Selasa, 02 November 2010

Taman Nasional Siberut




Pulau Siberut merupakan salah satu di antara gugusan kepulauan Mentawai di Sumatera Barat yang memiliki ekosistem yang tinggi. Pulau ini terletak sekitar 100 – 155 km dari sebelah barat kota Padang yang dipisahkan oleh Selat Mentawai, seluas 60% kawasan ditutupi oleh hutan primer Dipterocarpaceae, hutan primer campuran, rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove
Hutan di taman nasional relatif masih alami, yaitu dengan banyaknya pohon-pohon yang besar dengan tinggi +.60 meter.
Taman nasional Siberut memiliki 4 jenis satwa primata yang tidak ditemukan pada daerah-daerah lainnya di dunia (endemik) yaitu Bokkoi (Macaca pagensis), Lutung mentawai/Joja (Presbytis potenziani), Bilao (Hylobats klossii), dan Simakobu (Simias concolor). Selain itu, terdapat 4 jenis bajing yang endemik, 17 jenis satwa mamalia dan 130 jenis burung (4 jenis endemik).
Taman Nasional Siberut merupakan salah satu yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfir biosfir karena keunikan dan pentingnya ekosistem pulau tersebut.

Karakteristik Endemik

Pulau Siberut telah terpisah lebih dari ½ juta tahun yang lalu oleh air laut dari daratan Asia. Proses pemisahan sejak zaman Es (Pleistocene) ini telah menjadikan Pulau Siberut memiliki keunikan flora, fauna, ekosistem, kebudayaan masyarakat asli dan kehidupan yang bertajhan serta terlepas dari proses evolusi yang dinamis. Akibat proses isolasi yang lama ini menjadikan timbulnya sifat endemik bagi flora dan fauna.
Walaupun hutan di Siberut, termasuk hutan tropis, karena mempunyai curah hujan dan suhu yang cukup tinggi, Namun susunan hutan di pulau ini, memiliki keunikan-keunikan tertentu yang berbeda dengan hutan tropis lainnya.

Kekayaan Flora

Tipe Hutan Siberut didominasi oleh vegetasi dipterocarpaceae, rawa dan hutan mangrove. Hasil penelitian LIPI di Siberut terdapat sekitar 846 jenis tumbuhan yang terdiri dari 390 marga dan 131 keluarga. Selain tumbuhan yang ada rata-rata 15 % adalah jenis endemik.

Hutan Dipterocarpaceae
Terdapat di derah punggung (puncak-puncak) bukit dengan potensi ekonomi, ekologi dan hidrologis yang tinggi. Jenis dominan di daerah Siberut Utara adalah marga Diptericarpus. Sedang didaerah Siberut selatan adalah jenis-jenis Shorea dan Hopea. Jenis flora endemiknya adalah Horsfieldia macrothysa dan Mesua cathrinae.

Hutan campuran
Merupakan type paling luas dan meiliki biodiversity paling tinggi terdapat di daerah pamah pada lembah sampai lereng-lereng perbukitan dibawah hutan Dipterocarpaceae jenis endemisnya adalah Aporusa quadrilocularis, Diospyros brevicalyx, Drypetes subsymmetrica, Horsfieldia macrothysa dan Mesua catharinae.

Hutan Pantai
Umumnya ditemui di sepanjang pantai barat dengan dominasi Baringtonia, banyak ditumbuhi pandan, cemara laut dan memiliki jenis endemik Drypetes subsymmetrica.

Hutan Rawa
Pada bentangan pamah datar yang tergenang air. Hutan ini mempunyai jenis flora khusus dan terbatas serta didominasi oleh Terminalia phellocarpa. Tumbuhan tanah terdiri dari rotan, pandan dan palm berbulu dengan jenis endemik Horsfieldia macrothysa.

Hutan Mangrove
Tidak kurang dari 63% jenis pohon hutan mangrove yang ada di Indonesia di jumpai di Pantai Timur Pulau Siberut dimana terdapat laut dangkal dan banyak sungai yang mengedapkan lumpur. Jenis-jenis yang ditemui antara lain dari marga Rhizophora, Bruguiera dan Sonnetaria.

Hutan Terganggu (Sekunder)
Berhubung erat dengan faktor sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan dan umumnya terletak dekat dengan pemukiman dan aliran sungai. Hutan terganggu ini akibat dari gangguan masyarakat seperti pembakaran atau hutan sekunder bekas HPH.

Tegakan Sagu
Tersebar di lahan rawa. Pohon Sagu Metroxylon sagu di pulau ini memiliki batang besar dan tinggi sampai dengan 18 meter yang merupakan cadangan dan bahan sumber pangan (karbohidrat) bagi masyarakat Siberut sejak ratusan tahun yang lalu.

Kekayaan Fauna

Fauna yang paling menarik dan merupakan kekayaan luar biasa adalah empat species primata endemik yang hanya dimiliki oleh kepulauan Mentawai yaitu:

* Bilou atau Siamang edil ( Hylobates klosii ).
Sejenis owa yang hanya terdapat di Pulau mentawai. Primate ini memiliki suara yang indah dan merupakan dasar dari suara owa–owa yang ada di Asia, hidupnya berkeluarga.

* Simakubo atau Monyet ekor babi (Simia Concolor)
Cirinya sangat unik dan lebih dekat kekerabatanya dengan bekatan yang hidupnya di Kalimantan. Simakobu yang berwarna emas ditakuti penduduk, bila tertangkap, tengkoraknya tidak disimpan di dalam rumah.

* Joja atau Lutung Mentawai (Presbytis potenziani)
Salah satu 8 jenis Lutung di Indonesia yang paling indah. Kehidupan sosialnya berbeda dengan jenis primata lainnya, jantan dan betina bersuara dengan prilaku primitif, satu jantan dengan beberapa betina (harem).



Tercatat 27 jenis mamalia yang ditemukan, dimana 65% merupakan jenis endemik dengan mamalia terbesar adalah rusa sambar (Cervus unicolor oceanus). Kemudian kelelawar, lima jenis tupai, tiga jenis tikus, loga / bajing hitam (Callosciurus melanogaster).

Pada ekosistem laut dan pantai terdapat ikan duyung (Dugong dugon), lumba-lumba mulut botol, ikan hias dan formasi bertumbu karang yang menarik. Paling sedikit 116 jenis burung dan hanya memiliki satu species endemik yaitu burubg hantu mentawai (Otus mentawai).

Kekayaan reptilia dan amfibi meliputi:
Ular sanca kembang (ular pemangsa utama), terdapat satu species endemik dari ular Calamaria klossi dan satu sub species endemik Boiga nigreceps brevicaudata, buaya muara (Crocodylus porosus), tiga species kura-kura laut Chelonia mydas (kura-kura hijau), Eretmochelys imbricata (kura-kura Hawksbill), Dhermochelys coriacata (kura-kura tempurung). Jenis invertebrata diantaranya Acridiae, Zeroptera, Amathusiidae, Araneae, Cicadiae dan kepiting air tawar, molusca air tawar dan kepiting air tawar (Palecypoda), polymesoda, Gastropoda serta Ephemeroptera (serangga).

Pulau Siberut termasuk Taman Nasional Siberut adalah salah satu Cagar Biosfir yang ditetapkan UNESCO dalam Program Man and the Biosphere (MAB).



Perjalanan ke dalam kawasan taman nasional belum banyak dilakukan oleh pengunjung dan selama ini obyek utama bagi pengunjung ke Pulau Siberut hanya untuk melihat budaya masyarakat Mentawai yang berada di dalam dan sekitar taman nasional. Dalam banyak hal, masyarakat Mentawai merupakan suku bangsa di Indonesia yang masih sangat tradisional dan sebagian besar menganut kepercayaan animisme. Kegiatan sosialnya dipusatkan di sekitar UMA, yaitu suatu rumah bersama yang berukuran panjang dan dihuni oleh 30 - 80 orang.

Kunjungan ke Taman Nasional Siberut merupakan kombinasi perjalanan mulai dari berperahu, mendayung, berjalan kaki di jalur berlumpur, menikmati keindahan alam hutan tropika termasuk pengamatan tumbuhan/satwa, mandi di air terjun dan mengamati langsung masyarakat asli. Perjalanan tersebut merupakan petualangan yang tidak terlupakan. Perjalanan ke Pulau Siberut, biasanya diatur oleh biro-biro perjalanan dari Padang maupun Bukit Tinggi termasuk fasilitas pemandu wisata.

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:

Madobak, Rokdok, Matotonan, Rorogot, Butui, Teteburuk, Selaoinan dan Mailepet : Menjelajahi hutan, menyelusuri sungai, sumber air panas, air terjun, wisata bahari, pengamatan satwa dan tumbuhan serta wisata budaya (rumah Uma dan tarian religius).

Pantai Sagulubek dan Pantai Masilok. Olahraga berselancar dan menyelam/snorkeling di taman laut/hutan bakau.

Musim kunjungan terbaik: bulan Januari s/d September setiap tahunnya.

Cara pencapaian lokasi : dari Padang (Muara Padang) ke Muara Siberut/Muara Sikabaluan/Muara Saibi dengan menggunakan kapal laut (3 kali seminggu) pada malam hari, ± 10 jam.

Kantor: Jl. Raden Saleh No. 8C
PO Box 159 Padang, Sumatera Barat
Telp./Fax. (0751) 442309
E-mail : tsiberut@indosat.net.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar