Rabu, 16 Maret 2011

Partai Demokrat di belakang Bom Ulil Absor Abdala?

13002383591225180654


Seraya tersenyum saya mendengarkan pernyataan Ulil Absor Abdala sebagai sosok yang lahir dari rahim Jaringan Islam Liberal (JIL), mengenai kasus bom kemarin, sedikit banyak tentunya telah mengejutkan banyak pihak, penuh dengan interpretasi. Logika yang dibangun oleh Ulil akan kemungkinan unsur politis pada bingkisan buku yang di dalamnya terangkai sebuah bom, jika ditinjau dari dua kemungkinan antara politis dengan latar belakangnya, sangatlah terkesan dipaksakan kalau tidak dibilang penuh prasangka yang bisa saja sejatinya dirinya telah mengetahui. Hal ini mengingat sepak terjang Ulil di partai Demokrat belum begitu nampak, sedangkan Ulil memiliki ‘catatan masa lalu’ akan usaha dirinya yang akan dihilangkan nyawanya oleh beberapa kalangan yang tidak sepakat dengan pemikiran ‘liberal sederhana’nya yang disampaikan dengan ekspresi fundamentalismenya hingga ia mencari perlindungan melalui NU.

Oleh karena itu, pernyataan Ulil perihal bom yang ditujukan terhadap dirinya cenderung lebih ke arah politis, bukan faktor dari latar belakangnya yang sangat fundamentalis dalam mengusung liberalisme di Indonesia, itu bisa saja benar namun juga bisa saja salah. Karena, cukup banyak spekulasi beserta alasan-alasan salah satu ataupun keduanya sekaligus, dari dua kemungkinan yang sedang hangat di media massa itu. Akan tetapi, juga sangatlah terbuka adanya alasan lain yang melatarbelakangi bom itu. Namun demikian, tulisan singkat ini mencoba memaparkan sesuai dengan apa yang “diinginkan” oleh Ulil, bahwasanya bom yang ditujukan terhadap dirinya lebih ke arah unsur politis.

Menyoroti paket bom yang ditujukan pada Ulil yang menarik di antaranya adalah kelambatan peran Gegana dalam menyikapinya, melihat saat ini pemerintah terkesan berlebihan terhadap hal-hal yang berbau terorisme. Kemudian, setelah diketahui ternyata bom itu hanya memiliki daya ledak kecil dengan tidak bersifat spontanitas saat dibuka karena ada step-step yang “kurang rasional” sebagai upaya pengeboman, dan Ulil yang menjadi target selamat dan bisa memberikan keterangan kepada pers.

Mengambil pernyataan Ulil, akan kemungkinan unsure politis dalam peristiwa bom ini, dengan ditinjau dari serangkaian peristiwa politik di Indonesia yang banyak ditemui adanya upaya pelbagai cara demi pencitraan —semisal kasus munir, kasus Antasari yang pernah “memenjarakan” besan SBY yang kemudian diberi remisi oleh pemerintah, kasus yang masih hangat akan kematian buram beberapa saksi Susno, dan lainnya— sehingga sangatlah memungkinkan adanya para konspirator belakang layar yang berusaha memanipulasi kejadian bom Ulil. Lazimnya, sebuah konspirasi atas peristiwa politik dilakukan oleh kalangan yang sedang memiliiki power atau suatu kekuasaan. Demi citra, terkadang memang bisa menggelapkan mata seseorang, hingga mengorbankan apapun demi menjaganya atau menutupinya, termasuk walau harus mengorbankan anak buahnya apalagi hanya pendukungnya. Saya pun teringat saat tongkrong-tongkrong bersama beberapa orang kemarin sore, yang di antara mereka ada yang mengajukan pertanyaan, “Apakah tidak mungkin, jika partai Demokrat ada di belakang bom Ulil Absor Abdala ini?

Dengan demikian memang menjadi menarik bom Ulil dilirik melalui teori konspirasi (conspiracy theory), dan tentunya menjadi pertaruhan bagi pihak kepolisian. Heemmm, siapa ya, kira-kira yang paling diuntungkan dengan kasus bom ini dengan pernyataan Ulil sebagai anggota partai Demokrat?

Sebagai rasa haru sekaligus wujud belasungkawa kita bersama dari kasus bom buku ini, baik dari latar belakang ataupun sekaligus akibatnya, marilah kita bersama-sama berdoa untuk Kompol Dodi yang tangannya terluka saat menunaikan tugasnya semoga diberi kesembuhan.

Tatkala suatu wilayah terdapat kalangan yang sangat miskin, namun di dalamnya juga ada sebagian kalangan yang sangat kaya, pastilah di wilayah tersebut —baik itu tingkat RT, RW, Desa, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, atau Negara— ada KETIDAK BERESAN!

Wahyu NH. Aly
Sumber: kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar