Senin, 02 Mei 2011

Osama Bin Laden


Osama bin Laden dan tangan kanannya Ayman Alzawahiri (Reuters)
 
Demi menantang Amerika Serikat yang dianggapnya 'kafir', Osama bin Laden mendalangi serangan-serangan militan yang paling mematikan dalam sejarah yang pada gilirannya memantik kemarahan dan aliansi global untuk mengobarkan perang demi nyawanya.

Pria yang berada di belakang serangan bunuh diri 11 September 2001 atas New York yang baru saja dilaporkan tewas oleh pejabat AS Minggu waktu AS, adalah musuh bebuyutan mantan Presiden AS, George W Bush yang pernah bersumpah akan menangkapnya hidup atau mati.

Bin Laden yang juga menyerang penerus Bush, Barrack Obama, menolak awal baru dengan dunia Islam yang ditawarkan Presiden AS berdarah Afrika itu dan menanggap pidatonya dengan menyebarkan 'benih-benih kebencian dan balas dendam terhadap Amerika'.

Selama ini dia diyakini bersembunyi di Pakistan, di gua-gua pegunungan atau bahkan di perkotaan yang ramai. Menjelang ajalnya, Bin Laden diyakini mulai kehilangan kendali atas operasi Alqaeda di Afghanistan karena terus ditekan militer AS.

Alqaeda sendiri telah berkembang di Yaman, Irak, hingga Afrika Utara dan mengilhami serangan mematikan mulai Bali, Inggris, sampai AS di mana pada desember 2009 seorang bocah Nigeria berusaha meledakkan sebuah pesawat yang sedang menuju Detroit dengan sebuah bom yang disembunyikan di selangkangannya.

Meski tetap menjadi tokoh utama Alqaeda, bin Laden telah mengubah pola kepemimpinannya, dari sebuah organisasi militer menjadi corong propaganda yang menghasut kelompok-kelompok tertentu untuk menyerang target-target Barat.

Berjenggot panjang dengan ekspresi wajah yang sayu, bin Laden menjadi salah satu orang yang paling gampang dikenali di Bumi. Untuk kepalanya, AS menawarkan hadiah 25 juta dollar.

Para pejabat AS mengatakan mereka telah menyimpan jenazah bin Laden dan sekaligus mengumumkan berakhirnya perburuan terbesar dalam sejarah yang melibatkan ribuan tentara AS dan puluhan ribu pasukan Pakistan di sepanjang pegunungan perbatasan dengan Afghanistan.

Tetapi, terlepas dari berbagai penilaian terhadap Bin Laden yang dikutuk sebagai teroris, pembantai masal, sekaligus pahlawan, dia harus diakui telah mengubah alur sejarah.



Perang Asimetris

AS dan sekutunya yang telah menuliskan kembali doktrin keamanannya, berusaha menyesuaikan diri dengan pendekatan baru dalam keamanan.

AS harus berubah dari gaya keamanan yang mengantisipasi konflik antarnegara ala Perang Dingin menjadi bentuk perang baru yang disebut 'perang asimetris' lintas negara melawan kelompok-kelompok kecil militan Islam.

Senjata Alqaeda bukan tank, kapal selam, atau kapal induk, melainkan alat-alat yang gampang ditemukan dalam kehidupan modern seperti internet yang digunakan untuk menyebarkan propaganda, pelatihan, dan rekrutmen.

Tetapi bagi bin Laden sendiri senjata yang paling fenomenal adalah penggunaan 19 pembajak pesawat yang kemudian mengubah pesawat penumpang yang mereka bajak menjadi peluru kendali yang menghantam gedung WTC dan Pentagon yang menjadi simbol ekonomi dan militer AS.

Hampir 3.000 orang tewas ketika dua pesawat menghantam WTC di New York, pesawat ketiga menghantam Pentagon, sementara pesawat keempat jatuh di wilayah pemukiman Pennsylvania setelah para penumpang dengan gagah berani melawan para pembajak.

"Amerika telah dihantam oleh Allah tepat pada salah satu organnya yang paling penting," kata bin Laden dalam sebuah pernyataan, satu bulan setelah serangan 11 September. Ia mengajak kaum muslim untuk bangkit dan bergabung dalam perang global antara "kaum beriman melawan kaum kafir".

Dalam pesan video dan suara, tujuh tahun setelah serangan itu, pemimpin Aqaeda itu terus memojokkan Washington dan para sekutunya.

Perdebatan tentang dia mewarnai semua topik dari Perang Irak hingga politik dalam negeri AS, dari krisis perumahan AS hingga perubahan iklim.

Akan tetapi selama hampir tiga tahun jarang antara rilis pesan videonya dengan pembuatannya membangkitkan spekulasi bahwa dia telah sekarat akibat penyakit ginjal atau bahkan tewas, tetapi pada September 2007 bin Laden tampil di layar kaca dan mengatakan bahwa AS adalah negara yang rentan terhadap serangan.

 


Putera Milyuner

Lahir di Arab Saudi pada 1957, bin Laden adalah salah seorang dari 50 putera-puteri Mohamed bin Laden, seorang pengusaha kaya di negara kaya minyak itu.

Ayahnya meninggal dalam kecelakaan pesawat ketika Osama masih kecil. Kecelakaan itu tampaknya terjadi karena kelalaian sang pilot berkewarganegaraan AS.

Osama pertama kali menikah dengan sepupunya asal Suriah pada usia 17 tahun. Ia mempunyai 17 anak dari lima perempuan yang dinikahinya.

Menjadi bagian dari keluarga pebisnis kontruksi perminyakan, Osama adalah bocah pemalu dan anak biasa yang meraih gelar di bidang teknik sipil.

Pada 1979 dia pergi ke Pakistan untuk ikut berperang melawan Uni Soviet yang menginvasi Afghanistan. Ia mengumpulkan dana di kampung halamannya sebelum berangkat bertempur di garis depan Afghanistan dan membangun kamp militer di sana.

Menurut beberapa akuntan, ia membantu mendirikan Alqaeda di di hari-hari terakhir Soviet di Afghanistan.  Steve Coll dalam bukunya 'The Bin Ladens" menulis bahwa tewasnya Salem, saudara tiri Osama, merupakan faktor penting dalam proses radikalisasi Osama.

Bin Laden mengutuk keberadaan tentara AS di Arab Saudi yang dikirim untuk mengusir Irak dari Kuwait setelah tahun 1990.

Menurut Osama, masyarakat Islam adalah korban terorisme global yang dimotori AS.  Ia mengajak para pejuang untuk melawan AS.



 

Jejak Aqaeda

Alqaeda memulai serangannya pada 1993 dengan membom WTC dan membunuh enam orang.  Serangan itu untuk pertama kali memantik isu ektrimis Islam di AS.

Bin Laden juga diduga menjadi aktor utama di belakang serangan bom terhadap tentara AS di Arab Saudi pada 1995 dan 1996 serta pemboman atas Kedutaan AS di Kenya dan Tanzania pada 1998 dan membunuh 224 orang.

Pada Oktober 2000 sebuah serangan bom bunuh diri yang diduga dilakukan Alqaeda menghantam kapal perang USS Cole di Yaman sehingga membunuh 17 pelaut AS.

Tidak diakui oleh keluarganya dan status kewarganegaraanya dicabut oleh Arab Saudi, membuatnya harus mengungsi ke Sudan pada 1991. Belakangan ia melarikan diri ke Afghanistan sebelum Taliban menguasai Kabul pada 1996.

Dengan harta kekayaanya, kemurahan hati, serta ideologi radikal yang sama, bin Laden dengan serta merta disambut hangat oleh Taliban.

Dari Afghanistan, bin Laden mengeluarkan fatwa serangan terhadap tentara AS dan menjalankan kamp pelatihan militer.

Ia merekrut pejuang dari Asia Tenggara, Selatan, dan Tengah serta bahkan Eropa yang punya kebencian sama terhadap AS, Israel, serta berbagai negara muslim moderat.

Mereka ingin mengembangkan ajaran Islam yang lebih fundamentalis.

Setelah serangan atas dua keduataan besar AS di Afrika pada 1998, AS mengirim belasan peluru kendali ke Afghanistan untuk menyasar kamp pelatihan militer Alqaeda.

Taliban akhirnya dipaksa membayar mahal setelah 11 September karena AS melancarkan operasi militer dan menguasai Afghanistan.

 


Tora Bora

Alqaeda kemudian semakin rapuh setelah banyak pejuangnnya tewas atau tertangkap.

Menurut beberapa laporan, ia hampir tewas oleh serangan bom besar-besaran AS di kawasan pegunungan Tora Bora tetapi lolos ke Pakistan.

Namun Perang Irak yang dimulai pada 2003 memberi angin surga bagi Osama yang mendapat banyak pejuang baru yang meanggap serangan AS ke Irak adalah serangan terhadap  komunitas Islam secara keseluruhan.

Meski berada dalam perlindungan Taliban di barat laut Pakistan, bin Laden ternyata membangun hubungan dengan para militan di Asia Selatan dan mendukung revolusi berdarah melawan pemerintah di Islamabad.

Liberty Jemadu

Editor: Jafar M Sidik
Sumber: www.antaranews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar