Jumat, 04 November 2011

Dahlan Iskan Menuju 2014

 

Pertengahan hingga akhir tahun 2011 ini pergolakan suhu politik di Indonesia memanas, mulai dari wacana yang akhirnya berujung  drama reshuflle, pelarian hingga kicauan Nazaruddin yang notabene bendahara umum Partai Demokrat tentang korupsi yang terjadi di proyek olahraga hingga, yang paling baru adalah survei capres untuk 2014. Beberapa lembaga survei seperti LSI mulai melakukan “test the water” untuk gawe besar republik ini pada 2014. Hasilnya masih tidak begitu jauh beda dengan survei beberapa tahun lalu. Ada nama-nama lawas seperti Megawati, Prabowo dan Aburizal Bakrie yang nangkring posisi teratas di jajak pendapat, nama dari partai Demokrat tidak tersebut karena icon terpenting mereka yaitu SBY tidak bisa dipilih lagi dan nampaknya belum ada calon fix dari Demokrat yang mengimbangi 3 nama tersebut di awal.

Tanggapan langsung muncul dari masyarakat, ada beberapa kalangan yang menginginkan para golongan tua untuk tidak maju lagi di pilpres 2014. Maklum  beberapa nama yang tercantum di atas sudah berseliweran di bursa capres sejak reformasi bergulir. Tingkat kejenuhan pada wajah-wajah lama nampaknya mulai mencapai klimaks. Dorongan untuk memunculkan nama dan muka-muka baru yang lebih muda, fresh, namun tetap kompeten memimpin negara mulai ramai mengemuka. Partai pengusung nama-nama lama sebenarnya sudah bisa membaca keinginan pasar ini. PDI-P mulai menawarkan putri sang Ketum yakni Puan Maharani untuk menjadi capres, Demokrat sebenarnya unggul lebih dahulu yakni mulai menyiapkan jalan kepada kader muda mereka, Anas Urbaningrum untuk menjajaki RI 1. Jabatan ketum partai menjadikan Anas memiliki potensi besar untuk diajukan sebagai capres dari Demokrat. Golkar tampaknya masih keukeuh dengan Aburizal alias Ical sebagai capres mereka, sedangkan Prabowo nampaknya akan diusung ramai-ramai oleh partai medioker . Sampai di sini Pilpres 2014 tampaknya tidak akan menghadirkan banyak kejutan dan berlangsung as ussualy, seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tapi kalau boleh berandai-andai maka sebenarnya kemungkinan adanya surprise di 2014 masih ada dan bisa jadi kejutan itu akan berasal dari sebuah nama Dahlan Iskan. Ya nama ini sudah mulai dimunculkan oleh partai incumbent sejak beberapa saat lalu. Hal ini karena Demokrat pun tak akan mau partainya hanya akan menjadi pupuk bawang dalam pemilu 2014.  Berawal dari pengangkatan sebagai Dirut PLN yang mengejutkan banyak pihak, lalu shock teraphy kedua datang saat tiba-tiba beliau masuk di gelanggang reshuffle kabinet Indonesia Bersatu. Maka bukan tak mungkin Dahlan Iskan akan menghadirkan surprise ketiga saat dicalonkan untuk menjadi RI 1 atau RI 2. Pak SBY mulai memasukkan nama Dahlan Iskan sebagai kosakata yang disukainya karena jelas Dahlan Iskan merupakan asset yang sangat berharga.

Kicauan Nazaruddin baik via skype maupun live membuat konstelasi persiapan Demokrat menuju 2014 menjadi terganggu karena Nazar membawa-bawa nama Anas Urbaningrum, wajah baru, fresh dan muda yang kemungkinan besar akan mereka usung sebagai capres. Tetapi bagaimanapun juga Demokrat sadar capres dengan track record pernah tersangkut perkara korupsi merupakan calon yang tidak mudah di usung.

Demokrat sedikit banyak telah belajar dari pengalaman mereka selama beberapa tahun ini, dihajar pemberitaan di media massa milik pihak yang berseberangan sungguh tak mengenakkan. Hampir setiap kebijakan yang diambil dijadikan bara api yang siap membakar “jenggot” pemerintah.  Karena itu menjadikan Dahlan Iskan sebagai salah satu bidak dalam percaturan politik 2014 sangat krusial. Pertama karena Dahlan Iskan sudah berpengalaman memimpin. Status salah satu CEO paling top seantero nusantara sudah tidak perlu diragukan. Demokrat tinggal menyentuhkan Dahlan Iskan di jabatan penting setingkat menteri untuk mulai belajar memimpin birokrasi negara, dan ini sudah dilakukan SBY dengan menjadikan DI sebagai menteri BUMN. Waktu 2 tahun dirasa cukup melihat background Dahlan Iskan yang sudah kenyang asam-garam memimpin perusahaan berskala nasional. Alasan kedua adalah karena Dahlan Iskan memiliki dukungan media terutama media cetak Jawa Pos (JP), ini diharapkan mampu memukul balik atau setidaknya mengimbangi pemberitaan dari media yang berseberangan.  Dan yang sangat penting adalah JP yang dipimpinnya memiliki fans anak muda yang sangat besar  bahkan  terbesar. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia, ini bisa dibuktikan dengan keberhasilan JP menggondol World Young Reader Prize 2011 di ajang World Newspaper Congress .

Incumbent tentu menyadari bahwa mereka tidak bisa terus menerus mengharapkan mendulang suara dari pemilih berumur yang sudah ada karena icon terbesar partai yang disukai pemilih lama yaitu SBY sudah tidak mungkin maju. Di dalam kader partai juga belum ada sosok yang mampu menggantikan sosok SBY dalam hal karisma dan pencitraan. Pangsa pasar suara di golongan remaja dan anak muda masih sangat besar. Tiap tahun selalu ada penambahan sekian juta remaja cukup umur yang membuat KTP yang secara otomatis mereka memiliki hak suara. Partai-partai besar sudah menyadari kekuatan ini dan membentuk organisasi-organisasi sayap khusus untuk menjaring suara pemuda. Organisasi sayap itu bergerilya masuk ke kampus dan lembaga-lembaga pendidikan. PKS merupakan salah satu partai yang merasakan benar bahwa dampak dari menjaring massa anak muda sehingga mereka selalu bisa lolos electoral treshold dan duduk nyaman di DPR atau MPR. Strategi pencitraan bagi Dahlan Iskan pun rasanya sudah mulai disusun, entah Dahlan Iskan menyadari atau tidak. Ini bisa dilihat dari seringnya listrik padam pasca lengsernya Dahlan Iskan dari Dirut PLN. Hal ini mau tidak mau menimbulkan persepsi di masyarakat bahwa bila ada Dahlan Iskan maka lebih enak.  Semuanya ini mengerucut pada satu grand strategi untuk 2014 karena incumbent pun harus bergerak cepat untuk menyelamatkan jumlah kursi mereka di 2014. Jelas mereka tak mau hanya “numpang lewat” selama 2 periode saja. Syahwat kekuasaan dan libido politik bukan perkara yang mudah dilepaskan begitu saja.

Sumber: http://politik.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar