Selasa, 25 Januari 2011

Fenomena Crop Circle di Yogyakarta (5)

Ahli-ahli Diharap Segera Meneliti


Fenomena unik yang diduga crop circle di areal sawah Dusun Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman, menarik minat Haryoko (42) warga Krasahan, Jogotirto, untuk mengambarnya dalam sketsa, Senin (24/1/2011).


Salah satu pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini. 
Kepala Bagian Humas Pemkab Sleman Endah Sri Widiastuti mengatakan, pihaknya mempersilakan para ahli dari berbagai disiplin ilmu segera meneliti fenomena yang diduga crop circle di Dusun Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman.

"Banyak pihak yang saya rasa memiliki kompetensi di bidang tersebut. Terlebih di Sleman ada banyak perguruan tinggi dan lembaga penelitian serta institusi yang mungkin bisa menjelaskan sehingga masyarakat mendapat jawaban logis dan ilmiah," katanya, Senin (24/1/2011) petang.

Pemkab Sleman, kata Endah, sudah meminta sejumlah pihak agar mengamankan areal sawah tempat pola lingkaran unik itu agar terjaga. Ini penting mengingat banyak warga ingin menyaksikan.

Kepala Polsek Berbah AKP I Made Muliawan mengatakan, pihaknya bekerja keras menjaga areal tersebut. Garis batas polisi yang sudah direntangkan masih saja coba dimasuki sebagian pengunjung.

"Kami menanti pihak berwenang memaparkan fenomena ini," ujar Made.
 
Seharusnya Lapan dan AU Ikut Selidiki


 Salah satu pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.

Beberapa pakar menilai, crop circle yang terjadi di Sleman, DI Yogyakarta, hanyalah buatan manusia. Dengan demikian, pengiriman pakar untuk menyelidiki fenomena tersebut dinilai tidak diperlukan.

Namun, pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan, "Harusnya kita selidiki dulu dong. Jangan cepat ambil kesimpulan." Menurutnya, segala kemungkinan bisa terjadi terkait fenomena tersebut.

Dudi mengatakan, fenomena crop circle yang terjadi di Sleman mungkin terkait dengan UFO yang dilihat dan dipotretnya di Bantul pada tahun 2009 lalu. Menurutnya, ada sesuatu di Yogyakarta yang mungkin menarik sehingga UFO datang.

Untuk itu, ia mengatakan, "Sebaiknya pihak-pihak yang terkait seperti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyelidiki hal ini. Angkatan Udara juga harusnya ikut terlibat. Jadi kita tahu apa yang terjadi sebenarnya."

Crop circle di Sleman merupakan fenomena crop circle pertama yang terjadi di Indonesia. Crop circle terbentuk karena padi merebah ke kanan. Padi yang merebah berketinggian 50 cm, sementara yang berdiri 70 cm. Belum ada penjelasan pasti tentang fenomena ini.



Kok Belum Ada Paper Ilmiah Soal Alien?


SHUTTERSTOCK

Keberadaan alien atau makhluk ekstra terestrial telah menjadi misteri sejak ratusan tahun. Puluhan film diproduksi untuk menggambarkan adanya makhluk tersebut. Penelitina-penelitian dan usaha mencari tahu keberadaannya pun sering dilakukan. Tapi, mengapa hingga saat ini belum ada publikasi ilmiah tentangnya?

Menanggapi hal itu, Johny Setiawan, astronom asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute mengatakan, "Saat ini tengah dikembangkan ilmu astrobiologi. Ini meneliti kemungkinan adanya makhluk hidup di luar angkasa, khususnya planet ekstrasurya".

Ia mengatakan, "Sebagai ilmuwan harus sangat berhati-hati dalam memublikasikan karya ilmiah ke umum. Jadi para ilmuwan astrobiologi harus memastikan dahulu kemungkinan adanya makhluk hidup lain sebelum mereka memublikasikannya."

Meski demikian, Johny menjelaskan bahwa dilihat dari spektroskopi atmosfer planet lain sebenarnya sudah dapat disimpulkan bahwa makhluk luar angkasa seharusnya ada. Jika kondisi planetnya mirip dengan planet batuan di tata surya kita, kehidupan di sana mungkin saja ada.

Diduga, di antara sekian banyak planet yang ditemukan saat ini, 23 persennya merupakan planet yang layak dihuni atau mirip dengan bumi. Hal itu berarti bahwa di 23 persen planet tersebut mungkin ditemukan bentuk kehidupan.

Publikasi astrobiologi terakhir adalah penemuan bakteri arsenik di suatu wilayah di Amerika. Arsenik yang sebenarnya bersifat toksik ditemukan pada materi genetik bakteri itu dan bisa sebagai pengganti molekul fosfat.

Pencarian makhluk hidup atau setidaknya tanda-tanda kehidupan di luar angkasa kini sedang direncanakan NASA. Mereka akan mengirim pesawat antariksa Opportunity untuk mencari tanda-tanda kehidupan di Mars.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar