Senin, 01 November 2010

Taman Nasional Gunung Leuser


Kalau anda mengunjungi Kabupaten Aceh Tenggara, jangan sampai ketinggalan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Leuser. Taman Nasional Gunung Leuser merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan pantai, dan hutan hujan tropika dataran rendah sampai pegunungan.

Taman seluas 1.094.692 Hektar yang secara administrasi pemerintahan terletak di dua Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. Provinsi NAD yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Aceh Barat Daya,Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tamiang, sedangkan Provinsi Sumatera Utara yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Dairi, Karo dan Langkat.


Taman nasional ini mengambil nama dari Gunung Leuser yang menjulang tinggi dengan ketinggian 3404 meter di atas permukaan laut di Nanggroe Aceh Darussalam. Taman nasional ini meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pegunungan tinggi yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,pariwisata, dan rekreasi.
Taman Nasional Gunung Leuser memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu :
a. perlindungan sistem penyangga kehidupan,
b. pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya,
c. pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.



Secara yuridis formal keberadaan Taman Nasional Gunung Leuser untuk pertama kali dituangkan dalam Pengumuman Menteri Pertanian Nomor: 811/Kpts/Um/II/1980 tanggal 6 Maret 1980 tentang peresmian 5 (lima) Taman Nasional di Indonesia, yaitu; TN.Gunung Leuser, TN. Ujung Kulon, TN. Gede Pangrango, TN. Baluran, dan TN. Komodo.

Berdasarkan Pengumuman Menteri Pertanian tersebut, ditunjuk luas TN. Gunung Leuser adalah 792.675 ha. Pengumuman Menteri Pertanian tersebut ditindaklanjuti dengan Surat Direktorat Jenderal Kehutanan Nomor: 719/Dj/VII/1/80, tanggal 7 Maret 1980 yang ditujukan kepada Sub Balai KPA Gunung Leuser.
Dalam surat tersebut disebutkan bahwa diberikannya status kewenangan pengelolaan TN. Gunung Leuser kepada Sub Balai KPA Gunung Leuser.
Dalam keputusan tersebut disebutkan bahwa TN. Gunung Leuser terdiri dari gabungan:
1. Suaka Margasatwa Gunung Leuser           : 416.500 hektare
2. Suaka Margasatwa Kluet                   :  20.000 hektare
3. Suaka Margasatwa Langkat Barat           :  51.000 hektare
4. Suaka Margasatwa Langkat Selatan         :  82.985 hektare
5. Suaka Margasatwa Sekundur                :  60.600 hektare
6. Suaka Margasatwa Kappi                   : 142.800 hektare
7. Taman Wisata Gurah                       :   9.200 hektare
8. Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas: 292.707 hektare


Sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.03/Menhut-II/2007, Saat ini pengelola TNGL adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Ditjen PHKA)Departemen Kehutanan yaitu Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) yang dipimpin oleh Kepala Balai Besar (setingkat eselon II).

Salah satu Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) yang terkenal di dalam kawasan TNGL adalah Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera - Bukit Lawang di Kawasan Wisata Alam Bukit Lawang - Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.







Sisi lain, taman nasional ini juga mendapat perhatian karena maraknya kasus penebangan pohon illegal di beberapa lokasi yang menyalahi reservasi lingkungan.

Sebagian besar kawasan TNGL memiliki topografi yang curam dan struktur dan tekstur tanah yang rentan terhadap longsor. Hal ini terbukti pada saat banjir bandang yang menghancurkan kawasan wisata alam Bukit Lawang beberapa tahun lalu.
 


Taman Nasional Gunung Leuser merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan pantai, dan hutan hujan tropika dataran rendah sampai pegunungan.

Taman Nasional Gunung Leuser merupakan salah satu yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir. Berdasarkan kerjasama Indonesia-Malaysia, juga ditetapkan sebagai “Sister Park” dengan Taman Negara National Park di Malaysia.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYeSSYmbLL05W9r6PGyz6-LTtCVrwxqWtSI_R-8ajs31CcDMmw8S5CcM-Zc8haXKFFegVqP2fK1fDQLBZmzsO63CkRMFtbpjuc6du4hPs91UCW15Uo9bURM-26tTmkaTjM_-xk8nDJ3BQ/s400/_big_paper-article3213-img4235_MounthLauserNovosti.gif

Taman Nasional Gunung Leuser merupakan perwakilan beberapa tipe ekosistem seperti: hutan pantai, hutan hujan tropika dataran rendah sampai pegunungan.

Satwa langka dan tumbuhan langka dan dilindungi yang terdapat di taman nasional antara lain:
- Mawas/Orangutan (Pongo abelii),
- Siamang (Hylobates syndactylus syndactylus),
- Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus),
- Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis),
- Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae),
- Kambing hutan (Capricornis sumatraensis),
- Rangkong (Buceros bicornis),
- Rusa sambar (Cervus unicolor),
- Kucing hutan (Prionailurus bengalensis sumatrana).

Tumbuhan/flora langka khas Raflesia atjehensis dan Johanesteinimania altifrons (pohon payung raksasa) dan Rizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar, langka dan dilindungi dengan diamater 1,5 meter. Selain itu, itu terdapat tumbuhan yang unik yaitu ara atau tumbuhan paceklik.


Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:

Gurah. Melihat dan menikmati panorama alam, lembah, sumber air panas, danau, air terjun, pengamatan satwa dan tumbuhan seperti bunga raflesia, orangutan, burung, ular dan kupu-kupu.
 

Bohorok. Tempat kegiatan rehabilitasi orangutan dan wisata alam berupa panorama sungai, bumi perkemahan dan pengamatan burung.
Primata yang banyak dijumpai di sini

Kluet. Bersampan di sungai dan danau, trekking pada hutan pantai dan wisata goa. Daerah ini merupakan habitat harimau Sumatera.

 


Sekundur. Berkemah, wisata goa dan pengamatan satwa.

Ketambe dan Suak Belimbing. Penelitian primata dan satwa lain yang dilengkapi rumah peneliti dan perpustakaan.











Gunung Leuser (3.404 m. dpl) dan Gn. Kemiri (3.314 m. dpl). Memanjat dan mendaki gunung.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYeSSYmbLL05W9r6PGyz6-LTtCVrwxqWtSI_R-8ajs31CcDMmw8S5CcM-Zc8haXKFFegVqP2fK1fDQLBZmzsO63CkRMFtbpjuc6du4hPs91UCW15Uo9bURM-26tTmkaTjM_-xk8nDJ3BQ/s400/_big_paper-article3213-img4235_MounthLauserNovosti.gif

Arung jeram di Sungai Alas. Kegiatan arung jeram dari Gurah-Muara Situlen-Gelombang selama tiga hari.


Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu Festival Danau Toba pada bulan Juni di Danau Toba dan Festival Budaya Melayu pada bulan Juli di Medan.

Musim kunjungan terbaik : bulan Juni s/d Oktober setiap tahunnya.

Cara pencapaian lokasi:
Medan-Kutacane berjarak ± 240 km atau 8 jam dengan mobil, Kutacane-Gurah/Ketambe berjarak ± 35 km atau 30 menit dengan mobil, Medan-Bohorok/Bukit Lawang berjarak ± 60 km atau 1 jam dengan mobil, Medan-Sei Betung/Sekundur berjarak ± 150 km atau 2 jam dengan mobil, Medan-Tapaktuan berjarak ± 260 km atau 10 jam dengan mobil.

Kantor:
Jl. Raya Blangkejeren No. 37 Km 3
PO Box 16, Kutacane
Nanggroe Aceh Darussalam
Telp. (0629) 21358; Fax. (0629) 21016
E-mail : tnglaceh@indosat.net.id

Letak Kab. Aceh Tenggara, Kab. Aceh Selatan,
Kab. Aceh Singkil, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kab. Langkat, Provinsi Sumatera Utara
Temperatur udara 21° - 28° C
Curah hujan 2.000 - 3.200 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 - 3.381 m dpl.
Letak geografis 2°50’ - 4°10’ LU, 96°35’ - 98°30’ BT

wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar