Rabu, 06 April 2011

Umar Bin Khattab, Sang Presiden "Lapar"

Umar Bin Khattab Radhiyallahu anhu adalah seorang Presiden (--baca : Khalifah) yang tidak mementingkan dirinya sendiri. Tidak terkecuali dalam urusan makan. Beliau pernah menjauhi daging, susu, samin buat dirinya sendiri. Dan beliau mengisi perutnya dengan minyak zaitun pagi dan sore, dengan sedikit roti.

Dalam sebuah riwayat, konon beliau pernah merasa kepanasan karena minyak zaitun dan ia berkata pada Qoddimatnya ( --baca:pembantu), "Kurangi panas minyak itu dengan api". Minyak itu pun dimasak. Tetapi ternyata malah tambah panas. Perut beliau bertambah keroncongan.

Kalau sudah begitu maka ditabuhnya perut itu dengan jarinya, sambil berkata," Berkeronconglah sesukamu, dan kau akan tetap kuisi dengan minyak, sebelum rakyat bisa hidup dengan wajar".

Beliau selalu bersikap tegas pada keluarganya dan sikap tegasnya itu tetap berlanjut hingga masa paceklik berlalu. Ia tidak mengizinkan keluarganya makan dan minum banyak-banyak sedang rakyat sekitar mereka hidup dalam kondisi minus dan kelaparan. Ia sangat sedih melihat bencana yang menimpa rakyatnya itu, sehingga para sahabat sangat mengkhawatirkan keadaan beliau yang sedih sangat mendalam (terutama kesehatan) serta perhatiannya yang besar pada kaum muslimin.

Warna kulitnya jadi berubah, yang tadinya putih bersih menjadi hitam, karena terlalu sering ia makan hanya dengan minyak zaitun dan sering menahan lapar. Di tengah malam, ia sering bangun dan berdoa pada Allah, agar kaum muslimin tidak hancur saat ia menjadi khalifah karena kepemimpinannya.



Al-Baqarah (2) : 207

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاء مَرْضَاتِ اللّهِ وَاللّهُ رَؤُوفٌ بِالْعِبَادِ
2.207. Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.

Adakah Presiden itu akan muncul lagi di antara kita ?

Yang mendahulukan kenyangnya rakyat daripada ia & keluarga terdahulu?

Jawaban kita sudah pasti : TIDAK ADA....(atau BELUM?)

Kita bisa mengambil hikmah, bahwa kemuliaan seseorang bukan karena harta, jabatan, dan gelar yang disandang atau karena ia memimpin sebuah negara. Namun CARA ia memimpin dan cara ia bersikap adil dalam kepemimpinannya yang membuat ia begitu dicintai rakyatnya.

Kalau belum bisa tahan akan lapar, minimal, Presiden memberi contoh pola hidup sederhana, menerapkan hukum keadilan bagi diri dan keluarga.

SUNGGUH SANGAT BERAT MENJADI PRESIDEN, DAN LUCUNYA BANYAK INGIN JADI PRESIDEN.

Wallahu'alam bishawab.

HAS
Kembang Anggrek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar