Kamis, 17 Mei 2012

Meluruskan Sejarah Raden Fatah, Sultan Demak

Meluruskan sejarah RADEN FATAH/RADEN HASAN/SAYYID ABDUL FATAH


Kenapa memang dengan Sultan Demak yang satu ini? sehingga harus diluruskan dalam penulisannya, apakah memang selama ini kajian sejarah tentang dirinya banyak yang terdistorsikan dengan banyaknya informasi yang sumir dan samar? Seperti yang dketahui bahwa memang kebanyakan informasi tentang Raden fatah ini sering kita dapati pada tulisan-tulisan dalam buku Babad Tanah Jawa yang merupakan karya sastra yang cukup mendapatkan tempat pada budaya masyarakat Jawa dan juga sejarawan-sejarawan lokal pada umumnya. Buku Babad Tanah Jawa masih dianggap sebagai "kitab sucinya" tentang "kebenaran" sejarah kerajaan Jawa pada lalu. 

Pertanyaannya sekarang kenapa dalam buku Babad Tanah Jawa ini banyak Sultan serta pembesar atau Bangsawan Demak penggambarannya banyak yang begitu buruk, dari mulai Aria Penangsang, Trenggono sampai Prawata dan lebih khusus lagi Raden Fatah ini. Babad Tanah Jawa yang merupakan karya sastra pujangga jawa masa lalu ini memang merupakan sumber utama dan rujukan dalam penulisan sejarah tentang perkembangan kerajaan-kerajaan di Jawa pada masa lalu. Cuma yang menjadi pertanyaannya sekarang kenapa kebanyakan tulisan-tulisan dalam buku itu banyak sekali menggambarkan buruknya karakter para bangsawan Demak pada masa itu, tidak itu saja gambaran karakter, dari garis keturunan atau nasab mereka saja banyak yang kacau. Penulisan tentang kiprah dan hubungan beberapa etnis pada masa itu seperti etnis China, Etnis arab, etnis-etnis yang lainnya dalam membangun Majapahit atau Demak saja, banyak yang mengandung kejanggalan. Dalam buku ini juga figur penting dalam Kesultanan Islam dan wali-wali tidak luput dengan sasaran cerita-cerita yang bertolak belakang dengan keluhuran dan akhlak para wali maupun bangsawan demak yang saat itu merupakan gambaran Islam yang rahmatan lilalamin, Islam pada masa Walisongo dan juga pada masa Kesultanan demak adalah gambaran Islam yang Damai. 

Yang lebih ironis lagi buku Babad Tanah Jawa ini sangat dipercayai sekali oleh beberapa sejarawan termasuk Pakar Sejarah Prof.Dr.Slamet Mulyana. Padahal beliau adalah seorang pakar sejarah UGM yang pada tahun 1960 dan 1970 an cukup disegani, namun ternyata ia masih bisa terjebak juga dengan adanya buku Babad Tanah Jawa ini. padahal buku Babad Tanah Jawa ini kebanyakan ditulis pada abad ke 18 kecuali Babad Tanah Jawa Galuh Mataram yang merupakan masanya Kesultanan Pajang, itupun juga masih disisipi cerita-cerita yang janggal, sehingga seorang penulis sejarah yang cukup akrab ditelinga pengkaji sejarah Kesultanan Islam Di Jawa yaitu De Graff, sampai tidak percaya dengan isi buku Babad Tanah Jawa episode Galuh mataram ini. Sedangkan buku Babad Tanah Jawa yang ditulis pada sekitar abad 18 notabenenya adalah berada pada masa jayanya fihak kolonialis penjajah, jadi ada kemungkinan bahwa tulisan-tulisan itu banyak diperngaruhi dan boleh jadi terjadi konspirasi penghapusan peran para walisongo dan Pembesar Demak dalam membangun Nusantara ini.

Ini mengingatkan saya pada BUKU ENSIKLOPEDI ISLAM karya Van Hoeve yang diterbitkan tahun 1995 tidak menyebutkan kiprah walisongo dalam membangun negara ini. Tokoh Islam yang mereka sebut justru kebanyakan baru disebut pada abad 18 Masehi. Aneh berarti 3 abad sebelumnya kesultanan Islam termasuk Demak dan Juga para walisongo tidak ada sama sekali .....aneh? Berarti siapakah yang menyebarkan agama Islam pada masa itu...hantu belaukah? atau jangan-jangan mahluk asing yang datang dari planet antah berantah, sehingga sampai-sampai penulis buku tersebut tidak mencantumkan nama-nama Ulama walisongo dan juga tokoh bangsawan Demak atau bangsawan Kesultanan Nusantara lainnya dalam menyebarkan ajaran-ajaran Islam yang luhur dan islam Yang kultural...

Adapun kenapa nama Raden Fatah sering sekali mendapat gambaran yang "aneh" baik dari sejarahnya, karakternya, nasabnya, ini menjadi tanda tanya besar buat saya. Raden Fatah yang merupakan tokoh kunci berdirinya kesultanan Demak dibuat seolah-olah menjadi gelap gulita. Misalnya ia dituduh sebagai anak yang durhaka dan tidak tahu diri , karena telah meruntuhkan Kerajaan Majapahit dengan serangan dari pasukannya. Padahal kalau kita mau teliti, Majapahit tanpa diserangpun memang sudah "habis". Kenapa demikian, karena semenjak wafatnya Gajah Mada, kerajaan Majapahit itu telah mengalami kemunduran yang hebat. sesama bangsawan saling bertikai dan sibuk dengan wilayah kadipatennya sendiri-sendiri. Sebenarnya kalau Raden Fatah mau ia bisa saja menyerang Majapahit yang telah diambang keruntuhannya, namun itu tidak ia lakukan demi untuk menghormati orang yang pernah berjasa membesarkan dirinya dalam Keraton Majapahit yaitu Brawijaya 5 (bahkan yang benar sebenarnya adalah Bre Kertabhumi)

Selama hidupnya justru Raden Fatah ini tidak pernah menyerang Majapahit era Brawijaya 5. Kalau mengembangkan daerah Demak iya, namun bila menyerang Majapahit, belum pernah beliau lakukan. Raden fatah adalah orang yangi kacang tidak lupa kulit. Padahal dengan pertikaian antar bangsawan majapahit itu tanpa disadari oleh mereka, banyak daerah-daerah yang melepaskan diri dan menyatakan merdeka dari Majapahit, dan itu sebenarnya merupakan kesempatan emas untuk mendirikan Demak. Majapahit pada era Raden Fatah tinggal menunggu waktu saja untuk berdiri menjadi sebuah kesultanan. Majapahit tidaklah sehebat era Gajah Mada, Hayam Wuruk maupun Raden Wijaya, Majapahit telah kehilangan ruhnya sebagai negara Adikuasa di Asia tenggara. Tapi kenapa tiba-tiba ada tuduhan Raden fatah menghancurkan Majapahit ? karena banyak orang yang tidak mengerti bahwa yang diserang oleh Raden Fatah adalah bukan Brawijaya 5 (Bre Kertabhumi) tapi Brawijaya 6 atau Dyah Ranawiyaya yang berhasil menumbangkan Brawijaya 5 yang kondisinya saat itu sakit-sakitan bahkan mengalami kelumpuhan. Dyah Ranawijaya ini berhasil memasuki ibukota Majapahit yang saat itu diperkirakan berada di Mojokerto. Dyah Ranawijaya ini akhirnya mengklaim bahwa dirinya adalah Brawijaya yang sesungguhnya (Brawijaya 6) dan kemenangan ini ia memindahkan ibukota Majapahit ke wilayah Daha dengan membawa pusaka-pusaka penting Majapahit. Adapun tentang Brawijaya 5 (Bre Kertabumi) sendiri tidak diperoleh kabar bagaimana nasibnya, ada yang mengatakan ia lari kearah Timur Jawa, ada yang mengatakan ia masuk kedalam hutan, bahkan ada yang mengatakan Moksa (hilang secara gaib). Nah setelah kemenangan dari Dyah Ranajaya inilah akhirnya Raden Fatah mulai mempersiapkan pasukan Demak untuk melawan Majapahit era Dyah Ranajaya ini. Yang perlu ditegaskan disini adalah perang ini adalah tidak semata-mata untuk meneruskan hegemoni Majapahit, perang ini adalah semata-mata untuk mencegah kesewenang-wenangan pemerintah Dyah Ranajaya yang telah berhasil menggulingkan Brawijaya 5. 

Jadi perang Raden Fatah dengan Dyah Ranajaya adalah perang DAHA dengan DEMAK. dan ini hanya tinggal menunggu waktu berdirinya Kesultanan Demak Saja. Jadi niat Raden fatah berperang dengan Dyah Ranajaya ini, disamping untuk menyelamatkan harkat Majapahit versi Brawijaya 5 atau Bre Kertabumi , ia juga berusaha merebut kembali pusaka-pusaka yang telah dirampas oleh Dyah Ranajaya ini, ingat peran pusaka kerajaan itu pada masa itu keberadaannya sangat penting, berhasil merebut pusaka, berarti kekuasaan yang tidak memiliki pusaka, tidak mempunyai legitimasi yang kuat. Adapun tentang perkembangan Islam, saat itu Demak sudah terkenal dan sangat maju, jadi tanpa menyerang Majapahitpun Demak sudah sangat kuat. Dan Selama Brawijaya 5 masih hidup tidak pernah satu kalipun Raden fatah menyerang Majapahit era Brawijaya 5. jadi yang dihadapi oleh Raden Fatah itu adalah Dyah Ranajaya yang oleh banyak sejarawan adalan menantu dari Bre Kertabumi sendiri, jadi Raden fatah ini sebenarnya berhadapan dengan iparnya sendiri yang telah berkhianat kepada mertuanya. Jadi siapa sesungguhnya yang durhaka?? dyah ranajaya atau Raden fatah? perang antara Daha (majapahit bentukan Dyah Ranajaya) akhirnya dimenangkan oleh Raden Fatah. Dan memang akhirnya setelah berapa kali berperang akhirnya Raden Fatah berhasil mengalahkan Dyah Ranajaya ini dengan telak. 

Sedangkan orang-orang yang masih berfihak pada Dyah Ranajaya ini terutama yang tidak senang dengan fihak DEMAK akhirnya banyak yang melarikan ke Bali. Namun dengan jiwa besarnya Raden Fatah tidak mengejar mereka ini. Mereka bahkan dibiarkan hidup dengan tenang, padahal kalau saja Raden Fatah mau, ia bisa saja mengadakan perburuan dan penumpasan kepada para pengikut dyah ranajaya ini, apalagi wilayah kekuasaan beliau ini cukup besar, namun tindakan perburuan dan penumpasan itu tidak dilakukan Raden Fatah kepada pengikut dyah ranajaya atau penganut hindu yang lain, sehingga sampai saat ini kita bisa mendengar dan mengetahui bahwa kehidupan masyarakat Hnidu Bali masih tetap eksis. Raden Fatah juga memperlakukan masyarakat Hindu dengan baik. Contoh banyak orang Hindu yang berada di Kudus tidak beliau paksa untuk masuk Islam bahkan melalui Sunan Kudus masyarakat Hindu di Kudus sangat dijaga perasaannya. Blambangan yang saat itu masyarakat Hindunya masih kuat bahkan tidak beliau paksa untuk ikut agama Islam. Suku tengger yang ada di Pegunungan semeru, tidak beliau ganggu. 

Raden Fatah telah menunjukkan bagaimana toleransi beragama yang baik, jadi salah besar jika ada yang mengatakan bahwa Raden Fatah adalah orang yang memaksakan agama Islam pada pemeluk yang lain. Peperangan yang dilakukan dengan Dyah Ranajaya adalah untuk memberi pelajaran kepada Dyah Ranajaya bagaimana seharusnya bersikap kepada mertuanya (bree kertabumi). Memang moment ini juga merupakan kesempatan Raden Fatah untuk sekaligus memperkenalkan Islam atau juga mendirikan Kesultanan Islam, dan ini adalah sebuah hal yang wajar dalam dunia politik dan militer bahwa pemenang memiliki hak untuk menentukan sistem atau aliran atau ajaran yang dimilikinya kepada rakyat yang ditundukkannya. Namun walaupun raden Fatah ini menang melawan dyah ranajaya, Raden Fatah tetap bersikap arif, beliau tidak hantam kromo kepada orang lain untuk mengikuti agama Islam. karena beliau tahu Islam melarang keras ajarannya dipaksakan kepada orang lain. Islam pada masa beliau dan walisongo adalah betul-betul Islam yang rahmatan lilalamin..Islam pada masa itu adalah Islam yang indah, tidak seperti sekarang ini Islam digambarkan seolah-olah dengan perumpamaan "mulut tajam, mata merah, tangan terkepal, dan senjata tajam yang menari kesana-kemari". 

Raden Fatah sangat menyadari bahwa kultur masyarakat Jawa itu berbeda dengan wilayah lain, sehingga penyebaran agama Islam melalui kesultanannya lebih banyak dengan mengadakan akulturasi budaya, dengan melalui tangan para walisongo..Perlu diketahui bahwa dengan runtuhnya Majapahit era Dyah Ranajaya, ternyata agama Hindu itu tidak serta merta hilang, masih banyak masyarakat yang bertahan dengan agama ini, terutama mereka yang sudah terbiasa hidup dengan cara kasta, namun demikian Raden Fatah tidak pernah melakukan pemaksaan kepada mereka ini. Mereka dibiarkan hidup didaerah-daerah terpencil..itulah indahnya Islam pada masa Raden Fatah dan Walisongo. Sampai saat ini saya yakin kalau karena bukan kebijakan Raden Fatah, Islam mungkin sulit diterima di Bumi Nusantara. Raden Fatah bisa bersikap seperti itu, karena dia adalah murid langsung dari para Walisongo, sehingga keluhuran budi pekertinya karena didikan dari para walisongo. Sehingga sampai saat ini Islam yang ada Di Indonesia adalah Islam yang damai dan penuh warna. Jadi kalau ada orang yang menulis buku yang berjudul ENSIKLOPEDI ISLAM DI INDONESIA, tidak memasuki nama RADEN FATAH dan juga walisongo dalam daftar tokoh-tokoh yang berjasa dalam perkembangan Islam berarti orang itu tidak pernah belajar sejarah Islam di Nusantara. 

Alangkah anehnya ketika orang tersebut membuat buku yang cukup tebal tentang ENSIKLOPEDI ISLAM DI INDONESIA, nama Raden Fatah dan walisongo tidak berbekas, padahal pengaruh Raden Fatah dan Juga walisongo itu hampir merata seluruh Nusantara. Sunan Giri itu muridnya hampir seluruh wilayah Nusantara. Jadi bagaimana mungkin tidak masuk daftar tokoh dan penyebar Islam. si penulis bahkan menulis tokoh Islam mulai dari abad 18 dan anehnya tokoh-tokoh yang dimasukkan adalah ada beberapa tokoh keras dan penyebab perang. Aneh bin ajaib...ia menghilangkan 3 atau 4 abad terutama mengenai tokoh-tokoh Islam...berarti yang menyebarkan dan berjasa dalam perluasan Islam itu siapa? Hantu belaukah?? atau mahluk asing dari planet Marskah? atau pasukan siluman? aneh bin ajaib, buku ENSIKLOPEDI tapi rasanya ini bukan ENSIKLOPEDI. Penulis sejati itu adalah berani menulis dengan jujur dan berani memberi fakta. Jadi kesimpulannya tokoh Raden Fatah dan juga walisongo tidaklah seperti yang dituliskan dan dibayangkan dengan gambaran yang buruk pada karakternya, terlalu aneh jika perilaku mereka seperti itu, bayangkan saat mereka mengajarkan kedamaian apa iya mereka juga mengajarkan kekerasan? rasanya tidak mungkin..!! yang ada mungkin ini hanyalah manipulasi data yang dilakukan oleh fihak kolonial belanda, agar tokoh-tokoh Islam digambarkan seperti manusia berwatak dan berhati Jahat. Ingat, sekali saya ingin tekankan bahwa kalau ada cerita yang mengatakan bahwa Raden Fatah dan walisongo karakternya buruk, tolong lihat siapa yang menulis itu, tolong lihat kapan buku itu ditulis, tolong lihat bagaimana fakta yang sesungguhnya, lihat juga data pembanding yang datanya banyak pula yang membantah kalau Raden Fatah dan juga walisongo tidak seburuk yang diduga oknum-oknum yang berlindung dibalik karya sastra.

Bagaimana dengan nasabnya Raden Fatah? Siapa sebenarnya Orangtua dari Raden Fatah ini. Nah pertanyaan ini memang agak mendebarkan dan juga agak sensitif memang, karena sampai saat ini masih banyak fihak terutama sejarawan dan juga masyarakat pada umumnya meyakini bahwa Raden Fatah adalah anak kandung dari Bre Kertabumi (Brawijaya 5). Yang lebih kejam lagi bahkan ada seorang penulis sejarah Kaum Alawiyin yang tulisannya dikutif oleh HMH Alhamid Alhusaini dalam bukunya yang berjudul RISALAH KHILAFIAH mengatakan bahwa Raden Fatah adalah anak haram dari Prabu Brawijaya 5 dengan salah satu gundiknya yang berasal dari Champa, demi untuk menutupi malu, gundik tersebut diserahkan kepada Ario Damar untuk dinikahi. Gundik itu telah hamil karena hubungan terlarang dengan Brawijaya 5. 

Dan setelah lahir baru dinikahi oleh Aria Damar, dan anak yang lahir itu adalah RADEN FATAH!!! berarti Raden Fatah adalah anak haram!! (sebuah cerita dan tuduhan yang kejam untuk seorang Sultan Islam yang terkenal alim!!). Memangnya para wali bodoh untuk mengangkat seorang Sultan. untuk menjadi seorang pemimpin atau sultan semua aspek kepribadiannya akan diteliti dengan mendalam, dari mulai asal muasalnya, perilakunya, keluarganya sampai nasabnya!!. Anehnya kalau Raden Fatah anak haram mengapa pula Sunan Ampel rela mengawinkan anaknya dengan RADEN FATAH, padahal seorang ulama dalam memilih jodoh untuk anaknya tidak sembarangan, dan kenapa pula anaknya Raden Fatah banyak menikah dengan anaknya para walisongo yang merupakan banyak keturunan Zuriat Rasulullah SAW, bukankah ia berasal dari turunan anak haram?. Kasus seperti raden Fatah ini mengingatkan saya akan kasus Soeharto yang dituduh sebagai anak haram dari seorang cukong dari etnis tertentu hanya karena Soeharto dekat dengan cukong dari etnis tersebut. Padahal nasab yang dimiliki Soeharto tidak seperti apa yang dituduhkan orang kepadanya (saya tidak pro kepada soeharto, karena saya juga dulu ikut berjuang melawan dirinya di tahun 1998), namun karena ini masalah nasab, ya harus jelas dan terang benderang..

Untuk menguatkan nasab Raden fatah yang katanya berasal dari Brawijaya 5 bahkan dalam sebuah diagram silsilah raja-raja Jawa yang dibuat oleh Abdurohim Abu Jahri atau anak juru kunci Ki ageng Selo, Tawangharjo, Purwodadi, Grobogan Raden Fatah masuk sebagai sebagai anak kandung Bre Kertabumi. Harus diakui bahwa sampai sekarang Raden Fatah dianggap memang sebagai anak kandung Bre Kertabumi. Inilah yang sering diangkat banyak penulis bahwa Raden Fatah adalah anak yang membangkang dan durhaka? pada orangtuanya sendiri, karena menyerang Majapahit, padahal seperti yang sudah dijelaskan bahwa yang diserang oleh Raden Fatah adalah Dyah Ranajaya atau ada juga yang menyebut GIRINDRAWARDHANA, bukan Bhre Kertabumi, karena Bhree Kertabumi itu sudah keluar dari Ibukota Majapahit pada saat Dyah Ranajaya masuk ke Ibukota Majapahit yang berada di Mojokerto itu..masalah nasab atau silsilah ini kita harus hati-hati. Tidak bisa kita mengatakan bahwa Raden Fatah ini anak dari si anu atau Si anu, karena masalah Nasab adalah bukan masalah main-main..masalah nasab bukanlah dilatarbelakangi karena dia Islam atau Hindu, masalah masalah seperti ini juga bukan karena Raden fatah seorang Majapahit atau Demak, tapi masalah Nasab atau masalah darah atau garis keturunan!!. Dalam Islam tidak boleh kita sembarangan mengatakan nasab seseorang itu palsu atau meragukan. Yang bisa menjawab semua itu adalah ahli nasab yang jumlahnya didunia ini tidak diketahui. 

Masalah nasab dari Raden Fatah ini memang sering membuat saya berfikir keras, apakah benar beliau ini anak kandung dari Bree Kertabumi atau brawijya 5 itu? Karena setahu saya zuriat Kesultanan Palembang yang merupakan keturunan dari Raden Fatah mengatakan bahwa ayah dari Raden Fatah ini adalah Raja Champa yang bernama Abdullah Umdatuddin. Rasanya ini bukan hal yang main-main..ingat menisbatkan sebuah nasab itu pasti ada dasarnya..begitu juga Zuriat Kesultanan Palembang. Keturunan Zuriat Palembang itu nasabnya bahkan diakui oleh beberapa ulama ahli nasab pada masa lalu. Catatan nasab mereka bahkan pernah ditemukan oleh seorang ulama yaitu Sayyid Ali bin Jakfar Assegaf yang merupakan kakek dari Habib Hasan bin Jakfar Assegaf pemimpin majelis Nurul Mustofa. Jadi bila melihat catatan nasab mereka bahwa Raden Fatah adalah anak dari Raja Champa yaitu Abdullah Umdatuddin, berarti pendapat yang mengatakan bahwa Raden Fatah anak Bree Kertabumi wajib dipertanyakan, disamping data dari zuriat Palembamg, beberapa ulama keturunan Raden Fatah yang berada di daerah Jawa Timur dalam catatan nasabnya ternyata menunjukkan bahwa ayah Raden Fatah adalah memang Abdullah Umdatuddin, Cerita rakyat dari Lampung yang pernah diutarakan oleh Sahabat Arya Purbaya, mengatakan bahwa ayah dari Raden Fatah adalah berasal dari etnis dari Mekkah Melayu yaitu yang bernama Syarif Abdullah. 

Raja Abdullah sendiri adalah seorang raja yang memerintah Kerajaan Champa di Kamboja yang juga merupakan orang yang disegani oleh Bre Kertabumi itu..Mereka ini bahkan saling bersahabat. Walaupun usia Raja Champa Abdullah Umdatuddin jauh lebih tua dari Bree Kertabumi, namun itu tidak menjadi halangan mereka untuk bersahabat.. sekali lagi saya ingin menegaskan ini bukan masalah personal seorang Brawijaya atau Raden Fatah, Islam atau hindu, Majapahit atau Demak, dan satu lagi yang paling penting ini bukan masalah untuk menguatkan apakah Raden Fatah dari keturunan bangsawan dari keturunan Jawa, China, atau berasal dari Arab, tidak !! sama sekali bukan.., tapi ini adalah masalah darah keturunan atau Nasab. Seperti yang memang diutarakan dalam beberapa tulisan sejarah, bahwa Raden Fatah seringkali diidentikkan dengan garis keturunan Bangsawan Jawa dari Majapahit bahkan dikaitkan dengan keturunan China. Ini juga suatu info yang harus kita luruskan, tapi siapapun nenek moyang kita, bila kita ada darah hubungan dengan mereka ya harus kita akui, terlepas apakah dia jelek atau rekam jejaknya tidak baik, tetap saja kita tidak boleh mengingkari garis keturunan dari orang tersebut..Nah untuk masalah garis keturunan Raden Fatah ini kita harus lebih teliti betul-betul , kenapa banyak sekali tulisan mengatakan bahwa ayah Raden Fatah itu adalah Brawijaya 5 atau Bree Kertabumi itu?.

Dari beberapa catatan sejarah yang pernah saya baca dan diskusi saya dengan beberapa orang, bahwa ternyata Bree Kertabumi memang pernah menikah dengan mantan istri dari Raja Champa yaitu Abdullah Umdatuddin. Kenapa beliau bisa menikah dengan mantan istri Raja Champa itu, tidak lain dan tidak bukan adalah karena adanya hubungan persahabatan antara dirnya dengan Raja Champa ini.. Tapi bagaimana dengan agama Bree Kertabumi? bagaimana dengan mantan istri Abdullah Umdatuddin itu? bukankah Bree Kertabumi diyakini banyak orang beragama Hindu? ini mungkin orang yang tidak jeli. Pada saat Bree Kertabumi menikah dengan mantan Istri Abdullah Umdatuddin ini, sudah tentu agama yang dianut oleh Bree ini sudah Islam, masalahnya mungkin ia tidak mengumumkan kepada rakyat banyak, karena ia dianggap adalah perwujudan dari Dewa. Mantan Istri Raja Champa sendiri, rasanya tidak mungkin mau menikah dengan orang seperti Bree Kertabumi ini bila raja Majapahit itu tidak masuk Islam, karena pada kenyataannya ia juga memiliki kemampuan agama yang baik. Pernikahannya dengan Bree Kertabumi ini semata-mata untuk menyebarkan agama Islam lewat jalur pernikahan. Karena begitu Raja Majapahit itu masuk Islam, maka otomatis semua rakyat Majapahit akan masuk Islam..Permasalahannya sekarang, bagaimana dengan posisi Raden Fatah? apakah ia masih dalam kandungan atau sudah lahir. Posisi Raden Fatah saya berkeyakinan dengan mantap bahwa Raden Fatah telah lahir saat ibunya menikah dengan Bree Kertabumi. Karena saat ibu Raden Fatah ini bercerai dengan Raja Champa yaitu Abdullah Umdatuddin itu, kemungkinan besar beliau itu sudah punya anak yang masih merah dan sudah melewati masa iddah. Lagipula usia Raja champa itu sudah sangat tua sedangkan ibu Raden Fatah itu masih sangat muda. Jadi ketika ibu Raden Fatah ini menikah sudah pasti ibunya itu sudah melewati masa iddah dan sudah tentu sudah melahirkan anak. Sangat aneh sekali bila ada cerita Raja Champa memberikan istrinya kepada raja Majapahit dalam kondisi hamil!!! mana ada syariat Islam seperti itu, apalagi saat itu peran walisongo angkatan pertama sudah mulai ada...sudah tentu saat Ibu Raden Fatah menuju Majapahit, ibunya ini sudah membawa bayi yang bernama Raden Fatah. Dan karena Raja Champa Abdullah Umdatuddin itu bersahabat dengan Raja Majapahit, sudah tentu dan pasti ia menitipkan anaknya Raden Fatah kepada raja Majapahit itu untuk dirawat seperti anak kandungnya sendiri. Ini nanti yang mungkin banyak mengecoh para sejarawan yang menganggap bahwa Raden Fatah anak Bree Kertabumi. Setelah menikah dengan Bree Kertabumi, ibu Raden Fatah ini mengajarkan agama Islam kepada Bree Kertabumi, namun sayang karena Bree Kertabumi juga sakit-sakitan maka Bree Kertabumi ini menceraikan istrinya yang dari Champa ini. Bree menceraikan Istrinya karena kasihan, beliau takut istrinya ini tidak terurus, sama persis dengan kekhawatiran dari Raja Champa kepada mantan istrinya ini..Maka demi masa depan dari istrinya Bree Kertabumi ini, maka beliau menceraikan kembali istrinya itu..dan diserahkan untuk dinikahi dan diurus oleh Aria Damar yang merupakan bawahannya di kerajaan Majapahit. Jadi ibu Raden fatah ini telah mengalami janda 2 kali karena yang satu usianya sudah tua dan juga sudah mendekati akhir hidupnya, sedangkan yang satu sakit-sakitan (lumpuh). Yang juga harus diluruskan bahwa ibu Raden Fatah ini pada saat diserahkan ke Arya Damar beliau dalam kondisi tidak hamil, beliau dalam kondisi suci dan bersih! sekali lagi ini wajib diluruskan, mana ada perempuan muslimah dicerai dalam kondisi hamil bahkan diserahkan kepada orang lain. Saya tidak yakin bila Bree Kertabumi melakukan itu, ingat Bree tu juga mendapat ajaran Islam dari istrinya itu, jadi rasanya sangat aneh bila Bree menyerahkan istrinya bila tidak dalam keadaan terpaksa, lagipula Ibu Raden Fatah adalah seorang muslim yang taat dan faham dengan hukum-hukum Islam. Mana mau beliau ke Palembang bila tidak ada alasan yang kuat. Menurut saya alasan yang paling masuk logika adalah kepergian ibu Raden Fatah ke Palembang adalah untuk masa depan anaknya Raden Fatah. karena Palembang saat itu kondisinya lebih kondusif dan lebih terbuka dalam penyebaran agama Islam. Kedatangan ibu Raden Fatah ke tanah Palembang bukan semata-mata hanya untuk dinikahi saja, tapi ada kepentingan yang jauh lebih penting, yaitu mempersiapkan dan mendidik anaknya untuk menjadi orang besar kelak dikemudian hari. Mungkin akan ada banyak pertanyaan, kok gampang betul pejabat kerajaan dulu memberikan istri kepada orang lain? kok begitu murahnya wanita sampai dioper kesana-kemari. Tenang.....sabar dulu..yang pertama jangan samakan logika kita dengan logika pada masa lalu, sistem kerajaan kita pada masa itu dalam hal seperti ini sudah lumrah dan biasa..hadiah seorang wanita kepada raja atau kerabat kerajaan itu adalah hal yang biasa..tujuannya apa? ya untuk mengikat tali kekerabatan antar kerajaan? terhinakah wanita itu? tergantung! kalau mereka dinikahi dengan cara yang halal dan terhormat sudah tentu derajat mereka malah akan naik, namun bila mereka tidak dinikahi bahkan hanya cuma sebagai simpanan, itu menjadikan status mereka menjadi rendah. Nah untuk kasus ibu Raden Fatah, beliau dinikahi dalam kondisi terhormat dan terjaga derajat kewanitaanya. Bree Brawijaya memperlakukan istrinya dengan baik, kekhawatiran dia terhadap istrinya ini sangat wajar, karena kondisinya sudah sakit-sakitan dan Majapahit kondisinya sudah sangat lemah, ia sangat mengkawatirkan kondisi istrinya ini, apalagi istrinya ini masih muda, maka untuk kebaikan dan masa depan istrinya ini, maka Bree dengan berat hati menceraikan istrinya tersebut untuk kemudian diserahkan kepada Aria Damar yang merupakan walikota Palembang yang merupakan kerabat dan bawahan Dari Bree Kertabumi ini..sudah tentu disamping Aria Damar diamanahkan untuk memperistri mantan istrinya itu, Bree Kertabumi sudah pasti berpesan kepada Aria Damar untuk mendidik dan menjaga Raden Fatah seperti anaknya sendiri. Dan memang akhirnya Raden fatah ini dididik secara langsung oleh Aria Damar dengan penuh kasih sayang, sehingga seolah-olah bahwa Raden Fatah ini adalah anak kandungnya. Perkawinan antara mantan Istri Bree Kertabumi yang berasal dari Champa ini melahirkan Raden Husein..Akhirnya seperti yang sudah diketahui Raden Fatah ini dibesarkan di Palembang dibawah bimbingan langsung ayah tirinya Aria Damar yang juga merupakan bangsawan Majapahit yang telah memeluk Islam dan berhasil memerintah Palembang dengan baik dengan idiologi Islam yang baru dianutnya. Di Palembang sendiri ayah dari Raden Husein ini lebih terkenal dengan nama Aria Dillah atau Aria Abdullah. Raden Fatah akhirnya mengalami masa remajanya di daerah Palembang yang merupakan salah satu ibukota Sriwijaya pada masa lampau. Ibu dari Raden Fatah sendiri bernama Syarifah Zaenab binti Ibrahim Zaenudin Al Akbar Asmorokondi yang juga merupakan paman dari Sultan Abdullah Umdatuddin. Berarti ayah danj ibu dari Raden fatah adalah sepupuan, hanya sang suami berusia 91 tahun sedangkan sang istri berusia 19 tahun. Dari Champa setelah raden fatah lahir mereka berangkat menuju ke majapahit diiringi oleh beberapa walisongo dan juga beberapa pengikut atau pasukan dari kerajaan Champa itu sampai tiba dengan selamat di Majapahit..

Pertanyaan selanjutnya tentang kajian Raden fatah ini adalah, apakah Raden Fatah ini punya keturunan? atau tidak punya keturunan dari jalur laki-laki? kalau dari data yang saya lihat pada beberapa nasab zuriat kesultanan Palembang, dengan tegas mereka mengatakan bahwa Raden Fatah punya keturunan dari jalur Laki-laki!!..Beberapa ulama di Jawa Timur dan juga Madura bahkan catatan nasabnya bersambung dengan Raden Fatah. Ilmu nasab sangat ketat sekali, jangan coba-coba kita memalsu nasab, pasti akan ketahuan, bahkan begitu ketatnya ilmu nasab ini, sehingga jalur perempuan itu tidak bisa masuk menjadi penyambung nasab, jadi dengan pernyataan ini saja sudah menjelaskan bahwa Raden Fatah memang mempunyai anak laki-laki. 

Beberapa teman diskusi saya juga yang pernah mempelajari tentang nasab Raden Fatah ini mengatakan dengan tegas bahwa Raden Fatah memang punya anak laki-laki yang nanti meneruskan garis nasabnya. Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa Raden Fatah tidak punya anak laki-laki, ini buat saya ini jadi pertanyaan besar, karena begini. Secara logika saja, bukankah Raden Fatah itu khan seorang sultan? Seorang Sultan pasti berharap orang yang nantinya menggantikan dirinya tentu harus dari jalur keturunannya yang laki-laki karena bentuk kepemerintahannya adalah Islam..Kalau dia tidak mendapat anak laki-laki, saya yakin beliau akan berusaha terus untuk mendapatkan anak laki-laki dengan jalan mungkin mengambil istri lagi..Ingat beliau seorang Sultan Islam yang penggantinya mutlak harus laki-laki, bukan perempuan..dan memang dalam catatan sejarah istri Raden Fatah tidak satu, Pangeran Sekar Seda Lepan adalah anak laki-laki dari istri ke 3. Kalau ada yang mengatakan bahwa anak-anak Raden Fatah adalah anak Raden Husein..sebaiknya coba dilihat catatan-catatan nasab para ulama dan zuriat Palembang serta Zuriat kesultanan Demak lainnya, secara umum catatan nasabnya sama, bahwa Raden Fatah punya anak laki-laki sebagai penyambung nasab, masak iya orang-orang terdahulu mau memalsukan nasab, ingat lho..keturunan Raden Fatah itu banyak yang merupakan ulama besar dan ada juga yang mengerti ilmu nasab, jadi sangat tidak mungkin mereka memalsukan nasabnya..Saya tidak tahu apa alasan orang yang mengatakan bahwa anak-anak Raden Fatah adalah anak-anak Raden Husein (adik tirinya). 

Tanda tanya saya terbesar adalah kenapa ada orang yang begitu ngotot mengatakan bahwa Raden Fatah tidak punya anak laki-laki sebagai penerus Kesultanan Demak dan penerus garis nasab. Ada apa ini? Terus terang saya sangat merinding kita ada orang berani mengatakan bahwa Raden Fatah tidak punya anak laki-laki, sedangkan bukti nasab beberapa keturunannya membuktikan bahwa Raden Fatah ternyata memiliki anak laki-laki. Yaitu Pangeran Sekar Seda Lepan, Sultan Trenggono dan anak-anak dari istri lain dari Raden Fatah seperti Raden Kanduruhan. Namun saya juga tidak mau menghakimi mereka, karena mungkin ketika mereka bicara seperti itu mereka mungkin punya pegangan, namun sekali lagi saya ingatkan secara mayoritas banyak fihak mengatakan mengatakan bahwa Raden Fatah mutlak punya anak laki-laki. 

Namun supaya kita tidak banyak berdebat ada baiknya orang yang mengatakan bahwa Raden Fatah tidak punya anak laki-laki coba lihat silsilah zuriat kesultanan Palembang dan juga zuriat kesultanan demak atau juga silsilah para Kyai yang ada dimadura maupun di Jawa timur, kalau mereka tidak keberatan silahkan anda cek, namun setahu saya para ulama itu adalah orang yang tidak mau mengeluarkan nasabnya kepada orang banyak, karena rasa tawadhu dan kekhawatiran mereka untuk menjadi sombong...Sekali lagi ini bukan masalah siapa orangnya..ini masalah nasab, tidak boleh kita mengatakan kalaiu si anu tidak punya anak, bukan nasabnya, dan terkaan yang lain-lain..sebaiknya hal ini kita serahkan pada ahli nasab, dan bukan di forum ini untuk menjawab itu..karena forum ini hanya untuk memberikan adanya beberapa informasi yang mungkin bisa mencerahkan kita...

Raden Fatah memang sosok yang begitu sering menjadi sasaran tembak para sejarawan dan pengkaji sejarah yang tidak arif, terutama mereka-mereka yang hidup pada kolonialis penjajah antara kurun waktu tahun 1500 an s/d 1945. Tidak hanya Raden Fatah yang jadi target atau sasaran tembak, semua yang berkaitan dengan dirinya baik Kesultanan Demak, keturunannya, walisongo serta fihak-fihak yang berjasa dengan Islam semua "dihajar habis-habisan" dalam beberapa penulisan, seperti yang tertera pada buku Babad Tanah Jawa, Darmagandul dan dalam buku yang lainpun seperti yang pernah dilakukan para Sejarawan Belanda, nama dan karakter mereka ada yang ditulis dengan dengan cara-cara yang aneh terutama ketika bicara karakter atau ahlak. Tidak banyak yang menyadari bahwa Selama ini sejarah kita ini telah dirusak dan dikaburkan oleh para penjajah ini..Raden Fatah yang merupakan sosok penting dalam penyebaran Islam, Raden Fatah yang merupakan sultan yang bijaksana dan alim, digambarkan seolah-olah sebagai pemimpin yang buruk...dan anehnya banyak orang dan masyarakat percaya dengan cerita tersebut. Dan anehnya dengan begitu percaya dirinya mengatakan bahwa Raden Fatah dan Walisongo tidak mempunyai andil apa-apa dalam membangun negara yang besar ini.

Semoga tulisan ini membuat kita tercerahkan.

Sumber: http://sejarahgunungbatu.blogspot.com

13 komentar:

  1. SUTRADARA DIBALIK HANCURNYA NASAB RADEN PATAH DAN RUSAK NYA SEJARAH KELUARGA BESAR SULTAN ABDULLAH UMDATUDDIN / SULTAN HUT MESIR , AYAHNDA DARI SUNAN GUNUNG JATI ADALAH TUBAGUS NURFADHIL AL ALAWI AL HUSSEINI DAN GURUNYA KYAI FAROJI ........

    Setelah berkali kali saya desak dan serang di coment baru tb nurfadhil mengeluarkan bantahan terhadap hasil penelitianya 2010 kmrn yg sdh terlanjur di unggah ribuan nitizen facebook di malaysia dan indonesia dan disebarkan di internet, silah kan anda semua mencek nya di internet dan di baca yg ini, itulah sebab saya selalu berkata keras mengingatkan tb nurfadhil agar jgn gegabah seperti ini lagi :

    ### INI ADALAH BANTAHAN TUBAGUS NURFADHIL AL ALAWI atas HASIL PENELITIAN NASAB RADEN PATAH SBG PUTRA SULTAN ABDULLAH UMDATUDDIN / SULTAN HUT MESIR / WAN BO TRI TRI. TERBUKTI PENELITIAN INI TIDAK DIDASARI BUKTI BUKTI DN DATA VALID. Silahkan dibaca dan dipahami olh ribuan keturunan Raden Patah yg mengunakan hasil penelitian ini dan sekarang mengaku aku ahlul bait !!!!

    https://mbasic.facebook.com/notes/azmat-khan-al-husaini-pattani-royal-kelantan-walisongo-family-relatives-etc/sejarah-nasab-raden-fattah-sultan-demak/138429526176755/?__tn__=C

    BalasHapus
  2. STOP MEREKAYASA NASAB & MERUSAK SEJARAH KELUARGA BESAR SUNAN GUNUNG JATI BIN SULTAN ABDULLAH UMATUDDIN !!!

    "Waspada dgn para perusak nasab dan perusak sejarah utk mengacaukan sistem kekerabatan keluarga walisongo.

    Nurfadhil Al-Alawi Al-Husaini @ Ealkhani Alkhani makanya sudah kami sampaikan niat baik berkali2.. kalo memang ada data primernya silahkan ditunjukkan baik2 supaya bisa diteliti dan dikaji bersama2.. kalo belum ada data primernya ya harap maklum kalo ada yg tidak/belum menerimanya.. ngurus nasab ke rasulullah bukan perkara mudah dn main-main namun perlu tanggung jawab besar.. dan ke-tsiqoh-an.. serta bukti yang kuat serta sanad kesaksian yang jelas dan masyhur

    Disunting · Suka · Kemarin pukul 12:05

    Ealkhani Alkhani percuma saja anda menuliskan kalo nggk bisa memperlihatkan bukti otentik kuno.. dan jangan sebut yang menulis Rd. Patah sbg putra brawijaya V / Kertabhumi adalah penulis non-muslim.. jangan sampai anda terjebak mengkafirkan orang.. Tokoh2 kuno seperti Pangeran Arya Cirebon , Pangeran Wangsakerta dll... turunan Sunan Gunung Jati tahun 1600-an dan th 1700-an menuliskan ttg hal itu... kalo ada manuskrip yang sejaman atau lebih kuno menuliskan nasab rd patah sbg bin abdullah baru bisa menjadi pertimbangan. Kalo ttg gelar sayidin panatagama.. maupun shah dll,, memang bisa mengindikasikan bliau turunan ahlul bait tp blm tentu sbg sayyid.. karena kalo sayyidin panatagama.. bukan gelar kezuriyatan tapi gelar sebagai pemimpin nusantara yang menggunakan dasar agama Islam... jadi tolong sampaikan dengan kelompok anda termasuk Kyai Shohibul Faroji.. silahkan punya keyakinan itu tapi jangan memaksakan.. kalo mw ber-argumen ayo di dunia nyata tunjukkan bukti otentik data manuskrip kuno.. karena yang punya sanad ilmu nasab sampai ke Rasul tidak hanya beliau... afwan...

    Suka · 1 · 1 jam yang lalu

    Nurfadhil Al-Alawi Al-Husaini

    Ealkhani Alkhani jangan jauh2 pula ngomongin nasab ayah Rd. Patah.. ibunya saja sebagai Syarifah Zaenab tidak berdasar manuskrip kuno yang ditulis pencatat Muslim... dari mana dasarnya ? catatan siapa dari tahun berapa ? mana data otentik kuno yg dapat diperlihatkan ? jangan cuma dengan dasar menebar opini saja di internet... maaf sy mnghargai perbedaan pendapat tapi harus dgn dasar argumen bukti yang kuat... kalo blm kuat.. tolong jangan gegabah.. saya pun jadi lebih berhati2 saat ini ttg ilmu nasab. karena tanggung jawabnya besar dan takut salah dan jadi dosa

    Suka · 1 · 1 jam yang lalu

    Nurfadhil Al-Alawi Al-Husaini

    Ealkhani Alkhani dan satu lagi yang perlu saya luruskan dan nanti ana buka data... Babullah Ternate bukan bin syarif Abdullah dan bahkan bukan keluarga Azmatkhan... ada distorsi di sini .. data primer di ternate tidak ada menyebutkan silsilah ke azmatkhan ... ada distorsi kesamaan nama yang disangka peneliti sebelumnya sebagai satu jalur padahal beda jalur dan beda jaman ... inilah yang kita para peneliti perlu lebih hati2

    Suka · 1 · 1 jam yang lalu

    BalasHapus
  3. Nurfadhil Al-Alawi Al-Husaini

    afwan .. saya luruskan sedikit info Nyi Mas Sekar Kencanalarang , putri Tertua Raden Patah adalah Ratu Ayu Kirana Purnamasidi lahir th 1400 saka istri Maulana Hasanudin Banten, sedangkan Ratu Pembayun lahir 1408 saka istri dari Pangeran Jayakelana bin Sunan Gunung Jati lantas meninggal dan dinikahi Fatahillah yg berpoligami menantu sunan Gunung Jati sekaligus menantu Raden Patah. Adapun betul Ratu Mas Nyawa lahir 1410 saka betul mnikah dgn P. Bratakelana kemudian dgn P. Pasarean Cirebon bin Sunan Gunung Jati.. hal ini membuat kekerabatan Rd. Patah dengan jalur Banten dan Cirebon teramat dekat... Ealkhani Alkhani shingga kami tidak bisa sembarangan dgn pendataan jalur ini... Andai betul nasab Rd. Patah bin Syarif Abdullah .. mustahil keturunannya jalur perempuan rd. Patah mengingkari nasab bliau... namun ternyata tidak ada data otentik kuno yg berhasil ditemukan menyebutkan tentang hal ini ... shingga pun sy pun yg tadinya sempat menduga ini dan sekedar mnyiarkan pendapat KH S, Faroji... kembali mempertanyakan ttg sumber data otentik yg valid akan hal ini... maaf

    Suka · 26 menit yang lalu

    Nurfadhil Al-Alawi Al-Husaini

    Nyi Mas Sekar Kencanalarang & Ealkhani Alkhani andai ada yg nyebut syarifah zaenab putri sunan ampel.. itu juga distorsi.. karena versi s. faroji zaenab bukan putri sunan ampel tapi saudara sunan ampel yg nasabnya bin ibrahim asmara.. namun demikian berdasar naskah kuno dwarawati yg salah dialiaskan dgn zaenab bin ibrahim asmara, istri brawijaya V bukan demikian hubungannya... yang betul dwarawati adalah bibi sunan Ampel,, alias adik ipar ibrahim asmara... dan skaligus ibu tiri rd Patah krn Rd Patah ibunya bukan dr Dwarawati champa tapi dr cina yakni Siu Banci... mski scr fisik champa dan cina mirip.. tapi dr penamaan jelas beda... dan Rd Patah memiliki nama cina Jinbun tapi tidak memiliki nama Champa .. sebagaimana Syarif Abdullah yang ber-nama champa Bo Teri-Teri / Wan Bo... ini bukti bahwasanya Raden Patah jalurnya lebih dekat bukan ke champa tapi ke cina ,.. meski Rd Patah juga memiki leluhur nenek buyut dr champa yakni Dyah Kirana adik ipar Syeikh Jumadil Kubro ... (nama champa ada 2 versi ke-hinduan/sansekerta dan ke-bahasa kamboja-an)

    Suka · 18 menit yang lal

    Nurfadhil Al-Alawi Al-Husaini

    Nyi Mas Sekar Kencanalarang & Ealkhani Alkhani ... wslm wr wb... kembali seperti kita bahas.. ayah Tiri Rd. Patah adalah R. Arya Dillah / Arya Damar sedangkan dalam manuskrip kuno juga catatan pnulis Islam ayah kandungnya adalah kertabhumi / Brawijaya V, jadi tdk ada mnyambungkan nasab Rd. Patah ke ayah tirinya.. Kalo antum mnyebutkan Brawijaya V ayah tiri dan ayah kandung Rd. Patah ke Syarif Abdullah.. kembali kami tanyakan mana bukti kuatnya ??? sudah kami sebut kami pun turunan bliau andai kandungnya ke bliau mustahil kluarga kami nggk tahu dan nggk ngakuin,,,,

    Suka · 31 menit yang lalu

    BalasHapus
  4. Nurfadhil Al-Alawi Al-Husaini

    afwan .. saya luruskan sedikit info Nyi Mas Sekar Kencanalarang , putri Tertua Raden Patah adalah Ratu Ayu Kirana Purnamasidi lahir th 1400 saka istri Maulana Hasanudin Banten, sedangkan Ratu Pembayun lahir 1408 saka istri dari Pangeran Jayakelana bin Sunan Gunung Jati lantas meninggal dan dinikahi Fatahillah yg berpoligami menantu sunan Gunung Jati sekaligus menantu Raden Patah. Adapun betul Ratu Mas Nyawa lahir 1410 saka betul mnikah dgn P. Bratakelana kemudian dgn P. Pasarean Cirebon bin Sunan Gunung Jati.. hal ini membuat kekerabatan Rd. Patah dengan jalur Banten dan Cirebon teramat dekat... Ealkhani Alkhani shingga kami tidak bisa sembarangan dgn pendataan jalur ini... Andai betul nasab Rd. Patah bin Syarif Abdullah .. mustahil keturunannya jalur perempuan rd. Patah mengingkari nasab bliau... namun ternyata tidak ada data otentik kuno yg berhasil ditemukan menyebutkan tentang hal ini ... shingga pun sy pun yg tadinya sempat menduga ini dan sekedar mnyiarkan pendapat KH S, Faroji... kembali mempertanyakan ttg sumber data otentik yg valid akan hal ini... maaf

    Suka · 26 menit yang lalu

    Nurfadhil Al-Alawi Al-Husaini

    Nyi Mas Sekar Kencanalarang & Ealkhani Alkhani andai ada yg nyebut syarifah zaenab putri sunan ampel.. itu juga distorsi.. karena versi s. faroji zaenab bukan putri sunan ampel tapi saudara sunan ampel yg nasabnya bin ibrahim asmara.. namun demikian berdasar naskah kuno dwarawati yg salah dialiaskan dgn zaenab bin ibrahim asmara, istri brawijaya V bukan demikian hubungannya... yang betul dwarawati adalah bibi sunan Ampel,, alias adik ipar ibrahim asmara... dan skaligus ibu tiri rd Patah krn Rd Patah ibunya bukan dr Dwarawati champa tapi dr cina yakni Siu Banci... mski scr fisik champa dan cina mirip.. tapi dr penamaan jelas beda... dan Rd Patah memiliki nama cina Jinbun tapi tidak memiliki nama Champa .. sebagaimana Syarif Abdullah yang ber-nama champa Bo Teri-Teri / Wan Bo... ini bukti bahwasanya Raden Patah jalurnya lebih dekat bukan ke champa tapi ke cina ,.. meski Rd Patah juga memiki leluhur nenek buyut dr champa yakni Dyah Kirana adik ipar Syeikh Jumadil Kubro ... (nama champa ada 2 versi ke-hinduan/sansekerta dan ke-bahasa kamboja-an)

    Suka · 18 menit yang lal

    Nurfadhil Al-Alawi Al-Husaini

    Nyi Mas Sekar Kencanalarang & Ealkhani Alkhani ... wslm wr wb... kembali seperti kita bahas.. ayah Tiri Rd. Patah adalah R. Arya Dillah / Arya Damar sedangkan dalam manuskrip kuno juga catatan pnulis Islam ayah kandungnya adalah kertabhumi / Brawijaya V, jadi tdk ada mnyambungkan nasab Rd. Patah ke ayah tirinya.. Kalo antum mnyebutkan Brawijaya V ayah tiri dan ayah kandung Rd. Patah ke Syarif Abdullah.. kembali kami tanyakan mana bukti kuatnya ??? sudah kami sebut kami pun turunan bliau andai kandungnya ke bliau mustahil kluarga kami nggk tahu dan nggk ngakuin,,,,

    Suka · 31 menit yang lalu

    BalasHapus
  5. Nurfadhil Al-Alawi Al-Husaini


    Haqqadirrauf Bkl Raden Kelana , Nyai Ageng Gagak Pertala , Kang Ari Tea dalam hal ini sy sependapat dengan Nyai... dan adapun kami juga merupakan keluarga besar Kesultanan Banten yang ibu Maulana Yusuf adalah putri Raden Patah dan Arya Jipang / Arya Penangsang juga merupakan salah satu menantu leluhur kami Maulana HASANUDIN mlalui pernikahan dengan Ratu Arsanengah ... sehingga sbg krabat dan kluarga besar kami merasa aneh leluhur kami datanya mnjadi distorsi dibaurkan ke sama2 keturunan Syarif Abdullah ... padahal sumber data kuno otentiknya belum jelas... dan kami sbg kerabat pula ke jalur Demak belum menemukan data penguat bahwa Rd Patah sbg anak kandung Syarif Abdullah ... shingga pendapat yg mnyatakan demikian mesti dipertimbangkan ulang dan diteliti lebih lanjut... maaf dan terima kasih ...

    Nyai Ageng Gagak Pertala, Kang Ari Tea Haqqadirrauf Bkl Raden Kelana padahal dlm data kuno.. ayah kandung rd patah adalah kertabhumi / prabu brawijaya V .. ayah angkatnya arya damar... dan sn gunung jati merupakan besan rd patah... arya jipang /penangsang adlh salah satu menantu maulana Hasanudin artinya 'andai benar rd patah bin sy abdullah' hubungan kkluargaan yg dekat dgn jalur kekerabatan dgn sn gunug jati ini nggk mungkin kalo kluarga turunan jalur cirebon, banten dan kelantan sampai tidak tahu atw mengingkarinya kalo memang ada data kuatnya... tapi nyatanya di kluarga turunan Sy Abdullah Jalur Cirebon, Banten dan Kelantan ... yang beda jalur tapi saling mengakui... tidak / belum menemukan data bahwa rd patah juga sbg bin syarif Abdullah ?? padahal kalo memang ada datanya sbg kerabat dekat mustahil kami mendustakan / meragukan bilamana betul ada data pendukung otentik

    BalasHapus
  6. SEJARAH & NASAB RADEN FATTAH (SULTAN DEMAK)


    Oleh : Dalam Forum diskusi Group Majelis Dakwah Wali Songo
    http://www.facebook.com/topic.php?topic=112&post=255&uid=120689947966448#post255

    SUMBER DATA RADEN FATTAH MENURUT PARA ULAMA' DAN HABAIB
    [Data Sejarah Dari Al-Habib Hadi bin Abdullah Al-Haddar dan Al-Habib Bahruddin Azmatkhan Ba'alawi]

    Sumber data yang benar dan disepakati oleh para Ulama' Islam adalah bahwa
    1. Raden Fattah adalah murid dan menantu Sunan Ampel
    2. Raden Fattah adalah Sayyid.

    Bukti kesayyidan Raden Fattah, adalah:
    1. Dinikahkan dengan Syarifah Asyiqah binti Sunan Ampel. Dalam perspektif Fiqih Munakahat dan Kafa'ah Syarifah. Maka seorang Syarifah hanya pantas menikah dengan sayyid. Mengenai hal ini para ulama' 4 Madzhab sepakat, bahwa Syarifah seharusnya menikah dengan sayyid.



    2. Berdasarkan beberapa kesaksian dari para ulama' dan habaib. dijelaskan bahwa:Menurut Sayyid Bahruddin Ba'alawi, dan juga almarhum Habib Muhsin Alhaddar dan Al-Habib Hadi bin Abdullah Al-Haddar Banyuwangi menjelaskan bahwa Silsilah Raden Fattah mengalami pemutar balikan sejarah. Tokoh orientalis yang telah memutarbalikkan sejarah dan nasab Kesultanan Demak adalah Barros, Hendrik De Lame dll. Mereka ini adalah Orientalis Belanda yang berfaham Zionis.

    Ayah Raden Fattah adalah Sultan Abu Abdullah (Wan Bo atau Raja Champa) ibni Ali Alam (Ali Nurul Alam ) ibni Jamaluddin Al-Husain ( Sayyid Hussein Jamadil Kubra) ibni Ahmad Syah Jalal ibni Abdullah ibni Abdul Malik ibni Alawi Amal Al-Faqih ibni Muhammad Syahib Mirbath ibni ‘Ali Khali’ Qasam ibni Alawi ibni Muhammad ibni Alawi ibni Al-Syeikh Ubaidillah ibni ahmad Muhajirullah ibni ‘Isa Al-Rumi ibni Muhammad Naqib ibni ‘Ali zainal Abidin ibni Al-Hussein ibni Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah SAW .

    Ayah Raden Patah yaitu Sultan Abu Abdullah (Wan Bo atau Raja Champa) ini menikah dengan Putri Brawijaya V (Bhre Kertabhumi).

    Jadi pernikahan ini sesuai dengan Syariat Islam, karena seorang sayyid yaitu Sultan Abu Abdullah menikahi putri Brawijaya dan mengislamkannya.

    BalasHapus
  7. Panggilan putra Brawijaya terhadap Raden Pattah. bukan berarti dalam arti anak. tetapi dalam bahasa JAWA ...Putra dipakai untuk memanggil anak, cucu, cicit dan keturunan.

    Dalam Catatan beberapa Rabitah yang ada di Indonesia serta beberapa catatan para Habaib dan Kyai ahli nasab diriwayatkan bahwa:

    Sayyid Abu Abullah (Wan Bo atau Raja Champa) memiliki istri:
    1. Isteri Pertama adalah: Syarifah Zainab binti Sayyid Yusuf Asy-Syandani (Pattani Thailand) melahirkan 2 anak laki-laki: yaitu:
    a. Sayyid Abul Muzhaffar, melahirkan para sultan Pattani, Kelantan lama dan Malaysia.
    b. Sayyid Babullah, melahirkan Sultan-sultan Ternate.

    2. Isteri kedua adalah Nyai Rara Santang binti Prabu Siliwangi Raja Pajajaran, melahirkan 2 anak, yaitu:
    a. Sultan Nurullah (Raja Champa)
    b. Syarif Hidayatullah (Raja Cirebon) bergelar Sunan Gunung Jati.

    3. Istri ketiga adalah Nyai Condrowati binti Raja Brawijaya V, melahirkan 1 anak yaitu: Raden Patah yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fattah. Gelar Akbar dinisbatkan pada gelar ayahnya yaitu Sultan Abu Abdullah (Wan Bo atau Raja Champa) ibni Ali Alam (Ali Nurul Alam ) ibni Jamaluddin Al-Husain ( Sayyid Hussein Jamadil Kubra atau Syekh Maulana Al-Akbar)

    Cerita yang wajib diluruskan adalah:
    1. Menurut Babad Tanah Jawi, Bahwa Raden Patah anak dari Brawijaya V yang menikahi Syarifah dari Champa yang bernama Ratu Dwarawati

    Sanggahan saya:
    Dalam ilmu Fiqih Islam, hal ini penghinaan terhadap Syarifah, karena tidak mungkin seorang syarifah dinikahkan kepada Raja Hindu. kalao toh masuk Islam. Maka tidak mungkin syarifah menikah dengan muallaf.

    2. Menurut kronik Cina dari kuil Sam Po Kong, Ibu Raden Patah adalah Selir Brawijaya dari Cina. Lalu selir tersebut dicerai dan dinikahkan kepada anak brawijaya yang menjadi Adipati Palembang.

    Sanggahan Saya:
    Jelas sekali kisah ini bertentangan dengan syariat Islam. Dan tidak layak dinisbatkan kepada ibu dari Raden Patah. Haram hukumnya Istri ayah meskipun telah dicerai dinikahkan dengan anak yang lain.


    *Note : by Nurfadhil Azmatkhan Al-Husaini dengan tulisan ini menunjukkan pula bahwa =
    1. Walisongo & kerabat pada masa lalu juga kerap kali menjaga & mengutamakan Kafa'ah..

    BalasHapus
  8. 2. Meluruskan pula sejarah Sunan Gunung Jati yang selama ini nasabnya benar & jelas namun dikisahkan sebagai putra Raja Mesir Abdullah.. padahal Abdullah merupakan Raja Champa seperti data di atas; hal ini dikarenakan.. Sunan Gunung Jati sbg putra seorang Raja, ketika berdakwah ke nusantara, sebelumnya sempat belajar & berdakwah dari Mesir.. sehingga disangka sbg putra Raja Mesir.. Hal ini sudah kami cek dalam sejarah daftar penguasa Mesir pada jaman itu, tdk tercatat nama Syarif Abdullah.. sedangkan dalam sejarah Melayu, Pattani & Champa .. hal ini dikenal jelas.. dan diakui ulama ahli nasab.. Penulisan kisah sunan Gunung Jati sbg putra Raja Mesir berasal dari distorsi komunikasi mulut ke mulut yang kemudian dicatat dalam Babad sekitar 200 tahun kemudian dari masa kehidupan Sunan Gunung Jati.. dan kemungkinan besar terkait dengan campur tangan penjajah dalam mengaburkan sejarah para penyebar Islam nusantara

    Wass. Diskusi di facebooke aja

    BalasHapus
  9. Home » Sejarah » Nasab Raden Fatah History Of Raden Fatah
    Nasab Raden Fatah History Of Raden Fatah

    Posted by: Harmuji Jr Posted date: 06.41 / comment : 0

    Artikel ini masih kelanjutan dari artikel sebelumnya tentang Menganalisa Ke islaman Brawijaya ke V

    Siapa saja sebenarnya sanak saudara Raden fatah yang sesungguhnya. Kajian ini sangat menarik bila dikaji secara mendalam. selama ini yang orang ketahui bahwa Raden Fatah memiliki saudara hanyalah Raden Husein. Raden Husein adalah beribu yang sama dengan Raden Fatah namun ayahnya Raden Husein adalah Aria Damar yang merupakan walikota Palembang. Sedangkan bila dilihat dari Sejarah Majapahit Raden Fatah sudah banyak yang mengatakan bahwa ia adalah putra dari Brawijaya 5, ini berarti Raden Fatah memiliki saudara yang banyak karena Brawijaya memiliki anak yang sangat banyak dari beberapa permaisurinya, belum lagi anak-anak yang lahir dari selir. Jadi bila dilihat dari kacamata Majapahit sudah tentu Raden Fatah memiliki saudara yang cukup banyak. Dalam kacamata sejarah Majapahit Raden Fatah secara mutlak dianggap sebagai darah daging Brawijaya 5 atau Kertabumi. Benarkah bahwa Raden Fatah adalah Brawijaya 5 ? seperti yang sudah saya pernah tulis sebelumnya, bahwa nasab yang sesungguhnya dari Raden Fatah bukan dari Brawijaya 5.



    BalasHapus
  10. Nasab yang benar dari Raden Fatah adalah berasal dari Kerajaan Champa. Ibunya sendiri berasal dari Champa yaitu Syarifah Zaenab adik dari Sunan Ampeldan merupakan seorang muslimat yang taat, sedangkan ayahnya adalah Raja Champa yang bernama Abdullah Umdatudin. Jadi ibu dan ayahnya berasal dari Kerajaan Champa yang posisinya saat ini berada di vietnam tengah. walaupun Raden Fatah berasal dari Champa kedua ibu dan ayahnya asli merupakan keturunan dari Arab, India dan China. Dari Arab karena leluhurnya Sayyid Abdul Malik adalah berasal dari Hadramaut Yaman, sedangkan dari India karena Sayyid Abdul Malik menetap dan nikah dengan bangsawan putri dari Kerajaan Naserabad India, sedangkan dari China karena Sayyid Husin Jamaludin atau Syekh Jumadhil Kubro (buyut Raden Fatah) menikah dengan bangsawan Putri kerajaan Champa yang saat itu penguasanya berasal dari etnis China, setelah Sayyid Husin Jamaludin berhasil mengislamkan negeri Champa, beliau menikah dan lahirlah Ali Nurul Alam yang merupakan Perdana menteri Pattani (Thailand) yang pada masa lalu masih menjadi wilayah bagian kerajaan Champa. Setelah era itu muncullah era Abdullah Umdatudin yang menjadi Raja Champa dan Abdullah Umdatudin inilah yang merupakan ayah dari Raden fatah. Jadi Raden Fatah ini didalam darahnya banyak terdapat berbagai macam suku bangsa. Jadi tidak usah heran kalau Raden fatah sering dianggap keturunan China seperti apa kata Gus Dur..karena memang ibu dan ayahnya ada aliran darah dari etnis ini, walaupun dari tautan perempuan, namun secara nasab sudah jelas bahwa Raden fatah nasabnya kembali kepada Raja Champa terus sampai kepada Husin Jamaludin terus sampai kepada Sayyid Abdul Malik Azmatkhan..

    Pesona Nusantara http://mazmuzie.blogspot.com/2014/12/nasab-raden-fatah-history-of-raden-fatah.html#ixzz3iHCTs6bz

    BalasHapus
  11. Pertanyaannya sekarang, bagaimana sebenarnya kondisi dan kekuatan kerajaan Champa pada masa lalu ?, apalagi sekelas Kerajaan Champa yang pada masa lalu boleh dikatakan cukup besar dan berpengaruh, Fakta sejarah mengatakan bahwa Sekelas kerajaan Majapahit saja mengikat tali kekerabatan dengan kerajaan ini, ini berarti bahwa kondisi kerajaan Champa ini diakui eksistensinya dan kewibawaannya. Pertanyaan selanjutnya, sebagai anak seorang raja Rasanya tidak mungkin bila Raden Fatah tidak mempunyai saudara, walaupun lain ibu. Raja Abdullah Umdatudin sebagai seorang raja juga rasanya sangat tidak mungkin hanya memiliki satu orang anak saja yaitu Raden fatah.

    Setelah saya melihat dari beberapa literatur dan juga beberapa keterangan nasab, ternyata Raden fatah memiliki saudara lain ibu dari raja Abdullah Umdatudin. Yang saya ketahui bahwa kakak-kakak dari Raden Fatah ini adalah :

    1. Sultan Abu Muzafar - beliau nanti menurunkan banyak raja dan sultan di malaka, Pattani, Kelantan dan beberapa negara bagian Malaysia
    2. Sultan Babullah, menurunkan Sultan-Sultan di Ternate (Maluku)
    kedua kakak Raden fatah ini adalah ibunya anak Sayyid Yusuf Syandani dari Pattani Thailland
    3. Sultan Nurullah (Sultan Champa)
    4. Syarif Hidayatullah/ Sunan Gunung Jati ( Sultan Cirebon) - salah satu anggota Walisongo

    Pesona Nusantara http://mazmuzie.blogspot.com/2014/12/nasab-raden-fatah-history-of-raden-fatah.html#ixzz3iHDFB400

    BalasHapus
  12. kedua kakak raden fatah ini berasal dari Syarifah Mudaim yang dulunya bernama Rara Santang bin Prabu Silwangi. Rara Santang bertemu Abdullah Umdatudin pada saat naik haji, kemudian Rara Santang dilamar oleh Abdullah Umdatudin, setelah menikah rara santang diboyong kenegeri Champa.

    Semua kakak-kakak dari raden fatah ini, rata-rata menjadi Sultan dan pemimpin sebuah wilayah. Karena Raja Abdullah Umdatudin ini merupakan seorang raja yang besar, bisa jadi masih ada beberapa anaknya yang masih belum terdata, karena pada masa lalu yang biasanya dicatat nasabnya adalah keturunan dari sultan-sultan, anak-anak yang lain bisa jadi luput dalam pencatatan nasab, belum lagi anak-anak perempuan. Sudah merupakan hal yang lumrah bila anak raja itu sangat banyak. Kenapa Raden fatah nasabnya banyak yang memahaminya secara keliru, karena boleh jadi saat Abdullah Umdatudion wafat, Raden fatah masih kecil, keberadaan raden fatah sebagai anak kandung Abdullah Umdatudin tidak banyak yang mengetahui, sehingga tidak heran banyak orang sering menyangka bahwa Raden fatah adalah anak Brawijaya 5.

    Pesona Nusantara http://mazmuzie.blogspot.com/2014/12/nasab-raden-fatah-history-of-raden-fatah.html#ixzz3iHDeeg6N

    BalasHapus
  13. Jalinan ikatan darah antara Sultan-sultan yang bersaudara ini terus berlangsung, dan semakin kuat ketika itu didukung oleh saudara mereka satu nasab yaitu para wali sembilan atau walisongo. Wali sembilan sendiri masih merupakan kerabat dekat sultan sultan dari saudara raden fatah ini. Tidak heran ketika Raden fatah naik menjadi Sultan Demak, dukungan yang terkuat datang dari para Sultan-sultan ini serta para walisongo. Dan juga tidak usah heran bila pada masa itu banyak yang tidak senang kepada Raden Fatah terutama para bangsawan Majapahit karena sebagian mereka boleh jadi tahu bahwa Raden Fatah itu bukanlah anak kandung dari Brawijaya 5, namun pada kenyataannya bisa berhasil menjadi Sultan Demak dinegara mereka sendiri, sehingga tidak usah heran bila Raden fatah sampai saat ini keberadaan sejarah tentang dirinya masih banyak yang disimpang siurkan dalam sejarah majapahit, bahkan beliau dikatakan sebagai anak durhaka karena menyerang ayahnya sendiri Brawijaya 5 (menurut beberapa buku tentang majapahit). Padahal kenyataannya tidak seperti itu, hubungan raden fatah dengan Brawijaya 5 tidaklah seburuk apa yang dituduhkan orang-orang yang benci kepada Raden Fatah. Brawijaya 5 dengan Raden Fatah itu hubungannya masih baik, bahkan pada era Majapahit dipegang Brawijaya 5 tidak sekalipun Majapahit diserang. anehnya masih ada saja tuduhan bahwa Raden Fatah ngotot untuk menyerang ayah tirinya ini. Anehnya lagi ada cerita kalau raden fatah Ngotot ingin menyerang Majapahit dengan mendesak para Walisongo?. betul-betul aneh....? kenapa saya katakan aneh? karena Raden Fatah itu tipikal orang yang hormat pada guru dan ulama, jadi mana mungkin ia tidak punya sopan santun untuk ngotot mendesak guru-gurunya itu untuk menyerang sebuah daerah yang dulunya penguasanya pernah menjaga dirinya...Raden fatah itu sangat santun, bukti kesantunannya adalah ketika ia akan diangkat sebagai sultan Demak, ia justru menghindar dan lebih memilih Sunan Ampel, namun karena Sunan Ampel lebih memilih Raden Fatah maka semua walipun sepakat bahwa Raden Fatahlah yang naik menjadi Sultan, apalagi bila ditarik dari garis nasabnya,leluhur dari Raden fatah kebanyakan banyak yang menjadi pemimpin negara, sedangkan leluhur-leuhur dari para wali lebih banyak yang menjadi ulama dan penasehat....

    Pesona Nusantara http://mazmuzie.blogspot.com/2014/12/nasab-raden-fatah-history-of-raden-fatah.html#ixzz3iHE7LYjl

    BalasHapus

Related Posts with Thumbnails