afghanistan dan negara lain, tetapi tidak menemukan kenyamanan. Satu malam, Syech Fatah terbangun dari tidur sambil menyerukan kata Indonesia. Padahal, kami tidak tahu Indonesia. Maka, kami jual tanah lalu hijrah ke Indonesia,” papar Mustafa.

Mereka pun menapakan kaki di bilangan Pasar Minggu. Kemudian pindah ke Cinere. “Kami disambut dengan ramah di sini. Kalau di Amerika, wanita berjilbab mungkin dipandang aneh dan dianggap teroris, tetapi personel Debu yang berjilbab nyaman di sini,” jelasnya.

1 komentar:

  1. Bagus ne postingnya.... Alhamdulillah lg cari info Debu langsung ketemu....

    BalasHapus