Minggu, 07 November 2010

Merapi Mengeluarkan Awan Panas Lagi

Merapi Bergemuruh Lagi
Minggu, 7 November 2010, 06:36 WIB
 
Antara/Akbar Nugroho Gumay

Suara gemuruh kembali terdengar dari perut Merapi. Suara gemuruh terjadi sejak pukul 06.00 WIB.

Gemuruh yang dikeluarkan Merapi ini terdengar hingga kilometer 13. Hingga pukul 06.30 WIB suara itu masih terdengar.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Badan Geologi Subandriyo menegaskan, erupsi Merapi memang masih berlangsung.

"Kalau terdengar gemuruh itu artinya ada tekanan magma atau gas dari dalam," kata Subandriyo saat dihubungi VIVAnews, Minggu 7 November 2010.

Subandriyo mengimbau kepada warga sekitar Merapi untuk mengikuti imbauan BPPTK agar mengosongkan wilayah sejauh 20 kilometer dari puncak Merapi. "Tetap bertahan dalam kondisi sekarang. Merapi masih rentan," katanya.

Hingga pukul 06.00 WIB, erupsi Merapi sudah berlangsung 86 jam tiada henti. Letusan Merapi kali ini menambahkan kawah baru yang terbentuk berdiameter 400 meter mendekati kawah letusan tahun 1872 yaitu 480x650 meter.

Sebelumnya Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM R Sukhyar mengatakan, letusan kali ini berbeda dan lebih besar dibanding letusan tahun 1997, 2001 maupun 2006. Berdasarkan rekaman aktivitas Merapi selama ini, letusan kali ini hampir menyamai letusan tahun 1872.

Selain letusan yang terus menerus, indikator lainnya adalah material yang dikeluarkan mencapai sekitar 100 juta meter kubik, energi yang dikeluarkan juga tergolong besar.


Gemuruh Merapi Membuat Warga Panik
Minggu, 7 November 2010, 07:36 WIB
 
http://tngunungmerapi.org
 
Suara gemuruh yang kembali terdengar dari perut Merapi membuat panik warga sekitar gunung. Suara itu terdengar hingga kilometer 13 dan kilometer 15, Kaliurang, Pakem, Sleman. Suara menggelegar terdengar pada pukul 06.00 WIB.

Menurut Adin (28), salah satu warga Pekem yang nekat berada di radius 15 KM, kawasan rawan bencana, suara gemuruh terdengar sejak pukul 05.45 WIB. "Paling keras jam 6," kata dia saat dihubungi VIVAnews, Minggu 7 November 2010.

Hingga pukul 06.30 WIB, suara gemuruh masih terdengar dengan intensitas lebih rendah. Menurut Adin, warga yang semula hendak naik ke kawasan Turgo dan Pakem untuk memberi makan ternaknya panik mendengar suara itu dan  sontak berbalik arah lagi.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi  sudah memperluas kawasan rawan bencana hingga 20 kilometer sejak Kamis malam.  Kawasan itu dilarang dihuni. Namun masih banyak penduduk yang nekat kembali ke rumahnya dengan alasan hewan ternak mereka.

Upaya mereka kembali ke rumah membuat petugas lapangan kewalahan. Aparat sampai harus membuat barikade di jalan keluar masuk wilayah pengungsian di kampus UII kemarin untuk menghalangi warga pulang ke rumah. Namun warga masih nekat mencari jalan tikus.

Menjelang subuh tadi, banyak warga yang mencoba kembali ke rumahnya,  karena penjagaan saat itu sedikit longgar.
 

Awan panas membumbung hingga 6 km ke arah barat daya.
Minggu, 7 November 2010, 08:55 WIB
 
Foto Antara/Akbar Nugroho


Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif meminta warga mematuhi aturan yang ditetapkan pemerintah terkait kawasan rawan bencana. Meski Merapi masih erupsi banyak warga yang nekat pulang memberi makan ternaknya.
Padahal kawasan rawan bencana telah ditetapkan hingga radius 20 kilometer dari puncak Merapi. Artinya, kawasan itu harus disterilkan.
Sejak dini hari tadi, pukul 02.30 WIB, Minggu 7 November 2010, intensitas erupsi Merapi kembali meningkat. Gemuruh kembali terdengar dari perut Merapi, bahkan hingga kawasan yang jaraknya sekitar 26 kilometer dari gunung itu. Sampai pukul 06.30 WIB, suara gemuruh belum berhenti.

Ketua BNPB Syamsul Maarif pukul 07.00 WIB langsung mendatangi kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) di Yogyakarta untuk mendata informasi tentang Merapi.
"Erupsi, letusan dan awan panas tadi terjadi lagi pukul 02.30 WIB," kata Maarif kepaad VIVAnews di kantor BPPTK, Yogyakarta, Minggu 7 November 2010.

"Untuk warga yang kembali pulang ke rumah dengan maksud memberi makan ternak, saya imbau agar mematuhi aturan," katanya. Ia juga akan meminta aparat TNI/Polri semakin memperketat gerak warga yang masih nekat ini. Subuh tadi sejumlah warga nekat kembali ke rumahnya di kawasan Turgo dan Pakem. Namun mereka berbalik arah lagi begitu mendengar suara gemuruh.

Sementara itu Ketua BPPTK Subandriyo di tempat yang sama mengakui erupsi yang terjadi dini hari tadi cukup besar. "Tapi eksplosif awalnya belum bisa dilihat secara visual," kata dia.
Dari kontak dengan petugas lapangan, kata dia, awan panas membumbung hingga 6 kilometer ke arah barat daya akibat letusan itu.

Sumber: VIVA news

Tidak ada komentar:

Posting Komentar