Jumat, 12 November 2010
Kahlil Gibran: Masa Muda dan Keindahan
Keindahan menjadi milik usia muda, tapi keremajaan yang untuknya dunia ini diciptakan tidak lebih dari sekadar mimpi yang manisnya diperhamba oleh kebutaan yang menghilangkan kesedaran.
Akankah hari itu datang, ketika orang-orang bijak menyatukan kemanisan masa muda dan kenikmatan pengetahuan?
Sebab masing-masing hanyalah kosong bila hanya sendirian.
Akankah hari itu datang ketika alam menjadi guru yang mengajar manusia, dan kemanusiaan menjadi buku bacaan, sedangkan kehidupan adalah sekolah sehari-hari?
Hasrat masa muda akan kesenangan-kenikmatan tidak terlalu menuntut tanggung jawab -hanya akan terpenuhi bila fajar telah menyelak kegelapan hari.
Banyak lelaki yang tenggelam dalam keasyikan hari-hari masa muda yang mati dan beku;
banyak perempuan yang menyesali dan mengutuk tahun-tahun tak berguna mereka, seperti raungan singa betina yang kehilangan anak;
dan banyak para pemuda dan pemudi yang menggunakan hati mereka sekadar sebagai alat penggali kenangan pahit masa depan, melukai diri melalui kebodohan dengan anak panah yang tajam dan beracun kerana kehilangan kebahagiaan.
Usia tua adalah permukaan kulit bumi;
ia harus, melalui cahaya dan kebenaran,
memberikan kehangatan bagi benih-benih masa muda yang ada dibawahnya,
melindungi dan memenuhi keperluan mereka hingga Nisan datang,
dan menyempurnakan kehidupan masa muda yang sedang tumbuh dengan kebangkitan baru.
Kita berjalan terlalu lambat ke arah kebangkitan spiritual,
dan perjalanan itu seluas angkasa tanpa batas,
sebagai pemahaman keindahan kewujudan melalui rasa kasih dan cinta kepada keindahan tersebut
(Khalil Gibran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar