Selasa, 25 Januari 2011

Fenomena Crop Circle di Yogyakarta (6)

'Crop Circle' di Sleman Masih 'Misteri'


  Sebuah pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter tercetak di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.

Dusun Rejosari, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Sleman, makin ramai dikunjungi orang, menyusul ditemukaannya pola alur unik lingkaran di areal sawah, Minggu kemarin.
Belum ada otoritas di Sleman yang bisa menjelaskan fenomena yang oleh banyak kalangan diistilahkan crop circle, yakni pola pola lingkaran dengan akurasi cukup tinggi ini.

Sejak tadi pagi, Senin (24/1/2011) garis polisi sudah dibentangkan di area. Namun rasa penasaran pengunjung membuat mereka juga banyak mendekat dan mencoba melongok dari dekat. Sebagian pengunjung lain naik ke Gunung Suru, bukit kapur di utara areal sawah guna melihat dari atas.

Mobil mobil stasiun televisi juga berdatangan guna keperluan siaran langsung. Jasa parkir yang dikelola warga panen karena pengunjung datang tanpa henti. "Kami belum tahu pihak mana yang yang paling berwenang menjelaskan. Ini mungkin yang pertama kali terjadi," kata Kepala Polsek Berbah AKP I Made Muliawan.

Diameter pola unik ini 50-70 meter dan mencakup luasan sawah 2500 an meter persegi.


Belum Ada Laporan Serius Kedatangan UFO


  Sebuah pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter tercetak di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.

Fenomena crop circle yang terjadi di Yogyakarta, Minggu (23/1/11), menjadi kehebohan sekaligus mengundang tanda tanya. Beberapa kalangan mengaitkan fenomena langka di Indonesia itu dengan kedatangan makhluk asing dan UFO (Unidentified Flying Object). Benarkah demikian?
Menanggapi kehebohan itu, mantan Kepala Observatorium Bosscha Dr Moedji Raharto mengatakan, "Hingga saat ini belum ada laporan yang sangat serius tentang kedatangan UFO dan makhluk luar angkasa ke bumi."

Kalau memang kejadian selama ini yang diduga sebagai kedatangan UFO atau alien benar, ia mengatakan, istimewa sekali planet bumi ini hingga didatangi berkali-kali oleh para alien.

Lebih lanjut Moedji mengatakan, kalangan astronom memang percaya akan adanya kehidupan ekstra terestrial. Namun, sejauh ini belum bisa membuktikan keberadaannya, apalagi menyaksikannya datang ke Bumi.

"Kita sudah mencoba mencari dengan radio teleskop tetapi hingga saat ini belum bisa membuktikannya,"  ujar Moedji. Kemampuan mendeteksi kehidupan ekstra terestrial masih cukup terbatas.

Tentang fenomena crop circle di Yogyakarta, Moedji mengatakan, "Saya kira itu hanya imajinasi masyarakat saja ya." Imajinasi bisa dipengaruhi oleh film yang ditonton atau referensi lain.

"Saya kira ini hanya merupakan fenomena alam biasa atau juga buatan manusia," ujar Moedji.




Teliti Batang Padinya, Patah Tidak?


  Salah satu pola unik dalam lingkaran (crop circle) berdiameter sekitar 50 hingga 70 meter di areal persawahan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (24/1/2011). Kemunculan pola tersebut menarik perhatian warga dari berbagai daerah untuk menyaksikannya langsung. Belum diketahui secara pasti penyebab fenomena ini.

Beragam argumen muncul tentang penyebab fenomena crop circle atau lingkar taman yang terjadi di Indonesia. Salah satu argumen mencuat dan paling populer adalah bentuk-bentuk bulat di sawah itu adalah jejak UFO.

Muhammad Irfan dari Ufonesia (pengamat UFO Indonesia) mengatakan bahwa untuk mengetahui asal muasal crop circle itu, analisis sederhana bisa dilakukan. Caranya dengan melihat batang padi di crop circle.
"Kita lihat saja batang padinya, ada yang patah tidak. Kalau ada yang patah, berarti besar kemungkinan itu adalah buatan manusia," ungkapnya berdasarkan hasil sebuah penelitian yang dibacanya.

Ia melanjutkan, pendaratan UFO tidak menyebabkan patahnya batang padi. "Kalau memang UFO, batangnya tidak patah, tapi ada bagian yang terbakar seperti kena radiasi. Kita bisa lihat apakah ada jejak radiasi atau tidak," katanya.

Konon, UFO memiliki radiasi yang besar. Tanah dan pohon bisa hangus dan mengerut karena radiasi. Selain itu, area sawah atau ladang juga bisa tercemar. UFO juga menghasilkan radiasi suara yang mengganggu pendengaran.

Irfan sendiri meyakini, crop circle yang ada di Yogyakarta adalah jejak UFO. "Jika dibuat manusia, tidak mungkin jadi hanya dalam waktu satu malam atau satu dua jam," katanya.

Sumber; Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar