Rabu, 07 September 2011

Dokumen Rahasia Ditemukan Di Tripoli Menunjukkan Amerika Mengirim Teroris Ke Libya Untuk Diintrogasi

Menurut laporan Rod Nordland dari The New York Time, segepok dokumen ditemukan di kantor intelligen Libya yang ditinggalkan, yang masih terjajar rapi dalam lemari file. Menunjukkan adanya hubungan dekat antara CIA dan Inteligen Libya ( Lybian Intelligence Sevrices ). Diindikasikan bahwa sedikitnya Amerika telah 8 kali mengrim tersangka teroris ke Libya untuk di-interogasi, dengan memanfaatkan reputasi Libya dalam menyiksa para tersangkanya.

Seperti diketahui bahwa Inteligen Barat bekerjasama dengan Libya setelah mereka meninggalkan pengembangan program senjata konvensional mulai tahun 2004, namun berdasarkan dokumen yang ditinggalkan dan berhasil disita pemberontak ketika Tripoli jatuh baru-baru ini, menunjukkan bahwa kerjasama ternyata lebih luas baik dengan CIA maupun dengan MI-6 Inggris.

Beberapa dokumen menunjukkan bahwa agen Inggris bahkan bersedia untuk menlacak nomor tilpon bagi warga Libya, dan dokumen lain menunjukkan teks pidato yang ditulis oleh Amerika untuk Moarmar Qadhafi tentang pengumuman tentang senjata unkonvensional.

Dokumen yang ditemukan oleh para wartawan dan Human Rights Watch pada hari Jumat lalu, sedikitnya ada 3 bundel dokumen yang ditulis dalam bahasa Inggris, satu ditandai CIA dan dua lainnya ditandai MI-6, yang bercampur dengan setumpuk besar dokumen dalam bahasa Arab.

Namun sangat sulit untuk memverifikasi keaslian dari dukumen ini, karena doukumen ini tidak satupun ditulis di Kop surat, tapi beberapa dokumen yang dibuat dengan referensi khusus untuk CIA dan rinciannya yang konsisten dengan apa yang telah diketahui umum tentang transfer tersangka teroris ke luar negeri untuk di-introgasi oleh lembaga ini, rupanya bisa diindikasikan kebenarannya.

Juru bicara CIA Jennifer Youngblood, telah membantah tentang kebenaran dokumen yang ditemukan jumat lalu ini. Dia mengatakan ; “ Itu tidak mengejutkan bahwa CIA bekerjasama dengan pemerintah luar negeri untuk proteksi negara kita dari terorisme dan segala bentuk ancaman yang mematikan.”

Kontor departemen luar negeri Inggris mengatakan “ Sudah menjadi kebijaksanaan pemerintah untuk tidak memberi komentar tentang masalah inteligen.”

Namun kehalayak umum menafsirkan kerjasama yang ditunjukkan dalam dokumen ini oleh dua badan inteligen ini memang kemungkinannya ada. 

Menurut Peter Bouckaert dari Human Rights Watch yang mempelajari dokumen yang didapat di Markas Inteligen di pusat kota Tripoli ini mengatakan bahwa mereka memberi informasi signifikan terkait dengan Al Qaeda, sehingga agen Libya bisa menyiksa untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Dokumen-dokumen meliputi kurun waktu 2002-2007, yang terbanyak pada akhir tahun 2003 & 2004, ketika Moussa Koussa sebagai Kepala Keamanan Eksternal ( terkahir sebagai Menlu Libya ).

Draft pidato yang diperuntukan Qadhafi ditemukan ditumpukan folder CIA, menunjukan dikirim sebelum Natal 2003. darft pidato satu halaman ini tampaknya dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa diktator Libya ini dalam cahaya yang positif. Yang dapat menyimpulkan dengan menggunakan istilah revolusioner untuk pemerintah Libya. “ Pada saat dunia merayakan Natal hari kelahiran Yesus, dan ini menunjukkan bahwa kita juga berkontribusi untuk dunia dengan penuh perdamaian, keamanan, stabilitas, dan menyajikan kepada dunia Jamhariya agung untuk zona bebas senjata pemusnah massal di Timur Tengah.”

Kegencaran komunikasi ini setelah Libya mengumumkan tentang program pengembangan persenjataannya. Dalam beberapa kasus dalam dokumen ini secara terang-terangan membicarakan bahwa negara sahabat ini telah berhasil menangkap beberapa tersangka, dan akan mengirim pesawat untuk mengirim tersangka tersebut ke Libya untuk di-interogasi. Dalam salah satu dokumen ada daftar 89 pertanyaan bagi agen Libya untuk mengintrogasi tersangka yang bersangkutan. Dan ada dokumen yang meminta yang berwenang Libya untuk menghormati HAM dari para tahanan, tapi yang menjadi pertanyaan kenapa CIA tetap menyerahkan tersangka tersebut kepada agen Libya yang memang terkenal reputasinya yang brutal.

Dalam salah satu dokumen CIA ada yang mengatakan “penyerahan Shaykh Musa sebagai tahnanan anda, seperti apa yang telah kita lakukan dengan L.I.F.G senior lainnya dimasa yang lalu.” Maksudnya adalah fraksi “Libyan Islamic Fighting Group” atau kelompok Islam yang akan menggulingkan rezim Qadhafi, yang di-indikasi ada hubungannya dengan Al Qaeda.

Ketika itu meminta agar Abu Abdullah al-Sadig dan anggota lainnya dari kelompok ini, kasus ini dicatat oleh petugas pada 4 Maret 2004, yang juga di dicatat “ Kita berkomitmen untuk mengembangkan hubungan ini untuk kepentingan kedua belah pihak, dan berjanji untuk melakukan yang terbaik bagi semua pihak.”

Kedua hari kemudian, petugas yang bersangkutan mengirim fax yang mengatakan bahwa Shadig dan istrinya yang sedang hamil telah direncanakan untuk diterbangkan ke Malaysia, dan yang berwenang sudah setuju untuk menerbangkan mereka dengan British airways dari London yang akan stop over di Bangkok. “ Kita telah atur pasangan ini saat berada di Bangkok untuk dipindahkan ke pesawat kita untuk diterbangkan ke negera Anda” tulis petugas tersebut lebih lanjut.

Mr. Bouckert dari Human Rights Watch ini telah pelajari bahwa Shadig tidak lain adalah nom de guerre untuk Abdel Hakim Belhaj, yang sekarang menjadi pemimpin sayap militer pemberontak melawan rezim Qadhafi.

Dalam sebuah wawancara pada hari Rabu lalu, Belhaj memberi penjelasan rinci tentang penahanannya dan penjelasan ini cocok dengan apa yang tertulis dalam dokumen diatas. Belhaj juga menjelaskan ketika dia di Bangkok telah disiksa oleh dua orang CIA.

Pada kesempatan lain Libya juga mencoba untuk mengirim pesawat sendiri untuk mengekstradisi anggota kelompok Pejuang Islam Libya, Abu Munthir dan istrinya serta anak-anaknya yang sedang ditahan di Hong Kong, karena adanya masalah passport. Namun pesawat Libya ini terpaksa kembali karena ditolak mendarat di Hong Kong.

Dalam sebuah dokumen berlabel “Rahasia/Hanya untuk US kecuali Libya” . Libya disarankan untuk menggunakanpesawat charter dari sebuah negara ketiga. Disebutkan “ Jika biaya charter menjadi kendala, kami bersdedia membantu dalam finasial”.

Pada kesempatan lain ada juga permintaan diluar masalah terorisme yang ada kaitannya dengan dunia Barat, dimana agen rahasia Libya minta agen CIA dan MI-6 untuk melacak nomor tilpon orang Libya. MI-6 memberi jawaban bahwa nomor yang diminta kepunyaan Jaring Arab News di London. Tidak dijelaskan mengapa Libya mencari nomor telepon tersebut.

Dalam dokumen bisa tergambarkan bahwa terjadi persaingan untuk saling berbaikan antar badan inteligen ini pada Libya. Pada bundel MI-6, ada dokumen yang membual telah menyerahkan sseorang bernama Abu Abd Alla kepada Libya. “Ini dapat menunjukkan niat baik hubungan kita selama ini” . Sebuah fax dengan pertanda tahun 2004 mengatakan “Amusingly, we got a request from the Americans to channel requests for information from Abu Abd through the Americans. I have no intention of doing any such thing.”
Beginilah hubungan Agen Rahasia Libya dengan CIA & MI-6 Inggris seperti yang terungkap dalam dokumen yang ditinggalkan di Markas Inteligen Libya di pusat kota Tripoli, yang ditemukan para wartawan dan Human Rights Watch.

Sumber :
The New York Times updated 2 hours 31 minutes ago 2011-09-03T04:14:30
“ File Note Close CIA Ties to Asddafi Spy Unit”.

Sucahya Tjoa
www.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar