Selasa, 25 Januari 2011

Fenomena Crop Circle di Yogyakarta (4)

"Jejak UFO" Sleman Mungkin Karya Seni

  Warga menaiki bukit untuk melihat pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.

 
Temuan crop circle yang diduga jejak benda terbang tidak dikenal (UFO) di area persawahan Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (23/1/2011) pagi, mungkin hanya karya instalasi seni yang dilakukan sekelompok orang.

"Bisa jadi ini merupakan karya instalasi seni karena pola tersebut tidak terlalu sulit untuk dibuat oleh mereka yang telah terbiasa," kata Anton Asmonodento, seorang warga yang sengaja datang ke lokasi untuk menyaksikan fenomena tersebut, Senin (24/1/2011).

Menurut pelaku seni gitar akustik warga Banteng, Jalan Kaliurang, tersebut, pola semacam itu bisa saja sebelumnya sudah dibuat denahnya terlebih dahulu kemudian dikerjakan secara bersama-sama sehingga cepat selesai.

"Jika menurut pengakuan warga yang tidak mendengar ada sesuatu yang aneh sebelum penemuan itu, mungkin saja pelaku itu bekerja secara sembunyi-sembunyi. Denahnya masing-masing bagian dikerjakan secara berkelompok," katanya.

Apa yang disampaikan Anton bisa jadi benar. Di beberapa tempat lain di dunia, banyak kelompok yang membuat bentuk-bentuk serupa untuk menarik perhatian atau sebagai bentuk instalasi seni. Salah satu yang paling terkenal adalah Circlemakers.

John Lundberg salah seorang dedengkot Circlemakers mengungkapkan, tujuan awalnya membuat crop circle adalah ia ingin meruntuhkan anggapan yang menyebutkan lingkaran-lingkaran dengan pola geometris di ladang itu tak mungkin dibuat oleh manusia.

"Kini kami membuat crop circle sebagai bentuk seni meski awalnya berawal dari keingintahuan," ujar Lundberg seperti dikutip BBC.

Rasa ingin tahu itu berawal ketika Doug Bower dan Dave Chorley, warga Inggris, tahun 1991 mengaku, mereka telah membuat crop circle selama 13 tahun terakhir. Karya mereka diyakini orang-orang sebagai lokasi pendaratan UFO.

Pengakuan itu masih memunculkan pertanyaan sementara orang: Mungkinkah formasi unik dan besar itu dibuat manusia?   "Maka kami mencoba membuktikannya dengan membuat formasi yang sangat besar dan rumit, dan memunculkan lagi pertanyaan serupa," papar Lundberg.

Lundberg bersama Rod Dickinson dan Will Russell dari Circlemakers mendesain crop circle di kertas, kemudian merancangnya menggunakan komputer untuk karya-karya yang besar dan rumit.

Namun begitu tiba di lapangan, mereka menggunakan alat-alat sederhana untuk membuat karyanya, yakni papan bertali dan meteran. Papan itu diinjak dan dipakai meratakan panenan, sedangkan meteran dipakai untuk menghasilkan bulatan sempurna.

Hasil karya yang besar dan bagus biasanya membuat mereka yang melihatnya segera menghubungkan dengan adanya makhluk dengan kecerdasan dan teknologi tinggi, tak terkecuali di Sleman.

"Saya dengar dari cerita teman jika ada temuan aneh ini sehingga saya langsung ke sini untuk memastikannya dan menurut saya temuan ini memang cukup aneh, tetapi saya tidak tahu persis apakah ini merupakan jejak UFO atau bukan," kata Suparjono, warga Sorogenen, Kalasan, Sleman.

Hal sama dikatakan Hendy Bagya yang menyatakan kagum dengan taman aneh di area persawahan ini karena sulit dibayangkan jika hal tersebut dibuat oleh seseorang dalam waktu sekejap saja.

"Informasinya jejak ini tiba-tiba muncul dan tidak ada tanda-tanda sebelumnya, jadi ini sangat aneh dan saya juga kagum. Saya tidak tahu apakah ini benar jejak UFO atau bukan, saya memang tidak pernah mempelajari soal UFO sebelumnya," katanya.

Meski crop circle bisa jadi memang buatan manusia, pembuat crop circle Lundberg bercerita bahwa dirinya sendiri pernah melihat sesuatu yang aneh saat membuat crop circle di tanah pertanian Wiltshire, Inggris.

"Kedengarannya memang sedikit memalukan, tetapi saya pernah melihat UFO saat membuat circle di Wiltshire. Benda itu berbentuk seperti cerutu gelap dengan cahaya yang bergerak amat cepat," ujarnya.

"Benda itu terlihat di cakrawala dan perlahan mendekati kami tanpa suara. Itu seperti penampakan UFO klasik dan kami sama sekali tidak tahu benda apakah itu," ujarnya.

Namun, menurut Lundberg, cahaya yang paling sering dilihatnya saat membuat circle adalah cahaya lampu senter saat seseorang memergokinya dan menyorotkan lampu ke wajahnya.







"Crop Circle" Yogya, Pertama di Indonesia

listentrue.livejournal.com Crop circles yang membentuk pola cantik di luar negeri.

 
 
Fenomena crop circle atau lingkar taman terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (23/1/11). Menurut warga sekitar, bentuk-bentuk lingkaran di sawah itu tiba-tiba saja dijumpai pada Minggu pagi, padahal malam sebelumnya belum didapati.

Apakah ini merupakan fenomena crop circle pertama di Indonesia? Muhammad Irfan dari Ufonesia (pengamat UFO Indonesia) mengatakan, "Ya, ini memang crop circle pertama yang terjadi di Indonesia.

Irfan juga mengatakan bahwa fenomena crop circle di Yogyakarta tergolong langka. "Fenomena ini sangat langka sebab inilah pertama kalinya crop circle dijumpai di persawahan. Biasanya, crop circle terjadi di ladang gandum," katanya.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari pemberitaan, Irfan mengatakan, "Saya meyakini ini adalah crop circle betulan, bukan buatan manusia. Jadi, ya lebih condong bahwa ini memang jejak UFO."

"Sebabnya, ada laporan dari warga yang mengatakan bahwa saat malam mereka belum menjumpai. Baru paginya ada. Ini mungkin bisa jadi bukti. Sebab, kalau dibuat manusia, bisa butuh waktu lama," Irfan mengungkapkan alasannya.

Fenomena crop circle sendiri sudah cukup sering dijumpai. Pada abad ke-20, dikatakan bahwa di 26 negara sudah terdapat 10.000 crop circle. Jumlah kejadiannya mulai meningkat sejak tahun 1970-an.





"Crop Circle" Mirip Logo Cakra Muladhara

 
Foto crop circle yang diambil wartawan Tribun Jogja Hendi Kurniawan dengan inzet ilustrasi muladhara yang dibuat Julius Perdana dari komunitas BetaUfo.

 
Terlepas buatan manusia, alien, atau dibentuk akibat fenomena alam, lingkaran raksasa yang terbentuk di area persawahan di Berbah, Sleman, Yogyakarta, menarik dicermati. Pembuatnya pasti sangat cermat karena bentuknya yang geometris.

Bentuknya yang simetris disertai ukiran-ukiran di dalam lingkarannya menarik perhatian anggota komunitas Betaufo, salah satu kelompok pengamat UFO di Indonesia. Julius Perdana, pemerhati UFO dan salah satu anggota komunitas tersebut, mencoba menganalisis bentuk tersebut dengan melakukan rekayasa foto digital.

"Ini mirip dengan Chakra dasar atau Muladhara," tulis Julius Perdana dalam catatan di halaman akun Facebook miliknya, Senin (24/1/2011). Ia menggunakan foto jepretan Andrex Tohjaya yang diunggah ke Facebook kemudian mengedit dengan mendistorsi gambar dari posisi miring menjadi tegak lurus dan memperjelasnya.

Ia menjelaskan, muladhara digambarkan berwarna kuning, lotus atau teratai bujursangkar dengan 4 daun dikelilingi oleh 8 tombak yang berkilauan di samping dan di sudut, dan dengan 4 buah daun bunga. Mirip atau tidak ia menyertakan hasil perbandingan dan kesimpulan kepada pembaca.

Dalam ajaran Hindu, muladhara adalah salah satu cakra yang merupakan fondasi metafisika atau biofisis tubuh manusia. Karena diyakini sebagai pusat energi, pemetaan cakra biasa dipakai sebagai dasar pengobatan, latihan yoga, dan meditasi.

Nah, apakah logo raksasa tersebut sengaja dibuat orang, ukiran alam, atau pesan dari makhluk lain?



Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar