Kamis, 10 Maret 2011

(Reshuffle) Tidakkah Merasa Bahwa Rakyat Telah Muak?

Setiap hari kita dicekoki dengan kata-kata Reshuffel (resafel) dan koalisi. Diperdebatkan setiap hari di TV.Tapi tak seorangpun tahu apakah yang akan terjadi. Apakah resafel jadi dilakukan, apakah dua partai jadi dikeluarkan, lalu kalau dua partai dikeluarkan siapa yang akan digaet guna menggantikan yang dikeluarkan. Pergunjingan tidak lari dari hitung-hitungan kekuasaan siapa dapat apa.  
Salah seorang pimpinan Demokrat bahkan dengan lancar mengatakan partai ini akan di keluarkan dan partai itu akan masuk sementara partai lainnya sedang dielus elus. Kita diberi kesan seolah olah sudah pasti akan ada dua partai yang akan ditendang dari koalisi termasuk menteri-menteri yang berasal dari partai mereka. Tunggulah akan tiba waktunya, sekejap lagi. Sebagian orang masih mencoba bersabar menunggu apa yang akan terjadi beberapa hari lagi. Siapa yang akan keluar dan siapa yang akan masuk.Tapi mereaka yang sudah lama mengikuti permainan ini sudah merasa bahwa ini semua hanya pepesan kosong belaka.

Rakyat diposisikan sebagai orang bodoh saja, sebagai orang yang tidak begitu penting yang bisa diabaikan saja, rasa muak mulai menjalar kestiap relung hati. Ini adalah permainan politik yang tidak sehat, sekedar bagi-bagi kekuasaan. Tidak ada kaitannya dengan rakyat, apalagi dengan kesejahteraan rakyat. Ini hanya sekedar permainan orang yang sangat mencintai kekuasaan dan berusaha dengan sekuat tenaga mempertahankan kekuasaannya tanpa mempertimbangkan etika.

Lihatlah apa yang terjadi kemudian, dua penguasa partai berangkulan tanda pertikaian usai. Hiruk pikuk yang terjadi sebelumnya hilang tanpa bekas, pernyataan-pernyataan keras yang telah dilontarkan kedua pihak terhenti seketika. Isi pidato yang disampaikan dengan penuh keyakinan dan percaya diri harus disimpan sebagai arsip yang tidak akan pernah dilihat lagi. Para pengamat tertegun! Berbagai komentar bermuculan. Permainan politik rendahan! Tidak bermutu! Absurd!

Apakah permainan sudah selesai? Permainan tidak akan pernah selesai. Kalau politik hanya dimaknai sekedar untuk mencari kekuasan, mempertahankan kekuasaan dan bagi-bagi kekuasan masalah tidak akan pernah selesai. Upaya keras dilakukan hanya sekedar untuk mempertahankan kekuasaan. Perbaikan nasib rakyat tinggal sebatas wacana.

Hampir satu setengan tahun usia Kabinet Indonesia Bersatu jilid dua. Sebagian dari usia kabinet tersebut telah diraimakan dengan isyu resafel. Banyak yang berharap banyak pula yang deg-degan. Tapi resufel tak kunjung terujud, sementara isyunya terus memenuhi langit perpolitikan Indonesia. Masyarakat berharap ada penjelasan dari Presiden soal kebenaran resafel, tapi Presiden diam seribu bahasa. Barulah beberapa saat yang lalu  ada penjelasan dan untuk pertama kalinya presiden memberikan statemen bahwa tidak akan ada resafel dalam waktu dekat ini. Apakah masalah resafel selesai? Tentu saja tidak sebab Presiden tidak mengatakan bahwa tidak akan ada resafel sama sekali.Yang tidak ada adalah resafel dalam waktu dekat. Dengan demikian sepertinya Presiden sengaja menggantung resafel dan sengaja  memberi ruang kepada isyu resafel selanjutnya untuk dijadikan bargaining politik dalam usaha meredam kasus lainnya.

Maka, kita rakyat Indonesia, tetaplah bersabar soal resafel dan koalisi yang masih akan tetap dimainkan. Mereka, para politikus tetap akan saling sandera dengan isyu-isyu tersebut.

Tak apa-apa, kami rakyat Indonesia maklum, kok. Kemampuan kalian itu dalam mengelola negara memang hanya sebatas omongan doang. Tanpa kalianpun sepertinya negara ini bisa berjalan sendiri. Kalau kalian tidak merasa bahwa rakyat sudah muak, bicaralah terus supaya rakyat muntah. Mungkin kalau rakyat sudah muntah kalian baru sadar.

Jadi, hai rakyat! Muntahlah demi pemimpin!

Surya Darma

politik.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar