Rabu, 11 Januari 2012

Tomy Winata Siapkan Rp 9 Triliun untuk Gedung Tertinggi ke-5 Dunia

Suhendra - detikFinance

Signature Tower (Foto: Arcdaily)

Jakarta - Pengusaha Tomy Winata memastikan akan membangun salah satu gedung tertinggi di dunia yang diberi nama Signature Tower di kawasan SCBD. Gedung yang digadang-gadang menjadi gedung tertinggi ke-5 dunia ini akan memakan biaya US$ 1 miliar atau setara Rp 9 triliun.

"Total biaya US$ 1 billion di luar biaya bunga dan tanah," kata Tomy Winata kepada detikFinance, Jumat (6/1/2012).

Berdasarkan sumber Arch Daily, tinggi Signature Tower akan mencapai 638 meter sebelum 2020.
Sementara itu sumber www.scbd.com, tercatat gedung yang atapnya mirip nanas ini akan memiliki tingginya 111 lantai ini berada di tengah kawasan SCBD. Gedung ini akan menjadi salah satu bangunan mixed-use berkelas dunia menjadi gedung tertinggi masa yang akan datang di Indonesia.

Gedung itu akan dibangun di lot 6 kawasan SCBD yang kini menjadi tempat automall, butik ponsel dan millenia. Kawasan ini merupakan dikembangkan oleh PT Danayasa Arthatama Tbk

Berdasarkan laporan tahunan 2010, tercatat pemegang saham PT Danayasa Arthatama Tbk, kepemilikan saham Tomy Winata di perusahaan ini hanya 0,001%, kemudian publik 17,58% dan pemegang mayoritas adalah PT Jakarta International Hotels & Development (JIHD) Tbk sebesar 82,4%.

Sementara itu kepemilikan saham Tomy Winata berdasarkan laporan keuangan Maret 2011 di JIHD sebesar 15,87%, Sugianto Kusuma 9,76%, Santoso Gunara 0,40%, pemegang saham Indonesia, masing-masing dibawah 5% dengan total kepemilikan saham 53,32% dan pemegang saham asing dengan masing-masing persentase kurang dari 5% dengan total 20,65%.

PT Danayasa Arthatama Tbk bergerak dalam bidang pembangunan perumahan (real estat), perkantoran, pertokoan dan pusat niaga beserta fasilitasnya penyewaan bangunan-bangunan niaga ,kantor, pertokoan beserta fasilitasnya, penyediaan sarana dan prasarana, pelaksanaan pembangunan, pengusahaan, dan pengembangan kawasan niaga terpadu dan lainnya.

Rencananya, gedung tersebut akan masuk dalam daftar 20 menara tertinggi di 2020. Berikut daftarnya:


  1. Kingdom Tower, Jeddah dengan tinggi 1.000 meter.
  2. Burj Khalifa, Dubai dengan tinggi 828 meter
  3. Ping An Finance Center, Shenzhen dengan tinggi 660 meter
  4. Seoul Light DMC Tower dengan tinggi 640 meter
  5. Signature Tower Jakarta dengan tinggi 638 meter
  6. Shanghai Tower dengan tinggi 632 meter
  7. Wuhan Greenland Center dengan tinggi 606 meter
  8. Makkah Royal Clock Tower Hotel dengan tinggi 601 meter
  9. Goldin Finance, Tianjin dengan tinggi 597 meter
  10. Lotte World Tower, Seoul dengan tinggi 555 meter
  11. Doha Convention Center and Tower dengan tinggi 551 meter
  12. One World Trade Center, New York dengan tinggi 541 meter
  13. Chow Tau Fook Guangzhou dengan tinggi 530 meter
  14. Chow Tai Fook Binhai Center dengan tinggi 530 meter
  15. Dalian Greenland Center dengan tinggi 518 meter
  16. Pentominimum, Dubai dengan tinggi 516 meter
  17. Busan Lotte Town Tower dengan tinggi 510 meter
  18. Taipei 101 dengan tinggi 508 meter
  19. Kaisa Feng Long Centre dengan tinggi 500 meter
  20. Shanghai WFC dengan tinggi 492 meter.

Sebagai catatan, di Jakarta juga sudah lama ada rencana pembangunan Proyek Menara Jakarta di Kemayoran setinggi 558 meter. Sementara itu BUMN Adhi Karya juga berencana membangun gedung setinggi 100 lantai di kawasan Sudirman.

Menara 111 Lantai Tomy Winata, Bakal Jadi Kebanggaan RI 

Whery Enggo Prayogi - detikFinance


Jakarta - Pembangunan gedung-gedung pencakar langit tertinggi diberbagai negara bertujuannya untuk kebanggan sebuah negara. Tak kecuali rencana pembangunan Signature Tower 111 lantai dengan ketinggian 638 meter di kawasan SCBD, Jakarta.

Keberadaann gedung super tinggi juga menandai bahwa sebuah bangsa secara teknologi sipil mampu mewujudkan bangunan maha karya yang besar.

"Landmark biasanya sebuah kebanggan negara, bahwa mereka mampu. Namun orang banyak milih di lantai bawah. Kalau gedung pasti ditanya, lantai 1 sampai 10. Banyak pertimbangan. Aksesibilitas, atau kalau terjadi force majeure," kata Associate Director, Office Services Colliers Indonesia, Sutrisno R. Soetarmo di kantornya, Jakarta, Senin (9/1/2012).

Meski demikian, ia mengaku bangga jika Signature Tower yang akan digarap oleh Tomy Winata bisa terealisasi. Di banyak negara, gedung pencakar langit justru dibangun oleh pemerintah, melalui perusahaan negara atau BUMN namun di Indonesia oleh pelaku swasta.

Seperti disampaikan sebelumnya, Signature Tower bakal menjadi gedung tertinggi di Indonesia dan tertinggi ke-5 dunia. Gedung dengan 111 lantai ini rencananya akan mulai dibangun Juli 2012 di kawasan SCBD, Jakarta.

Menurut Tony Winata, Signature Tower akan menelan dan US$ 1 miliar atau setara Rp 9 triliun. Gedung ini akan menjadi ikon baru Indonesia dan terletak di Sudirman Central Business District (SCBD).

Signature Tower memiliki ketinggian 638 meter dan masuk 20 gedung tertinggi di dunia tahun 2020. Gedung yang atapnya mirip nanas ini menjadi salah satu bangunan mixed-use di Jakarta yang berkelas dunia.

Berdasarkan www.scbd.com, Signature Tower akan dibangun di lot 6 kawasan SCBD yang kini menjadi tempat automall, butik ponsel dan millenia. Kawasan ini dikembangkan oleh PT Danayasa Arthatama Tbk, yang kepemilikan sahamnya ada Tomy Winata.

Menara 111 Lantai Tomy Winata Baru akan Rampung 6-8 Tahun Lagi 

Suhendra - detikFinance  

Jakarta - Pihak pengembang kawasan SCBD memperkirakan pembangunan Signature Tower akan memakan waktu hingga 6-8 tahun. Targetnya proses pembangunan bisa dimulai pertengahan tahun 2012 ini.

"Kalau kita lihat orang (negara) lain bangun yang diatas 100 lantai itu rata-rata 6-8 tahun. Kita nggak mau berlebihan kurang lebih range-nya seperti itu," kata Wakil Presiden Direktur PT Jakarta International Hotels & Development Tbk Santoso Gunara kepada detikFinance di kawasan gedung BEI, Selasa (10/1/2012).

Saat ini pembangunan gedung yang bakal menjadi salah satu tertinggi di dunia ini masih dalam proses perizinan berbagai instansi seperti pemda, perhubungan dan lain-lain. Disaat yang bersamaan, sedang dilakukan proses uji kondisi tanah (geo test) di kawasan yang akan dibangun menara tersebut.

Sutanto menambahkan feasibility study (FS) atau studi kelayakan dari rencana proyek ini sudah selesai. Saat ini perseroan sedang memproses penghimpunan dana melalui sindikasi perbankan.

"Kita juga sedang atur pendanaannya sindikasinya, campur bank lokal dan asing, sudah kita bicarakan. Ini semua dalam proses kita tak boleh mendahului, jumlahnya lumayan besar US$ 1 miliar. Sindikasi tetap harus ada equity dari kita termasuk tanahnya," katanya.

Kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) yang menjadi lokasi Signature Tower dikembangkan oleh PT Danayasa Arthatama Tbk. Kepemilikan saham Tomy Winata PT Danayasa Arthatama Tbk hanya 0,001%, kemudian publik 17,58% dan pemegang mayoritas adalah PT Jakarta International Hotels & Development (JIHD) Tbk sebesar 82,4%.

Sementara itu,kepemilikan saham Tomy Winata berdasarkan laporan keuangan Maret 2011 di PT Jakarta International Hotels & Development (JIHD) Tb sebesar 15,87%, Sugianto Kusuma 9,76%, Santoso Gunara 0,40%, pemegang saham Indonesia, masing-masing dibawah 5% dengan total kepemilikan saham 53,32% dan pemegang saham asing dengan masing-masing persentase kurang dari 5% dengan total 20,65%.

Sumber: http://finance.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar