Rabu, 01 Desember 2010

Ledakan Aids di Indonesia

 

 

Perlu Penanganan Serius, Ledakan AIDS di Indonesia

Ledakan kasus AIDS di Indonesia perlu penanganan serta penanggulangan lebih serius dari berbagi pihak."Terjadinya ledakan kasus AIDS di seluruh kota/kabupaten di Indonesia saat ini perlu ditangani lebih serius lagi," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, di Padang, Rabu.

Menurut dia, saat ini sebanyak 21.770 kasus AIDS terjadi di seluruh kota/kabupaten Indonesia. Kasus tersebut merupakan ancaman yang sangat serius."Kasus AIDS yang terjadi di seluruh kota/Kabupaten di Indonesia sebanyak itu dihitung hingga 30 Juni 2010," katanya.

Dia menambahkan, rata-rata penderita kasus AIDS tersebut berusia 20 tahun hingga 29 tahun mencapai 37,2 persen."Sedangkan penderita AIDS yang berusia 40 hingga 49 tahun hanya mencapai 11,8 persen saja,"katanya.

Dia mengatakan, dari kasus AIDS tersebut, jumlah perbandingan penderita AIDS laki-laki dan perempuan sebesar tiga berbanding satu."Saat ini sudah ada pergeseran pola penyebaran AIDS, penyebaran terbesar terjadi lewat hubungan seks, bukan lagi jarum suntik," katanya.

Menurutnya, jumlah penderita AIDS dari seluruh Indonesia yang terbanyak di Provinsi Papua diikuti daerah Bali, kemudian DKI Jakarta."Sedangkan penderita HIV yang dominan yakni DKI Jakarta mencapai 9.804, Jawa Timur mencapai 5.973,"katanya.

Dia menambahkan, penyadaran dan pendampingan terhadap penderita HIV/AIDS perlu terus ditingkatkan, agar jumlah mereka dapat diminimalkan."Minimal kita dapat memberikan konseling dan bimbingan terhadap mereka tentang pentingnya kesadaran untuk mau berobat secara teratur, dan menyebarkan hal itu kepada penderita lainnya," katanya.


Lebih 21 Ribu Kasus AIDS Terjadi di Indonesia

Sebanyak 21.770 kasus AIDS terjadi di seluruh kota/kabupaten di Indonesia sehingga memerlukan upaya penanggulangan dan penanganan secara cepat. "Kasus AIDS yang terjadi di seluruh kabupaten/kota di Indonesia itu dihitung hingga 30 Juni 2010," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih di Padang, Rabu.

Menurut dia, rata-rata penderita AIDS tersebut berusia 20 tahun hingga 29 tahun, yaitu mencapai 37,2 persen. "Sedangkan penderita AIDS yang berusia 40 hingga 49 tahun hanya 11,8 persen," katanya.


Dia menambahkan, dari 21.770 kasus AIDS di Indonesia tersebut, jumlah perbandingan penderita AIDS laki-laki dan perempuan sebesar tiga berbanding satu. "Sudah ada pergeseran pola penyebaran, kini penyebaran terbesar terjadi lewat hubungan seks, bukan lagi penggunaan jarum suntik," ujarnya.


Dia mengatakan, jumlah penderita AIDS dari seluruh Indonesia yang terbanyak di Provinsi Papua, diikuti Bali, kemudian DKI Jakarta. "Sedangkan penderita HIV didominasi DKI Jakarta mencapai 9.804 orang, kemudian Jawa Timur mencapai 5.973 orang,"katanya.


Dia menambahkan, penyadaran dan pendampingan terhadap penderita HIV/AIDS perlu terus ditingkatkan agar jumlah mereka dapat diminimalkan. "Minimal dapat memberikan konseling dan bimbingan pada mereka tentang pentingnya kesadaran untuk berobat secara teratur dan menyebarkan hal itu kepada penderita lainnya," katanya.


Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Rosnini Savitri di Padang, mengatakan, sampai sekarang tercatat 496 kasus di Sumbar, yang terdiri atas 72 kasus HIV dan 424 AIDS. "Sebanyak 75 orang meninggal dunia akibat penyakit HIV/AIDS di Sumbar," katanya.


Untuk mengantisipasi dini kasus HIV/AIDS, lanjut Rosnini Savitri, Dinkes Sumbar terus meningkatkan koordinasi dengan kabupaten/kota dan membentuk tim konselor sehingga melalui tim konselor, warga yang dicurigai terjangkit penyakit menular yang mematikan itu bisa berkonsultasi. "Sejak tim konselor dibentuk pada 19 kabupaten/kota sudah banyak warga yang datang untuk berkonsultasi sehingga kasus HIV/AIDS di Sumbar bisa terungkap," kata Rosnini Savitri.


Dia menambahkan, untuk mengetahui seseorang terjangkit atau tidak penyakit AIDS, ada dua klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT). "Dua klinik itu berada di RSUP M. Djamil Padang serta RS Ahmad Mukhtar Kota Bukittinggi," katanya. 



Duh, Penderita AIDS pada Anak di Jabar Meningkat


Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh Jumat ini (23/7), mengungkapkan fakta yang cukup memprihatinkan. Penderita penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pada kelompok usia anak, semakin meningkat setiap tahunnya di Indonesia, khususnya di Jawa Barat (Jabar).

Berdasarkan data yang dikeluarkan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jabar dari tahun 1989 hingga Maret 2010, jumlah kasus yang terjadi pada anak usia balita (bayi di bawah lima tahun), terdapat 102 kasus. Jumlah tersebut akan semakin bertambah jika ditambahkan dengan penderita AIDS untuk kelompok usia 5 hingga 14 tahun dan 15-19 tahun, yakni 238 kasus dari 5382 jumlah penderita AIDS di Jabar secara keseluruhan.

Staf Humas KPA Jabar, Tri Irwanda Maulana, mengakui adanya peningkatan jumlah kasus yang ditemukan pada kelompok usia anak-anak. Infeksi penyakit yang disebabkan virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) tersebut sebagian besar disebabkan penularan dari orangtua.

Penularan penyakit AIDS pada anak terjadi selama masa perinatal atau periode kehamilan, sebelum dan sesudah proses persalinan. Pasalnya, penularan penyakit yang menyerang kekebalan tubuh tersebut juga dapat melalui air susu ibu.

''Penderita AIDS setiap tahunnya memang kecenderungannya selalu meningkat. Begitu pun halnya dengan anak-anak. Sejauh ini, kami melakukan upaya pencegahan penularan dari ibu ke anak melalui program PMTCT,” ungkap Tri yang ditemui Republika di kantornya, Jumat (23/7).

Program PMTCT (Prevention Mother to Child Transmition) merupakan program pencegahan penularan penyakit AIDS dari ibu ke anak. Terdapat empat strategi yang disarankan WHO (World Health Organisation) yaitu mencegah penularan HIV pada wanita subur, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV, mencegah penularan ibu dan anak, serta memberikan dukungan, layanan dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV.


Sumber: republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar