Minggu, 10 Oktober 2010

Setelah 4 tahun Musibah Lumpur Sidoarjo

  1. Lusi mulai menunjukkan model perkembangan dari mud volcano Bleduk Kuwu di Jawa Tengah, dimana semburan dengan Kick lumpur tanpa disertai aluran lumpur, namun diingat bahwa pada Lupsi masih lumpur panas.

  2. Kecepatan aliran sedimen lebih kecil dari kecepatan subsidence, sehingga terjadi perubahan dari pertumbuhan positif sebelumnya menjadi saat ini negatif, di citra satelit terjadi propagasi secara radial.

  3. Walaupun pada 31 Mei 2010 flow rate semburan relatif kecil ~5000 atau mendekati 0 m3/hari, namun fakta lapangan Lusi terus menari serimpi bergerak secara perlahan dengan pola tertentu.

     
  4. Pada 7 Mei saat dilakukan pemantauan sebelum naskah ini ditulis, di sebelah baratdaya Semburan Utama kembali muncul semburan baru, sebagaimana biasanya berevolusi dari bentuk bubble (gelembung), menjadi semburan dengan kick lumpur tanpa semburan uap, dan bila berlanjut akan dibarengi dengan semburan uap putih (akan dipantau).

  5. Para ahli kebumian dari manca negara saat ini sudah cenderung tidak mempermasalahkan lagi (diterima secara universal) bahwa keberadaan Lusi sebagai suatu Mud Volcano dari yang berkembang ribuan di dunia, yang merupakan remobilisasi lumpur bertekanan berlebih (over pressure) dari dalam bumi (interior Earth) ke permukaan bumi. 

  6. Sedangkan yang sejak kelahirannya yang lebih dipermasahkan oleh Para Ahli Kebumian sejagad adalah penyebab (causing) dan pemicu (trigering) dengan dua kelompok besar antara man-made mud volcano dipicu oleh pemboran eksplorasi atau natural-mud volcano dipicu gempabumi Yogyakarta yang mengaktifkan kembali Patahan Watukosek.

  7. Pengalaman sejarah Ilmu Kebumian terhadap suatu kontroversi sudah merupakan hal yang biasa. Contoh saat datangnya teori Plate Tectonics versus hipotesis Geosyncline, dimana pada akhirnya seiring perjalanan waktu (sekitar sepuluh tahun) dengan bukti-bukti baru yang meyakinkan akhirnya akan diterima secara universal salah satu diantaranya (atau perpaduan diantaranya). 
    Dalam contoh ini akhirnya tanpa suatu voting teori Plate Tectonics diterima oleh ahli kebumian untuk menjelaskan pengendali mekanisme asal-usul bumi dan proses tektonik dunia baru (new global tectonics), termasuk terbentuknya sumber daya alam tidak terbarukan (non-renewable resources) dan terjadinya bencana alam/geologi (natural/geological hazzard) seperti gempabumi/tsunami, letusan gunung api, longsoran, dan mud volcano
    Dalam fenomena di atas tidak ada ahli kebumian yang merasa menang atau kalah, semuanya berlangsung dengan alami walupun memerlukan waktu sampai suatu kebenaran dianggap dapat diterima secara universal, setelah itu semuanya memasuki tahap implementasi PARADIGMA BARU TEKNONIK DUNIA BARU DENGAN PENGENDALI MEKANISME PLATE TECTONICS.

  8. Dari segi kebencanaan mud volcano Lusi sebagai paradigma baru Lusi 31 Mei 2010, dengan tanpa perubahan yang mendasar, maka potensi bahaya geologi (geohazard) yang ditimbulkan langsung semburan Lupsi relatif menurun. 
    Demikian dengan flow rate yang relatif kecil (tipe Bleduk Kuwu) maka potensi ancaman dari luapan lumpur panas yang langsung juga menurun. Dalam hal ini kekecualian adalah masih berpotensinya Tanggul Jebol karena akumulasi air yang ekstrim, namun biasanya Lumpur Padu sulit bergerak, kecuali lumpur encer dan fluida air di permukaan (lesson learns sejak tahun 2006). 

  9. Ke depan yang masih terus menjadi tantangan adalah deformasi geologi (geohazard) karena Danau Lusi telah terakumulasi sedimen Lusi yang relatif tebal pada daerah yang luas (sejak Juni 2006), sehingga masih menimbulkan efek beban (loading effect). 
    Karena itu tugas ke depan yang merupakan tantangan adalah bagaimana mengurangi akumulasi sedimen padu di Danau Lusi terutama sektor Barat, dalam hal ini menggunakan senjata yang ada Kapal Keruk.

  10. Hal yang cukup menggembirakan dari Paper Andreas dan Abidin H. yang dipresentasikan di Australia April 2010 disampaikan kecepatan subsidence Lusi sangat spektakuler mengalami penurunan, bila dibandingkan dengan kurun waktu 2006-2007.

  11. Bila kita melihat suatu realita bahwa LUSI merupakan mud volcano yang sedang dalam pengorganisasian menuju model Bleduk Kuwu, namun masih terus menari (masih sangat dinamis), sehingga penulis menilai suatu realitas bahwa LUPSI masih SULIT DIHENTIKAN. 

  12. Dalam kaitan bahwa MUD VOLCANO LUSI MASIH SULIT DIHENTIKAN, kita menyimak satu acuan nyata yang bisa digunakan sebagai pertimbangan: Ahli Kebumian Mark Tingay (2009) dari Asutralia yang sering menulis bersama ahli Mud Volcano Davier R (Durham UK) menyatakan Hanya Ada Satu Mud Volcano yang dihentikan yaitu di lepas pantai Brunei Darusalam, inipun memerlukan waktu 20 Tahun dan menggunakan 20 Relief Well. 
  13. Davies R. yang sejak kelahiran Lupsi menjadi populer dengan diagram model perkembangan mud volcano Lusi yang beranggapan Lusi dipicu oleh kegiatan pemboran eksplorasi didekat lokasinya, yang sekaligus menyanggah Manzzini, A (2007) dengan teori Lusi dipicu oleh gempabumi Yogyakarta. 


    Pada Artikel berjudul menarik DAVID AND GOLITAH BATTLE AGAINST MUD VOLCANO (3 April 2007) pada http://www.terradailly.com/report/David And Goliath Battle Aggainst Mud Volcano 999.html dari hasil wawancara AFP menyatakan "NO ONE HAS EVER STOPPING A MUD VOLCANO", ditambahkan 'the plumbing of the mud volcano is probably not simple, it could be composed of a number of complek fractures'.

(Atas) Karakteristik Mud Volcano Lupsi dan sekitarnya perhatikan daerah gunung yang asimetri dengan bagian utara melebar, dan berpropagasi ke selatan. Utara Pond Utama (biru muda) mengalami penukikan (subduksi) ke utara ke Pusat Semburan, sementara bagian selatan Danau makin ekspansi ke selatan.

Citra satelit CRISP dan ASTER DMCII dengan pengambilan hari yang berbeda untuk memperkuat fakta lapangan bahwa LUPSI MENARI SERIMPI terus bergerak dengan pola tertentu (dikendalikan patahan?).


(Atas) Gambaran operasi Kapal Keruk di P25 pasca banjir bandang yang membanjiri lumpur padu dingin, sebelumnya merupakan Basin dengan akumulasi air.


Banjir Bandang Lumpur pekat ke arah Basin P25, hanya dalam 1 malam permukaan lumpur naik 1,5 m kapal keruk karam di lautan lumpur.


Bawah, Postur dan Anatomi Gunung Lumpur dan Danau LUSI
Atas Semburan Ganda Lupsi dilihat dari utara (TAS) dicirikan puing-puing sisa bangunan warga yang telah dibanjiri lumpur. Akumulasi air meningkat karena lokasinya relatif jauh dari kawah.

Postur Umum Mud Volcano LUSI pada HUT ke 4 tahun (2006-2010), perhatikan aliran lumpur panas dari kawan dan kaldera ke lereng bawah sangat minim sesuai kondisi lapangan flow rate kecil, ada kick tanpa wave lumpur panas sehingga sesuai model Bleduk Kuwu


(Bawah) Semburan ganda dilihat dari baratlaut (Osaka), perhatikan sisa Osaka yang porak poranda dihantam Banjir Bandang even ke 2009, Lereng bawah telah menyentuh di bagian timurnya.


Semburan Ganda (double eruptions) melingkar Gunung Lusi 28 Mei 2010, 31 Mei semburan menjadi satu (lihat Citra CRISP 31 Mei 2010)

 
Sumber: lusi4tahun.blogspot.com

Di Bawah Sidoarjo Terdapat 3 Gunung Lumpur Tua

http://hotmudflow.files.wordpress.com/2010/02/2811903p1.jpg


Kabar terbaru tentang lumpur Lapindo Sidoarjo. Jika sebelumnya ada gunung berapi di bawah laut Sulawesi dengan ketinggian lebih dari 3000 meter dan sifatnya membahayakan. Ternyata gunung di bawah tanah yang membahayakan manusia pun ada di bumi Indonesia ini. Kini di wilayah Sidoarjo terdapat 3 (tiga) gunung lumpur yang berada di bawah tanah. Kabar ini tentunya semakin mengagetkan kita.
Ironisnya, satu dari tiga gunung lumpur di dalam tanah tersebut telah menyembur, tim menduga semburan lumpur bukan disebabkan pengeboran minyak dan gas yang dilakukan PT Lapindo Brantas. Dua gunung lumpur bawah tanah lainnya juga berpotensi keluar semburan karena lokasinya berada sekitar 10 km dari lokasi semburan yakni di barat daya dan timur laut lokasi semburan.
Para ahli pun menyarankan agar warga yang berada di sekitar lokasi segera dievakuasi. Hasil penelitian itu disampaikan kelompok ilmuwan Rusia yang dipimpin Doktor Sergey Kadurin pada konferensi pers yang dihadiri para ahli Geologi Indonesia.

Sekelompok ilmuwan Rusia telah menyatakan bencana lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur disebabkan oleh kegiatan Seismik. Mereka menemukan fakta bahwa lumpur Sidoarjo terjadi akibat kembali aktifnya struktur Gunung Lumpur yang telah terbentuk sekitar 200 ribu tahun lalu.
Sergey Kadurin dan timnya juga menemukan fakta lain, yakni gempa bumi yang terjadi sekitar satu tahun sebelum adanya kejadian lumpur Sidaoarjo merupakan salah satu peristiwa geologi yang membantu terbukanya saluran lumpur.

Gempa yang terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006 merupakan tepat dua hari sebelum semburan lumpur Sidoarjo juga berpengaruh dalam pengaktifan kembali lumpur tua. Sergey menyimpulkan dalam peristiwa semburan lumpur Sidoarjo, saluran lumpur telah ada sebelum dilakukannya pengeboran sumur.
Sementara itu, Senior Manager BP Migas, Awang Harun Setyana juga menjelaskan bahwa pengeboran di lokasi semburan lumpur Sidoarjo sebenarnya sudah sesuai prosedur.

Tim ilmuwan Rusia menyimpulkan hasil penelitiannya setelah membuat konstruksi sebuah sistem informasi geologi. Mereka menciptakan sebuah model tiga dimensi dari formasi geologi bawah tanah di area itu. Model tiga dimensi tersebut dibuat dari data seismik dua dimensi pada 2003 dan awal 2006.
Kabar ini membuat kita semakin prihatin dengan keadaan bangsa ini. Sepertinya selain masalah-masalah sosial, masalah bencana alam dan bencana lainnya seperti gunung lumpur bawah tanah ini harus segera diatasi.



Waspadai Gunung Lumpur Tua di Bawah Sidoarjo


Sekelompok ilmuwan Rusia menemukan bukti bahwa lumpur Lapindo terjadi karena aktifnya kembali gunung lumpur tua yang terbentuk pada 15.000–20.000 tahun lalu. Bencana seperti itu ditengarai juga pernah terjadi pada zaman Kerajaan Majapahit.

’’GEMPA BUMI yang terjadi sekitar setahun sebelum letusan lumpur Lapindo merupakan salah satu peristiwa geologi yang membantu pembukaan saluran lumpur. Pergerakan patahan Watukosek yang terjadi terus-menerus telah membantu proses itu lebih lanjut. Gempa bumi yang terjadi dua hari sebelum letusan terjadi juga bisa menjadi sebuah kickoff yang terakhir,’’ ujar Dr Sergey V. Kadurin yang memimpin tim dari Russian Geological Research Institute (VSEGEI) kemarin (30 Sept 2010).


Lumpur Lapindo terjadi sekitar 10 bulan sebelum semburan pada 9 Juli 2005. Saat itu, terjadi gempa bumi dengan pusat tepat di bawah semburan lumpur dengan kekuatan 4,4 skala Richter. Kemudian, diikuti sebuah gempa lagi 16 hari sebelum semburan lumpur yang berjarak sekitar 450 kilometer dengan kekuatan 5,5 skala Richter. ’’Lalu, dua hari sebelumnya (27/5/2006), terjadi gempa 6,3 skala Richter di Jogjakarta yang berjarak 185 kilometer dari semburan lumpur,’’ jelasnya.

Sebanyak 20 peneliti lembaga itu yakin lumpur Lapindo terjadi karena beberapa kegiatan seismik yang cukup kuat sehingga mempercepat penyaluran lumpur melalui struktur tanah yang telah ada. ’’Kami menggunakan sistem informasi geologi (Geological Information System–GIS) yang memungkinkan mereka menciptakan sebuah model 3D dari formasi geologi bawah tanah,’’ lanjut dia.Kombinasi gangguan seismik itu lantas mengaktifkan kembali gunung lumpur tua. Melalui gambar 3D, tim Rusia tersebut menemukan adanya struktur dua kanal lumpur yang sangat besar di bawah Sidoarjo. ’’Terdapat dua kanal lumpur besar di bawah sana. Karena itu, kami minta pemerintah Indonesia tidak mengabaikan kemungkinan bencana yang akan datang atau lalai dalam mengambil antisipasi yang tepat,’’ ungkapnya.

Penelitian tersebut diawali dari kunjungan kenegaraan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Jakarta pada September 2007 yang menyerukan hubungan kerja sama yang lebih baik antara Moskow dan Jakarta. Pihaknya tidak ingin ada debat panjang mengenai hasil penelitian tersebut. Tapi, pemerintah harus waspada dan mengambil tindakan sebaik-baiknya. ’’Kalau perlu, evakuasi penduduk di daerah sekitar,’’ tegasnya.

Senior Manager Eksplorasi Pengkajian dan Manajemen Sumber Daya BP Migas (Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas) Awang Harun Satyana mengungkapkan, tragedi serupa dengan lumpur Sidoarjo pernah terjadi pada masa Majapahit. ’’Selain alasan politik, Majapahit mungkin telah mundur oleh deformasi Delta Brantas karena rentetan erupsi gunung lumpur Jombang-Mojokerto-Bangsal di kawasan sepanjang 25 kilometer,’’ katanya.Hal itu terungkap dalam Kitab Pararaton yang ditulis pada 1613 Masehi. Dalam hubungan dengan kemunduran Majapahit, kitab Pararaton mencatat beberapa bencana seperti ’’Banyu Pindah’’ yang terjadi pada 1256 Caka atau 1334 M. Lalu, bencana ’’Pagunung Anyar’’ pada 1296 Caka atau 1374 M. ’’Secara harfiah, Banyu Pindah adalah air yang berpindah dan Pagunung Anyar adalah gunung baru yang bisa jadi itu mud volcano,’’ ungkapnya.Dalam Prasasti Kelagyan (959 Caka atau 1037 M) juga diceritakan, pada suatu hari, Sungai Brantas yang semula mengalir ke utara tiba-tiba mengalir ke timur sehingga memutuskan hubungan negeri Jenggala dan laut, merusak tanaman, serta menggenangi rumah-rumah penduduk. Erlangga bertindak dengan membangun bendungan besar di Waringin Pitu dan memaksa sungai kembali mengalir ke utara. ’’Mungkin, itulah yang disebut bencana ’Banyu Pindah’,’’ jelasnya.

http://hotmudflow.files.wordpress.com/2007/10/peta-lumpur-1-sept-2007.jpg

Semburan Lumpur Sidoarjo Karena Gunung Tua Aktif Kembali

Sergey V Kadurin

GUNUNG LUMPUR – Laporan hasil penelitian ilmuwan asal Rusia dari Universitas Odessa, Ukraina, menyatakan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, bukan berasal dari pengeboran, melainkan akibat kegiatan seismik. Dengan demikian, memicu kembali aktifnya gunung lumpur tua yang telah terbentuk sekitar 150.000-200.000 tahun lampau. (Suara Karya/Ist).

Semburan lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur, yang berlanjut hingga kini, diakibatkan aktifnya struktur gunung lumpur yang telah terbentuk sekitar 150.000-200.000 tahun lalu. Sejumlah ilmuwan terkemuka Rusia yang meneliti semburan lumpur Sidoarjo menyatakan, bencana tersebut bukan disebabkan aktivitas pengeboran sumur minyak di sekitar area tersebut. Tim ilmuwan Rusia Institute of Electro Physics yang dipimpin Sergey V Kadurin menyimpulkan, semburan tersebut merupakan hasil langsung dari pengaktifan kembali gunung lumpur tua yang terjadi akibat dari serangkaian kegiatan seismik. Gunung lumpur itu kemudian meletus pada 29 Mei 2006 silam. Letusan dipicu serangkaian kegiatan seismik yang telah dimulai 10 bulan sebelum terjadinya letusan lumpur di Sidoarjo. Aktifnya kembali gunung lumpur ini ternyata sudah dipicu oleh dua gempa bumi yang terjadi sekitar 10 bulan pada 9 Juli 2005 dengan pusat gempa tepat di bawah zona letusan lumpur dengan kekuatan gempa 4,4 skala richter (SR). Kemudian diikuti gempa berkekuatan 5,5 SR yang berjarak sekitar 450 kilometer dari lokasi lumpur. 

“Gempa bumi yang terjadi sekitar satu tahun sebelum letusan lumpur Sidoarjo memengaruhi di bawah zona letusan lumpur di area struktur gunung lumpur. Ini merupakan salah satu peristiwa geologi yang membantu pembukaan saluran lumpur,” kata pengajar senior di Universitas Odessa di Ukraina ini, di Jakarta, baru-baru ini. Menurut dia, pergerakan patahan Watukosek yang terjadi terus-menerus telah membantu proses ini lebih lanjut. “Dan gempa bumi yang terjadi dua hari sebelum letusan terjadi, bisa menjadi sebuah kick-off yang terakhir,” ujarnya.Kesimpulan tersebut didasari penelitian panjang dan serius dengan mengonstruksi sebuah sistem informasi geologi (geological information system/ GIS) yang memungkinkan mereka menciptakan sebuah model 3 dimensi dari formasi geologi bawah tanah di area tersebut. Hal tersebut memungkinkan tim memiliki gambaran sesungguhnya dari sumber lumpur dan bagaimana sumber lumpur itu memiliki saluran dan lalu menyembur keluar. 
Juru Bicara Tim Rusia Boris Gromov mengatakan, minat para ilmuwan dalam meneliti peristiwa ini, di samping ingin membantu masyarakat Indonesia dalam memecahkan masalah yang disebabkan gunung lumpur di Jawa, juga sebuah bukti dari persahabatan dan kerja sama antara Rusia dan Indonesia yang telah terjalin sejak lama. “Rusia juga telah memiliki pengalaman yang luas dalam menangani gunung lumpur yang banyak terdapat di daerah-daerah yang kaya hidrokarbon, seperti di kawasan Asia Tengah,” katanya. 
Sementara itu, Senior Manager Geologi Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Awang Harun Setyana mengatakan, gempa bumi sangat signifikan memicu letusan gunung lumpur. “Banyak gunung lumpur di Pulau Jawa dan daerah tersebut merupakan episentrum. Gempa bumi sangat signifikan memicu letusan gunung lumpur,” ujar Awang. Menurut dia, erupsi lumpur tidak pernah datang dari lubang sumur, tapi berasal dari sesar yang membentuk garis lurus sepanjang 40 kilometer. Di lain pihak, Wakil Ketua Badan Penanganan Lumpur Sidoarjo, Prof Hardi Prasetyo, menegaskan, ancaman semburan lumpur di Jawa memang sangat nyata, kendati selama ini belum masuk dalam agenda bencana alam pemerintah selama ini. “Kasus Lusi (lumpur Sidoarjo–Red) membuka kesadaran seriusnya ancaman semburan lumpur,” katanya. Untuk itu, dia mengatakan, sejak tahun 2009 pemerintah mengambil alih sepenuhnya kasus Lusi. “Masalah ini sesungguhnya telah terjadi sejak dulu kala. Bahkan sebagian ilmuwan percaya bahwa Kerajaan Majapahit runtuh bukan karena perang, tapi karena semburan lumpur,” tuturnya.  
Terkait dengan temuan ilmuwan Rusia Kadurin tersebut, Vice President Relations and Social Affairs Lapindo Brantas Inc Yuniwati Teryana mengemukakan, sejak awal Lapindo melakukan pengeboran sudah sesuai prosedur yang ditentukan. Namun, begitu terjadi semburan, muncul berbagai persepsi yang menyebutkan bahwa itu merupakan kesalahan industri. “Berbagai polemik pun bermunculan,” ujarnya. Sampai akhirnya, putusan MA menetapkan bahwa semburan lumpur Lapindo merupakan fenomena alam. Saat ini, menurut Yuniwati, sejak diterbitkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 40 Tahun 2007, penanganan teknis lumpur Lapindo sudah diambil alih pemerintah. Dalam hal ini dtangani Badan Penanganan Lumpur Sidoarjo (BPLS). Jadi, menurut Yuniwati, pihak Lapindo sudah tidak berwenang lagi. Dia menambahkan, menurut peta area terdampak sejak 22 Maret 2007, PT Lapindo Brantas hanya bertanggung jawab menangani persoalan dan daerah yang terkena dampak semburan sesuai peta itu. “Jadi, untuk yang sekarang, kita tidak berwenang lagi menangani. Baik itu daerah baru yang terkena dampak semburan atau masalah teknis untuk menangani masalah semburan itu sendiri,” tuturnya.



Gunung Lumpur Madura satu Garis dengan Lumpur Sidoarjo

Peta Geologi Jateng-Jatim dan lokasi semburan lumpur Secara geologi semburan lumpur yang terjadi di Madura ternyata berada satu garis patahan dengan lumpur panas yang saat ini menyembur di sekitar lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc di Porong Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Demikian disampaikan M Sofyan Hadi, anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jawa Timur. “Mud Vulcano (gunung lumpur-red) itu memang satu garis atau satu patahan,” kata M Sofyan Hadi saat dihubungi detikcom melalui telepon, Senin (30/10/2006).
Menurut dia, rentetan mud vulcano yang muncul di Jawa Timur itu dari Kecamatan Geger Bangkalan Madura, Karang Anyar Sedati Sidoarjo, Gunung Anyar Rungkut Surabaya dan Porong Sidoarjo. “Semua itu dalam satu lipatan. Kalau di Porong namanya Lipatan Sekar Putih,” tuturnya.

“Sebenarnya mud vulcano itu sudah ada sejak masa lalu, jutaan tahun lalu. Hanya saja sekarang baru terjadi karena tekanan tektonik sehingga menyembur,” katanya. Ia menerangkan bahwa di Selat Madura Purba hingga Purwodadi Jawa Tengah itu mengendap lapisan vulkanik yang usianya 5 juta tahun.
Dibanding lumpur Porong, kondisi semburan lumpur yang di Madura saat ini kata Sofyan relatif lebih stabil dan aman. Lumpur yang keluar pun cenderung menurun. “Tidak akan membesar. Sebab tekanan yang di Madura sudah lepas di Porong,” imbuhnya.
Namun yang jelas, kata Sofyan, fenomena semburan lumpur di Madura yang dijuluki Bujel Tasik (pusat laut) sama sekali tidak berhubungan dengan laut. Pernyataan dia ini sekaligus mementahkan anggapan warga selama ini. “Tidak ada korelasinya dengan laut, hanya saja komposisi lumpurnya sama dengan yang di Porong,” katanya.

Informasi yang dihimpun, jika yang terjadi adalah mud volcano, maka fenomena alami ini tidak dapat dihentikan dengan mudah. Lapindo dan Timnas Penanggulangan Lumpur saat ini mengambil jalan alternatif yang dinilai paling mungkin adalah permanent disposal dengan mengalirkan lumpur ke laut.
Dalam sejarah, mud volcano pernah terjadi, berdasarkan peta geologi buatan Belanda 1938 memperlihatkan bahwa di peta Sidoarjo terdapat dua “moddervulkanen” atau “mudvolkano” (gunung lumpur) di daerah Gedangan. Satu di Poeloengan dan satu lagi di Desa Betro, Buncitan, Kalang Anyar.

Blok Brantas berada pada jalur “Active Mud Volcano” yang membentang dari Purwodadi – Cepu – Bojonegoro – Porong. Fenomena gunung lumpur juga didapati di Sangiran, Kuwu Purwodadi (masih aktif menyembur sampai sekarang), Tuban, Koneng, Bangkalan, Gunung Anyar di Rungkut Surabaya (masih aktif), Gedangan Sidoarjo, Banjarpanji fase erupsi besar, sebelah utara Probolinggo, sebelah utara Bali sampai sebelah utara Lombok (NTB). Tiga lokasi terakhir ini semuannya di bawah permukaan laut.

 


















Sumber: hotmudflow.wordpress.com
 

Al-Kindi, Tokoh Filosof Islam Pertama

Al-Kindi tak sekedar menerjemahkan karya-karya filsafat Yunani, namun dia juga menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme.

Salah satu kontribusinya yang besar adalah menyelaraskan filsafat dan agama.
''Al-Kindi adalah salah satu dari 12 pemikir terbesar di abad pertengahan,'' cetus sarjana Italia era Renaissance, Geralomo Cardano (1501-1575).

Di mata sejarawan Ibnu Al-Nadim, Al-Kindi merupakan manusia terbaik pada zamannya. Ia menguasai beragam ilmu pengetahuan. Dunia pun mendapuknya sebagai filosof Arab yang paling tangguh.

Ilmuwan kelahiran Kufah, 185 H/801 M itu bernama lengkap Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Al-Asy'ats bin Qais Al-Kindi. Ia berasal dari sebuah keluarga pejabat. Keluarganya berasal dari suku Kindah salah satu suku Arab yang besar di Yaman sebelum Islam datang. Nenek moyangnya kemudian hijrah ke Kufah.Ayahnya bernama Ibnu As-Sabah. Sang ayah pernah menduduki jabatan Gubernur Kufah pada era kepemimpinan Al-Mahdi (775-785) dan Harun Arrasyid (786-809). Kakeknya Asy'ats bin Qais kakeknya AL-Kindi dikenal sebagah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Bila ditelusuri nasabnya, Al-Kindi merupakan keturunan Ya'rib bin Qathan, raja di wilayah Qindah.

Pendidikan dasar ditempuh Al-Kindi di tanah kelahirannya. Kemudian, dia melanjutkan dan menamatkan pendidikan di Baghdad. Sejak belia, dia sudah dikenal berotak encer. Tiga bahasa penting dikuasainya, yakni Yunani, Suryani, dan Arab. Sebuah kelebihan yang jarang dimiliki orang pada era itu.

Al-Kindi hidup di era kejayaan Islam Baghdad di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Tak kurang dari lima periode khalifah dilaluinya yakni, Al-Amin (809-813), Al-Ma'mun (813-833), Al-Mu'tasim, Al-Wasiq (842-847) dan Mutawakil (847-861). Kepandaian dan kemampuannya dalam menguasai berbagai ilmu, termasuk kedokteran, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan. Khalifah juga mempercayainya untuk berkiprah di Baitulhikmah (House of Wisdom) yang kala itu gencar menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai bahasa, seperti Yunani. Ketika Khalifah Al-Ma'mun tutup usia dan digantikan puteranya, Al-Mu'tasim, posisi Al-Kindi semakin diperhitungkan dan mendapatkan peran yang besar. Dia secara khusus diangkat menjadi guru bagi puteranya.Al-Kindi mampu menghidupkan paham Muktazilah.

Berkat peran Al-Kindi pula, paham yang mengutamakan rasionalitas itu ditetapkan sebagai paham resmi kerajaan. Menurut Al-Nadhim, selama berkutat dan bergelut dengan ilmu pengetahuan di Baitulhikmah, Al-Kindi telah melahirkan 260 karya. Di antara sederet buah pikirnya dituangkan dalam risalah-risalah pendek yang tak lagi ditemukan. Karya-karya yang dihasilkannya menunjukan bahwa Al-Kindi adalah seorang yang berilmu pengetahuan yang luas dan dalam.

Ratusan karyanya itu dipilah ke berbagai bidang, seperti filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, dialektika, psikologi, politik dan meteorologi. Bukunya yang paling banyak adalah geometri sebanyak 32 judul. Filsafat dan kedokteran masing-masing mencapai 22 judul. Logika sebanyak sembilan judul dan fisika 12 judul.Buah pikir yang dihasilkannya begitu berpengaruh terhadap perkembangan peradaban Barat pada abad pertengahan. Karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa. Buku-buku itu tetap digunakan selama beberapa abad setelah ia meninggal dunia.Al-Kindi dikenal sebagai filosof Muslim pertama, karena dialah orang Islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat.

Hingga abad ke-7 M, filsafat masih didominasi orang Kristen Suriah. Al-Kindi tak sekedar menerjemahkan karya-karya filsafat Yunani, namun dia juga menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Salah satu kontribusinya yang besar adalah menyelaraskan filsafat dan agama.Setelah era Khalifah AL-Mu'tasim berakhir dan tampuk kepemimpin beralih ke Al-watiq dan Al-Mutawakkil, peran Al-Kindi semakin dipersempit. Namun, tulisan kaligrafinya yang menawan sempat membuat Khalifah kepincut. Khalifah AL-Mutawakkil kemudian mendapuknya sebagai ahli kaligrafi istana. Namun, itu tak berlangsung lama.Ketika Khalifah Al-Mutawakkil tak lagi menggunakan paham Muktazilah sebagai aliran pemikiran resmi kerajaan, Al-Kindi tersingkir. Ia dipecat dari berbagai jabatan yang sempat diembannya. Jabatannya sebagai guru istana pun diambil alih ilmuwan lain yang tak sepopuler Al-Kindi. Friksi pun sempat terjadi, perpustakaan pribadinya sempat diambil alih putera-putera Musa. Namun akhirnya Al-Kindiyah - perpustakaan pribadi itu - dikembalikan lagi.Sebagai penggagas filsafat murni dalam dunia Islam, Al-Kindi memandang filasafat sebagai ilmu pengetahuan yang mulia. Sebab, melalui filsafat-lah, manusia bisa belajar mengenai sebab dan realitas Ilahi yang pertama da merupakan sebab dari semua realitas lainnya.

Baginya, filsafat adalah ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari segala kearifan. Filsafat, dalam pandangan Al-Kindi bertujuan untuk memperkuat agama dan merupakan bagian dari kebudayaan Islam.Salah seorang penulis buku tentang studi Islam, Henry Corbin, menggambarkan akhir hayat dari sang filosof Islam.

Menurut Corbin, pada tahun 873, Al-Kindi tutup usia dalam kesendirian dan kesepian. Saat itu, Baghdad tengah dikuasai rezim Al-Mu'tamid. Begitu dia meninggal, buku- buku filsafat yang dihasilkannya banyak yang hilang.

Sejarawan Felix Klein-Franke menduga lenyapnya sejumlah karya filsafat Al-Kindi akibat dimusnahkan rezim Al-Mutawakkil yang tak senang dengan paham Muktazilah. Selain itu, papar Klein-Franke, bisa juga lenyapnya karya-karya AL-Kindi akibat ulah serangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan yang membumihanguskan kota Baghdad dan Baitulhikmah.

Hingga kini, Al-Kindi tetap dikenang sebagai ilmuwan Islam yang banyak berjasa bagi ilmu pengetahuan dan peradaban manusia.Kitab Pemecah KodeSebagai ilmuwan serba bisa, Al-Kindi tak cuma melahirkan pemikiran di bidang filsafat saja. Salah satu karyanya yang termasuk fenomenal adalah Risalah Fi Istikhraj al-Mu'amma. Kitab itu mengurai dan membahas kriptologi atau seni memecahkan kode.

Dalam kitabnya itu, Al-Kindi memaparkan bagaimana kode-kode rahasia diurai.Teknik-teknik penguraian kode atau sandi-sandi yang sulit dipecahkan dikupas tuntas dalam kitab itu. Selain itu, ia juga mengklasifikasikan sandi-sandi rahasia serta menjelaskan ilmu fonetik Arab dan sintaksisnya. Yang paling penting lagi, dalam buku tersebut, A-Kindi mengenalkan penggunaan beberapa teknik statistika untuk memecahkan kode-kode rahasia.

Kriptografi dikuasainya, lantaran dia pakar di bidang matematika. Di area ilmu ini, ia menulis empat buku mengenai sistem penomoran dan menjadi dasar bagi aritmatika modern. Al-Kindi juga berkontribusi besar dalam bidang geometri bola, bidang yang sangat mendukungnya dalam studi astronomi Bekerja di bidang sandi-sandi rahasia dan pesan-pesan tersembunyi dalam naskah-naskah asli Yunani dan Romawi mempertajam nalurinya dalam bidang kriptoanalisa. Ia menjabarkannya dalam sebuah makalah, yang setelah dibawa ke Barat beberapa abad sesudahnya diterjemahkan sebagai Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages. ''Salah satu cara untuk memecahkan kode rahasia, jika kita tahu bahasannya adalah dengan menemukan satu naskah asli yang berbeda dari bahasa yang sama, lalu kita hitung kejadian-kejadian pada tiap naskah Pilah menjadi naskah kejadian satu, kejadian dua, dan seterusnya,'' kata Al-Kindi.

Setelah itu, lanjut Al-Kindi, baru kemudian dilihat kepada teks rahasia yang ingin dipecahkan. Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan klasifikasi simbol-simbolnya. ''Di situ kita akan menemukan simbol yang paling sering muncul, lalu ubahlah dengan catatan kejadian satu, dua, dan seterusnya itu, sampai seluruh simbol itu terbaca.'' Teknik itu, kemudian dikenal sebagai analisa frekuensi dalam kriptografi, yaitu cara paling sederhana untuk menghitung persentase bahasa khusus dalam naskah asli, persentase huruf dalam kode rahasia, dan menggantikan simbol dengan huruf.Filsafat Al-KindiBagi Al-Kindi, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mulia. Filsafatnya tentang keesaan Tuhan selain didasarkan pada wahyu juga proposisi filosofis. Menurut dia, Tuhan tak mempunyai hakikat, baik hakikat secara juz'iyah atau aniyah (sebagian) maupun hakikat kulliyyah atau mahiyah (keseluruhan).Dalam pandangan filsafat Al-Kindi, Tuhan tidak merupakan genus atau species. Tuhan adalah Pencipta. Tuhan adalah yang Benar Pertama (al-Haqq al-Awwal) dan Yang Benar Tunggal. AL-Kindi juga menolak pendapat yang menganggap sifat-sifat Tuhan itu berdiri sendiri. Tuhan haruslah merupakan keesaan mutlak. Bukan keesaan metaforis yang hanya berlaku pada obyek-obyek yang dapat ditangkap indera.

Menurut Al-Kindi, Tuhan tidak memiliki sifat-sifat dan atribut-atribut lain yang terpisah dengan-Nya, tetapi sifat-sifat dan atribut-atribut tersebut haruslah tak terpisahkan dengan Zat-Nya. Jiwa atau roh adalah salah satu pembahasan Al-Kindi. Ia juga merupakan filosof Muslim pertama yang membahas hakikat roh secara terperinci. Al-Kindi membagi roh atau jiwa ke dalam tiga daya, yakni daya nafsu, daya pemarah, dan daya berpikir. Menurutnya, daya yang paling penting adalah daya berpikir, karena bisa mengangkat eksistensi manusia ke derajat yang lebih tinggi.Al-Kindi juga membagi akal mejadi tiga, yakni akal yang bersifat potensial, akal yang telah keluar dari sifat potensial menjadi aktual, dan akal yang telah mencapai tingkat kedua dari aktualitas.Akal yang bersifat potensial, papar Al-Kindi, tak bisa mempunyai sifat aktual, jika tak ada kekuatan yang menggerakkannya dari luar. Oleh karena itu, menurut Al-Kindi, masih ada satu macam akal lagi, yakni akal yang selamanya dalam aktualitas.

Penulis : Heri Ruslan - Replubika

Kaum Tsamud, Bangsa yang Dimusnahkan oleh Allah


Usai beribadah haji atau umrah —kalau masih punya kesempatan dan uang lebih— Anda boleh singgah di Yordania, sebuah negeri kerajaan di sebelah utara Arab Saudi. Di sana ada sebuah daerah bernama Lembah Rum atau Lembah Petra yang menyimpan peninggalan purbakala nan mempesona.
Di lembah itu Anda dapat menemukan bangunan-bangunan indah dan besar seperti istana kekaisaran Romawi. Keindahan dan kekokohan bangunannya memang bisa membuat Anda berdecak kagum. Tapi yang lebih mengagumkan dan akan membuat Anda geleng-geleng kepala, ternyata bangunan itu dibuat dengan cara memahat bukit-bukit batu cadas. Orang modern sekarang ini pun belum tentu dapat membuat bangunan seperti yang mereka buat. Siapakah mereka yang membuat bangunan menakjubkan itu?

Kaum Tsamud
Para pembuatnya adalah kaum Tsamud, ummat Nabi Shalih, sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran: Dan kepada kaum Tsamud (Kami telah mengutus) saudara mereka, Shalih. Ia berkata,  
Hai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada Ilah bagi kalian selain-Nya... Kalian dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kalian pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kalian merajalela di muka bumi membuat kerusakan.” (Surat Al-A’raaf ayat 73-74). 

http://ibc.gsm.ucdavis.edu/images/petra.jpg

 Pada ayat lain mereka disebut Ashabul-Hijri (penduduk kota Al-Hijr):
“Dan sesungguhnya penduduk (kota) Al-Hijr telah mendustakan para rasul, dan Kami telah mendatangkan kepada mereka (tanda-tanda) kekuasaan Kami, tetapi mereka selalu berpaling darinya. Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung batu (yang didiami) dengan aman. (Surat Al-Hijr ayat 80-82).

Kaum Tsamud adalah kaum yang mengingkari ajaran Nabi Shalih, bahkan mereka menyembelih unta betina yang merupakan mu’jizat Nabi Shalih, lalu menantang kedatangan adzab buat mereka.
Tantangan itu dijawab Allah dengan menimpakan benca gempa atas mereka.
Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.” (Surat Al-A’raaf ayat 78).

Pada ayat lain dikatakan, Allah juga mengirimkan bencana petir yang dahsyat:
“Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu, maka mereka disambar petir adzab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Fushilat ayat 17)

Demikian dahsyatnya bencana yang Allah timpakan itu sehingga tiada seorang pun kaum Tsamud yang tersisa. Mereka punah:  
Dan kaum Tsamud, maka tidak seorang pun yang ditinggalkan-Nya (hidup). (Surat An-Najm ayat 51).
Sehingga, kata Allah dalam Al-Quran, seolah-olah kaum Tsamud tidak pernah ada di muka bumi ini: Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Rabb mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud. (Surat Huud ayat 68).

Yang menakjubkan, meski petir yang Allah kirim itu memusnahkan seluruh kaum Tsamud namun bangunan hasil karya mereka tetap dibiarkan utuh oleh-Nya. Maksudnya tak lain agar menjadi bukti bagi kita, kaum yang hidup sesudahnya, tentang keberadaan suatu kaum ahli bangunan yang telah Allah binasakan karena kekafiran mereka.
“Dan (juga) kaum ‘Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka...” (Surat Al-Ankabut ayat 38).

Kalau kita telaah isi Al-Quran ternyata tidak cuma kaum Tsamud yang punah dari muka bumi ini. Ada sejumlah kaum lain yang juga telah Allah binasakan, sebagaimana Dia jelaskan pada Surat At-Taubah ayat 70:  
Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, `Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”
 
Bahkan di samping itu masih banyak lagi kaum atau bangsa yang telah Allah binasakan, meski tidak disebut namanya secara eskplisit dalam Al-Quran.  
“Dan (Kami binasakan) kaum ‘Ad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut.” (Surat Al-Furqaan ayat 38).

Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Modern Dunia



Ibnu Sina lahir bulan shafar 370 H/ Agustus 980 M di propinsi Bukhara, Pakistan.Nama lengkapnya adalah Abu Ali al Huseyin bin Abdullah bin Hasan Ali bin Sina. Di Barat lebih dikenal dengan nama Avicenna Ayahnya adalah seorang gubernur di kawasan Bukhara. Beliau meninggal pada usia 58 tahun, pada bulan Ramadhan 428 H / 1037 M. Di makamkan di Hamadhan dan dalam rangka memperingati 1000 tahun kelahirannya pada tahun 1955 di Teheran, beliau dinobatkan sebagai ” Fatherof Doctor ” untuk selama-lamanya dan dibangun monument sejarah untuknya. Makam beliau di kepung oleh berpuluh-puluh makam para dokter yang bangga dikuburkan berdampingan dengan “Bapak KeDokteran Dunia”.
Salah satu kunci kecerdasan Ibnu Sina pernah mengatakan : Setiap aku menyangsikan suatu soal dan tidak mendapat batas pengertian yang benar dalam perbandingannya aku senantiasa ke masjid melakukan shalat dan memohon kepadaNya hingga terbuka bagiku soal itu danmemecahkannya dengan mudah.”
Karya pertama Ibnu Sina yang ditulis saat usia 21 tahun adalah ‘Al Majmu” Semua karya Ibnu SSina dihimpun dalam sebuah buku besar berjudul ” Essai de Bibliographie Avicenna” oleh Pater Dominican di Kairo pada tahun 1950 M. Buku ini diterjemahkan oleh Liga arab dengan judul ” Muallafat Ibnu Siena ” termasuk di dalamnya terdapat buku yangt sangat terkenal yaitu ” Al Qanun fi Ath Thibb” ( Canon of Medicine ). Di Cina buku ini telah menjadi buku standard ilmu kedokteran sejak zaman Dinasti Han. Karya lain Ibnu Sina yang cukup terkenal adalah ” Asy Syifa” ( ” The Book Of Discovery” ) dalam bahasa latin lebih dikenal dengan nama ” Sanatio atau ” Sufficient” terdiri dari 18 jilid. Naskah aslinya tersimpan di Oxford University, London.

Buku-buku karya Ibnu Sina lainnya adalah :
1.. Bidang logika. ” Isaguji” ( “The Isagoge” ).
2.. ” Fi Aqsam al-Ulum al Aqliyah” tentang pembgian ilmu-ilmu rasional.
3.. Bidang metafisika, “Ilahiyat” Ketuhanan.
4.. Bidang psikologi, “Kitab an-Najat”(’Book of Deliverence” )
5.. Bidang geologi, ” Fi ad-Din” ( “Liber de Mineralibus” )
 
Al Qanun 11 al-Tibb yang di Barat dikenal dengan Canons, boleh dikata merupakan 'kitab suci' ilmu kesehatan pada masanya. Tanpa merujuk ke buku tersebut, ilmu obat-obatan dan farmakologi dirasakan tidak akan sempurna. Tidak heran bila Ibnu Sina, pengarang buku tersebut begitu dihargai kejeniusan dan kontribusinya dalam ilmu kedokteran, sampai sekarang. Bahkan potret Ibnu Sina, hingga kini menjadi salah satu pajangan dinding besar gedung Fakultas Kedokteran Universitas Paris.

Ibnun Sina yang memiliki nama lengkap Abu Ali al-Hussein Ibn Abdallah, lahir di Afshana dekat Bukhara (Asia Tengah) pada tahun 981. Pada usia sepuluh tahun, dia telah menguasai dengan baik studi tentang Al Quran dan ilmu-ilmu clasar. Ilmu logika, dipelajarinya dari Abu Abdallah Natili, seorang filsuf besar pada masa itu. Filsafatnya meliputi buku-buku Islam dan Yunani yang sangat beragam.

Kemampuannya dalam bidang pengobatan sudah begitu mumpuni di usianya yang masih belia. Bahkan ketika usianya baru tujuhbelas tahun, dia sudah berhasil menyembuhkan penguasa Bukhara, Nun Ibn Manshur. Padahal sebelumnya para pakar kesehatan kerajaan sudah menyerah, tak satu pun yang mampu mengatasi penyakit sang raja.

Atas jasanya itu, Manshur bermaksud memberinya hadiah. Namun Ibnu Sina justru lebih memilih izin dari sang raja untuk diperkenankan meggunakan perpustakaan kerajaan yang dikenal memiliki koleksi buku-buku yang unik.

Setelah ayahnya meninggal, Ibnu Sina merantau ke Jurjan, dan bertemu dengan Abu Raihan al-Biruni, yang kala itu sangat termashur. Setelah itu dia pindah ke Rayy, dan melanjutkan perjalanan ke Hamadan, tempat yang memberinya inspirasi untuk bukunya yang terkenal, Al Qanun 11 al-Tibb.

Di Hamadan dia juga menyembuhkan sang penguasa, Syams al-Daulah, dari penyakit perut yang akut, sebelum melanjutkan lagi perjalanannya menuju Isfahan (kini Iran) untuk menyelesaikan karya-karyanya yang monumental.


Al Qanun fi al-Jibb
 
Al Qanun fi al-Tibb atau Norma-norma Kedokteran adalah sumbangan terbesar Ibnu Sina yang di Barat dikenal dengan Avicenna, terhadap ilmu pengetahuan. Karya yang matnpu bertahan selama enam abad ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerard dari Cremena pada abad ke-12. Sejak saat itu Qanun menjadi buku wajib di sekolah-sekolah medis di Eropa. Pada abad ke-15 buku ini mengalami cetak ulang sebanyak enam belas kali. Lima belas cetakan dalam bahasa Latin, satu cetakan dalam bahasa Yahudi. Sedangkan pada abad berikutnya, Qanun mengalami cetak ulang sebanyak dua puluh kali.
Cameron Gruner pada tahun 1930 menerjemahkan sebagian isi buku itu ke bahasa Inggris dengan judul Risalah atas Norma Medis Avicenna. Dan selama lebih dari lima abad, Qanun menjadi pemandu bagi ilmu kedokteran di Barat. Tidak heran bila Dr. William Osier, penulis buku Evolution of Modern Science, mengatakan bahwa Qanun telah menjadi semacam 'kitab suci' kesehatan yang bertahan lebih lama dibanding karya mana pun.

Qanun boleh dikata merupakan Ensiklopedi Pengobatan yang sangat lengkap. Buku ini menelaah ulang pengetahuan kedokteran, baik dari sumber Islam maupun sumber-sumber kuna. Ibnu Sina tidak hanya menggabungkan pengetahuan yang telah ada tapi juga menciptakan karya-karya orisinal yang meliputi beberapa pengobatan umum, obat-obatan (760 macam), penyakit-penyakit mulai dari kepala hingga kakl, khususnya Patologi (ilmu tentang penyakit) dan Farmakopeia (Farmakope).

Di antara beberapa kontribusinya yang merupakan pengembangan besar adalah identifikasinya terhadap sifat-sifat penyakit menular seperti Pththsis dan Tuberculosis (TBC), penyebaran penyakit melalui air dan tanah, dan interaksi antara ilmu psikologi dan kedokteran. Ibnu Sina pula yang pertama kali menjelaskan tentang Meningitis (radang selaput otak) serta memberi penjelasan yang padat tentang anatomi, ginekologi, kesehatan anak, serta menemukan perawatan untuk Lachrymal Fistula, disusul dengan penyelidikan medis terhadap saluran pembuluh darah.

Hingga kini Qanun masih menjadi acuan para pakar untuk penyelidikan anatomi, karena buku ini mampu menjelaskan deskripsi secara gratis maupun penjelasan rinci mengenai Sclera, Kornea, Koroid, Iris, Retina, Lensa, Urat syaraf, juga Optic Chiasma. Dalam mendalami anatomi, Ibnu Sina menentang sikap praduga atau prakiraan. Dia mengimbau para pakar ilmu fisik dan ilmu bedah untuk kembali mendasarkan pengetahuannya pada studi tentang tubuh manusia. Dia mengamati bahwa Aorta sebenarnya terdiri dari tiga saluran yang terbuka saat darah mengalir dari dan di dalam jantung selama kontraksi, dan tertutup selama relaksasi, sehingga tidak akan terjadi luapan aliran darah ke dalam jantung.

Dia juga menegaskan bahwa otot dapat digerakkan karena adanya syaraf yang terdapat di dalamnya. Demikian pula rasa sakit yang dirasakan pada bagian otot, juga disebabkan adanya urat syaraf yang menerima rangsangan rasa sakit tersebut.

Lebih jauh dia mengadakan observasi dan menemukan bahwa ternyata di dalam organ hati, limpa dan ginjal, tidak ditemukan urat syaraf. Sebab urat syaraf justru tertanam pada lapisan luar organ-organ itu.


Karya-karya Lainnya
Selain ilmu pengobatan dan kesehatan, Ibnu Sina juga menyumbangkan pemikirannya pada ilmu matematika, fisika, musik, dan bidang-bidang lain. Penyelidikannya dalam bidang astronomi membuatnya berhasil merancang perangkat semacam Vernier yang meningkatkan ketepatan pengukuran suatu alat. Di bidang fisika, sumbangan pemikirannya mengenai bermacam bentuk energi, kalori, cahaya, mekanika, konsep gaya, ruang hampa udara, dan bilangan tak terhingga.

Dalam bidang kimia, Ibnu Sina adalah salah satu dari sekian banyak orang yang tidak percaya pada transmutasi kimia logam. Pandangan ini ditentang secara radikal pada masa itu. Risalahnya mgngenai mineral merupakan salah satu sumber utama geologi yang digunakan oleh para ensiklopedis Kristen pada abad ke-13.

Penemuannya di bidang musik merupakan perbaikan dari karya Farabi (al-Pharabius), yakni dengan menemukan suatu rumus bahwa jika serangkaian konsonan dirumuskan (n + 1) / n, maka telinga tidak dapat membedakan konsonan tersebut pada n - 45. Lebih jauh dia mengatakan, penggandaan terhadap satuan seperempat dan seperlima pada konsep ini merupakan langkah benar menuju sistem harmonisasi.

Karya Ibnu Sina dalam bidang filsafat yang terkenal adalah Al-Najat, Isyarat, dan al-Shifa (buku yang berisi tentang penyembuhan penyakit) merupakan ensiklopedi filosofis. Di dalamnya berisi jangkauan pengetahuan yang luas, dari filsafat hingga ilmu pengetahuan. Filsafat Ibnu Sina merupakan penggabungan tradisi Aristotelian, pengaruh Neoplatonic dan teologi Islam.

Ibnu Sina mengelompokkan seluruh bidang ilmu ke dalam dua kategori besar, yakni: pengetahuan teoritis dan pengetahuan praktis. Pengetahuan teoritis meliputi fisika, matematika, dan metafisika, sedangkan pengetahuan praktis meliputi etika, ilmu ekonomi, dan ilmu politik.

Jenius yang satu ini tidak pernah berhenti mengembara, baik secara fisik maupun secara batin. Secara fisik, dia terus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, untuk memuaskan rasa ingin tahunya terhadap segala hal, serta untuk dapat belajar, belajar, dan belajar. Karena terlalu banyak memeras otak dan diperparah oleh gejolak politik pada masa itu, kesehatannya semakin memburuk. Akhirnya, pada tahun 1037 dia kembali ke Hamadan, dan meninggal di sana. (amanah).


IBNU SINA : "Bapak Kedokteran Dunia"
Abu Ali al Husain ibn Abdallah ibn Sina adalah nama lengkap Ibnu Sina, yang lebih dikenal sebagai "Aviciena" oleh masyarakat barat. Dia adalah salah seorang tokoh terbesar sepanjang zaman, seorang jenius yang mahir dalam berbagai cabang ilmu. Dia lah pembuat ensiklopedi terkemuka dan pakar dalam bidang Kedokteran, Filsafat, Logika, Matematika, Astronomi, musik, dan puisi.

Ibnu Sina dilahirkan pada tahun 980 M / 370 H di Afshinah, sebuah desa kecil tempat asal ibunya, di dekat Bukhara. Ayahnya, Abdullah, adalah seorang Gubernur Samanite yang kemudian ditugaskan di Bukhara. Sejak kecil ia telah memperlihatkan intelegensianya yang cemerlang dan kemajuan yang luar biasa dalam menerima pendidikan, ia telah hafal al-Qur'an pada usia 10 tahun.

Nama Ibnu Sina semakin melejit tatkala ia mampu menyembuhkan penyakit raja Bukhara, Nooh ibnu Mansoor. Saat itu ia baru berusia 17 tahun. Sebagai penghargaan, sang raja meminta Ibnu Sina menetap di istana, setidaknya sementara selama sang raja dalam proses penyembuhan. Namun Ibnu Sina menolaknya dengan halus. Sebagai imbalan ia hanya meminta izin untuk menggunakan perpustakaan kerajaan yang kuno dan antik. Tujuannya adalah mencari berbagai referensi dasar untuk menambah ilmunya agar lebih luas dan berkembang. Kemampuan ibnu Sina yang cepat menyerap berbagai cabang ilmu pengetahuan membuatnya menguasai berbagai macam materi intelektual dari perpustakaan Kerajaan pada usia 21.

Setelah ayahnya wafat, ia meninggalkan Bukhara karena gangguan politik dan pergi ke kota Gorgan, yang tekenal dengan kebudayaannya yang tinggi. Dia diundang dengan tulus oleh Raja Khawarizm, pelindung besar kebudayaan dan pendidikan. Di Gorgan ia membuka praktek dokter, bergerak dalam bidang pendidikan, dan menulis buku. Setelah itu, Ibnu Sina melanjutkan lagi perjalannya, antara lain ke Kota Ravy dan Kota Hamadan.

Sampai kini ilmunya yang ditulis dalam buku "Al Qanun Fi al-Tib" tetap menjadi dasar bagi perkembangan ilmu kedokteran dan pengobatan dunia. Karena itu Ibnu Sina menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan ilmu kedokteran dunia. Bukunya "Al Qanun" "diterjemahkan" menjadi "The Cannon" oleh pihak Barat, yang kemudian menjadi rujukan banyak ilmuwan abad pertengahan. Buku itu diantaranya berisi eksiklopedia dengan jumlah jutaan item tentang pengobatan dan obat-obatan. Bahkan diperkenalkan penyembuhan secara sistematis dan dijadikan rujukan selama tujuh abad kemudian (sampai abad ke-17).

Ibnu Sina meninggal pada tahun 1073, saat kembali di kota yang disukainya, Hamadan. Walau ia sudah meninggal, namun berbagai ilmunya sangat berguna dan digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang kini diderita umat manusia.
 
 

Perang Aceh


Para pejuang Aceh

Pada tanggal 12 Februari 1904 pasukan Belanda telah tiba di daerah tujuan,yaitu di daerah Gayo Laut, kira-kira 50 kilometer dari Takengon. Tetapi begitu Belanda menginjakkan kakinya di desa dekat Ketol, disambut dengan pertempuran sengit yang pertama, dimana pasukan Belanda mengalami korban, baik mati maupun luka-luka.

Dalam perjalanan menuju Takengon, pasukan Belanda tidak henti-hentinya mendapat perlawanan, Sampai mereka berhasil membuat markasnya di desa Kung, kira-kira 7 kilometer ari Takengon. Dari markas yang baru didirikan ini, pasukan Belanda melakukan operasi m iliter di sekitar Gayo Laut. Walau perlawanan pasukan rakyat Gayo cukup sengit, dan hampir setiapdaerah yang dilalui pasukan Belanda terjadi pertempuran, tetapi akhirnya daerah Gayo Laut pun jatuh ke tangan pasukan kolonial.

Setelah pasukan Belanda berhasil menguasai daerah Gayo Laut, operasi militernya maju menuju Gayo Lues, dimana pada tanggal 9 Maret 1904, pasukannya telah mencapai daerah Kla, yaitu daerah yang merupakan pintu masuk Gayo Lues. Berbeda dengan pertempuran di Gayo Laut, di sini rakyat memperkuat pertahanannya dengan benteng-benteng yang dibangun dari tanah
dicampur batu-batu. Di sekelilingnya dibuat pagar kayu berduri yang telah dibuat runcing, dan dilapisi pula dengan tanaman hidup bambu berduri, yang oleh orang Gayo disebut 'uluh kaweh' yang berlapis-lapis. Kemudian dipasang pula bambu runcing dan kayu runcing dalam bentuk ranjau-ranjau.


Para tentara Beland

Di bagian dalam benteng dibuat lobang-lobang perlindungan, lubang pengintaian lubang penembak di bagian dinding-dinding benteng. Selain itu dibuat pula lubang perlindungan untuk wanita dan anak-anak di dalam benteng tersebut. Dengan cara ini, benteng pertahanan rakyat Gayo berusaha menahan serangan pasukan Belanda yang jauh lebih kuat dan modern.



Salah satu bukti tentang pertempuran benteng yang dahsyat, yaitu benteng Gemuyang, setelah berhari-hari bertempur, akhirnya baru jatuh setelah rakyat Gayo sebanyak 308 orang tewas : antaranya 168 orang laki--laki, 92 orang wanita dan 48 orang anak-anak. Sedangkan korban dari pihak pasukan Belanda hanya dua orang tewas dan 15 orang luka-luka berat.

Kuta Reh

Pertempuran di benteng Reket Goib antara pasukan penyerbu dengan pasukan rakyat Gayo lebih berimbang, sehingga korban yang jatuh di kedua belah pihak cukup banyak. Di pihak rakyat Gayo telah meninggal dunia sebanyak 148 orang: antaranya 143 orang pria, 41 orang wanita dan anak-anak. Korban di pihak pasukan Belanda: 7 orang mati, diantaranya 2 orang perwira dan 42 orang luka-luka berat, diantaranya 15 orang perwira.  




Para Tentara Belanda berpose di atas tumpukan mayat pejuang Aceh



Pertempuran di benteng Reket Goib antara pasukan penyerbu dengan pasukan rakyat Gayo lebih berimbang, sehingga korban yang jatuh di kedua belah pihak cukup banyak. Di pihak rakyat Gayo telah meninggal dunia sebanyak 148 orang: antaranya 143 orang pria, 41 orang wanita dan anak-anak. Korban di pihak pasukan Belanda: 7 orang mati, diantaranya 2 orang perwira dan 42 orang luka-luka berat, diantaranya 15 orang perwira.





Rekep Goib

Pertempuran dari benteng ke benteng yang tersebar di daerah-daerat Gayo tidak kurang dari sepuluh buah banyaknya, dengan korban ribuan rakyat Gayo yang mati terbunuh. Hanya dengan cara itu pasukan Belanda dapat menaklukkan Gayo.

Setelah daerah Gayo berhasil ditundukkan, maka pada tanggal 13 Juni 1904 pasukan Belanda melanjutkan serangan ke daerah Alas, dengan sasaran utamanya desa Batu Mbulen dimana tinggal seorang ulama besar bernama Teungku Haji Telege Makar dengan pondok pesa ntrennya. Mendengar kedatangan pasukan Belanda mau menyerbu kaum muslimin, dengan pimpinan para ulama mereka mengosongkan desa tersebut dan semuanya berkumpul di
benteng Kute Reh yang telah disiapkan jauh sebelum pasukan musuh datang.

Pertempuran dahsyat dan bermandikan darah berlangsung berhari-hari antara pasukan musuh dengan pasukan kaum muslimin di benteng Kute Reh tersebut. Benteng Kute Reh jatuh ke tangan pasukan Belanda, setelah 561 orang pasukan yang mempertahankan benteng itu tewas, diantaranya 313 orang pria, 189 orang wanita, dan 59 orang anak-anak. Sedangkan di pihak musuh hanya dua orang mati dan 17 orang luka-luka berat.

Pada tanggal 20 Juni 1904 pasukan Belanda dibawah pimpinan Van Daalen sendiri melanjutkan penyerbuannya ke benteng Likat. Pertempuran sengit bermandikan darah berlangsung dahsyat dan ngeri. Sebab pasukan Belanda main bantai tanpa pandang bulu, sehingga 432 orang mati terbunuh, diantaranya 220 pria, 124 wanita, dan 88 orang anak-anak. Dipihak pasukan musuh yang mati hanya seorang dan 18 orang tentara luka-luka, termasuk Letnan Kolonel Van Daalen dan Kapten Watrin.
Daerah Alas dapat dikuasai pasukan Belanda setelah jatuhnya benteng Lengat Baru pada tanggal 24 Juli 1904, dengan korban yang sangat besar di pihak rakyat Alas, di mana 654 orang tewas, diantaranya 338 orang pria dan 186 wanita serta anak-anak 130 orang.Di pihak musuh hanya 4 orang mati.


Keganasan Pasukan Marsose dari yang tergabung prajurit Belanda, Jawa, Menado dan Ambon Yang dipimpin oleh Van Daalen.

Sebagaimana telah terjadi di daerah-daerah lainnya di Aceh, jika pertempuran terbuka telah tidak mungkin dilakukan, karena kekuatan yang tak seimbang dengan pasukan musuh, maka 'perang gerilya' merupakan satu-satunya jawaban untuk melumpuhkan pasukan Belanda. Di Gayo dan Alas pun berlaku hal yang sama. Apalagi daerah Gayo dan Alas adalah daerah
bergunung-gunung dan berhutan lebat, sehingga 'perang gerilya' yang dilakukan rakyat Gayo dan Alas sangat menguntungkan. Dan sebaliknya pasukan Belanda tidak pernah bisa tinggal tenteram di daerah-daerah yang didudukinya.

Pada bulan Maret 1904 sebuah kolonne yang terdiri dari enam brigade marsose, yaitu kira-kira 160 orang tentara, masuk ke dalam jebakan pasukan gerilya muslimin yang berkekuatan sebanyak 300 orang gerilyawan. Dengan gerak cepat dan ketangkasan yang luar bi asa, pasukan gerilyawan muslimin Aceh ini menyerang dengan kelewang dan rencong terhadap pasukan marsoseyang terjebak itu. Seluruh pasukan Belanda sebanyak 160 orang tentara mati terbunuh, ter-masuk Kapten Campion yang mati karena luka-luka berat.

Pasukan gerilyawan muslimin Aceh masih terus efektif melakukan serangan-serangan terhadap pasukan Belanda di daerah-daerah seperti Lhong, dimana pada tahun 1925 dan tahun 1926 dan kemudian pada tahun 1953 telah berkembang menjadi 'perang terbuka'. Untuk mengatasi kekuatan gerilyawan muslimin Aceh ini, pemerintah kolonial Belanda mengumpulkan kembali bekas-bekas pasukan marsose dari seluruh Hindia Belanda. Operasi-operasi pasukan marsose di sungai atau di darat seringkali terjebak oleh pasukangerilya-wan muslimin, sehingga dapat dihancurkan secara total. Bahkan bivak-bivak rahasia pasukan marsose sering diserang dan dibakar oleh pasukan gerilyawan.

Pada bulan Desember 1909, Letnan B.J. Schmidt mendapat perintah untuk menyerang pasukan gerilyawan muslimin Tiro di daerah Tangse. Menurut taksiran, kekuatan pasukan gerilyawan muslimin Tiro ini berjumlah 250 orang. Dengan menggunakan dua brigade pasukan marsose, Schmidt secara sistimatis me-nyerang dan menangkap pasukan gerilyawan muslimin Tiro, di mana pada tahun 1909 dan 1911 dapat dikatakan hampir seluruhnya tertangkap.

Keberhasilan pasukan Belanda dalam menumpas pasukan gerilyawan muslimin Tiro ini karena pengkhianatan orang-orang Aceh sendiri, yaitu para kaum bangsawan yang menjadi kolaborator Belanda.

Pada bulan Desember 1911, perwira Marsose dengan pasukannya bernama Nussy menyerang tempat persembunyian gerilyawan muslimin Tiro yang terakhir, yang tinggal tiga orang saja lagi. Dalam serangan ini, dua orang dari tiga gerilyawan muslimin Tiro ini tewas menjadi syuhada, dan ternyata yang seorang itu bernama Cit Ma'az (Ma'at), adalah keturunan terakhir dari Syeikh Saman, tokoh utama perang Aceh. Dengan wafatnya Cit Ma'az, yang
baru berusia lima belas tahun, maka berarti tiga generasi Teuku di Tiro di abadikan di dalam Perang Aceh.

Perang Aceh tidaklah berakhir pada tahun 1913 atau 1914. Dari tahun 1914 terentang benang merah sampai tahun 1942, alur perlawanan di bawah tanah. Perang gerilya, yang pada tahun 1925, tahun 1926, sampai tahun 1933 berkembang menjadi perlawanan terbuka lagi.

Dengan demikian perang Aceh berlangsung mulai sejak tahun 1873, terus sambung-menyambung sampai tahun 1942, dimana Belanda angkat kaki untuk selama-lamanya, adalah perang terlama di dalam sejarah perang kolonial Belanda di Indonesia.

Sumber: tangerangrepot.blogspot.com

Gajah Mada

Gajah Mada (wafat k. 1364) adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai Patih. Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.
Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton. Ia menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Meskipun ia adalah salah satu tokoh sentral saat itu, sangat sedikit catatan-catatan sejarah yang ditemukan mengenai dirinya. Wajah sesungguhnya dari tokoh Gajah Mada, saat ini masih kontroversial. Pada masa sekarang, Indonesia telah menetapkan Gajah Mada sebagai salah satu Pahlawan Nasional dan merupakan simbol nasionalisme dan persatuan Nusantara.


Awal karier

Sebuah arca yang diduga menggambarkan rupa Gajah Mada. Kini disimpan di museum Trowulan, Mojokerto.
 
Tidak ada informasi dalam sumber sejarah yang tersedia saat pada awal kehidupannya, kecuali bahwa ia dilahirkan sebagai seorang biasa yang naik dalam awal kariernya menjadi Begelen atau setingkat kepala pasukan Bhayangkara pada Raja Jayanagara (1309-1328) terdapat sumber yang mengatakan bahwa Gajah Mada bernama lahir Mada sedangkan nama Gajah Mada kemungkinan merupakan nama sejak menjabat sebagai patih.
Dalam pupuh Désawarnana atau Nāgarakṛtāgama karya Prapanca yang ditemukan saat penyerangan Istana Tjakranagara di Pulau Lombok pada tahun 1894[12] terdapat informasi bahwa Gajah Mada merupakan patih dari Kerajaan Daha dan kemudian menjadi patih dari Kerajaan Daha dan Kerajaan Janggala yang membuatnya kemudian masuk kedalam strata sosial elitis pada saat itu dan Gajah Mada digambarkan pula sebagai "seorang yang mengesankan, berbicara dengan tajam atau tegas, jujur dan tulus ikhlas serta berpikiran sehat".[4][13][14]
Menurut Pararaton, Gajah Mada sebagai komandan pasukan khusus Bhayangkara berhasil memadamkan Pemberontakan Ra Kuti, dan menyelamatkan Prabu Jayanagara (1309-1328) putra Raden Wijaya dari Dara Petak. Selanjutnya di tahun 1319 ia diangkat sebagai Patih Kahuripan, dan dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri.
Pada tahun 1329, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Dan menunjuk Patih Gajah Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada sendiri tak langsung menyetujui, tetapi ia ingin membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng yang saat itu sedang memberontak terhadap Majapahit. Keta dan Sadeng pun akhirnya dapat ditaklukan. Akhirnya, pada tahun 1334, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih secara resmi oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi (1328-1351) yang waktu itu telah memerintah Majapahit setelah terbunuhnya Jayanagara.


Sumpah Palapa

Ketika pengangkatannya sebagai patih Amangkubhumi pada tahun 1258 Saka (1336 M) Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang berisi bahwa ia akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi) bila telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam kitab Pararaton dalam teks Jawa Pertengahan yang berbunyi sebagai berikut:
Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa
bila dialih-bahasakan mempunyai arti :
Beliau, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa

 

Invasi

Walaupun ada sejumlah pendapat yang meragukan sumpahnya, Gajah Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Dimulai dengan penaklukan ke daerah Swarnnabhumi (Sumatera) tahun 1339, pulau Bintan, Tumasik (sekarang Singapura), Semenanjung Malaya, kemudian pada tahun 1343 bersama dengan Arya Damar menaklukan Bedahulu (di Bali) dan kemudian penaklukan Lombok, dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kendawangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Sulu, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.
Pada zaman pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350-1389) yang menggantikan Tribhuwanatunggadewi, Gajah Mada terus melakukan penaklukan ke wilayah timur seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwu, Makassar, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.


Dilema

Terdapat dua wilayah di Pulau Jawa yang seharusnya terbebas dari invasi Majapahit yakni Pulau Madura dan Kerajaan Sunda karena kedua wilayah ini mempunyai keterkaitan erat dengan Narrya Sanggramawijaya atau secara umum disebut dengan Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit (Lihat: Prasasti Kudadu 1294 dan Pararaton Lempengan VIII, Lempengan X s.d. Lempengan XII  dan Invasi Yuan-Mongol ke Jawa pada tahun 1293) sebagaimana diriwayatkan pula dalam Kidung Panji Wijayakrama.


Perang Bubat

Dalam Kidung Sunda diceritakan bahwa Perang Bubat (1357) bermula saat Prabu Hayam Wuruk mulai melakukan langkah-langkah diplomasi dengan hendak menikahi Dyah Pitaloka putri Sunda sebagai permaisuri. Lamaran Prabu Hayam Wuruk diterima pihak Kerajaan Sunda, dan rombongan besar Kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan agung itu. Gajah Mada yang menginginkan Sunda takluk, memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. Akibat penolakan pihak Sunda mengenai hal ini, terjadilah pertempuran tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan rombongan Sunda di Bubat; yang saat itu menjadi tempat penginapan rombongan Sunda. Dyah Pitaloka bunuh diri setelah ayahanda dan seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran. Akibat peristiwa itu langkah-langkah diplomasi Hayam Wuruk gagal dan Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya karena dipandang lebih menginginkan pencapaiannya dengan jalan melakukan invasi militer padahal hal ini tidak boleh dilakukan.
Dalam Nagarakretagama diceritakan hal yang sedikit berbeda. Dikatakan bahwa Hayam Wuruk sangat menghargai Gajah Mada sebagai Mahamantri Agung yang wira, bijaksana, serta setia berbakti kepada negara. Sang raja menganugerahkan dukuh "Madakaripura" yang berpemandangan indah di Tongas, Probolinggo, kepada Gajah Mada. Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa pada 1359, Gajah Mada diangkat kembali sebagai patih; hanya saja ia memerintah dari Madakaripura.


Akhir hidup

Disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama bahwa sekembalinya Hayam Wuruk dari upacara keagamaan di Simping, ia menjumpai bahwa Gajah Mada telah sakit. Gajah Mada disebutkan meninggal dunia pada tahun 1286 Saka atau 1364 Masehi.
Hayam Wuruk kemudian memilih enam Mahamantri Agung, untuk selanjutnya membantunya dalam menyelenggarakan segala urusan negara.


Penghormatan

Lukisan kontemporer Gajah Mada karya I Nyoman Astika.

Sebagai salah seorang tokoh utama Majapahit, nama Gajah Mada sangat terkenal di masyarakat Indonesia pada umumnya. Pada masa awal kemerdekaan, para pemimpin antara lain Sukarno sering menyebut sumpah Gajah Mada sebagai inspirasi dan "bukti" bahwa bangsa ini dapat bersatu, meskipun meliputi wilayah yang luas dan budaya yang berbeda-beda. Dengan demikian, Gajah Mada adalah inspirasi bagi revolusi nasional Indonesia untuk usaha kemerdekaannya dari kolonialisme Belanda.
Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta adalah universitas negeri yang dinamakan menurut namanya. Satelit telekomunikasi Indonesia yang pertama dinamakan Satelit Palapa, yang menonjolkan perannya sebagai pemersatu telekomunikasi rakyat Indonesia. Banyak kota di Indonesia memiliki jalan yang bernama Gajah Mada, namun menarik diperhatikan bahwa tidak demikian halnya dengan kota-kota di Jawa Barat.
Buku-buku fiksi kesejarahan dan sandiwara radio sampai sekarang masih sering menceritakan Gajah Mada dan perjuangannya memperluas kekuasaan Majapahit di nusantara dengan Sumpah Palapanya, demikian pula dengan karya seni patung, lukisan, dan lain-lainnya.

Sumber: wikipedia