Jumat, 09 September 2011

Tanaman-Tanaman yang Berkhasiat Sebagai Obat (5)

9. Pinang
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/gambar/Pinang.jpg

Sinonim: A. hortensis, Lour.
Familia:
Arecaceae

Uraian:
Pinang umumnya ditanam di pekarangan, di taman-taman atau dibudidayakan, kadang tumbuh liar di tepi sungai dan tempat-tempat lain, dapat ditemukan dari 1-1.400 m dpl. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30 m, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan ujung sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang sekitar 1,5 cm, hijau, bakal buah beruang satu. Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah oranye. Biji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Umbutnya dimakan sebagai lalab atau acar, sedang buahnya merupakan salah satu ramuan untuk makan sirih, dan merupakan tanaman penghasil zat samak. Pelepah daun yang bahasa Sundanya disebut upih, digunakan untuk pembungkus makanan, bahan campuran untuk pembuatan topi, dsbnya. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Jambe, penang, wohan (Jawa). pineng, pineung, pinang,; Batang mayang, b. bongkah, b. pinang, pining, boni (Sumtra); Gahat, gehat, kahat, taan, pinang (Kalimanantan). alosi; mamaan, nyangan, luhuto, luguto, poko rapo, amongon.(Sul.); Bua, hua, soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku). bua, winu,;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Cacingan, Perut kembung, Luka, Batuk berdahak, Diare, Kudis; Koreng, terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria, difteri; Tidak nafsu makan, Sembelit, Sakit pinggang, gigi dan gusi.

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Biji, daun, sabut.

KEGUNAAN:
Biji (Binglang):
- Cacingan: taeniasis, fasciolopsiasis.
- Perut kembung akibat gangguan pencernaan.
- Bengkak karena retensi cairan (edema).
- Rasa penuh di dada.
- Luka.
- Batuk berdahak.
- Diare.
- Terlambat haid, Keputihan.
- Beri-beri, edema. Malaria.
- Memperkecil pupil mata (miosis) pada glaucoma.
Daun:
- Tidak napsu makan.
- Sakit pinggang (lumbago).
Sabut:
- Gangguan pencernaan (dyspepsia).
- Sembelit.
- Edema dan beri-beri.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 5-10 g biji kering atau 5-10 g sabut, rebus.
Pemakaian luar : Biji secukupnya direbus, airnya untuk mencuci luka dan infeksi kulit lainnya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Cacingan:
30 g serbuk biji pinang direbus dengan 2 gelas air, didihkan perlahan-lahan seiama 1 jam. Setelah dingin disaring, minum sekaligus sebelum makan pagi.
2. Luka:
Biji ditumbuk halus, untuk dipakai pada luka. 
3. Kudis:
Biji pinang digiling halus, tambahkan sedikit air kapur sirih sampai menjadi adonan seperti bubur. Dipakai untuk memoles bagian tubuh yang kudis.
4. Koreng:
Pinang, gambir, kapur sirih masing-masing sebesar telur cecak, tembakau sebesar ibu jari dan 1 lembar daun sirih segar. Bahan-bahan tersebut dicampur ialu digiling halus. Lumurkan pada koreng yang telah dibersihkan.
5. Disentri:
Buah pinang yang warnanya kuning muda dicuci lalu direndam dalam 1 gelas air selama beberapa jam. Minum air rendaman pinang.
6. Membersihkan dan memperkuat gigi dan gusi:
Biji pinang diiris tipis-tipis. Kunyah setiap hari selama beberapa menit, lalu ampasnya dibuang.
7. Sakit pinggang:
Daun secukupnya dicuci bersih, lalu digiling halus. Tambahkan minyak kelapa secukupnya, panaskan sebentar di atas api. Hangat- hangat dipakai untuk mengompres bagian pinggang yang sakit.
8. Difteri:
1 butir biji pinang kering digiling halus, seduh dengan 3/4 cangkir air panas dan 1 sendok makan madu. Setelah dingin dipakai untuk kumur-kumur di tenggorokan selama 2-3 menit, lalu dibuang. Lakukan 3 kali sehari.

Efek samping:
Senyawa alkaloid yang dikandung pada buah cukup berbahaya untuk sistem syarat. Yang umum terjadi adalah mual dan muntah (20-30%), sakit perut, pening dan nervous. Untuk mengurangi kejadian muntah, minumlah rebusan obat setelah dingin. Efek samping yang jarang terjadi adalah luka pada lambung yang disertai muntah darah.
Tanda-tanda kelebihan dosis: Banyak keluar air liur (qalivation), muntah, mengantuk dan seizure.
Pengobalan: Cuci lambung dengan larutan potassium permanganate dan injeksi atropine. Untuk mengurangi efek racunnya, pemakaian biji pinang sebaiknya yang telah dikeringkan, atau lebih baik lagi bila biji pinang kering direbus dahulu sebelum diminum. Kebiasaan mengunyah biji pinang, dapat meningkatkan kejadian kanker-mukosa pipi (buccal cancer).

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Pahit, pedas, hangat. Obat cacing (anthelmintic), peluruh kentut (antiflatulent), peluruh haid, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, memperbaiki pencernaan, pengelat (astringen), pencahar (laksan). Daun: Penambah napsu makan. Sabut: Hangat, pahit. Melancarkan sirkulasi tenaga, peluruh kencing, pencahar. KANDUNGAN KIMIA: Biji mengandung 0,3-0,6% alkaloid, seperti Arekolin (C8 H13 NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine. Selain itu juga mengandung red tanin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid, dibandingkan biji yang telah diproses. Arekolin: Obat cacing dan berkhasiat sebagai penenang.


Berikut ini beberapa khasiat Cabe jawa (Piper retrofactum) dan cara membuat ramuannya.
1. Meningkatkan Gairah SeksualSediakan 30 gram cabe jawa yang sudah dibuat bubuk, 3 papan buah petai cina kering yang ditepungkan, 2 butir kuning telur, dan 1 sdm madu, Cara membuatnya, aduk kuning telur, masukan bubuk cabe jawa dan tepung petai cina, lalu tambahkan madu sambil diaduk sampai rata, minum ramuan ini setiap hari untuk membangkitkan gairah dan selera seksual.
2. Mengatasi Lemah Syahwat
Siapkan 25 gram cabe jawa bubuk, 15 gram pulosari bubuk, 1 siung bawang putih, 2 butir kuning telur, dan 1 sdm madu. Caranya, cabe jawa, pulosari, dan bawang putih ditumbuk lagi sampai halus sambil diaduk. Selanjutnya tambahkan kuning telur dan madu, aduk lagi hingga rata. Minum setiap hari secara teratur selama sebulan.
3. Mengobati Sakit Liver
Ramuan dibawah ini digunakan untuk mengobati penderita liver yang buang airnya tidak teratur dan tinja berwarna hijau tua. bahan yang digunakan 3 butir cabe jawa, 1 jari tangan rimpang lempuyang, dan air secukupnya. cara membuatnya, cabe jawa dan lempuyang dicampur, lalu ditumbuk sampai halus. Tambahkan segelas air, lalu peras dan saring. Sekali minum sebanyak 100 ml. Bila buang air besar sudah lancar, konsumsi ramuan tersebut bisa dihentikan.
4. Menghilangkan Pegal dan Kembung
Ambil 2 butir cabe jawa dan 1 rimpang lempuyang. Cuci sampai bersih, Lalu tumbuk sampai halus. Oleskan atau tempelkan tumbukan bahan tersebut dibagian tubuh yang pegal atau dibagian perut.
5. Mengusir Lelah dengan Jamu Cabe Puyang
Cabe puyang sudah kesohor sejak dulu. Hampir setiap penjual jamu Gendong menyediakan jamu ini. Rasanya manis, sedikit pedas, dan yang pasti segar. Jamu ini berkhasiat untuk menyembuhkan pegal dan linu pada pinggang, atau mengusir lelah.Bila anda ingin membuatnya sendiri, sediakan satu genggam cabe jawa kering, 100 gram lempuyang, 50 gram kencur, 2 ibu jari kunir, 150 gram beras, 75 gram asam kawak, 0,5 kg gula merah, 2 liter air, dan garam secukupnya. Langkah pertama, gula jawa asam kawak, dan air direbus sampai mendidih, diangkat lalu ditambahkan garam sambil diaduk rata. setelah dingin, air disaring. langkah kedua, lempuyang, kunir, dan kencur dikupas, dicuci bersih, dan diiris tipis, lalu diblender bersama cabe jawa, beras dan sedikit air matang. Setelah halus, diperas dan disaring dengan kain penyaring yang bersih. hasil saringan tersebut selanjutnya dicampurkan kedalam larutan gula merah dan asam kawak yang sudah dibuat. Jamu siap diminum.



10. Kepel
http://bumisegoro.files.wordpress.com/2007/06/flona2.jpg

Kepel atau burahol termasuk tanaman langka di Indonesia. Tumbuhan ini biasa dijumpai di keraton-keraton yang ada di Pulau Jawa. Pohon ini mempunyai arti filosofis tersendiri bagi keraton di samping buahnya berguna untuk memelihara kecantikan puteri-puterinya. Daunnya berkhasiat menurunkan kolesterol.

Reputasi kepel sebagai tanaman keraton membuat rakyat jelata di Pulau Jawa jaman dulu enggan menanamnya. Pada jaman penjajahan orang percaya bahwa hanya orang yang kuat lahir batin yang mampu meniru gaya hidup keluarga keraton. Orang yang tidak kuat akan kualat. Kepercayaan waktu itu adalah hanya pejabat setingkat adipati yang pantas dan kuat lahir batin meniru perilaku keluarga kerajaan.
Daging buah kepel hanya sedikit. Rasa buahnya segar dan manis. Sayang, sebagian besar isi buah dipenuhi oleh biji sehingga tidak ada orang yang tertarik untuk membudidayakannya. Oleh karenanya, lambat laun pohon kepel menjadi langka seperti sekarang ini. Rasa taku kualat rakyat jelata juga menyebabkan pohon kepel menjadi pohon yang langka sekarang.

Selain bisa ditemui di keraton-keraton yang ada di Pulau Jawa, pohon kepel masih bisa ditemui di Taman Buah Mekarsari, TMII, Taman Sringanis Bogor, Taman Kyai Langgeng Magelang, Kebun Raya Bogor dan beberapa kebun tanaman langka.

Masyarakat Jawa Barat jaman dulu menilai tanaman ini tidak berharga karena hanya sedikit daging buah yang bisa dinikmati. Mereka menamai buah kepel ini burahol yang kemudian dicomot menjadi nama latin tumbuhan ini Stelechocarpus burahol.

Pengharum Badan
Rasa daging buah kepel manis dan harum. Buah ini adalah deodoran alami para puteri Keraton Mataram di jaman dahulu. Keringat puteri-puteri keraton yang makan buahnya akan berbau harum setelah makan buah ini. Air seninya juga akan berbau harum. Napas pun akan harum. Kebiasaan puteri-puteri Mataram ini kemudian ditiru oleh keraton-keraton lain yang ada di Pulau Jawa.

Khasiat lain buah kepel adalah sifat diuretiknya yang mampu memperlancar air seni. Oleh sebab itu kepel dipercaya mampu membersihkan ginjal. Sekali lagi sayang, belum ada penelitian ilmiah yang menerangkan zat-zat apa yang menyebabkan sifat diuretik pada kepel. Kabarnya, dengan sifat diuretiknya buah kepel bisa juga digunakan sebagai alat pencegah kehamilan tradisional.

Kandungan vitamin C dalam buah kepel sangat tinggi. “Wanita hamil yang makan buah kepel dipercaya akan melahirkan bayi yang cantik. Kulit bayi akan terlihat bersih,” ujar Endah Lasmadiwati, pengelola Kebun Obat Taman Sringanis di Bogor.

Khasiat vitamin C dosis tinggi ini, tutur Endah, membuat kulit menjadi bersih. Dari dalam tubuh kandungan buah kepel ini membersihkan darah, menguatkan liver, paru-paru dan ginjal. “Peredaran darah menjadi lebih lancar karena darah yang beku menjadi cair,” tambahnya.

Atasi Asam Urat
Daun kepel bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat. Lalap daun kepel mampu menurunkan kadar kolesterol. “Pilih daun yang masih muda,” kata isteri akupunturis Putu Oka Sukanta ini. Orang yang tidak menyukai lalap dapat minum rebusan daun kepel untuk menurunkan kadar kolesterol. Rebusan ini dibuat dari 7 lembar daun kepel dan 3 gelas air. Air dan daun kepel ini kemudian direbus sampai tersisa satu setengah gelas. Air rebusan daun kepel ini diminum dua kali sehari, masing-masing sebanyak tiga perempat gelas.

Melihat banyak manfaatnya, mudah-mudahan pohon kepel tidak benar-benar punah. Kepunahan pohon kepel bisa dicegah kalau ada usaha untuk menanam di pekarangan sendiri. Harapan bisa ditempatkan pada teknologi pertanian moderen agar mampu mengembangbiakkan kepel dengan teknik ovulasi.



Sumber: http://kyaimbeling.wordpress.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar