Sabtu, 10 Juli 2010

Pupuh Negarakretagama 1

Negarakretagama bagian 1


Pupuh I

1. Om! Sembah pujiku orang hina ke bawah telapak kaki Pelindung jagat

Siwa-Buda Janma-Batara sentiasa tenang tenggelam dalam Samadi

Sang Sri Prawatanata, pelindung para miskin, raja adiraja dunia

Dewa-Batara, lebih khayal dari yang khayal, tapi tampak di atas tanah


2. Merata serta meresapi segala makhluk, nirguna bagi kaum Wisnawa

Iswara bagi Yogi, Purusa bagi Kapila, hartawan bagai Jambala

Wagindra dalam segala ilmu, dewa Asmara di dalam cinta berahi

Dewa Yama di dalam menghilangkan penghalang dan menjamin damai dunia

3. Begitulah pujian pujangga penggubah sejarah raja, kepada Sri Nata

Rajasanagara, Sri Nata Wilwatikta yang sedang memegang tampuk negara

Bagai titisan Dewa-Batara beliau menyapu duka rakyat semua

Tunduk setia segenap bumi Jawa, bahkan malah seluruh nusantara

4. Tahun Saka masa memanah surya (1256) beliau lahir untuk jadi narpati

Selama dalam kandungan di Kahuripan, telah tampak tanda keluhuran

Gempa bumi, kepul asap, hujan abu, guruh halilintar menyambar-nyambar

Gunung Kampud gemuruh membunuh durjana, penjahat musnah dari

negara

5. Itulah tanda bahwa Batara Girinata menjelma bagai raja besar

Terbukti, selama bertakhta, seluruh tanah Jawa tunduk menadah p’rintah

Wipra, satria, waisya, sudra, keempat kasta sempurna dalam pengabdian

Durjana berhenti berbuat jahat, takut akan keberanian Sri Nata

Pupuh II

1. Sang Sri Rajapatni yang ternama adalah nenekanda Sri Baginda

Seperti titisan Parama Bagawati memayungi jagat raya

Selaku wikuni tua tekun berlatih yoga menyembah Buda

Tahun Saka dresti saptaruna (1272) kembali beliau ke Budaloka

2. Ketika Sri Rajapatni pulang ke Jinapada, dunia berkabung

Kembali gembira bersembah bakti semenjak Baginda mendaki takhta

Girang ibunda Tribuwana Wijayatunggadewi mengemban takhta

Bagai rani di Jiwana resmi mewakili Sri Narendra-putera

Pupuh III

1. Beliau bersembah bakti kepada ibunda Sri Rajapatni

Setia mengikuti ajaran Buda, menyekar yang telah mangkat

Ayahanda Baginda raja yalah Sri Kertawardana raja

Keduanya teguh beriman Buda demi perdamaian praja

2. Ayahnya Sri Baginda raja bersemayam di Singasari

Bagai Ratnasambawa menambah kesejahteraan bersama

Teguh tawakal memajukan kemakmuran rakyat dan negara

Mahir mengemudikan perdata, bijak dalam segala kerja

Pupuh IV

1. Puteri Rajadewi Maharajasa, ternama rupawan

Bertakhta di Daha, cantik tak bertara, bersandar nam guna

Adalah bibi Baginda, adik maharani di Jiwana

Rani Daha dan rani Jiwana bagai bidadari kembar

2. Laki sang rani Sri Wijayarajasa dari negeri Wengker

Rupawan bagai titisan Upendra, mashur bagai sarjana

Setara raja Singasari, sama teguh di dalam agama

Sangat mashurlah nama beliau di seluruh tanah Jawa

Pupuh V

1. Adinda Baginda raja di Wilwatikta:

Puteri jelita, bersemayam di Lasem

Puteri jelita Daha, cantik ternama

Indudewi puteri Wijayarajasa

2. Dan lagi puteri bungsu Kertawardana

Bertakhta di Pajang, cantik tidak bertara

Puteri Sri Narapati Jiwana yang mashur

Terkenal sebagai adinda Sri Baginda

Pupuh VI

1. Telah dinobatkan sebagai raja tepat menurut rencana

Laki tangkas rani Lasem bagai raja daerah Matahun

Bergelar Rajasawardana sangat bagus lagi putus dalam naya

Raja dan rani terpuji laksana Asmara dengan Pinggala

2. Sri Singawardana, rupawan, bagus, muda, sopan dan perwira

Bergelar raja Paguhan, beliaulah suami rani Pajang

Mulia perkawinannya laksana Sanatkumara dan dewi Ida

Bakti kepada raja, cinta sesama, membuat puas rakyat

3. Bhre Lasem Menurunkan puteri jelita Nagarawardani

Bersemayam sebagai permaisuri pangeran di Wirabumi

Rani Pajang menurunkan Bhre Mataram Sri Wikramawardana

Bagaikan titisan Hyang Kumara, wakil utama Sri narendra

4. Puteri bungsu rani Pajang mem’rintah daerah Pawanuhan

Berjuluk Surawardani masih muda indah laksana gambar

Para raja pulau Jawa masing-masing mempunyai negara

Dan Wilwatikta tempat mereka bersama menghamba Sri nata

Pupuh VII

1. Melambung kidung merdu pujian sang prabu, beliau membunuh musuh-

musuh

Bagai matahari menghembus kabut, menghimpun negara di dalam kuasa

Girang janma utama bagai bunga tunjung, musnah durjana bagai kumuda

Dari semua desa di wilayah negara pajak mengalir bagai air

2. Raja menghapus duka si murba sebagai Satamanyu menghujani bumi

Menghukum penjahat bagai dewa Yana, menimbun harta bagaikan Waruna

Para telik masuk menembus segala tempat laksana Hyang Batara Bayu

Menjaga pura sebagai dewi Pretiwi, rupanya bagus seperti bulan

3. Seolah-olah Sang Hyang Kama menjelma, tertarik oleh keindahan pura

Semua para puteri dan isteri sibiran dahi Sri Ratih

Namun sang permaisuri, keturunan Wijayarajasa, tetap paling cantik

Paling jelita bagaikan Susumna, memang pantas jadi imbangan Baginda

4. Berputeralah beliau puteri mahkota Kusumawardani, sangat cantik

Sangat rupawan jelita mata, lengkung lampai, bersemayam di Kabalan

Sang menantu Sri Wikramawardana memegang perdata seluruh negara

Sebagai dewa-dewi mereka bertemu tangan, menggirangkan pandang

Pupuh VIII

1. Tersebut keajaiban kota: tembok batu merah, tebal tinggi, mengitari pura

Pintu barat bernama Pura Waktra, menghadap ke lapangan luas,

bersabuk parit

Pohon brahmastana berkaki bodi, berjajar panjang, rapi berbentuk aneka

ragam

Di situlah tempat tunggu para tanda terus-menerus meronda, jaga paseban

2. Di sebelah utara bertegak gapura permai dengan pintu besi penuh berukir

Di sebelah timur: panggung luhur, lantainya berlapis batu, putih-putih mengkilat

Di bagian utara, di selatan pekan, rumah berjejal jauh memanjang, sangat indah

Di selatan jalan perempat: balai prajurit tempat pertemuan tiap Caitra

3. Balai agung Manguntur dengan balai Witana di tengah, menghadap padang watangan

Yang meluas ke empat arah; bagaian utara paseban pujangga dan menteri

Bagian timur paseban pendeta Siwa-Buda, yang bertugas membahas upacara

Pada masa grehana bulan Palguna demi keselamatan seluruh dunia

4. Di sebelah timur pahoman berkelompok tiga-tiga mengitari kuil siwa

Di sebelah tempat tinggal wipra utama, tinggi bertingkat, menghadap panggung korban

Bertegak di halaman sebelah barat; di utara tempat Buda bersusun tiga

Puncaknya penuh berukir; berhamburan bunga waktu raja turun berkorban

5. Di dalam, sebelah selatan Manguntur tersekat pintu, itulah paseban

Rumah bagus berjajar mengapit jalan ke barat, disela tanjung berbunga lebat

Agak jauh di sebelah barat daya: panggung tempat berkeliaran para perwira

Tepat di tengah-tengah halaman bertegak mandapa penuh burung ramai berkicau

6. Di dalam, di selatan ada lagi paseban memanjang ke pintu keluar pura yang kedua

Dibuat bertingkat-tangga, tersekat-sekat, masing-masing berpintu sendiri

Semua balai bertulang kuat bertiang kokoh, papan rusuknya tiada tercela

Para prajurit silih berganti, bergilir menjaga pintu, sambil bertukar tutur

Pupuh IX

1. Inilah para penghadap: pengalasan Ngaran, jumlahnya tak terbilang

Nyu Gading Janggala-Kediri, Panglarang, Rajadewi, tanpa upama

Waisangka kapanewon Sinelir, para perwira Jayengprang Jayagung

Dan utusan Pareyok Kayu Apu, orang Gajahan, dan banyak lagi

2. Begini keindahan lapang watangan luas bagaikan tak berbatas

Menteri, bangsawan, pembantu raja di Jawa, di deret paling muka

Bhayangkari tingkat tinggi berjejal menyusul di deret yang kedua

Di sebelah utara pintu istana, di selatan satria dan pujangga

3. Di bagian barat: beberapa balai memanjang sampai mercudesa

Penuh sesak pegawai dan pembantu serta para perwira penjaga

Di bagian selatan agak jauh: beberapa ruang, mandapa dan balai

Tempat tinggal abdi Sri narapati Paguhan, bertugas menghadap

4. Masuk pintu kedua, terbentang halaman istana berseri-seri

Rata dan luas, dengan rumah indah berisi kursi-kursi berhias

Di sebelah timur menjulang rumah tinggi berhias lambang kerajaan

Itulah balai tempat terima tatamu Sri nata di Wilwatikta

Pupuh X

1. Inilah pembesar yang sering menghadap di balai witana

Wredamentri, tanda menteri pasangguhan dengan pengiring

Sang Panca Wilwatikta: mapatih, demung, kanuruhan, rangga

Tumenggung, lima priyayi agung yang akrab dengan istana

2. Semua patih, demung negara bawahan dan pengalasan

Semua pembesar daerah yang berhati tetap dan teguh

Jika datang, berkumpul di kepatihan seluruh negara

Lima menteri utama, yang mengawal urusan negara

3. Satria, pendeta, pujangga, para wipra, jika menghadap

Berdiri di bawah lindungan asoka di sisi witana

Begitu juga dua dharmadhyaksa dan tujuh pembantunya

Bergelar arya, tangkas tingkahnya, pantas menjadi teladan

Pupuh XI

1. Itulah penghadap balai witana, tempat takhta, yang terhias serba bergas

Pantangan masuk ke dalam istana timur, agak jauh dari pintu pertama

Ke Istana Selatan, tempat Singawardana, permaisuri, putra dan putrinya

Ke Istana Utara, tempat Kertawardana. Ketiganya bagai kahyangan

2. Semua rumah bertiang kuat, berukir indah, dibuat berwarna-warni

Kakinya dari batu merah pating berunjul, bergambar aneka lukisan

Genting atapnya bersemarak serba meresapkan pandang, menarik perhatian

Bunga tanjung, kesara, campaka dan lain-lainnya terpencar di halaman

Pupuh XII

1. Teratur rapi semua perumahan sepanjang tepi benteng

Timur tempat tinggal pemuka pendeta Siwa Hyang Brahmaraja

Selatan Buda-sangga dengan Rangkanadi sebagai pemuka

Barat tempat arya, menteri dan sanak-kadang adiraja

2. Di timur, tersekat lapangan, menjulang istana ajaib

Raja Wengker dan rani Daha penaka Indra dan Dewi Saci

Berdekatan dengan istana raja Matahun dan rani Lasem

Tak jauh di sebelah selatan raja Wilwatikta

3. Di sebelah utara pasar: rumah besar bagus lagi tinggi

Di situ menetap patih Daha, adinda Baginda di wengker

Batara Narapati, termashur sebagai tulang punggung praja

Cinta taat kepada raja, perwira, sangat tangkas dan bijak

4. Di timur laut rumah patih Wilwatikta, bernama Gajah Mada

Menteri wira, bijaksana, setia bakti kepada negara

Fasih bicara, teguh tangkas, tenang tegas, cerdik lagi jujur

Tangan kanan maharaja sebagai, penggerak roda negara

5. Sebelah selatan puri, gedung kejaksaan tinggi bagus

Sebelah timur perumahan Siwa, sebelah barat Buda

Terlangkahi rumah para menteri, para arya dan satria

Perbedaan ragam pelbagai rumah menambah indahnya pura

6. Semua rumah memancarkan sinar warnanya gilang-cemerlang

Menandingi bulan dan matahari, indah tanpa upama

Negara-negara di nusantara, dengan Daha bagai pemuka

Tunduk menengadah, berlindung di bawah Wilwatika

Pupuh XIII

1. Terperinci demi pulau negara bawahan, paling dulu M’layu:

Jambi, Palembang, Toba dan Darmasraya pun ikut juga disebut

Daerah Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rokan, Kampar dan Pane

Kampe, Haru serta Mandailing, Tamihang, negara Perlak dan Padang

2. Lwas dengan Samudra serta Lamuri, Batan, Lampung dan juga Barus

Itulah terutama negara-negara Melayu yang t’lah tunduk

Negara-negara di pulau Tanjungnegara: Kapuas-Katingan

Sampit, Kota Lingga, Kota Waringin, Sambas, Lawai ikut tersebut

Pupuh XIV

1. Kadandangan, Landa Samadang dan Tirem tak terlupakan

Sedu, Barune (ng), Kalka, Saludung, Solot dan juga Pasir

Barito, Sawaku, Tabalung, ikut juga Tanjung Kutei

Malano tetap yang terpenting di pulau Tanjungpura

2. Di Hujung Medini Pahang yang disebut paling dahulu

Berikut Langkasuka, Saimwang, Kelantan serta Trengganu

Johor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik, Kelang serta Kedah

Jerai, Kanjapiniran, semua sudah lama terhimpun

3. Di sebelah timur Jawa seperti yang berikut:

Bali dengan negara yang penting Badahulu dan Lo Gajah

Gurun serta Sukun, Taliwang, pulau Sapi dan Dompo

Sang Hyang Api, Bima, Seran, Hutan Kendali sekaligus

4. Pulau Gurun, yang juga biasa disebut Lombok Merah

Dengan daerah makmur Sasak diperintah seluruhnya

Bantayan di wilayah Bantayan beserta kota Luwuk

Sampai Udamakatraya dan pulau lain-lainnya tunduk

5. Tersebut pula pulau-pulau Makasar, Buton, Banggawi

Kunir, Galian serta Salayar, Sumba, Solot, Muar

Lagi pula Wanda (n), Ambon atau pulau Maluku, Wanin

Seran, Timor, dan beberapa lagi pulau-pulau lain

Pupuh XV

1. Inilah nama negara asing yang mempunyai hubungan

Siam dengan Ayudyapura, begitu pun Darmanagari

Marutma, Rajapura, begitu juga Singanagari

Campa, Kamboja dan Yawana yalah negara sahabat

2. Tentang pulau Madura, tidak dipandang negara asing

Karena sejak dahulu dengan Jawa menjadi satu

Konon tahun Saka lautan menantang bumi, itu saat

Jawa dan Madura terpisah meskipun tidak sangat jauh

3. Semenjak nusantara menadah perintah Sri Baginda

Tiap musim tertentu mempersembahkan pajak upeti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar