Minggu, 06 November 2011

Munajat Si Fakir Yang Hina (di Penghujung Ramadhan Tiba)

Ketika di penghujung Ramadhan, para Malaikat menangis gemuruh karena kasihan melihat umat Muhammad yang akan di tinggal Ramadhan,
Para Malaikat bersedih melihat umat ini karena belum kembali ke fitrah dan belum bersih jiwanya selama bulan Ramadhan sampai Ramadhan meninggalkannya,
Para Malaikat bersedih melihat umat ini, karena belum menemukan TuhanNya sehingga serakah berebut pahala dan fadhilahnya Ramadhan bagaikan anak kecil berebut permen dan gula-gula,
Sehingga tidak sempat untuk mengabdi kepada TuhanNya dengan tulus dan ikhlas,
Sekotor inikah diri umat ini? Khususnya diri Al Fakir?

Yaa Allah…
Andaikan di dunia ini ada makhluk yang paling hina, paling kotor, dan paling najis, masih tidak sehina, sekotor dan senajis jiwa dan diri ini,

Yaa Allah…
Ketika kulihat ulat-ulat dalam bangkai yang sangat menjijikkan, masih lebih menjijikkan jiwa ini daripada ulat-ulat itu,

Yaa Allah…
Ketika kulihat anjing yang jijik dan kotor, melolong dengan lidah menjulur penuh najis, masih tidak sejijik, sekotor dan senajis jiwa ini,

Yaa Allah…
Aku menyadari bahwa:
Anjing tidak mempunyai akal dan pikiran akan tetapi ketika anjing diberi makan oleh Sang Pemiliknya, anjing itu masih bisa berterima kasih, bahkan menjaga pemiliknya,
Tapi kenyataannya diri ini sebagai manusia yang di beri akal, pikiran dan budi pekerti, ketika Engkau berikan aku kehidupan, Engkau berikan aku kesehatan, dan Engkau berikan aku rezeki yang tak bisa di hitung jumlahnya, aku tidak pernah berterima kasih kepadaMu bahkan aku mengkufuri semuanya itu,
Sehina inikah diri ini yang disebut sebagai sebaik-baik makhluk?

Yaa Allah…
Cukupkah air mata ini untuk membasuh kehinaan itu?
Cukupkah air mata ini untuk membersihkan jiwa yang kotor itu?
Ketika hatiku menerawang jauh,
Kubayangkan surga yang sangat indah dan penuh kemuliaan,
Rasulullah dan para kekasih-kekasih Allah sebagai penghuni tempat yang penuh kemuliaan itu,
Aku ingin kesana tapi aku tidak mampu menggapainya karena terlalu hina diri ini,
Bahkan kurasa diri ini bagaikan binatang yang dijerat lehernya dan ditarik-tarik ke neraka karena kekufuran yang kulakukan,

Yaa Allah…
Kadang aku bercita-cita ingin mati saja,
Setelah mengenal jati diri yang hina ini,
Yang semakin hari semakin jauh dariMu, Yaa Tuhanku,
Sehingga semakin lupa dan tidak mengenal Engkau sebagai Sang Pencipta,
Mungkin mati lebih baik daripada terus hidup seperti ini,

Yaa Allah…
Mungkinkah airmata ini bisa membasuh dosa dan kotornya jiwa ini?
Mungkinkah airmata ini mampu untuk menolong jiwa yang busuk ini?
Dan mungkinkah sujudku, kerendahanku, dan air mata ini mampu mengantarkan yang hina ini keharibaanMu Yaa Tuhan…
Hanya Engkaulah… Engkaulah Yaa Allah… yang bisa merubah itu semua,
Karena tidak ada air mata, tidak ada ibadah, tidak ada kekuatan, yang bisa merubah itu semua,
Kecuali Engkau Yaa Allah dengan sifat kasih sayangMu….
Maka teteskanlah walaupun seujung jarum KASIH SAYANGMU di penghujung Ramadhan ini,
Agar hidup ini benar-benar bisa berarti,
Terimalah munajat hambaMu yang hina dan fakir ini,
###

Pesan Sang Prof:
Jangan takut rendah memang sifat hamba harus rendah, tempat salah, dholim dan kufur,
Jangan takut hina memang hamba tempatnya kehinaan,
Karena yang mulia hanya Allah yang Maha Mulia,
Bahkan siapapun yang merasa mulia dan merasa tinggi, sebenarnya dialah orang yang benar-benar hina dihadapan Sang Pencipta,
Seorang hamba yang merasa rendah, hina, merasa penuh dosa, dholim dan merasa kufur dialah Hamba Sejati dihadapan TuhanNya,
Tanamkanlah sifat-sifat tersebut dan peliharalah sehingga menjadi sifat dan karakter dalam kehidupan sehari-hari,
Sehingga nampak kerendahan dan ketawadhuannya,
Tidak pernah memandang yang lain kecil,
Tidak pernah menghina dan menghujat yang lain karena dia menyadari dirinya lebih hina dan lebih rendah daripada yang lain,
Itulah hakikat tawadhu kata Beliau Sang Prof,
###

Doa pembersih jiwa dari pembimbing Sang Prof
(Al Habib Syaikh Abdul Madjid Ma’roef R.A)
“Allohumma yaa waahidu yaa ahad, yaa wajidu yaa jawaad, sholi wasallim wa baarik ‘ala sayyidinaa muhammmadin wa ala ‘ala ali sayyidina muhammad, fii kullilamhatin wanafasim bi ‘adadi ma’luumaatillahi wa fuyudlotihi wa amdadih“

SELAMAT KEMBALI KE FITRAH
“BERSIH HATI, SUCI JIWA, SIAP MENGHADAP SANG PENCIPTA”

MINAL AIDIN WAL FAIZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
“HIDUP SEKALI HARUS BERARTI”

Catatan kelam perjalanan hidup dari si fakir yang hina
Dalam bumi kerendahan, 29 Agustus 2011

Sumber: http://kenduricinta.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar