Jumat, 17 Desember 2010

Perbandingan Skema Permainan Timnas Indonesia Dalam 6 Tahun

Selama enam tahun terakhir, Tim Merah-Putih mengusung patron permainan berbeda dibawah empat pelatih: Peter White, Ivan Kolev, Benny Dollo, dan Alfred Riedl.


Peter White


Pada era White di ajang Piala AFF 2004, timnas tampil dengan pola dasar 4-5-1. White yang berasal dari Inggris, amat suka patron permainan direct ball dengan mengandalkan bola-bola lambung atau tusukan dari sektor sayap.

Empat pemain sayap, Ortizan Solossa, Ismed Sofyan, Elie Aiboy, dan Boaz Solossa, berperan amat besar. Mereka silih berganti melakukan akselerasi ke jantung pertahanan lawan. Striker Ilham Jayakusuma menjadi target man di lini depan. Hasil racikan White lumayan. Timnas sukses menembus partai final sebelum akhirnya diempaskan Singapura.

Inilah skema andalan Peter White di Piala AFF 2004:
Skema 4-5-1: Hendro Kartiko, Ismed Sofyan, Charis Yulianto, Jack Komboy, Ortizan Solossa, Elie Aiboy, Syamsul Chairuddin, Lessy, Ponaryo Astaman, Boaz Solossa, Ilham Jayakusuma.
 
 
Ivan Kolev



Strategi baku yang diterapkan White direvolusi Ivan Kolev pada Piala Asia 2007. Pelatih asal Bulgaria tersebut mengusung pola ofensif yang tengah menjadi tren: 4-3-3. Trio penyerang Budi Sudarsono, Bambang Pamungkas, Elie Aiboy menjadi andalan utama.

Kolev memberi kebebasan kepada sejumlah pemain yang punya skill individual untuk melakukan akselerasi dan mengobrak-abrik pertahanan lawan. Pola permainan yang diandalkan Kolev lumayan sukses saat menghadapi dua negara kuat Asia, Korea Selatan (0-1) dan Arab Saudi (1-2), yang berada satu grup dengan Indonesia di Piala Asia 2007 di Jakarta.

Inilah skema andalan Ivan Kolev di Piala Asia 2007:
Skema 4-3-3: Jendri Pitoy, Ricardo Salampessy, Maman Abdulrahamn, Charis yulianto, M.Ridwan, Eka Ramdani, Firman Utina, Ponaryo Astaman, Elie Aiboy, Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono.


Benny Dollo



Gaya bermain Kolev dipertahankan penerusnya, Benny Dollo. Hanya, pelatih asal Manado ini sedikit memodifikasi formasi 4-3-3 direvolusi menjadi 4-2-3-1.

Alasan utama pelatih yang akrab disapa Bendol tersebut adalah untuk menyeimbangkan antara serangan dan pertahanan.

Kehadiran dua pemain jangkar, Ponaryo Astaman-Hariono diharapkan melapis lini pertahanan kala melakoni kualifikasi Piala Asia 2011 melawan tim-tim kuat layaknya Oman dan Australia. Taktik Bendol efektif, walau akhirnya gagal lolos ke putaran final Piala Asia 2011, Indonesia tidak pernah menderita kekalahan telak.

Inilah skema andalan Benny Dollo di Pra Piala Asia 2011:
Skema 4-2-3-1: Markus, Ismed, Nova, Charis, Isnan Ali, Hariono, Ponaryo, Ilham, Firman Utina, Boaz Solossa, Bambang Pamungkas.
 

Alfred Riedl



Perubahan cukup radikal dilakukan Alfred Riedl, yang meneruskan tongkat estafet dari Bendol. Arsitek asal Austria ini menerapkan skema tradisional 4-4-2. Prinsip keseimbangan permainan menjadi fokusnya. Timnas bermain dengan bola-bola pendek, sentuhan kaki ke kaki di sepanjang Piala AFF 2010.

Yang menarik, Alfred juga banyak memasukkan pemain muda dalam skuadnya. Kita tunggu, apakah racikan Alfred ini akan terbukti lebih sukses dibandingkan dengan tiga pendahulunya.

Inilah skema andalan Alfred Riedl di Piala AFF 2010:
Skema 4-4-2: Markus, Zulkifli, Hamka Hamza, Maman, Nasuha, M.Ridwan, Firman Utina, Bustomi, Oktovianus, Cristian Gonzales, Irfan Bachdim. 
 
Sumber: bolagolnet.blogspot.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar