Selasa, 12 Oktober 2010

Rumah Berkonsep Ekologis


 















MEMAKSIMALKAN PERAN TUMBUHAN

EKOLOGI merupakan ilmu yang mempelajari tentang lingkungan. Sekarang ekologi tidak hanya sebatas ilmu tentang lingkungan tetapi juga berkembang menjadi ilmu yang mempelajari hubungan sebab akibat antara manusia dengan lingkungannya. Interaksi keduanya membuat siklus kehidupan yang saling berdampingan dan berkesinambungan.

Rumah yang merupakan tempat kita tinggal merupakan bagian dari lingkungan yang harus kita jaga dan lestarikan. Tugas kita bersama untuk mewujudkan lingkungan yang asri tersebut, salah satunya membuat bangunan rumah tinggal yang berkonsep ekologis. rumah yang demikian pada dasarnya memperhatikan sumber daya alam sebagai kesatuan dari lingkungan yang akan dibentuk.

Istilah green design, ecological design, sustainable design memang harus dikedepankan, meskipun banyak yang masih salah mengartikan istilah-istilah tadi dalam dunia arsitektur. Namun istilah-istilah tersebut bukan hanya "gaya-gayaan", tetapi istilah-istilah tersebut memuat sebuah konsep yang mengarah kepada hubungan antara manusia, bangunan dan lingkungan yang saling bersinergi. Desain yang tepat serta memperhatikan iklim dan lingkungan setempat akan menghasilkan sebuah desain rumah tinggal akan memberikan kenyamanan dan peningkatan kualitas hidup bagi penghuninya.


Rumah berkonsep ekologis tidak lepas dari peran tumbuhan hijau sebagai sebagai alat produksi oksigen. Oksigen membuat udara menjadi lebih sejuk. Tumbuhan memberikan keteduhan alami, mengurangi kebisingan dan mengurangi debu. Tumbuhan hijau juga dapat dimaksimalkan penempatannya, seperti di atap dan dinding bangunan, sehingga lingkungan mikro menjadi lebih sejuk, nyaman dan segar.


Selain hal di atas untuk mewujudkan sebuah rumah dengan konsep ekologis ada empat aspek yang harus diperhatikan yaitu ; energi, air, material dan kesehatan.

ENERGI
Energi sebagai sumber daya vital bagi keberlangsungan hidup manusia. Selama ini kita mengenal listrik sebagai sumber tak tergantikan untuk menghidupkan lampu, menyalakan AC, menonton TV dan lain-lain. Kini kita harus berhemat dan menggantikan sumber energi itu dengan sumber energi yang baru, seperti solar photo voltaic yang menghimpun panas matahari menjadi energi listrik. Selain itu, memaksimalkan pengudaraan alami dengan rancangan ventilasi silang, pengunaan void, dan ventilasi yang benar serta tritisan lebar untuk menangkal panas matahari langsung. Semua itu dapat mengurangi penggunaan lampu dan AC, sehingga dapat mengurangi penggunaan energi listrik.

AIR
Air sebagai sumber daya penunjang kualitas hidup manusia. Kita harus mulai memahami istilah reduce, reuse dan recycle. Ketiga istilah itu bisa diterapkan untuk menangani masalah air untuk rumah tinggal kita. Mengurangi penggunaan air berlebih serta menggunakan limbah air bekas mandi dan cuci dengan proses daur untuk digunakan kembali sebagai air untuk menyiram tanaman dan mencuci mobil.

MATERIAL
Modifikasi material yang telah usang menjadi suatu barang yang bisa dimanfaatkan adalah langkah yang baik. Redusi material dan penggunaan material lokal juga dapat mengurangi penggunaan energi berlebih dari transportasi yang digunakan.

KESEHATAN
Penghuni rumah tidak boleh sedikit pun terkena dampak yang merugikan bagi kesehatan penguninya. Energi, air dan material harus bebas racun dan limbah yang berbahaya baik bagi manusia maupun lingkungannya. Pemilihan jenis finishing yang non toxic serta penanganan limbah cair dan sampah dengan tepat akan berdampak positif bagi kesehatan

Keempat aspek di atas kini harus menjadi acuan kita dalam membangun, menghuni sampai proses renovasi rumah. Dengan penerapan desain yang berbasis ekologis, kita dan rumah kita dapat berperan dalam memperpanjang kelangsungan hidup bumi dan seisinya. (by) 
Sumber: griya arsitektur studio+ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar