Jumat, 27 Januari 2012

Korupsi dan Ancaman Runtuhnya NKRI

1315114751319324680
Lambang NKRI


Beberapa bulan yang lalu Negara Sudan Selatan resmi memisahkan diri dari Negara Republik Sudan dan beberapa tahun yang lalu juga Negara Timor Leste resmi memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara beberapa waktu yang lalu juga Papua semakin kencang menyuarakan untuk memisahkan diri dari NKRI. Pertanda apakah ini?

Apa yang terjadi di Republik Sudan memang sedikit berbeda dari Indonesia, di Sudan terlah terjadi perang saudara selama dua puluh tahun antara Sipil dan dan pemerintah, Penindasan kejam Pemerintah Sudan terhadap wilayah Sudan Selatan merajalela dan akhrinya Sudan Selatan melakukan Referendum untuk memisahkan diri, dan saat ini resmi berdiri Negara Sudan Selatan. Apa yang terjadi di Sudan Selatan tidak jauh berbeda dengan Timor Timur sebelum merubah nama negaranya menjadi Timor Leste, Rakyat Timur Timur waktu itu hanya mendapatkan sedikit perhatian dalam pembangunan, banyak desa tertinggal dan kekurangan gizi, akhirnya Timor Timur merasa Pemerintah Republik Indonesia berlaku tidak adil, dan pada akhirnya memisahkan diri menjadi Timor Leste, Apa yang dialami Timor Leste tidak jauh berbeda dengan Papua saat ini, jika Kita mengkaji data statistik, Masyarakat miskin lebih banyak di Papua, Tertingalnya Pendidikan, Desa Tertinggal dan masalah sosial lainnya yang harusnya menjadi petrhatian Pemerintah nyatanya terabaikan, Papua merasa Pemerintah tidak adil dan gaung munculnya Papua Merdeka semakin keras disuarakan.

Coba lihat saja peristiwa-peristiwa di Dunia saat ini, Warga Negara Portugal, Italia, Spanyol dan Yunani baru-baru menyerbu jalan untuk memprotes program penghematan pemerintah mereka. London dilanda kerusuhan dan penjarahan sementara Somalia menghadapi kekeringan, kelaparan dan kemiskinan. Di Israel ada protes biaya hidup yang tinggi. Pemberontakan di Jazirah Arab dan Afrika, Muammar Gaddafi dan pemberontak di Libya, Presiden Bashar Assad dan orang di Suriah dan Presiden Ali Abdullah Saleh dan para Islamis di Yaman dan Amerika Serikat dalam krisis Ekonomi berkepanjangan.

Intinya, sudah banyak Warga Dunia Penghuni Negara-Negara tersebut tidak mempercayai kepemimpinan pemerintah karena kepemimpinan tidak peduli banyak untuk rakya mereka. Apakah ini terjadi di Indonesia? Sangat terjadi, bahkan gaung turunkan Yudhoyono-Boediono terlah ada sejak dua tahun lalu, Masalah Air Bersih yang semakin kering, Pemadaman listrik, pembangunan hanya mengutamakan Jakarta dan Tanah Jawa, Kemiskinan yang terus bertambah, pengemis dan anak jalanan hanya menjadi berita tetapi tidak diurus sesuai dengan Undang-Undang, Gizi disebagian wilayah di Indonesia yang semakin memburuk, Anak-anak yang putus sekolah, tahun 2011 ini ada jutaan alumni SMU yang tidak bisa melanjutkan kuliah karena biaya pendidikan yang mahal,Korupsi yang merajalela, Koruptor yang sudah ketahuanpun tidak diproses secara hukum , banyak penjahat berdasi yang keluar dari Penjara, untuk masalah-masalah lainnya Anda bisa urutkan dari masalah yang sudah saya sebutkan, saking banyaknya. 

 
13151148481580227413
Index Korupsi Dunia from wikipedia.com


Inflasi, Pengangguran, Perselisihan sipil, Tawuran warga, kesulitan ekonomi, Pelacuran, Jika rumah Anda atau toko Anda kebakaran anda menelpon pemadam kebakaran maka mereka akan kekuaranan air, Jika Anda menelepon polisi, mereka mungkin tidak memiliki cukup bensin di kendaraan mereka untuk perlombaan ke TKP. Inilah yang sebentar lagi akan terjadi di Negara kita.

Maka, Jika kondisi ini semakin parah yang terjadi adalah 33 Provinsi yang ada akan meminta memisahkan diri dari Negara Kesatuan Rupublik Indonesia (NKRI) dengan referendum warga setempat. Saya tidak mencoba untuk menyeryukan pemisahan diri di negara kita, justru saya mencintai Republik ini, saya berharap dari sabang sampai Merauke tetap utuh selamanya.

Jangan terkecoh dengan makna Demokrasi, bukan Negara Otoriter saja yang mengalami ini, banyak Negara Demokratis sudah mengalaminya, inti dari semua ini adalah KETIDAK ADILAN. Seperti halnya saya, banyak Orang Indonesia mungkin memiliki nilai visi kesadaran nasional, masih ada orang-orang yang tulus dan tetap bersama-sama dalam persatuan dan hidup damai dibawah naungan Republik ini. 
 
13151150531509765251
Nasionalisme Untuk NKRI Adalah Harga Mati

 
Ada beberapa Indikator dan inti dari apa yang ingin saya sampaikan dalam Artikel ini, jika kita mampu mengatasi indikatormasalah ini maka kita akan tetap utuh dalam NKRI, tetapi jika tidak, saya memprediksi akan banyak Provinsi selain Papua yang meminta memisahkan diri dari Republik Indonesia yang kita cintai ini, dan Timor Leste sudah melakukan itu. Setelah Anda membaca 10 Indikator ini, Anda boleh berkomentar ada berapa Indikator yang ada Di Indonesia, jika ada 10 maka Indonesia dalam ANCAMAN RUNTUHNYA NKRI. Waspadalah. 
 
1. Perang Saudara / Tawuran Warga : Tawuran warga antar gank, antar kampung, rebutan lahan bisnis, antara Satpol PP dengan PKL misalnya, Masalah ini akan menjadi salah satu Indikator permasalahan pemisahan diri dari NKRI.
2. Kolonialisme : Baik penjajahan Geografis atau Penjajahan Ekonomi, baik Penjajah Asing maupun Penjajahan Pemerintah terhadap rakyatnya, misalnya disebuah daerah ada orang asing yang kaya raya dan menguasai Ekonomi, jika kita melihat hal ini ada di Negara kita, inipun bisa menjadi salah satu Indikator masalah yang dapat menjadi bom waktu.
3. Korupsi : Jika di negara Kita, Kementerian yang paling kuat dalam pemerintahan tanpa bangunan fisik adalah “Departemen Korupsi” di mana tingkat besar penipuan, pemborosan, penyalahgunaan dan penggelapan dana pemerintah adalah modus standar operasi. Kas negara dan kekayaan dikendalikan sebagian besar oleh beberapa pejabat pemerintah (Baik Masa Orde Baru dan Masa Reformasi), kroni dan keluarga mereka. Maka ini salah satu indikatornya.
4. Kebijakan Ekonomi: Negara kita telah mengalami langkah-langkah penghematan banyak atau program penyesuaian struktural di masa lalu namun perekonomian masih menentang semua logika ekonomi yang wajar. Sebaliknya, ada kesenjangan miskin dan kaya, tingkat kemiskinan yang tinggi, inflasi tinggi, tingkat pengangguran tinggi, pendidikan yang buruk dan sistem kesehatan, kelangkaan bensin, pasokan listrik tidak menentu, Pemadaman bergilir oleh PLN, Pajak TOL yang semakin meningkat, Harga Sembako yang semakin tidak terjangkau, kurangnya infrastruktur dan fasilitas publik fungsional sosial.
5. Intervensi Militer : Pemerintah negara Kita pernah didominasi oleh rezim militer atau penguasa mutlak lebih dari warga sipil yang terpilih secara demokratis atau negara Kita masih di bawah cengkeraman militer dengan ancaman kudeta militer. Atau mungkin Militer adalah politisi di seragam. Oh , Indonesia masih seperti itu, bagaiman Soekarno lama memerintah, Soeharto lebih lama lagi dan Sekarang Yudhoyonopun sama, jika yang trerplih orang sipil alamat tidak akan lama karena secara diam-diam dijatuhkan oleh militer dengan lobi Intelijennya.
6. Kebijakan Nasional Liberal : Jika formulasi kebijakan nasional di negara Kita didasarkan pada Sistem Liberal Sekuler, dan setiap janji nasional atau pemilihan didasarkan pada dikotomi regional seperti Utara vs Selatan, atau Timur vs Barat, dan Pemerintah Pusat sebagai Mahakuasa kontrol terhadap daerah atau provinsi di negara itu terutama pada alokasi dana dan sumber daya.
7. Sumber Daya Alam: Sumber daya alam a(misalnya minyak mentah dan gas alam) terkonsentrasi di daerah tertentu di negara Kita. Saat ada daerah lain baik berkeinginan untuk menyabot mereka atau melakukan kontrol terbuka atasnya. Daerah yang meletakkan “telur emas” bagi negara dan ternyata justru orang-orang setempat menjadi orang miskin, pertanda ini adalah Indikator pendukung pemisahan diri.
8. Masyarakat Majemuk : Negara Republik Indonesia memiliki lebih dari Ribuan kelompok etnis dengan bahasa yang berbeda dan budaya. Persatuan nasional dipromosikan dalam namaBhineka Tunggal Ika. Di antara 2 atau 4 kelompok etnis utama tetapi sebuah kelompok etnis ingin mendominasi pemerintah nasional (lahir-ke-aturan nepotisme). Ironisnya, Anda adalah diperlakukan seperti “orang asing” yang tidak diinginkan di negara Anda sendiri jika Anda tinggal atau bekerja di lokasi etnis yang berbeda lain dari Anda di negeri ini.
9. Intoleransi Agama : Antara pemeluk agama tidak saling menghormati, saling terjadi caci maki dan sumpah serapah nama Tuhan, dan sebagainya, maka ini pertanda indikator runtuhnya NKRI.
10. Gerakan separatis : Perasaan Anti-Pemerintah saat ini ada di negara Kita dan ada agitasi untuk tanah air terpisah oleh suatu wilayah atau seperangkat suku. Ada panggilan konferensi terbuka untuk bangsa yang berdaulat untuk menentukan masa depan negara atau kemungkinan referendum untuk memisahkan diri. Sebut saja dulu Ada Gerakan Aceh Merdeka, Organisasi Papua Merdeka, Rakyat Maluku Selatan.


Pembaca yang terhormat, dari 10 Indikator yang saya sebutkan diatas kita bisa mengelompokan tingkat Ancaman runtuhnya NKRI, Anda bisa mengisi di kolom Komentar untuk menentukan berapa Indikator yang ada, Pengelompokannya sebagai berikut :
A. 9-10 : Negara NKRI cepat atau lambat berisiko tinggi akan runtuh
B. 6-8 : Negara NKRI rentan untuk runtuh.
C. 3-5 : Negara NKRI dapat menghindari potensi Keruntuhannya
D. 0-2 : Negara NKRI Alhamdulillah Aman dari upaya pemisahan Diri


13151152831488100595
You Can Stop Corruption from cyberprotes.com
 

Di Indonesia, Indikator yang paling membahayakan adalah Korupsi dan Keadilan Hukum, maka potensi terbesar untuk memecah kesatuan Republik Indonesia adalah Korupsi. Dalam kata lain Koruptor itu tidak Cinta NKRI sama sekali.


Satu-satunya cara untuk mencegah Runtuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah menyelesaikan masalah-masalah dalam 10 Indikator pontesi masalah diatas, atau memilih menjadikan Negara kita menjadi Negara Kerajaan seperti Inggris dan sebagainya meskipun semua masalah yang dihadapi negara. Jika tidak itu akan membuat orang dari suatu negara datang bersama-sama sehingga mereka akan berpikir bagaimana untuk berpikir, memutuskan bagaimana untuk memutuskan, dan bertindak bagaimana untuk bertindak. Sebuah negara dapat melakukan ini dengan merangkul semua Stake Holder untuk mengatasi masalah-masalah dari 10 Indikator diatas untuk menciptakan keputusan yang berkualitas tinggi untuk masa depan bangsa dengan konsensus bersama.

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi) 
Direktur Rabbani Hamas Institute Indonesia
http://politik.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar