Minggu, 18 September 2011

Green Minimalis Tren Tahun Depan



TREN hunian 2011 masih mengacu pada tren tahun sebelumnya. Hunian bergaya minimalis masih menjadi mainstreamtahun depan. Tambahannya, konsep ramah lingkungan bakal menyertai konsep minimalis tersebut.

Arsitek Briyan Talaosa mengatakan, tren gaya rumah untuk 2011 tidak banyak yang berubah. Melihat dari perkembangan desain yang ada di lapangan, tren minimalis masih bakal memiliki nilai jual setahun ke depan.

Nilai jual dalam arti, lanjut dia, melihat animo masyarakat dalam memilih hunian. Sampai ada satu kasus, salah satu developer yang cukup established atau mapan terpaksa melakukan proses buy back, untuk menyelamatkan profit. Maksudnya buy back adalah gaya-gaya rumah yang masih bercorak Mediteranian itu ternyata di satu kluster tidak terjual banyak. Oleh
developer itu dibeli kembali lalu dirobohkan dan dibangun rumah dengan model baru, yaitu konsep minimalis.

”Inti dari itu, tentunya pengembang sudah melakukan studi pasar. Nah studi pasar itulah yang nantinya menentukan keinginan konsumen lebih ke arah mana,” tambahnya.

Alasan mereka masih melihat tren minimalis sebagai tren ke depan, kata Briyan, kalau dari biaya produksi model minimalis dengan gaya bangunan lain kurang lebih sama. Tapi kalau dibilang tipe bangunan minimalis itu gampang, itu salah karena minimalis itu minim detail. Artinya, kalau kita buat bentuk kotak, berarti bentuknya harus benar-benar kotak. Justru tingkat ketelitian dan keahlian pekerja itu menentukan kualitas bangunan itu sendiri. Alasan lain, mungkin calon pembeli rumah kurang memilik referensi. Dalam arti, informasi model contoh rumah hanya yang itu-itu saja.

Namun, akan seperti apakah minimalis pada 2011? Briyan mengungkapkan, minimalis untuk 2011 akan cenderung ke arah green minimalist. Green minimalist itu bukan sekadar memberikan taman artifisial di suatu bangunan rumah saja. Tetapi, lebih ke bangunan yang ramah lingkungan. Dalam arti, meminimalisasi efek rumah kaca, penggunaan material-material yang ramah lingkungan seperti penggunaan baja ringan. Contoh lain, menggunakan material yang sifatnya tidak merusak hutan, seperti kayu, logam, dan batu.

”Namun, bukan berarti kayu tidak bisa dipakai. Tetap bisa, tetapi sifatnya lebih ke kosmetik saja, bukan menjadi bahan material yang utama. Misalnya untuk pintu,” imbuhnya.

Bila perlu, ujar Briyan, pemanfaatan bahan-bahan material yang sudah ada mungkin lebih baik. Misalnya, akar pohon yang dibuat untuk meja.Saat ini sudah banyak menjadi wacana hingga ke supermarket, penggalangan untuk menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan itu sudah ada.

Begitu pun dari segi desain, mulai dari ruangan dan bentuk lapisan tidak berpatokan pada satu gaya. Namun, lebih menyesuaikan pada kebutuhan si penghuni. Yang dimaksud green minimalist bukan hanya pemaksimalan tanaman saja, tetapi sudah lebih dalam pemahamannya. Maksudnya, green minimalist itu sudah sampai pada pemakaian bahan bangunan dan pengerjaan bangunan yang ramah lingkungan.

Lebih dari itu, green minimalist bisa menjadi budaya di dalam pemakaian peralatan rumah sehari-hari. Misalnya, pemakaian listrik yang hemat, perlakuan air yang seperlunya, penggunaan lampu yang lebih hemat energi, wattnya kecil tapi ambience-nya sama dengan lampu yang wattnya lebih besar. Yang utama meminimalisasi penggunaan efek rumah kaca pada bangunan.

”Kalau dari strukturnya, green minimalist masih sama saja. Karena struktur biasanya mengikuti pola pembagian ruangannya. Seperti pembentonannya, kolomnya, dan fondasinya. Jadi, tidak berperan dalam kita membuat konsep green minimalist. Ini bisa kita bikin, dengan kita pikirkan memakai bahan apa setelah bentuknya ada,” kata pria alumnus Universitas Muhammadiyah Jakarta ini.

Sebisa mungkin disediakan space untuk tanaman. Dalam arti, Briyan menjelaskan, hijau yang pengertiannya benar-benar hijau itu dari tanaman. Sebenarnya peraturan P2B Pemda itu sudah dipikirkan, di antaranya untuk area resapan air, jarak dari jalan ke bangunan yang nantinya harus diisi dengan area hijau harus ada. Selain bisa mereduksi suhu di luar, bisa juga digunakan sebagai sumber resapan.

(Koran SI/Koran SI/ftr)
http://tyas-ars09.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar