Jumat, 09 Juli 2010

Dewa 19 - Satu

SATU

aku ini adalah dirimu
cinta ini adalah cintamu
aku ini adalah dirimu
jiwa ini adalah jiwamu
rindu ini adalah rindumu
darah ini adalah darahmu

tak ada yang lain selain dirimu
yang selalu ku puja
ku sebut namamu di setiap hembusan nafasku
ku sebut namamu ku sebut namamu

dg tanganmu aku menyentuh
dg kakimu aku berjalan
dg matamu aku memandang
dg telingamu aku mendengardg lidahmu aku bicara
dg hatimu aku merasa

Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai


Jika engkau bukan seorang pencinta, maka jangan pandang hidupmu adalah hidup.
Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan dihitung pada Hari Perhitungan nanti.
Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan menjelma menjadi wajah yang memalukan di hadapan Nya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari.
Mereka merupakan bintang-bintang di langit agama yang dikirim dari langit ke bumi.
Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah dan betapa menderitanya Keterpisahan dengan Nya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting dalam dzikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan.
Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira bagaikan sekumpulan kebahagiaan.
Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ?
Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati adalah melalui Kerendahan Hati.
Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan : “Bukankah Aku ini Rabbmu ?”

(Jalaluddin Rumi)

Syair Jalaluddin Rumi


mana yang lebih berharga

kerumunan beribu orang atau kesendirian sejatimu?

kebebasan atau kuasa atas seluruh negeri?
sejenak, sendiri dalam bilikmu akan terbukti lebih berharga daripada segala hal lain yang mungkin kau terima

oh Illahi, telah kutemukan cinta!
betapa menakjubkan, betapa hebat, betapa indahnya!
kuhaturkan puja-puji bagi gairah yang bangkit,
dan menghiasi alam semesta ini maupun segala yang ada di dalamnya!

ketika engkau merasa bergairah, cari tahu sebabnya
itulah tamu yang tak kan pernah kau salami dua kali

adakalanya dengan tujuan menolong
Dia membuat kita sengsara
tapi kepiluan hati demi Dia
membawa kebahagiaan
senyum akan datang, sesudah air mata
siapapun yang meramalkan ini adalah hamba yang diberkati Illahi
dimana pun air mengalir, hidup akan makmur
dimana pun air mata berderai, rahmat Illahi diperlihatkan
pilihlah cintaya, cinta!
tanpa manisnya cinta,hidup ini adalah beban
tentu engkau telah merasakannya hati yang kacau
tak dapatkan kesenangan hidup
dalam kebohongan
air dan minyak
tak dapat menyalakan cahaya
hanya perkataan yang benar membawa kesenangan hidup
kebenaran adalah umpan yang sangat memikat hati

pergilah ke pangkuan Illahi,
dan Illahi akan memelukmu dan menciummu, dan menunjukkan
bahwa Dia tidak akan membiarkanmu lari dari Nya
Dia akan menyimpan hatimu dalam hati Nya
siang dan malam
kesabaranku
mati pada malam ketika Cinta lahir!

dari anggur cinta, Illahi menciptaku!

barang siapa menjadi mangsa cinta,
mana mungkin dia menjadi mangsa Sang Maut?

dari perpisahan lebih panjang daripada Hari kebangkitan
dan maut lebih cantik daripada derita perpisahan

aku boleh mati,tetapi gairahku kepada Mu tak kan pernah mati

telah kupalingkan hatiku dari dunia dan segala kesenangannya
Kau dan hatiku bukanlah dua wujud yang berpisah
dan tak pernah kelopak mataku menutup di dalam lelap
kecuali kutemukan Kau antara mata dan bulu mataku

mereka tahu pasti bahwa aku sedang jatuh cinta
tetapi mereka tak tahu siapa yang kucintai

hatiku mencintaimu sepanjang hidupku, dan ketika aku mati
maka tulang-tulangku, kendati hancur, mencintai Mu dalam debu

hari ini aku lupa sembahyang karena cintaku yang meluap-luap
dan aku tak tahu lagi pagi atau malamkah sekarang
karena ingatan pada Mu , wahai Illahi, adalah makanan dan minumanku
dan wajah Mu, saat aku melihat Nya, adalah obat penderitaanku

aku adalah Dia yang kucintai
dan Dia yang kucintai adalah aku

(jalaluddin rumi)

Pernyataan Cinta




bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
kusimpan kasih-Mu dalam dada.
bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
segera saja bagai duri bakarlah aku.
meskipun aku diam tenang bagai ikan,
tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat bibirku,
tariklah misaiku ke dekat-Mu.
apakah maksud-Mu?
mana kutahu?
aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
bagai unta memahah biak makanannya,
dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
aku bagai benih di bawah tanah,
aku menanti tanda musim semi.
hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.

(jalaluddin rumi)