Senin, 08 November 2010

Gunung Api Bawah Laut di Indonesia


Ditemukan Gunung Api Raksasa di Bawah Laut Sumatera


Tim yang terdiri dari gabungan para pakar geologi Indonesia, AS, dan Perancis berhasil menemukan gunung api raksasa di bawah perairan barat Sumatera. Gunung api tersebut berdiameter 50 km dan tinggi 4.600 meter dan berada 330 km arah barat Kota Bengkulu.

Para ahli geologi ini berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institut de Physique du Globe) Paris.

"Gunung api ini sangat besar dan tinggi. Di daratan Indonesia, tak ada gunung setinggi ini kecuali Gunung Jayawijaya di Papua," kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf Surachman kepada wartawan di Jakarta, Kamis (28/5/2009).

Gunung api bawah laut berada di Palung Sunda di barat daya Sumatera, 330 km dari Bengkulu, di kedalaman 5,9 km dengan puncak berada di kedalaman 1.280 meter dari permukaan laut. Meskipun gunung ini diketahui memiliki kaldera yang menandainya sebagai gunung api, para pakar mengaku belum mengetahui tingkat keaktifan gunung api bawah laut ini.

 
"Bagaimanapun gunung api bawah laut sangat berbahaya jika meletus," katanya. Survei yang menggunakan kapal seismik Geowave Champion canggih milik CGGVeritas itu adalah yang pertama di dunia karena menggunakan streamer terpanjang, 15 km, dari yang pernah dilakukan oleh kapal survei seismik.
Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui struktur geologi dalam (penetrasi sampai 50 km) yang meliputi Palung Sunda, prisma akresi, tinggian busur luar (outer arc high), dan cekungan busur muka (fore arc basin) perairan Sumatera.

Sejak gempa dan tsunami akhir 2004 dan gempa-gempa besar susulan lainnya, terjadi banyak perubahan struktur di kawasan perairan Sumatera yang menarik minat banyak peneliti asing.
Tim ahli dari Indonesia, AS, dan Perancis kemudian bekerja sama memetakan struktur geologi dalam untuk memahami secara lebih baik sumber dan mekanisme gempa pemicu tsunami menggunakan citra seismik dalam (deep seismic image).  

Sumber: kompas.com



Gunung Api Bawah Laut


Gunung berapi di Indonesia emang tergolong cukup banyak. tapi gunung api yang ada di bawah laut hanya ada 5. Sampai saat ini aktivitas vulkaniknya tidak terlalu membahayakan.

Menurut kepala pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, Surono, hanya ada lima gunung api bawah laut di Indonesia. kelima gunung api tersebut antara lain di perairan Sulawesi Utara ada gunung submarine yang meletus tahun 1922 dan Banuawalu (1919), di perairan Banda ada Niuwewerker (1927) dan emperor of china, satu lagi ada di perairan NTT yakni gunung Hobal (1999).

“Aktivitas gunung api ini tidak berbahaya. bila sedang aktif biasanya hanya menimbulkan buih berasap,” kata Surono. Menanggapi klaim penemuan gunung api yang berukuran besar di bawah laut dekat perairan Mentawai, Surono menjelaskan bahwa kemungkinan itu bisa saja terjadi. Namun, ia menegaskan, gunung itu belum menjadi bagian dari 129 gunung api Indonesia.
Gunung api yang terletak di barat Pulau Sumatera itu belum membahayakan. Para peneliti masih meriset tingkat keaktifan gunung api ini.

Bahkan kemungkinan ada dua buah gunung laut yang masih berbentuk kerucut utuh sehingga dipastikan bahwa kedua gunung api itu belum pernah meletus. Keduanya berada di pulau Mentawai. hasil penelitian saat ini baru sebatas memastikan keberadaan gunung tersebut. Sementara, status gunung itu aktif atau tidak masih belum bisa dipastikan.

Gunung api yang masih aktif ditandai dengan material yang dikeluarkan dari gunung, seperti material padat, cair, atau lava. Bila tidak ada material yang dikeluarkan oleh gunung api, maka gunung itu merupakan gunung api yang mati. Pengeluaran material inilah yang masih diteliti oleh para ahli.

Hasil penelitian tersebut masih bersifat informasi. Karena belum bisa dipastikan keaktifan gunung api tersebut, maka para peneliti belum memberikan rekomendasi langkah tertentu ke badan penanggulangan bencana. Pemda yang wilayahnya berada di sekitar gunung api itu juga belum mendapatkan instruksi untuk mengambil langkah tertentu untuk menyikapi keberadaan gunung api di bawah laut.

Dari sisi ancaman, energi yang tersimpan pada gunung api ini tidak sebesar energi yang bisa membangkitkan gempa dan tsunami. Namun, sebagai bagian dari sistem tektonik lempeng, seluruh aspek yang ada di bawah laut ini perlu dipelajari.

Data tentang gunung api bawah laut ini perlu diperoleh karena gunung berada di daerah rawan tsunami, yakni di zona penghujaman lempeng Eurasia dan lempeng India-Australia. Selama ini masih berkembang prediksi ahli bahwa adanya energi besar yang tersimpan dari pertumbukan lempeng itu.
Sejauh ini, riset yang dilakukan para ahli belum final. Setidaknya, hasil riset memastikan kecurigaan sejumlah orang atas keberadaan gunung api di bawah laut.

aru-baru ini sebuah gunung api dibawah laut yang mempunyai tinggi kurang lebih 10.000 kaki atau 3.000 meter, ditemukan di lautan dalam di daerah Sulawesi Utara (Sulut), Indonesia. Gunung yang cukup unik ini adalah penemuan yang sangat penting untuk lebih memperkaya keanekaragaman Indonesia. 




Ditemukan Juga Gunung Api Raksasa di Bawah Laut Sulawesi Utara


foto_gunung_bawah_laut

Gunung berapi dalam laut tersebut diketahui keberadaanya sewaktu ada ekspedisi bersama ilmuwan Indonesia dengan ilmuwan Amerika Serikat dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang berada di bawah pengawasan Departemen Perdagangan Amerika Serikat.

Gunung ini diperkirakan memiliki ketinggian 10 ribu kaki atau lebih dari 3.000 meter.
Para peneliti menggunakan sistem sonar dan peralatan robotik, remotely operated vehicle (ROV) yang dilengkapi kamera beresolusi tinggi — untuk mengeksplorasi dasar laut Sulawesi.
“Ini gunung api yang besar, lebih tinggi dari gunung lain di Indonesia, kecuali tiga atau empat lainnya,” kata Jim Holden, kepal peneliti Amerika Serikat, seperti dimuat laman Guardian.

Para ilmuwan berharap peta dan video yang dihasilkan akan jadi batu pijakan bagi peneliti lain untuk melanjutkan temuan yang masih awal ini

Penemuan gunung bawah laut di perairan Indonesia ini bukan kali pertamanya.
Mei 2009 lalu, gunung api raksasa berdiameter 50 kilometer dengan ketinggian 4.600 meter ditemukan di kawasan perairan barat Sumatera.
Belum dipastikan apakah gunung ini aktif. Namun jika benar, “Ini bisa sangat berbahaya,” kata ahli geologi kelautan BPPT, Yusuf Surachman Djajadihardja, seperti dimuat laman Ninemsn.com.au. Puncak gunung ini berada di 1.380 meter di bawah laut.

Gunung Api Bawah Laut di Sulawesi Utara

Perspective view of the Kawio Barat (West Kawio) seamount looking  from the northwest. The underwater volcano rises around 10,000 feet  (3,800 meters) from the seafloor.

Ekspedisi bersama Indonesia-Amerika Serikat di lautan dalam di perairan Sangihe, Sulawesi Utara, berhasil memetakan sebuah gunung bawah laut. Penelitian dengan sonar multicahaya kapal penelitian Okeanos milik NOAA ini menemukan gunung ini memiliki ketinggian sampai 10 ribu kaki atau lebih dari 3.000 meter.


Kamera yang dikendalikan dari jarak jauh oleh kapal tersebut mengambil gambar dengan definisi tinggi (high definition) di kawasan Kawio Barat yang mengacu pada wilayah perairan barat Kepulauan Kawio, Kabupaten Sangihe.

Para ilmuwan memilih Kawio Barat sebagai target pertama untuk ekspedisi ini berdasarkan informasi dan data satelit yang dikumpulkan oleh sebuah tim gabungan Indonesia-Australia pada 2004.

Barnacles covering sulphur structures on Kawio Barat volcano.

Unsur-unsur bawah laut yang berlimpah menjadi target awal yang ideal untuk menyesuaikan perangkat dan teknologi di dalam kapal yang digunakan dalam pelayaran perdana ini. Para ilmuwan ekspedisi ini berharap peta dan video yang dihasilkan akan membuka jalan bagi para peneliti lain untuk menindaklanjuti temuan awal yang mereka peroleh.

“Ini adalah sebuah gunung berapi yang besar dan lebih tinggi daripada semua gunung di Indonesia kecuali tiga atau empat lainnya, dan menjulang lebih dari sepuluh ribu kaki dari dasar laut di dalam perairan dan terletak di kedalaman lebih dari 18 ribu kaki,” kata Jim Holden, Ketua Ilmuwan AS untuk misi awal ekspedisi bersama ini, dan seorang ahli mikrobiologi dari University of Massachusetts di Amherst, yang turut serta dalam ekspedisi dari Exploration Command Center di Jakarta, Indonesia.

Untuk dibandingkan, Gunung Semeru yang tertinggi di Pulau Jawa memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut. Namun ketinggian ini diukur berdasarkan level permukaan laut, bukan dari dasar lembah dari gunung. Sementara ketinggian gunung bawah laut yang ditemukan di Sangihe ini diukur dari lembahnya.


Koneksi Jakarta-Seattle

Little Hercules ROV descends down to the summit of the Kawio Barat  submarine volcano.

Banyak ilmuwan yang bekerja dari wilayah pesisir dengan menggunakan model eksplorasi lautan dengan siaran video langsung jarak jauh (telepresence). Holden dan para ilmuwan lainnya di Exploration Command Centers di Jakarta dan Seattle terhubung dengan Okeanos Explorer secara langsung melalui satelit dan jalur internet berkecepatan tinggi, dan dapat terhubung dengan awak kapal untuk menuntun jalannya ekspedisi.

Para ilmuwan Indonesia dan AS yakin bahwa dengan menyelidiki lautan yang belum pernah tereksplorasi sebelumnya maka akan banyak fenomena baru yang diperoleh dan informasi yang didapat untuk menambah pemahaman kita tentang ekosistem dan pengasaman laut serta dampak perubahan iklim.

“Keprihatinan yang berkaitan dengan laut, termasuk keamanan pangan dan perlindungan ekosistem laut yang mendukung perikanan, berdampak pada banyak negara termasuk Indonesia – sebuah negara yang terdiri dari 17.000 kepulauan,” kata Sugiarta Wirasantosa, ilmuwan utama Indonesia untuk ekspedisi bersama dan ketua tim periset Indonesia pada Badan Riset Kelautan dan Perikanan. “Untuk memahami dan mengelola hal-hal seperti itu, kita harus lebih dulu melakukan eksplorasi. Itulah alasan mengapa ekspedisi ini begitu penting," ujarnya dalam rilis yang diterima VIVAnews, 12 Juli 2010.


Petakan Dasar Laut Indonesia
 Little Hercules ROV images a vent plume as it descends to the  summit of Kawio Barat submarine volcano.

Sejauh ini, Okeanos Explorer telah memetakan 2.400 mil persegi dasar laut di Indonesia, wilayah yang luasnya setara dengan luas Delaware. Pada pertengahan Juli, kapal riset dan perikanan milik Indonesia Baruna Jaya IV akan memetakan lebih banyak dasar laut dan menempatkan peralatan di kepulauan Kawio sebelum kedua kapal bertemu di Pelabuhan Bitung. Mereka akan dikerahkan kembali pada 21 Juli untuk terus mengeksplorasi lebih banyak lagi lautan yang belum terjamah dekat gugus kepulauan Sangihe dan Talaud. Ekspedisi tersebut akan rampung pada 14 Agustus.

“Ini sangat mirip seperti memecahkan teka-teki,” kata Holden. “Pertama-tama kami memetakan dasar laut, dan jika kami melihat sesuatu yang menarik, ilmuwan yang berada di darat dan staf yang berada di kapal menghentikan kapal untuk meletakkan lebih banyak alat sensor dan sistem di air," katanya.
Investigasi pendahuluan ini mencakup penempatan robot bawah air yang dinamai ROV, atau remotely-operated vehicle, di mana seorang pilot yang berada di kapal mengendalikan ROV yang berada jauh di bawah laut. ROV tersebut merupakan sebuah sistem berbadan dua yang dapat menyelam hingga ke kedalaman 13.000 kaki, dan apabila lampu dan kamera video berdefinisi tinggi di kedua instrumen dinyalakan, akan dapat dilihat langsung oleh ilmuwan di darat.

Misi NOAA adalah untuk memahami dan memprediksi perubahan-perubahan di lingkungan di muka bumi, mulai dari dasar laut hingga permukaan matahari, serta melindungi dan mengelola sumber daya pesisir dan laut.

Sumber: salamku-slowly.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar