Rabu, 26 Januari 2011
Menguji Keaslian Batu Permata
Dalam penilaian manusia ada beberapa jenis Batu Permata yg sangat digemari, yaitu Berlian, Jambrut, Mira, Mata Kucing, dan Safir. Di samping jenis-jenis tersebut masih banyak pula yg digemari orang.
Untuk mereka yg mau membeli dgn harga tinggi disebabkan oleh beberapa hal, misalnya senang kepada warnanya, kemurniannya, modelnya, besarnya, langkanya, sternya (sinar yg bergerak-gerak di batunya), tetapi ada pula orang yg memakainya karena batunya dirasakan membawa rejeki/hoki, menyehatkan tubuhnya, menimbulkan rasa sayg dari orang lain, dan sebagainya.
Dari sekian banyak jenis batu permata yg diperjualbelikan, pasti ada saja yg mencoba mencari keuntungan tinggi dgn menjual batu permata palsu. “Terkadang sedikit sulit menbedakan batu permata asli dgn yg palsu.
Dibawah ini beberapa cara untuk membedakan batu permata asli dan palsu. Mutiara yg beredar di pasaran sangat beragam. Ada yg dijual murah, mahal, imitasi hingga asli. Mutiara asli pada umumnya, memiliki berat, sedangkan yg palsu relatif sangat ringan.
Untuk mendapatkan mutiara asli, cara yg paling mudah adalah menggigit mutiara tersebut sekuat-kuatnya. Jika tdk ada perubahan seperti terkelupas atau pecah maka dapat dipastikan mutiara tersebut asli atau agar lebih yakin lagi belilah mutiara di toko yg bisa dipercaya menjamin keasliannya.
Selain mutiara, sejak lama berbagai batu permata pun digunakan untuk menyemarakkan model anting-anting, seperti kecubung, pirus, akik dan jasper yg diikat dgn emas dan perak.
Testing batu permata dgn meneteskan air di permukaannya bukan metode baku. Tetesan air tersebut tdk akan pecah, baik pada batu permata mirah siam sintetis atau asli.
Faktor yg mempengaruhi di antaranya kekerasan batuan (kaitannya dgn porositas dan permeabilitas ), bentuk permukaan cembung atau rata dan kualitas pemolesan seperti jenis quartz family minerals serta glassy basalt yg dapat menahan tetesan air seperti halnya mirah delima.
Testing berlian bisa dilakukan dgn diamond tester tetapi tdk 100 persen benar. Testing dgn menggesek di alas berwarna belum tentu menjamin.
Warna-warna yg muncul mungkin warna spektrum yg merupakan ciri khas dari gelas atau sintetis. Testing berlian biasanya dgn metode kekerasan tapi tanpa merusak, indeks refraksi (refractometer), fluoresen, berat jenis, kilap, inklusi mineral dan lain-lainnya.
Metode ini sangat ampuh dalam membedakan batu permata asli dan sintetis atau imitasi seperti giok, opal atau kalimaya. Di samping pirus dan batu permata lainnya.
Harga mahal tdk menjamin bahwa batu permata tersebut asli, karena seUntukan batu permata belum ada standar baku untuk harganya kecuali berlian atau intan.
Sumber: www.bisnisbali.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar