Senin, 07 Februari 2011

Kematian Adalah Sunnatullah

“Allah memegang jiwa ketika matinya dan memegang jiwa orang yg belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa orang yg telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yg lain sampai waktu yg ditentukan. Sesungguhnya pada yg demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yg mau berfikir.” 
 
Kematian merupakan sunnatullah yg berlaku pada tiap makhluk yang bernyawa. Kematian adl diamnya jiwa dan terpisahnya nyawa dari badan utk kembali kepada Rabbnya. Ia lalu dikuburkan dan itulah terminal awal dari kehidupan akherat yg disebut alam barzah. Kematian tidak akan menjemput manusia sebelum ia sampai pada ajal dan rezeki yg ditentukan Allah untuknya. Itulah yg disebut takdir.

Allah melakukan segala sesutau menurut kehendakNya. Dia mematikan manusia pada kematian agung melalui malaikatNya. Disamping kematian agung ada kematian kecil yaitu ketika manusia sedang tidur hal itu sebagai per-ingatan bagi orang-orang yg berfikir. “Allah memegang jiwa ketika matinya dan memegang jiwa orang yg belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa orang yg telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yg lain sampai waktu yg ditentukan. Sesungguhnya pada yg demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yg mau berfikir.”
 
Dalam shahihain disebutkan Nabi memerintahkan tiap mukmin jika mau tidur agar berdo’a “Dengan namaMu ya Allah aku baringkan tubuhku dan dgn nama-Mu aku bangun Jika Engkau tahan jiwaku maka rahmatilah ia dan jika Engkau melepaskannnya maka jagalah ia seperti Engkau menjaga orang-orang shalih.” Lalu bila bangun agar membaca “Segala puji bagi Allah yg telah menghidupkanku setelah mematikanku dan kepadaNya lah dibangkitkan.” Allah Ta’ala menceritakan apa yg ada dibalik kematian dalam firmanNya.


“Dan Dia lah yg menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yg kamu kerjakan pada siang hari kemudian Dia membangunkanmu pada siang hari utk disempurnakan umur yg telah ditentukan lalu kepada Allah lah kamu kembali lantas Dia memberitahukan kepadamu apa yg dahulu kamu kerjakan. Dan Dialah yg mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hambaNya dan diutusNya kepadamu malaikat-malaikat penjaga sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami mereka itu tidak pernah melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka dikembalikan kepada Allah Penguasa mereka yg sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum kepunyaanNya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yg paling cepat.”
 
Karena itu Allah memerintahkan kita dgn firmanNya “Hai orang-orang yg beriman bertakwalah kamu kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” Artinya perbanyaklah amal kebaji-kan selama masih hidup dan bertakwalah selalu kepada Allah sehingga Allah mematikanmu dalam keadaan bertakwa kepadaNya. Karena pada ghalibnya seseorang itu meninggal dalam keadaan yg biasa ia kerjakan ketika hidup. Dan kelak ia akan dibangkitkan sesuai dgn keadaan ketika ia mati.

Kematian adl suatu kejadian di dunia yg paling dahsyat yg pernah terjadi pada diri manusia sesuatu yg menampakkan kemahakuasaan Allah yg mutlak serta menegaskan betapa kerdil dan lemahnya manusia di hadap-anNya. Allah menggambarkan kematian itu dalam fimanNya “Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan padahal kamu ketika itu melihat dan kami lbh dekat kepadanya daripada kamu Tetapi kamu tidak melihat maka mengapa jika kamu tidak dikuasai kamu tidak mengembalikan nyawa itu jika kamu adl orang-orang yg benar.”
 
Orang yg beriman amat bersuka cita dgn kematiannya. Ia bersuka cita sebab akan bertemu Rabbnya. Berbeda dgn orang yg tidak beriman ia sama sekali tidak berdaya menghadapi kematian ia ingin lari dari kematian tetapi kemana? Ayat-ayat di atas juga mengisyaratkan pengertian bahwa dgn kematiannya seseorang telah mengetahui apa yg telah disedia-kan oleh Allah untuknya keni’matankah atau kesengsaraan. Dalam ayat lain Allah menegaskan “Sekali-kali jangan apabila nafas seseorang telah sampai ke kerongkongan dan dikatakan kepada-nya “Siapakah yg dapat menyembuh-kan?” dan dia yakin sesungguhnya itulah waktu perpisahan dan bertaut betis dgn betis . Kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.”
 
Allah memperingatkan umat Islam agar tidak mengikuti orang-orang kafir. Mereka mengira bahwa berpaling dari kebenaran akan memanjangkan umurnya dan dapat menghindarkannya dari maut. Sungguh alangkah sia-sianya mimpi itu.

“Hai orang-orang yg beriman janganlah kamu seperti orang-orang kafir itu yg mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau berperang “Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh.” Akibat yg demikian itu Allah menimbulkkan rasa penye-salan yg sangat di hati mereka Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yg kamu kerjakan. Dan sungguh kalau gugur di jalan Allah atau meninggal tentulah ampunan dan rahmat Allah lbh baik daripada harta rampasan yg mereka kumpulkan. Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan.”
 
Dengan ketidak ikutsertaan mereka berperang maka Allah menegaskan bahwa mereka lbh dekat kepada kekufuran daripada kepada keimanan. Kemudian Allah menghinakan mereka dgn ayatNya “Orang-orang yg mengatakan kepada para saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang “Sekiranya mereka mengikuti kita tentulah mereka tidak terbunuh.” Katakanlah “Tolaklah kematian itu dari dirimu jika kamu adl orang-orang yg benar.” Ali Imran 168} Kematian yg ditakutkan orang-orang munafik itu -karena berjihad- justeru bagi kaum mukminin merupakan kabar gembira keni’matan keamanan dan ridha dari Allah Ta’ala bagi mereka.

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yg gugur di jalan Allah itu mati bahkan mereka itu hidup disisi Rabbnya dgn mendapat rezki mereka dalam keadaan gembira sebab karunia Allah yg diberikan kepada mereka dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yg masih ting-gal di belakang yg belum menyusul mereka bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dgn ni’mat dan karunia yg besar dari Alllah dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yg beriman.”
 
Tetapi ayat di atas terkadang disalah tafsirkan oleh sebagian umat. Yakni krn keyakinan mereka bahwa para wali dan syuhada masih hidup maka mereka pun memohon dan meminta ke kuburan-kuburan mereka. Orang-orang itu tidak memahami dan menyadari bahwa yg berhak dimintai pertolongan hanyalah Allah semata tidak yg lain. “Dan orang-orang yg menyeru selain Allah itu tidak menciptakan sesuatu apa pun bahkan mereka dicip-takan. Mereka adl mati tidak hidup dan mereka tidak mengetahui bilakah akan dibangkitkan? Rabb kamu adl Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yg tidak beriman kepada akherat hati mereka mengingkari sedangkan mereka sendiri adl orang-orang yg sombong.”
 
“Dan siapakah yg lbh sesat daripada orang yg menyembah sembahan-sembahan selain Allah yg tiada dapat mengabulkan nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari do’a mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.”
 
Setiap jiwa takut kepada kematian -kecuali orang-orang yg benar-benar beriman dan ikhlas-. Allah menyatakan “Katakanlah “Sesungguhnya maut yg kamu lari daripadanya sungguh ia akan menemuimu.”
 
Rasulullah menggariskan kaidah dgn sabdanya “Barangsiapa suka utk bertemu dgn Allah maka Allah akan cinta bertemu dengannya; dan barangsiapa tidak suka bertemu dgn Allah maka Allah tidak suka bertemu dengannya.”
 
Allah membantah angan-angan dan hayalan orang-orang Yahudi dan yg mengikuti jejaknya bahwa mereka akan mendapatkan akherat dgn segala keni’matan yg ada di dalamnya meskipun mereka melakukan berbagai macam dosa kemaksiatan kerusakan serta menyalahi syari’at-syari’at Allah. “Katakanlah “Jika kamu kampung akherat itu khusus untukmu di sisi Allah bukan utk orang lain maka inginilah kemtian jika kamu memang benar. Dan sekali-kali mereka tidak akan meng-ingini kematian itu selama-lamanya krn kesalahan-kesalahan yg telah diperbuat oleh tangan-tangan mereka . Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yg suka berbuat aniaya.”
 
Bantahan angan-angan itu umum utk semua orang apapun jenisnya. ” itu bukanlah menurut angan-anganmu yg kosong dan tidak menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa mengerjakan kejahatan niscaya akan diberi balasan dgn kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak penolong baginya selain dari Allah. Barangsiapa mengerjakan amal-amal shalih baik laki-laki maupun perempuan sedang ia seorang yg beriman maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tak dianiaya walau sedikitpun.” An Nisa’ 123-124}

Imam Muslim Turmudzi Ahmad dan Nasa’i meriwayatkan dari Abu Hurairah “Aku datang kepada Rasulullah saat beliau sedang membaca firman Allah } sedang bani Adam berkata mana hartaku mana hataku? Padahal tidaklah hartamu itu melainkan apa yg engkau makan sehingga ia binasa atau apa yg engkau pakai sehingga ia usang atau apa yg engkau sede-kahkan sehingga engkau melakukan perintah. Sedang selain itu akan hilang dan engkau tinggalkan buat manusia.”
 
Maka sebaik-baik manusia adl yg mengambil perkara duniawinya sesuai kebutuhannya tidak berlebihan dan tidak pula meninggalkannya sama sekali. Lalu menjadikan semua hidupnya utk mengerjakan berbagai amal keba-jikan sebagi bekal dalam kehidupannya di akherat kelak.

Oleh Syaikh Ahmad Thaha Nashr

sumber file al_islam.chm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar