Jumat, 14 Januari 2011
Membantah Ulil Abshar
Dengan gayanya yang khas, Ulil Abshar Abdalah ( pentolan JIL) ketika mengisi acara “debat” di salah satu stasiun TV swasta beberapa hari yang lalu mengatakan bahwa penegakkan syariah dalam bingkai Negara khilafah Islamiyah merupakan sebuah ancaman bagi Indonesia. Hal itu pun di bantah oleh Ust. Ismail Yusanto (Jubir HTI) dengan mengatakan bahwa justru sebaliknya, kapitalisme lah ancaman yang sebenarnya. Syariah Islam itu untuk Indonesia yang lebih baik.
Indonesia adalah Negri yang dikenal dengan “zamrud katulistiwa” yang sarat kekayaan alam. Hamparan laut nan luas, sawah yang menghampar gunung-gunungnya yang kokoh, juga jutaan hektar hutan yang menawarkan banyak kehidupan. Namun bagaimana nasibnya kini?
Tapi apa mau dikata, negri ini masih menangis. Indonesia kaya, namun kaya akan utang. Rakyatnya pun masih banyak yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Menurut tim sukses salah satu capres dan cawapres RI pada pemilu kemarin, Hasdjim djodjo hadikusumo menyebutkan; jika menggunakan standard Bank Dunia, di mana hampir sekitar 49 persen masyarakat Indonesia hidup dengan standar kurang dari dua dolar AS per hari alias miskin.(Liputan6.com 30/06/2009).
Sektor politik, Indonesia baru saja melaksanakan hura-hura politik dengan penyelenggaraan pemilu legislatif dan presiden yang menembus biaya mencapai puluhan triliyun rupiah. Sekali lagi masyarakat harus dibuat kembali gigit jari, karena seperti halnya pemilu-pemilu yang sebelumnya, pesta demokrasi kali ini tidak akan mampu memberikan perubahan yang berarti.
Di bidang sosial, Associated Press (AP) beberapa waktu lalu telah menobatkan Indonesia sebagai jawara kedua surganya pornografi setelah Rusia. Lebih jago satu tingkat dibandingkan dengan raihan prestasi Zivanna Letisha Siregar, Puteri Indonesia 2008 yang tampil seksi dengan bikini two pieces di sesi pemotretan busana pantai pada gelaran Miss Universe 2009, yang berhasil menyodok peringkat ke tiga, meskipun pada akhirnya ia tidak mampu bertahan di posisi 15 besar dalam ajang ratu kecantikan sejagad itu.
Yang tak kalah memprihatinkan adalah meningkatnya aliran-aliran sesat yang mengancam akidah umat. Menjamurnya tindak pidana korupsi, tindakan kriminalitas, kasus-kasus pelecehan seksual, HIV Aids, Narkoba dan lain sebagainya semakin memperparah keadaan. Maka tidak salah jika kita sebut, negara “gemah ripah loh jinawi” ini sedang mengalami krisis multidimensi.
Akar Masalah
Ibarat seorang dokter yang mendiaknosis sebuah penyakit, maka dapat ditemukan bahwa akar masalah dari semua problematika ini ternyata adalah terletak pada sistemnya. Mengingat Negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini sudah enam kali berganti pucuk pimpinan. Rotasi wakil rakyat yang duduk di senayan-pun sudah berulang kali dilakukan. Hasilnya nihil, Indonesia belum mampu bangkit.
Jadi benar orang banyak bilang “sistem yang jelek itu bisa membuat orang jadi bersifat jelek, meskipun sebelumnya bersifat baik. Begitu juga sebaliknya, sistem yang baik bisa membuat orang menjadi bersifat baik, meskipun sebelumnya bersifat jelek. Apalagi yang sebelumnya sudah baik”
Kemudian pertanyaanya sistem seperti apa yang mampu menyelamatkan Indonesia?. “Guru terbaik adalah pengalaman” Begitu kata orang bijak. Secara factual Indonesia juga sudah beberapa kali berganti sistem. Kita runut saja, pada masa orde lama corak aturan yang digunakan adalah corak Ideologi sosialisme. Hasilnya tidak memuaskan.Kemudian tampilah era ordebaru yang berlanjut ke era reformasi dengan corak kapitalisme. Outputnya seperti yang kita alami sekarang ini. Indonesia masih tertatih-tatih.
Syariah Islam untuk Indonesia yang lebih baik
Kalau mau jujur, tampaknya satu-satunya sistem yang belum pernah dicoba di negri ini hanyalah sistem Islam. Merujuk bahwa Ideologi yang ada didunia ini hanya ada tiga, yakni; Islam, Kapitalisme, dan Sosialisme. Yang lain walaupun mengklaim sebagai Ideologi namun sejatinya bukanlah ideologi karena rumusan-rumusanya-pun juga mengambil dari ketiga Ideologi tersebut.
Dengan sistem Ekonomi Islam, masalah perampokan kekayaan alam akan teratasi dengan kejelasan distribusi kekayaan yang terperinci, dimana Islam membagi kepemilikan dalam tiga bagian; kepemilikan umum, kepemilikan negara dan kepemilikan individu. (lihat: An-Nabhani, Taqiyuddin, An-Nizham Al-Iqtishadi fi Al-Islam). Hal ini telah di tegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabda beliau:
”Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal : air, padang rumput dan api“ (HR Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah)
Dengan begitu hal-hal yang masuk dalam kategori kepemilikan umum tidak boleh dimiliki oleh pihak asing maupun swasta, melainkan akan dipergunakan untuk kesejahteraan rakyatnya. Berdasarkan syariah Islam, negara harus menjamin kesejahteraan masyarakat, menjamin kebutuhan pokok tiap individu masyarakat. Syariah Islam juga mewajibkan Khalifah untuk menjamin pendidikan dan kesehatan rakyatnya secara gratis.
Dengan Politik Islam maka hal-hal pemborosan dan kemubadziran itu tidak akan terjadi, sebab dalam pandangan Islam, bahwa politik adalah ”mengatur urusan ummat” bukannya ”mengatur urusan pejabat”.
Sehingga mekanisme dalam pemilihan pejabat negara maupun Khalifah dapat dilaksanakan dengan sederhana serta biaya yang murah, dengan mutu dan kwalitas nomor wahid. Para pemimpin ummat tidak akan berani mendzalimi rakyatnya, mereka sangat takut akan peringatan dari Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah Saw bersabda:
“Imam yang diangkat untuk memimpin manusia itu adalah laksana penggembala, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban akan rakyatnya (yang digembalakannya).” (HR. Imam al-Bukhari dari sahabat Abdullah bin Umar r.a.)
“Tidak ada seorang hamba yang diamanatkan oleh Allah untuk mengurusi rakyatnya, kemudian ia meninggal dalam keadaan sedang menipu rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan sorga baginya.” (HR. al-Bukhari: 6618 dan Muslim: 203)
Dengan syariah Islam maka kehidupan sosial masyarakat akan semakin nyaman, sangat sulit ditemukan hal-hal yang bisa mengganggu keimanan. Para Muslimah akan tampil lebih cantik dengan jilbabnya, pergaulan masyarakat dibangun dengan suasana keislaman dengan penuh semangat persaudaraan.
Sedangkan sistem persanksian Islam adalah merupakan palang pintu terakhir untuk menyelesaikan permasalahan kriminalitas dengan efektif dan efisien. Ditambah rumus-rumus Islam lain yang siap menghapus krisis Multidimensi di negri ini. Termasuk didalamnya menuntaskan permasalahan pendidikan, pertanian, militer, dan bidang-bidang lainya. Indonesia akan selamat jika mau diatur dengan wahyu Ilahi. Bukan system yang di buat oleh manusia itu sendiri.
Jadi salah besar jika dikatakan bahwa syariah Islam merupakan ancaman bagi Indonesia.
Wallahu a’lam bi ash shawab.
Ali Mustofa Online
Sumber: mustofa.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar