Minggu, 11 September 2011

Peristiwa Runtuhnya WTC: Mengagumi Cara Busuk Amerika Memainkan Opini Dunia

13156517001957413738

foto: http://forum.kompas.com
 

SEPERTI halnya saya, mungkin anda juga sangat hafal dengan banyak foto Gedung Kembar WTC (World Trade Cantre) saat diserang gerombolan teroris pada 11 September 2001 silam. Tidak hanya foto, serangkaian video khas persitiwa itu, juga sangat familiar di mata kita, yang hingga saat ini bisa kita unduh di berbagai situs, salahsatunya youtube.

Salahsatu foto yang menarik bagi saya, mungkin foto ledakan dahsyat di salahsatu tower, dengan semburan api yang khas. Apalagi, dengan adanya sebuah pesawat yang datang agak miring dari arah kiri, yang kemudian berhasil menubruk secara tepat tower WTC hingga menyebabkan kepulan asap dan percikan api cukup ‘indah’. Lalu, kepulan asap tebal yang terlihat dari jarak agak jauh. Kepulan asap hitam tersebut, terbawa angin di atas lautan, kemudian membumbung tinggi ke langit.

Tak usah saya sebutkan foto yang lain, saya yakin anda sudah hafal dengan banyak foto proses runtuhnya WTC yang lebih mengagumkan. Bagi yang ingin mengunduhnya, bisa buka di sini. http://forum.kompas.com/photo-story-behind-scene/40648-%5Bfoto%5D-serangan-9-11-a.html. Namun, ada satu foto yakni sebuah foto pasukan pemadam kebakaran yang dianggap menjadi pahlawan dalam persitiwa itu, bahkan kemudian difilmkan oleh Amerika.
Ribuan foto dengan berbagai ukuran dan berbagai video dengan berbagai durasi, telah diedarkan ke segala penjuru dan diunduh banyak orang di seluruh dunia. Tidak ada kesulitan bagi kita—dimanapun—untuk mencari foto dan video itu, sehingga jika boleh saya sebut, kemungkinan Amerika sengaja membuat sedemikian rupa agar foto dan video tersebut menjadi warisan dunia yang tidak bisa hilang oleh keterbatasan.

Meskipun masih kontroversi, namun jika anda bertanya pada orang setelah melihat foto dan video itu tentang siapa terorisnya, sepertinya akan dijawab berseragam: ada yang menjawab Al Qaeda. Yang dimaksud mungkin anak buah Osama Bin laden. Jika jawabannya bukan AL Qaeda, mungkin akan dijawab “Teroris Timur Tengah”. Jika bukan itu, barangkali jawabannya “Teroris Arab”. Yang jelas, mereka tampaknya ingin jawab “Teroris Islam”, namun karena tidak nyaman dengan istilah itu, mereka akan lebih enjoy dengan menjawab menggunakan berbagai topeng pembalutnya.

Di sisi lain, ada yang beda. Amerika pernah memimpin beberapa Pasukan Koalisi untuk menyerang dan mengadili dunia, sangat jarang bisa kita ingat sepak terjang kejahatannya. Di Irak misalnya. Meskipun Presiden Irak Saddam Hussen sudah digantung di Irak, kita sangat susah menemukan bukti foto dan video yang dapat kita simpan, saat Amerika melakukan serangan dan saat menghancurkan kepentingan Irak. Meskipun mengakibatkan terbunuhnya banyak orang, dalam kenyataannya opini yang berkembang dan dikembangkan, justru bagaimana Saddam Hussen ditangkap dan diadili serta digantung, bahkan bagaimana Saddam Hussen memerintah dengan otoriternya. Sangat jarang ada opini yang dengan detail menjelaskan bagaimana proses penyerangan hingga mengakibatkan matinya ribuan orang itu.

Sebaliknya, malah sebuah film bersambung pun di garap dan ditayangkan oleh TV berbayar internasional dengan judul House of Saddam. Bagi yang berlangganan HBO dan jaringannya, diseluruh dunia bisa menikmati kisah Saddam versi Amerika tersebut. Meski meskipun telah menyebabkan terbunuhnya ratusan ribu orang di negeri itu dan juga di berbagai belahan dunia, tidak banyak foto dan video yang bisa kita ingat, bagaimana Amerika dan pasukan koalisinya melakukan praktek tersebut.

Dunia pun, ternyata ikut saja gaya Amerika. Setiap mendekati 11 September, banyak negara yang kemudian melakukan peringatan-peringatan mengenang terjadinya persitiwa yang lebih dikenal sebagai serangan 9/11 itu. Selain kembali menceritakan bagaimana dahsyatnya serangan, juga dibumbui dengan kesaksian korban dan pembaharuan data-data. Tidak lupa, foto dan video pun kembali dipublikasikan. Termasuk Indonesia. Karena itu, media pun ikut latah. Mendekati 11 September, hampir semua media dengan semangat kembali mengungkit kekejaman para teroris dan berbangga dengan langkah Amerika yang dengan gagah berani mengajak seluruh dunia memerangi terorisme.
Tragisnya, di sisi lain, tak ada yang pernah mengingat dan mengabadikan secara rutin, bagaimana Amerika membantai ratusan ribu orang di negeri-negeri Islam dengan berbagai siasat busuknya. Media-media pun, sangat jarang mengangkat kisah kebrutalan Amerika di negeri Muslim di Timur Tengah, apalagi mengangkatnya menjadi headline, seperti halnya saat media massa mengangkat foto runtuhnya WTC di Amerika Serikat. Maklum, sebagian besar media massa memang berada di kendali negara adidaya itu.
Di sinilah kehebatan Amerika. Meskipun peristiwa di WTC tidak berlangsung berjam-jam,–seperti halnya yang terjadi di Irak yang bertahun-tahun–, namun dokumentasi terhadap peristiwa WTC sungguh sangat rapi dan sepertinya telah dipersiapkan. Saking rapinya, pengambilan gambar terhadap serangan WTC benar-benar sangat detail dan bisa diambil dari berbagai sudut, lengkap dengan efek suara dan getarannya. Tak lupa, satelitpun mengabadikan peristiwa tersebut dengan sangat dramatis. Seperti foto berita saya di atas, terlihat sepulan asap membumbung ke langit dan tertangkap kamera satelit dengan jelasnya.
Saya hanya bisa membayangkan, bagaimana misalnya aksi Amerika brutal di berbagai negeri Muslim juga diabadikan seperti ini? Pasti lebih menarik dan akan lebih banyak dibanding foto-foto di lokasi WTC!

Mustofa B. Nahrawardaya
www.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar