Jumat, 25 Maret 2011

Dewan Revolusi Islam?

Negara ini memasuki tahapan akrobatik politik yang mengotori akal sehat. Isu miring Dewan Revolusi Islam (DRI) yang digelindingkan pun menjadi antiklimaks. Pepesan kosong.

Terlepas akurat atau tidaknya sumber yang dijadikan rujukan, isu DRI tetap sangat kentara pesanan asing. Yang penulis herankan, Al Jazeera ternyata sudah menjadi begundal mereka pula. Sangat disayangkan.
Umat Islam kini tidak berada vis-a vis berkonfrontasi dgn pemerintah. Bahkan ormas Islam militan seperti FPI kini mau berdialog dengan Mendagri, Menag, Seskab dan menyambangi pimpinan MPR/DPR. Ini suatu perkembangan yang baru. Biasanya agenda yang dibawa FPI adalah tentang Ahmadiyah. Ini sebenarnya akan bermakna positif terhadap kedua belah pihak. Suasana konfrontasi yang panas memang sering berubah menjadi cair, jika mereka saling dialog dan bertukar pikiran. Namun, jangan lupa, ada pihak yang menganggap ini kondisi harmonis ini sangat berbahaya, yakni mereka yang merasa paling dirugikan.

Jadi, menurut saya, isu DRI ini ditiupkan oleh gerombolan begundal anarkis yang merasa tersingkirkan ini. Merekalah sebenar-benarnya yang menyulutkan sumbu, mengadu domba, membuat teror dan keresahan.
Mungkin Anda masih kurang sependapat dengan asumsi saya di atas. Anda masih yakin bahwa FPI memang masih berniat mengadakan sebuah revolusi Islam. Ketahuilah, tanpa dukungan pasukan tentara, tidak akan mungkin suatu revolusi berjalan. Yang ada hanya tindakan bunuh diri (suicidal). Dan saya yakin pimpinan FPI tidak terlalu bodoh untuk memahami hal ini.
Wallahu a’lam

Dorespande


Sumber: kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar