Senin, 28 November 2011

Runtuhnya Jembatan Tenggarong (Kekeliruan atau Kelalaian)

13224220911665500157


Tanggal 26 November 2011 ternyata catatan kelam untuk Masyarakat Indonesia salah satu jembatan Gantung yang terletak di Kabupaten Kutai kertanegara runtuh.Jembatan yang bagi masyarakat Kutai Kertanegara sangat dibanggakan dan merupakan MASKOT Kabupaten Kutai Kertanegara.
Sore itu antrean panjang kendaraan dari dan menuju Kabupaten Kutai Kertanegara terpusat di Jembatan Tenggarong “Gerbang Dayaku”,terlihat ada beberapa pekerja yang sedang melakukan pekerjaan ditengah keramaian lalu lalang kendaraan ,tak seberapa lama  Jembatan Tenggarong sore itu runtuh,disertai suara gemuruh yang dalam hitungan ratusan meter masih terdengar.

Jenis konstruksi jembatan Tenggarong adalah Jembatan Gantung Sistem Kabel Tunggal (Single Catenary Cable) dengan rangka pengaku berupa modifikasi rangka baja Standar Bina Marga. 
 
Jembatan Tenggarong merupakan suatu proyek berteknologi dan beresiko tinggi, dimana faktor ketidak-pastian atas keberhasilan pelaksanaan yang masih tinggi karena tingkat pengetahuan atas konstruksi dan metoda pelaksanaan yang masih rendah, maka untuk memperkecil resiko yang terjadi, perencanaan yang komprehensif dan pelaksanaan yang inovatif sangatlah dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan dalam melaksanakan pembangunan maupun control & perawatan setelah proyek jembatan usai.

Jembatan yang menjadi kebanggaan masyarakat Kutai Kertanegara itu kini telah tinggal Tiang,menganalis secara teknis tentu akan sangat panjang tetapi dalam catatan saya perlu dicermati hal hal “ringan”sebagai berikut :
1. Saat pelaksanaan control perbaikan (.cek defleksi tower,posisi clam dan hanger,pengencangan baut dll) seharusnya dilakukan dengan posisi “Aman”dan“Steril” alias TUTUP lalu lintas kendaraan dengan mengalihkan arus kendaraan melalui Jembatan Mahulu sebagai alternatif.
2. Kelalaian pelaksanaan sebagaimana dilakukan saat sebelum jembatan runtuh dengan membuka jalur satu arah pada bagian tengah jembatan akan membuat pemusatan beban ekstrim.
3. Kondisi kekuatan angin ditambah tercapainya pembebanan ektrim akan terjadi puntiran (twisted) pada klem kabel yang dapat menyebabkan keruntuhan.

Sebagai penutup tulisan singkat ini ada keterangan yang penting untuk disampaikan,bahwa arus lalu lintas dari dan ke Tenggarong baik dari Balikpapan dan Samarinda dapat melewati Jembatan Mahulu (yang saya sebutkan sebagai alternatif jika jembatan Tenggarong saat perbaikan ditutup). Bahwa berita terganggunya arus ekonomi masyarakat Tenggarong akibat Jembatan runtuh hanyalah masalah waktu tempuh saja.

Benedictus Tambayong.
Sumber: http://regional.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar