Jumat, 12 November 2010

Kahlil Gibran: Perkawinan

SEKARANG, CINTA mulai menciptakan puisi dalam prosa
kehidupan, untuk mencipta fikiran-fikiran masa lalu menjadi
nyanyian pujian agar bersenandung siang hari dan menyanyi
pada malam hari.

Sekarang, hasrat menyingkapkan tabir keraguan dari
kebingungan pada tahun-tahun yang telah berlalu.
Dari rangkaian kesenangan, ia merajut kebahagiaan yang
hanya bisa dilampaui dengan kebahagiaan jiwa ketika ia
memeluk tuannya.

Itulah dua peribadi kukuh yang berdiri berdampingan untuk
mempertentangkan cinta mereka dengan kedengkian dari
takdir yang lemah.

Itulah perpaduan anggur kuning dengan anggur warna
lembayung untuk menghasilkan paduan keemasan, warna
cakerawala saat fajar merekah.

Itulah pertentangan dua roh untuk pertentangan dan
kesatuan dua jiwa dengan kesatuan. Ia adalah curahan
hujan jernih dari langit murni ke dalam kesucian alam,
membangkitkan kekuatan-kekuatan ladang yang penuh
berkat.

Apabila pandangan pertama dari wajah sang kekasih adalah
seperti benih yang ditaburkan oleh cinta di ladang hati
manusia dan ciuman pertama dari dua bibir adalah seperti
bunga pertama cabang kehidupan, maka perkahwinan
adalah buah pertama dari bunga pertama benih itu.

(Dari  Suara Sang Guru)
(Kahlil Gibran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar