Rabu, 04 Januari 2012

H Sukiyat, Sosok di Balik Mobil Kiat Esemka

image
















MOBIL Kiat Esemka yang dipilih Walikota Surakarta Joko Widodo dan Wakil Walikota FX Hadi Rudyatmo sebagai mobil dinas sedang menjadi perbincangan. Mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV) itu pun menjadi topik pemberitaan hangat media cetak dan elektronik.

Siapa sangka bila sosok di balik sukses pembuatan mobil dalam negeri itu adalah putra asli Klaten H Sukiyat, warga Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, Klaten. Dia melibatkan siswa dari 15 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jateng, Jatim dan Jakarta dalam pembuatan komponen mobil.

Ide pembuatan mobil itu murni dari Sukiyat dan Kepala SMK Negeri 1 Trucuk Drs Wardani Sugiyanto MPd, pertengahan tahun 2008. Setahun kemudian, ide-ide itu mulai direalisasikan secara bertahap. Pertama dengan melibatkan guru-guru.

"Kami dituntut kalau bisa membuat 91 persen kompenen mobil di dalam negeri. Kami sedang berusaha, meski saat ini belum bisa. Ada beberapa komponen yang belum bisa dibuat oleh siswa-siswa SMK," kata Sukiyat, pria kelahiran Klaten, 22 April 1957 itu.

Proyek mobil Kiat Esemka itu melibatkan 15 SMK di Jateng, Jatim dan Jakarta. Antara lain: SMK Negeri 1 Trucuk, SMKN 2 Surakarta, SMK Warga Surakarta, SMKN 5 Surakarta, SMK Tengaran Salatiga, SMK Pati, SMK Kediri, SMK Madiun, SMK Ponorogo, SMK Wonogiri, SMK Salatiga, SMK Negeri 1 Jakarta dan lainnya.

Mobil fenomenal hasil karya anak negeri itu telah menarik perhatian berbagai kalangan, sampai-sampai Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menjanjikan kemudahan perijinan. Namun, sayangnya sampai jabatan Mendag diganti, janji itu belum terlaksana. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Dr M Syarifudin Hasan juga pernah mengunjungi Kiat Motor untuk melihat mobil itu, 27 Juli 2011 lalu.



Komponen Dalam Negeri


Sukiyat, didampingi guru teknik otomotif SMK N 1 Trucuk Weni Prasetya SPd, mengatakan, untuk menuju terwujudkan 91 persen komponen buatan dalam negeri memang masih sulit. Ada beberapa spare part yang masih menggunakan produk impor antara lain ring seker, metal jalan, metal duduk, gardan dan komponen kelistrikan.

"Lampu juga masih dicari yang ada di pasar, karena anak SMK belum bisa bikin, begitu juga spido meter. Untuk casis sudah bisa dibuat sendiri. Penggunaan komponen lokal akan terus ditingkatkan," tegas ayah dua putra itu.

Saat ini, sudah ada 10 mobil Kiat Esemka yang selesai dikerjakan, termasuk dua unit yang dipakai Joko Widodo dan Hadi Rudyatmo. Ada dua unit lagi yang masih dikerjakan di Bengkel Kiat Motor Jalan Klaten-Solo, Desa Ngaran, Kecamatan Ceper, Klaten.

Bodi mobil pertama, dikerjakan siswa SMKN 1 Trucuk Klaten dan SMK Warga, sedangkan komponen mesin dikerjakan siswa SMKN 1 Jakarta, SMK Muhammadiyah Borobudur Magelang dan lainnya. Para siswa SMK juga dilibatkan dalam perakitan mobil bercat hitam itu.

Mobil berkapasitas mesin 1.500 cc itu bisa diproduksi dengan biaya Rp 95 juta. Dapur pacu menggunakan blok mesin buatan pabrik cor di Batur, Kecamatan Ceper, Klaten. Mobil yang dirancang selama empat bulan itu pernah diujicoba hingga ke Klaten-Bali.

 http://suaramerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar